1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kepuasan kerja menurut Stephen dan Timathy 2015 adalah sebuah perasaan positif terhadap pekerjaan yang dihasilkan. Sebuah perasaan positif
yang dimaksud adalah sebuah perasaan puas, jadi seorang pekerja yang ingin dinilai kepuasannya atas sebuah pekerjaan perlu melihatnya dari berbagai
elemen yang berbeda. Hal itu perlu dilakukan karena sebuah pekerjaan auditor tidak hanya sekedar mengacak kertas, menulis kode program,
melakukan penelusuran dokumen, atau hanya menilai materialitas tertentu. Pekerjaan seorang auditor senior dan auditor yunior juga membutuhkan
interaksi dengan rekan kerja dan atasannya, mengikuti aturan dan kebijakan organisasi serta memenuhi standar profesionalnya.
Menurut Kreitner, Robert dan Angelo Kinicki 2014: 169, orang yang puas dalam bekerja adalah mereka yang menyukai pekerjaannya atau secara
formal dapat dirumuskan bahwa kepuasan kerja merupakan sebuah tanggapan afektif atau emosional yang positif terhadap berbagai jenis pekerjaan. Definisi
ini secara tidak langsung menyatakan bahwa kepuasan kerja bukanlah sebuah konsep kesatuan. Namun, seseorang bisa merasa cukup puas dengan salah
satu aspek gaji, promosi, rekan kerja, pengawasan dan lain-lain pekerjaannya dan merasa kurang puas dengan satu atau beberapa aspek gaji,
promosi, rekan kerja, pengawasan dan lain-lain lainnya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Menurut Kreitner, Robert dan Angelo Kinicki 2014: 169 sebuah survei terbaru mengenai kepuasan kerja yang dilakukan oleh Cornell
University terhadap kelompok-kelompok generasi tradisionalis, angkatan tua menunjukkan bahwa kepuasan kerja disebabkan oleh banyak faktor, seperti
gaji, promosi, rekan kerja, pengawasan dan lain-lain. Riset Cornell University juga menunjukkan bahwa tingkat kepuasan sangat beragam, bergantung pada
aspek gaji, promosi, rekan kerja, pengawasan dan lain-lain apa dari kepuasan kerja yang dibicarakan.
Kepuasan kerja tidak dapat terjadi pada semua orang dalam semua situasi. Oleh karena itu, untuk mencapai tingkat kepuasaan kerja yang
maksimal dibutuhkan sebuah komitmen yang kuat dari setiap pekerja baik yang senior maupun yunior auditor. Komitmen merupakan sebuah kekuatan
yang dapat mengikat seseorang untuk bekerja secara profesional. Misalnya, seorang bisa berkomitmen pada pekerjaan, keluarga, keyakinan, organisasi
dan berbagai asosiasi profesional. Komitmen organisasi mencerminkan tingkatan di mana seseorang
mengenali sebuah organisasi dan terikat pada tujuan-tujuannya serta keinginannya untuk mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi
tersebut. Itu berarti, cerminan komitmen organisasi auditor senior dan auditor yunior pada Kantor Akuntan Publik di Yogyakarta dapat dilihat ketika
mereka terikat dengan tujuan-tujuan organisasi dan mempertahankan keanggotaan pada organisasi tersebut.
3
Menurut Meyer dan Allen dalam Robert Angelo 2014, komitmen organisasi terdiri atas tiga komponen terpisah yang saling berhubungan, yaitu
komitmen afektif, komitmen normatif, dan komitmen berkelanjutan. Komitmen afektif berarti emosi pegawai melekat pada identitas pegawai dan
keterlibatan pegawai dalam perusahaan. Pegawai yang memiliki komitmen afektif yang kuat akan terus bekerja untuk perusahaan karena mereka
menginginkannya. Komitmen normatif menunjukkan rasa tanggung jawab untuk terus bekerja. Pegawai yang memiliki komitmen normatif yang tinggi
merasa bahwa harus tetap berada di perusahaan. Sementara komitmen berkelanjutan adalah kesadaran akan kerugian karena meninggalkan
perusahaan. Pegawai yang hubungannya dengan perusahaan didasarkan pada komitmen berkelanjutan tetap bekerja karena mereka harus bekerja.
Sikap-sikap kerja auditor senior dan auditor yunior seperti yang terlihat pada komitmen organisasi tersebut di atas harus didasarkan pada
komitmen profesional yang tinggi. Artinya bahwa seorang auditor senior dan auditor yunior dalam membela organisasinya harus didasarkan pada loyalitas
profesionalnya. Komitmen profesional merupakan sebuah kepercayaan dan penerimaan terhadap tujuan-tujuan dan nilai-nilai dari profesi. Komitmen
profesional juga dapat diartikan sebagai sebuah kemauan untuk bekerja secara sungguh-sungguh demi kepentingan profesi dan sebuah keinginan untuk
menjaga keanggotaan dalam profesi tersebut. Hal ini berarti komitmen profesional dari auditor senior dan auditor yunior yang bekerja pada Kantor
Akuntan Publik di Yogyakarta hanya bisa dilihat ketika mereka percaya dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
menerima tujuan-tujuan dan nilai-nilai profesi secara sungguh-sungguh serta memepertahankan keanggotaannya pada profesi tersebut.
Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini difokuskan untuk mengetahui hubungan antara komitmen organisasi dan komitmen profesional
terhadap kepuasan kerja auditor senior dan auditor yunior pada Kantor Akuntan Publik di Yogyakarta. Untuk itu peneliti memilih judul Analisis
Komitmen Organisasi dan Komitmen Profesional Terhadap Kepuasan Kerja Auditor Eksternal Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik di Yogyakarta.
B. Rumusan Masalah