Proses Akuntansi di PD BPR Bank Sleman
Tabel 5.1 Perbandingan Penyajian Laporan Keuangan menurut SAK ETAP dan SAK BPR dengan Penyajian Laporan Keuangan PD BPR Bank Sleman. lanjutan
No. Item yang
Diperbandingkan SAK ETAP
Paragraf SAK BPR
Hasil Penelitian Ket.
4 Ekuitas
Entitas menyajikan pos, judul dan sub jumlah lainnya.
Paragraf 4.3 Pos –
pos ekuitas yang disajikan oleh BPR:
a. Modal b. Dana
setoran modal-
ekuitas c. LabaRugi
yang belum
direalisasi d. Surplus revaluasi aset tetap
e. Saldo laba Ekuitas menyajikan pos-pos:
a. Modal b. Dana
setoran modal-
ekuitas c. LabaRugi yang belum
direalisasi d. Surplus revaluasi aset
tetap e. Saldo laba
f. Cadangan umum g. Cadangan tujuan
h. Belum ditentukan
cadangannya Sesuai
Sumber: Data Olahan 2016
Tabel 5.1 Perbandingan Penyajian Laporan Keuangan menurut SAK ETAP dan SAK BPR dengan Penyajian Laporan Keuangan PD BPR Bank Sleman. lanjutan
No. Item yang
Diperbandingkan SAK ETAP
Paragraf SAK BPR
Hasil Penelitian Ket.
5 Klasifikasi Aset
dan Kewajiban Entitas harus menyajikan aset
lancar dan aset tidak lancar, kewajiban jangka pendek dan
kewajiban
jangka panjang,
sebagai suatu klasifikasi terpisah dalam neraca,
kecuali jika penyajian berdasarkan likuiditas
memberikan informasi
yang andal dan lebih relevan.
Paragraf 4.5 SAK BPR menyajikan aset
lancer dan aset tidak lancer, kewajiban jangka pendek dan
jangka panjang sebagai suatu klasifikasi yang tidak terpisah
dalam neraca, akan tetapi penyajian
berdasarkan likuiditas
memberikan informasi yang andal dan
relevan. Entitas menyajikan aset dan
kewajiban sebagai
suatu klasifikasi
tidak terpisah
dalam neraca,
namun penyajian
berdasarkan likuiditas dapat memberikan
informasi yang andal dan relevan.
Sesuai meskipun aset dan kewajiban
tidak diklasifikas- ikan secara
terpisah.
Sumber: Data Olahan 2016
Tabel 5.1 Perbandingan Laporan Keuangan menurut SAK ETAP dan SAK BPR dengan Penyajian Laporan Keuangan PD BPR Bank Sleman. lanjutan
No. Item yang
Diperbandingkan SAK ETAP
Paragraf SAK BPR
Hasil Penelitian Ket.
6 Informasi
yang disajikan di neraca
atau catatan atas laporan keuangan
Entitas menyajikan di neraca atau
catatan atas
laporan keuangan, subklasifikasi atas
pos yang disajikan: a. Kelompok aset tetap
b. Kewajiban imbalan kerja dan kewajiban diestimasi lainnya
c. Kelompok ekuitas, seperti modal
disetor, tambahan
modal disetor, agio saham, dan saldo laba
Paragraf 4.12 SAK BPR menyajikan di
neraca subklasifikasi atas pos yang disajikan:
d. Kelompok Aset tetap dan inventaris
e. Kewajiban imbalan kerja, kewajiban
segera, dan
kewajiban lain-lain
f.
Kelompok ekuitas, seperti modal disetor, tambahan
modal disetor, dan saldo laba
.
Entitas menyajikan
subklasifikasi atas pos yang disajikan, yaitu
a. Aset tetap b. Kewajiban imbalan kerja
dan kewajiban diestimasi lainnya seperti kewajiban
segera dan
kewajiban lain.
c. Kelompok ekuitas
diantaranya modal
disetor, tambahan modal disetor, saldo laba.
Sesuai
Sumber: Data Olahan 2016
Tabel 5.1 Perbandingan Laporan Keuangan menurut SAK ETAP dan SAK BPR dengan Penyajian Laporan Keuangan PD BPR Bank Sleman. lanjutan
No. Item yang
Diperbandingkan SAK ETAP
Paragraf SAK BPR
Hasil Penelitian Ket.
B. Laporan Laba Rugi 1
Informasi yang disajikan
Laporan laba rugi minimal menyajikan pos-pos berikut:
a. Pendapatan b. Beban keuangan
c. Bagian laba atau rugi dari
investasi yang
menggunakan metode
ekuitas d. Beban pajak
e. Laba atau rugi neto Paragraf 5.3
Pos – pos dalam laporan laba rugi BPR:
f. Pendapatan operasional g. Beban operasional
h. Pendapatan non-
operasional i. Beban non-operasional
j.
Beban pajak penghasilan Laporan
Laba Rugi
menyajikan pos-pos: a. Pendapatan dan Beban
Operasional b. Pendapatan dan Beban
Non-Operasional c. Taksiran
Pajak Penghasilan
d. Laba Rugi Neto Sesuai meskipun
terdapat perbedaan nama akun yaitu
beban keuangan menjadi beban
operasional dan beban non-
operasional serta beban pajak
menjadi taksiran pajak penghasilan.
Sumber: Data Olahan 2016
Tabel 5.1 Perbandingan Laporan Keuangan menurut SAK ETAP dan SAK BPR dengan Penyajian Laporan Keuangan PD BPR Bank Sleman. lanjutan
No. Item yang
Diperbandingkan SAK ETAP
Paragraf SAK BPR
Hasil Penelitian Ket.
Infromasi yang disajikan
Entitas harus menyajikan pos, judul dan sub jumlah lainnya
pada laporan laba rugi jika penyajian tersebut relevan untuk
memahami kinerja keuangan entitas.
Paragraf 5.4 SAK BPR menyajikan pos,
judul, dan sub judul lainnya pada laporan laba rugi seperti,
pos pendapatan bunga dengan sub judul bunga kontraktual,
provisi dan biaya transaksi. Entitas menyajikan pos, judul
dan sub
judul lainnya,
seperti: a. Pos Pendapatan bunga,
terdiri dari: 1 Bunga kontraktual
2 Provisi 3 Biaya transaksi
b. Beban penyisihan
kerugianpenyusutan, terdiri dari:
1 Beban penyisihan
kerugian tabungandeposito
2 Beban penyisihan
kerugian kredit 3 Beban
kerugian restrukturisasi kredit
4 Beban penyusutan Sesuai
Sumber: Data Olahan 2016
Tabel 5.1 Perbandingan Laporan Keuangan menurut SAK ETAP dan SAK BPR dengan Penyajian Laporan Keuangan PD BPR Bank Sleman. lanjutan
No. Item yang
Diperbandingkan SAK ETAP
Paragraf SAK BPR
Hasil Penelitian Ket.
Infromasi yang disajikan
Entitas harus menyajikan pos, judul dan sub jumlah lainnya
pada laporan laba rugi jika penyajian tersebut relevan untuk
memahami kinerja keuangan entitas.
Paragraf 5.4 SAK BPR menyajikan pos,
judul, dan sub judul lainnya pada laporan laba rugi seperti,
pos pendapatan bunga dengan sub judul bunga kontraktual,
provisi dan biaya transaksi. c. Pendapatan dan Beban
Non-Operasional, terdiri dari:
1 Pendapatan
non-operasional 2 Beban
non-operasional Sesuai
C. Laporan Perubahan Ekuitas 1
Informasi yang disajikan
Entitas menyajikan
laporan perubahan
ekuitas yang
menunjukkan: a. Laba atau rugi untuk periode
b. Pendapatan dan beban yang disajikan langsung dalam
ekuitas Paragraf 6.3
SAK BPR menyajikan laporan perubahan
ekuitas yang
menunjukkan: c. Laba
atau rugi
untuk periode pelaporan
d. Pendapatan dan
beban yang disajikan langsung
dalam ekuitas Laporan ekuitas menyajikan
laba atau
rugi dan
pendapatan dan
beban disajikan langsung dalam
ekuitas, seperti Penambahan Modal Saham, Pembagian
laba Pemerintah Kabupaten, Dana
Kesejahteraan, dan
Pembagian Jasa Produksi. Sesuai
Sumber: Data Olahan 2016
Tabel 5.1 Perbandingan Laporan Keuangan menurut SAK ETAP dan SAK BPR dengan Penyajian Laporan Keuangan PD BPR Bank Sleman. lanjutan
No. Item yang
Diperbandingkan SAK ETAP
Paragraf SAK BPR
Hasil Penelitian Ket.
D. Laporan Arus Kas 1
Penyajian laporan arus kas
Entitas menyajikan laporan arus kas yang melaporkan arus kas
untuk suatu
periode dan
mengklasifikasikan menurut
aktivitas operasi,
aktivitas investasi,
dan aktivitas
pendanaan. Paragraf 7.3
SAK BPR menyajikan laporan arus kas yang menunjukkan
penerimaan dan pengeluaran kas selama periode tertentu
yang dikelompokkan dalam aktivitas
operasi, aktivitas
investasi, dan
aktivitas pendanaan.
Entitas menyajikan laporan arus kas menurut aktivitas
operasi, aktivitas investasi, dan
aktivitas pendanaan
dengan mengunakan metode tidak langsung.
Sesuai
Sumber: Data Olahan 2016
Tabel 5.1 Perbandingan Laporan Keuangan menurut SAK ETAP dan SAK BPR dengan Penyajian Laporan Keuangan PD BPR Bank Sleman. lanjutan
No. Item yang
Diperbandingkan SAK ETAP
Paragraf SAK BPR
Hasil Penelitian Ket.
2 Aktivitas Operasi
Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas
penghasil utama
pendapatan entitas.
Paragraf 7.4 Arus kas dari aktivitas operasi
terutama diperoleh
dari aktivitas
penghasil utama
pendapatan BPR. Arus
kas dari
aktivitas operasi
diperoleh dari
pemberian dan pelunasan kredit,
penerimaan dan
pembayaran simpanan,
penempatan pada bank lain, menghimpun
dana dari
masyarakat, serta penerimaan dan pembayaran pinjaman
dari bank umum maupun pihak lain.
Sesuai
Sumber: Data Olahan 2016
Tabel 5.1 Perbandingan Laporan Keuangan menurut SAK ETAP dan SAK BPR dengan Penyajian Laporan Keuangan PD BPR Bank Sleman. lanjutan
No. Item yang
Diperbandingkan SAK ETAP
Paragraf SAK BPR
Hasil Penelitian Ket.
3 Aktivitas Investasi
Arus kas dari aktivitas investasi mencerminkan pengeluaran kas
sehubungan dengan sumber daya yang
bertujuan untuk
menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan.
Paragraf 7.5
Arus kas yang berasal dari aktivitas
investasi mencerimnkan
penerimaan dan
pengeluaran kas
sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk
menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan.
Arus kas
dari aktivitas
investasi mencerminkan
pengeluaran kas
dengan tujuan
memperoleh pendapatan dan arus kas
masa depan
yaitu pembelianpenjualan
aset tetap
dan inventaris,
pembelianpenjualan aset
tidak berwujud,
dan pembelianpenjualan
Sertifikat Bank Indonesia. Sesuai
Sumber: Data Olahan 2016
Tabel 5.1 Perbandingan Laporan Keuangan menurut SAK ETAP dan SAK BPR dengan Penyajian Laporan Keuangan PD BPR Bank Sleman. lanjutan
No. Item yang
Diperbandingkan SAK ETAP
Paragraf SAK BPR
Hasil Penelitian Ket.
4 Aktivitas
Pendanaan Arus kas dapat berasal dari
penerimaan kas, pembayaran kas dan pelunasan pinjaman.
Paragraf 7.6
Arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan berguna
untuk memprediksi
klaim terhadap arus kas masa depan
oleh para pemasik modal BPR. Contoh arus kas dari aktivitas
pendanaan, seperti penerimaan dari
emisi saham
baru, pembayaran atas kewajiban
sewa pembiayaan,
dan penerimaan dan pembayaran
modal pinjaman. Arus
kas dari
aktivitas pendanaan
berasal dari
penerimaanpembayaran pinjaman
subordinasi, penerimaanpembayaran
modal, dan pembagian laba Pemerintah Kabupaten.
Sesuai
Sumber: Data Olahan 2016
Tabel 5.1 Perbandingan Laporan Keuangan menurut SAK ETAP dan SAK BPR dengan Penyajian Laporan Keuangan PD BPR Bank Sleman. lanjutan
No. Item yang
Diperbandingkan SAK ETAP
Paragraf SAK BPR
Hasil Penelitian Ket.
E. Catatan Atas Laporan Keuangan 1
Struktur Secara normal urutan penyajian
catatan atas laporan keuangan: a. Ringkasan
kebijakan akuntansi
signifikan yang
diterapkan b. Informasi yang mendukung
pos-pos laporan keuangan, sesuai
dengan urutan
penyajian setiap komponen laporan keuangan
c. Pengungkapan lain Paragraf
8.4 Unsur uang disajikan dalam
catatan atas laporan keuangan BPR:
d. Gambaran umum BPR e. Ikhtisar
Kebijakan Akuntansi
f.
Penjelasan atas pos – pos laporan keuangan
Urutan penyajian catatan atas laporan keuangan PD BPR
Bank Sleman:
a. Gambaran Umum b. Ikhtisar
kebijakan akuntansi
c. Penjelasan pos – pos
neraca d. Penjelasan pos –pos laba
rugi e. Lampiran
Sesuai meskipun ringkasan kebijakan
akuntansi diganti menjadi Ikhtisar
kebijakan akuntansi, dan
informasi yang mendukung pos –
pos laporan keuangan
dijelaskan dalam penejelasan pos
neraca dan laba rugi serta
pengkungkapan lain disajikan
dalam lampiran.
Sumber: Data Olahan 2016
Tabel 5.1 Perbandingan Laporan Keuangan menurut SAK ETAP dan SAK BPR dengan Penyajian Laporan Keuangan PD BPR Bank Sleman. lanjutan
No. Item yang
Diperbandingkan SAK ETAP
Paragraf SAK ETAP
Hasil Penelitian Ket.
2 Pengungkapan
kebijakan akuntansi Dalam
ringkasan kebijakan
akuntansi yang signifikan harus diungkapkan:
a. Dasar
pengukuran yang
digunakan dalam penyusunan laporan keuangan
b. Kebijakan akuntansi lain yang digunakan yang relevan untuk
memahami laporan keuangan Paragraf
8.5 Dalam
bagian Ikhtisar
Kebijakan Akuntansi disajikan dasar
pengukuran laporan
keuangan yaitu berdasarkan biaya
historis dan
dasar penyusunan
menggunakan dasar
akrual. Kebijakan
akuntansi tidak terbatas seperti konsep
dasar pengukuran,
kredit yang diberikan, kas dan setara
kas, dan
lain sebagainya.
PD BPR
Bank Sleman
mengungkapkan dasar
pengukuran yang digunakan dalam penyusunan laporan
keuangan adalah
biaya historis dan disusun dengan
dasar akrual serta kebijakan akuntansi
lainnya seperti
transaksi laporan keuangan dalam mata uang asing dan
pajak penghasilan. Sesuai
Sumber: Data Olahan 2016
D. Analisis dari Perbandingan Laporan Keuangan PD BPR Bank Sleman dengan Laporan Keuangan menurut SAK ETAP.
1. Neraca Secara umum penyajian laporan keuangan pada komponen neraca
sudah sesuai dengan peraturan SAK ETAP. Neraca PD BPR Bank Sleman menyajikan aset, kewajiban, dan ekuitas. Hal ini sudah sesuai dengan aturan
dalam SAK ETAP yang menyajikan aset, kewajiban, dan ekuitas pada suatu tanggal tertentu yaitu bulan Desember yang diakui sebagai akhir periode
pelaporan. Berikut merupakan penjelasan komponen dari neraca:
a. Aset Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh entitas SAK ETAP 2013: 5 paragraf 2.12.
Aset diakui dalam neraca karena manfaat ekonominya di masa depan mengalir ke entitas dan aset tersebut mempunyai nilai atau biaya yang
dapat dikukur dengan andal. Entitas belum sesuai yaitu PD BPR Bank Sleman tidak
mengklasifikasikan secara terpisah antara aset dan kewajiban menjadi aset lancar dan aset tidak lancar, serta kewajiban jangka panjang dan
kewajiban jangka pendek. Namun penyajian berdasarkan likuiditas dapat memberikan informasi yang andal dan relevan. Hal ini sudah sesuai
dengan SAK ETAP paragraf 4.5 dalam klasifikasi aset dan kewajiban PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bahwa penyajian berdasarkan likuiditas diperbolehkan jika memberikan infromasi yang andal dan relevan.
1 Kas Kas adalah mata uang kertas dan logam rupiah yang masih
berlaku sebagai alat pembayaran yang sah. Dalam pengertian kas termasuk kas besar dan kas kecil. Dalam perlakuan akuntansi oleh
entitas dalam hal ini yaitu PD BPR Bank Sleman, pengakuan dan pengukuran transaksi kas diakui sebesar nilai nominal. Penyajian kas
disajikan dalam pos tersendiri dan hal yang diungkapkan yaitu rincian jumlah kas. Dasar pengaturan entitas yaitu aset karena berkaitan
langsung dengan pengukuran posisi keuangan. Hal ini sudah sesuai dengan SAK ETAP 2013:5 paragraf 2.12a.
2 Kas dalam valuta asing Kas dalam valuta asing adalah mata uang kertas asing, uang
logam asing dan travelers cheque yang masih berlaku yang dimiliki BPR dalam kegiatan penukaran sebagai pedagang valuta asing. BPR
dapat memiliki kas dalam valuta asing hanya dalam rangka melakukan kegiatan usaha sebagai pedagang valuta asing yang telah mendapat
persetujuan dari Bank Indonesia. Dalam perlakuan akuntansi entitas, pengakuan dan pengukuran mata uang asing diakui sebesar kurs
transaksi yang berlaku pada tanggal perolehan. Penyajian kas dalam valuta asing disajikan dalam pos sendiri. Hal yang diungkapkan yaitu
mata uang yang disajikan dalam laporan keuangan. Hal ini sudah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sesuai dengan SAK ETAP Bab 26 tentang transaksi dalam mata uang asing.
3 Sertifikat Bank Indonesia Sertifikat Bank Indonesia SBI adalah surat berharga sebagai
pengakuan utang berjangka waktu pendek dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia. SBI diklasifikasikan menjadi
dimiliki hingga jatuh tempo dan tersedia untuk dijual. Investasi pada SBI disajikan berdasarkan tingkat likuiditasnya. SBI yang dimiliki
hingga jatuh tempo disajikan sebesar nilai nominal dikurangi diskonto dan ditambah biaya transaksi yang belum diamortisasi. Sedangkan
SBI yang tersedia untuk dijual disajikan sebesar nilai wajarnya. Hal ini sudah sesuai dengan SAK ETAP Bab 10 tentang Investasi Pada
Efek Tertentu. 4 Pendapatan bunga yang akan diterima
Pendapatan bunga yang akan diterima entitas berasal dari pendapatan bunga dari kredit dengan kualitas lancar yang telah diakui
sebagai pendapatan tetapi belum diterima pembayarannya accrual basis. Hal ini sudah sesuai dengan SAK ETAP 2013: 5 paragraf
2.12 dan 2013: 81 paragraf 20.27 a di mana bunga harus diakui secara akrual.
5 Penempatan pada bank lain Penempatan pada bank lain adalah penempatantagihan atau
simpanan milik BPR pada bank lain dengan maksud untuk menunjang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kelancaran aktivitas operasional, dalam rangka memperoleh penghasilan, dan sebagai secondary reserve. Penempatan pada bank
lain terdiri dari giro pada bank umum, tabungan pada bank lain, deposito pada bank lain dan sertifikat deposito pada bank umum. Giro
merupakan simpanan BPR pada bank umum yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, kartu
ATM kartu debit, sarana perintah pembayaran lain atau dengan cara pemindahbukuan. Tabungan merupakan simpanan BPR pada bank
umum dan BPR lain yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati tetapi tidak dapat ditarik
dengan cek, bilyet giro. Deposito merupakan simpanan BPR pada bank umum dan BPR lain yang penarikannya hanya dilakukan pada
waktu tertentu menurut perjanjian antara BPR dan bank yang bersangkutan. Sertifikat deposito merupakan simpanan BPR pada
bank umum dalam bentuk deposito yang sertifikat bukti penyimpanannya dapat dipindahtangankan. Penyisihan kerugian
sebagai pos pengurang dari tabungan dan deposito yang dibuat untuk menutupi kemungkinan kerugian atas tabungan dan kerugian atas
deposito. Hal ini sudah sesuai dengn SAK ETAP 2013:5 paragraf 2.12 dimana penempatan pada bank lain dapat memberikan manfaat
ekonomi masa depan yaitu kelancaran aktivitas operasional. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6 Kredit yang diberikan Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara BPR dan pihak lain yang mewajibkan pihak
peminjam debitur untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.
Kredit disajikan di neraca sebesar pokok kreditbaki debet dikurangi provisi serta ditambah biaya transaksi yang belum
diamortisasi. Penyisihan kerugian berasal dari penyisihan yang dibentuk untuk menutup kemungkinan kerugian yang timbul
sehubungan dengan penanaman dana ke dalam kredit. Saldo penyisihan kerugian kredit disajikan sebagai pos pengurang dari
kredit. Hal ini sudah sesuai dengan SAK ETAP 2013: 8 paragraf 2.34 karena memberikan manfaat ekonomi di masa depan dan
mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal. 7 Agunan yang diambil alih
Agunan yang diambil alih adalah aset yang diperoleh BPR, baik melalui pelanggan maupun di luar pelanggan berdasarkan penyerahan
secara sukarela oleh pemilik agunan atau berdasarkan kuasa untuk menjual di luar lelang dari pemilik agunan. Agunan yang diambil alih
disajikan secara terpisah dari aset lainnya sebesar nilai tercatat atau nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, mana yang lebih rendah.
Hal ini sudah sesuai dengan SAK ETAP paragraf 3.10. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8 Aset tetap dan inventaris Aset tetap dan inventaris adalah aset berwujud yang dimiliki
untuk digunakan dalam penyediaan jasa atau untuk tujuan administratif dan diharapkan akan digunakan lebih dari satu periode.
Pada saat pengakuan awal, aset tetap harus diukur sebesar biaya perolehan SAK ETAP bab 15.
Biaya perolehan dinyatakan dalam aset tetap dan inventaris melalui pertukaran dan penyusutan untuk setiap periode diakui
sebagai beban untuk periode yang bersangkutan. Aset tetap dan inventaris disajikan berdasarkan nilai perolehan dikurangi akumulasi
penyusutan dan rugi penurunan nilai. Aset tetap dan inventaris disusutkan secara sistematis selama umur manfaatnya. Penyusutan
dimulai ketika suatu aset tersedia untuk digunakan dan penyusutan dihentikan ketika aset tetap dan inventaris dihentikan pengakuannya.
Hal ini sudah sesuai dengan SAK ETAP bab 15 tentang Aset Tetap. 9 Aset tidak berwujud
Aset tidak berwujud adalah aset non-moneter yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik. Aset tidak berwujud
dapat diperoleh secara eksternal melalui perolehan secara terpisah dan pertukaran aset, atau dihasilkan secara internal. Aset tidak berwujud
diakui sebesar biaya perolehan. Aset tidak berwujud diamortisasi secara sistematis selama umur manfaatya dan penurunan nilai aset
tidak berwujud diakui sebagai kerugian periode terjadinya. Aset tidak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berwujud disajikan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi amortisasi dan rugi penurunan nilai. Hal ini sudah sesuai dengan SAK
ETAP bab 16 karena entitas memperoleh manfaat ekonomi masa depan dari aset tersebut.
10 Aset lain – lain
Aset lain – lain adalah pos – pos aset yang tidak dapat secara layak digolongkan dalam kelompok pos aset yang ada dan tidak secara
material untuk disajikan tersendiri. Aset lain – lain diakui pada saat terjadinya sebesar biaya perolehan. Hal ini sudah sesuai dengan SAK
ETAP karena memiliki manfaat di masa mendatang dan biaya dapat dihitung secara andal.
b. Kewajiban Kewajiban adalah utang masa kini BPR yang timbul dari peristiwa
masa lalu dan penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya milik BPR dan mengandung manfaat ekonomi. Entitas
sudah menerapkan pos – pos kewajiban yang umum yang harus dimiliki oleh BPR sesuai dengan ketentuan SAK ETAP. Akan tetapi entitas tidak
mengklasifikasikan kewajiban menjadi kewajiban jangka pendek dan jangka panjang namun disajikan berdasarkan waktu jatuh tempo. Hal ini
sudah sesuai dengan peraturan dalam SAK ETAP karena kewajiban dapat disajikan berdasarkan waktu jatuh tempo atau likuiditasnya.
1 Kewajiban segera Kewajiban segera adalah kewajiban yang telah jatuh tempo dan
atau yang segera dapat ditagih oleh pemiliknya dan harus segera dibayar. Kewajiban segera berasal dari aktivitas pendukung kegiatan
operasional BPR baik terhadap masyarakat maupun terhadap bank lain. Kewajiban segera disajikan sebesar jumlah yang harus
diselesaikan. Hal ini sudah sesuai dengan SAK ETAP Paragraf 2.35. 2 Utang bunga
Utang bunga merupakan pos yang dimaksudkan untuk menampung kewajiban BPR yang timbul dari pengakuan biaya bunga
dari aktivitas yang terkait dengan fungsi BPR. Utang bunga timbul dari transaksi lainnya, seperti sewa pembiayaan, pinjaman yang
diterima, pinjaman subordinasi, modal pinjaman dan lain – lain. Utang bunga diakui sebesar jumlah bunga kontraktual, baik untuk akrual
bunga maupun yang telah jatuh tempo. Utang bunga disajikan sebesar jumlah yang harus diselesaikan.
3 Utang pajak Utang pajak adalah kewajiban pajak penghasilan badan yang
terutang atas penghasilan BPR. Utang pajak merupakan selisih kurang atas kewajiban pajak penghasilan BPR setelah memperhitungkan
angsuran pajak atau pajak dibayar dimuka. Utang pajak diakui sebesar jumlah yang harus disetorkan ke kas Negara dan disajikan sebesar
jumlah yang harus diselesaikan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4 Simpanan Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat
kepada BPR berdasarkan perjanjian penyimpanan dana. Bentuk simpanan berupa tabungan, deposito, dan bentuk lain yang
dipersamakan dengan itu. Tabungan adalah simpanan pihak ketiga pada BPR yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat
tertentu yang telah disepakati, akan tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.
Deposito adalah simpanan pihak ketiga pada BPR yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara
penyimpan dengan BPR yang bersangkutan. Transaksi tabungan diakui sebesar nominal penyetoran atau
penarikan yang dilakukan oleh penabung dan saldo tabungan disajikan sebesar jumlah kewajiban BPR kepada pemilik tabungan, sedangkan
transaksi deposito diakui sebesar nilai nominal yang tercantum dalam bilyet deposito dan deposito disajikan sebesar jumlah nominal atau
sebesar kewajiban BPR yang diperjanjikan. Dalam kegiatan pengumpulan dana masyarakat, BPR menjual produk simpanannya
kepada nasabah berupa tabungan dan deposito atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu dan jumlah yang harus diselesaikan
dapat diukur dengan andal sehingga simpanan mempunyai manfaat ekonomi. Hal ini sudah sesuai dengan SAK ETAP 2013: 8 paragraf
2.35 terkait dengan pengakuan kewajiban. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5 Simpanan dari Bank Lain Simpanan dari bank lain adalah kewajiban BPR kepada bank lain,
dalam bentuk tabungan dan deposito. Transaksi tabungan diakui sebesar nominal penyetoran atau penarikan yang dilakukan oleh bank
lain, sedangkan transaksi deposito diakui sebesar nilai nominal yang tercantum dalam bilyet deposito. Hal ini memiliki manfaat bagi entitas
dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur secara andal, ini berarti sudah sesuai dengan SAK ETAP 2013: 8 paragraph 2.35
dalam hal pengakuan kewajiban. 6 Pinjaman diterima
Pinjaman diterima adalah dana yang diterima dari bank umum dan BPR lain, Bank Indonesia atau pihak lain dengan kewajiban
pembayaran kembali sesuai dengan persyaratan perjanjian pinjaman. Pinjaman diterima diakui sebesar nilai pokok pinjaman ditambah
biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung pada perolehan pinjaman dikurangi diskonto dan disajikan sebesar saldo
pinjaman yang belum dilunasi pada tanggal laporan serta biaya transaksi dan diskonto yang belum diamortisasi.
7 Dana setoran modal – kewajiban Dana setoran modal – kewajiban adalah dana yang telah disetor
secara riil ke rekening BPR di bank umum. Dana setoran modal yang diterima diakui sebagai dana setoran modal – kewajiban dan disajikan
dalam pos tersendiri sebesar jumlah yang harus diselesaikan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8 Kewajiban imbalan kerja Kewajiban imbalan kerja adalah kewajiban yang timbul dari
imbalan kerja. Imbalan kerja adalah seluruh bentuk imbalan yang diberikan BPR atas jasa yang diberikan oleh pekerja. Kewajiban
imbalan kerja terdiri dari jangka pendek dan jangka panjang lainnya. Kewajiban imbalan jangka pendek adalah kewajiban imbalan kerja
yang jatuh tempo seluruhnya dalam waktu 12 dua belas bulan setelah akhir periode pekerja memberikan jasanya, sedangkan
kewajiban jangka panjang lainnya adalah kewajiban imbalan kerja yang tidak seluruhnya jatuh tempo dalam waktu 12 dua belas bulan
setelah pekerja memberikan jasanya. Kewajiban imbalan kerja diakui pada saat pegawai sudah
memberikan jasanya kepada BPR dalam suatu periode tertentu. Kewajiban imbalan kerja jangka pendek disajikan dalam pos
kewajiban segera sebesar jumlah yang terutang dan tidak didiskontokan, sedangkan kewajiban imbalan kerja jangka panjang
disajikan dalam pos tersendiri sebesar jumlah yang didiskontokan. Hal ini sudah sesuai dengan SAK ETAP Bab 23 tentang Imbalan Kerja.
9 Pinjaman Subordinasi Pinjaman subordinasi adalah pinjaman yang memenuhi syarat
adanya pinjaman tertulis antar BPR dan pemberi pinjaman, ada persetujuan terlebih dahulu dari Bank Indonesia, tidak dijamin oleh
BPR yang bersangkutan dan telah disetor penuh, minimum berjangka PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
waktu 5 lima tahun, dan lain sebagainya. Pinjaman subordinasi disajikan di neraca sebesar saldo pinjaman yang belum dilunasi pada
tanggal laporan dikurangi dengan biaya transaksi yang belum diamortisasi. Bunga yang telah jatuh tempo namun belum dibayar atas
pinjaman subordinasi disajikan dalam pos utang bunga. Hal ini sudah sesuai dengan SAK ETAP paragraf 2.35.
10 Modal Pinjaman Modal pinjaman adalah pinjaman yang didukung oleh instrument
yang memiliki ciri – cirri, seperti tidak dijamin oleh BPR yang bersangkutan dan telah dibayar penuh, tidak dapat dilunasi atau ditarik
atas inisiatif pemilik, tanpa persetujuan Bank Indonesia. Modal pinjaman disajikan di neraca sebesar saldo pinjaman yang belum
dilunasi pada tanggal laporan. 11 Kewajiban lain – lain
Kewajiban lain – lain merupakan pos yang dimaksudkan untuk menampung kewajiban BPR yang tidak dapat digolongkan ke dalam
salah satu pos kewajiban yang ada. Termasuk dalam kewajiban lain – lain antara lain dana yang diterima BPR dari pihak ketiga bukan bank
dalam rangka penerusan kredit tetapi belum disalurkan kepada nasabah. Kewajiban lain – lain diakui sebesar jumlah yang harus
diselesaikan dan disajikan secara gabungan, kecuali nilainya material maka wajib disajikan tersendiri dalam neraca.
c. Ekuitas Ekuitas adalah hak residual atas aset BPR setelah dikurangi semua
kewajiban. 1 Modal
Modal terdiri dari modal disetor, tambahan modal disetor, dan modal sumbangan. Modal disetor adalah modal yang telah efektif
diterima bank sebesar nilai nominal saham. Modal disetor diakui pada saat penerimaan setoran modal baik berupa dana kas maupun aset
non-kas. Tambahan modal disetor, yaitu selisih lebih setoran modal yang
diterima oleh bank sebagai akibat harga saham yang melebihi nilai nominalnya. Tambahan modal disetor diakui pada saat penerimaan
setoran modal dari pihak ketiga baik berupa dana kas maupun aset non-kas.
Modal sumbangan, yaitu sumbangan yang berasal dari pemilik BPR dalam bentuk dana atau aset lainnya termasuk pengembalian
saham pemilik. Modal sumbangan diakui pada saat diterimanya sumbangan berupa kas atau aset non-kas dari pemilik. Penyajian
modal dalam neraca dilakukan sesuai dengan ketentuan pada anggaran dasar BPR dan peraturan yang berlaku serta menggambarkan
hubungan keuangan yang ada. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2 Dana setoran modal – ekuitas Dana setoran modal – ekuitas adalah dana yang telah disetor
secara riil ke rekening BPR di bank umum dan diblokir untuk tujuan penambahan modal dan dinyatakan telah memenuhi ketentuan
permodalan yang berlaku. Dana setoran modal – ekuitas merupakan dana setoran modal yang sebelumnya disajikan dalam komponen
kewajiban dalam dana setoran modal – kewajiban dan disajikan dalam pos tersendiri setelah pos modal. Hal ini sudah sesuai dengan SAK
ETAP 2013: 71 paragraph 19.2 bahwa entitas memberikan laporan mengenai ekuitas sedmikian rupa sehingga memberikan informasi
mengenai sumbernya secara jelas. 3 LabaRugi yang belum direalisasi
LabaRugi yang belum direalisasi adalah selisih wajar surat berharga dalam kategori tersedia untuk dijual pada tanggal neraca
dengan nilai tercatat. Dasar pengaturan labarugi yang belum direalisasi yaitu SAK ETAP Bab 10 tentang Investasi Pada Efek
Tertentu. LabaRugi yang belum direalisasi dari surat berharga dalam kategori tersedia untuk dijual diakui pada tanggal pelaporan. Selisih
nilai wajar dengan nilain tercatat labarugi yang belum direalisasi diakui langsung dalam ekuitas dan disajikan sebagai pos terpisah
dalam ekuitas. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4 Surplus revaluasi aset tetap Surplus revaluasi aset tetap adalah selisih antara nilai revaluasi
dengan nilai tercatat aset tetap dan inventaris sebelum dilakukan revaluasi. BPR dalam melakukan penilaian kembali aset tetap dan
inventarisnya, maka selisih antara nilai revaluasi dengan nilai tercatat sebelum dilakukan revaluasi dicatat pada pos surplus revaluasi aset
tetap. Surplus revaluasi aset tetap dicatat sebagai pos tersendiri dalam ekuitas.
5 Saldo laba Saldo laba adalah akumulasi hasil usaha periodik setelah
memperhitungkan pembagian dividen, koreksi laba rugi periode lalu, dan reklasifikasi surplus revaluasi aset tetap. Pos saldo laba sudah
dinyatakan secara terpisah dari pos modal. Saldo laba dikelompokkan menjadi:
a Cadangan umum, yaitu cadangan yang dibentuk dari laba neto setelah pajak yang dimaksudkan untuk memperkuat modal.
b Cadangan tujuan, yaitu cadangan yang dibentuk dari laba neto setelah pajak yang tujuan penggunaannya telah ditetapkan.
c Saldo laba yang belum ditentukan tujuannya, terdiri dari laba rugi periode lalu yang belum ditetapkan penggunaannya dan laba rugi
periode berjalan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi adalah laporan yang menunjukkan seluruh
penghasilan dan beban BPR dalam suatu periode. Penghasilan terdiri dari pendapatan operasional dan pendapatan non-operasional, sedangkan beban
terdiri dari beban operasional dan beban non-operasional. Laporan laba rugi entitas mencakup minimal pos – pos yaitu
pendapatan, beban penyisihan kerugian, penyusutan, bagian keuangan, bagian labarugi operasional, dan beban pajak dan labarugi neto. Entitas
sudah sesuai dengan SAK ETAP karena semua pos pendapatan dan beban sudah diakui dalam laporan laba rugi.
a. Pendapatan Operasional Pendapatan Operasional adalah semua pendapatan yang berasal dari
kegiatan utama BPR. Pendapatan Operasional pada laporan entitas terdiri dari Pendapatan bunga dan Pendapatan operasional lainnya. Pendapatan
bunga adalah pendapatan yang diperoleh dari penanaman dana BPR pada aset produktif, dimana pendapatan bunga termasuk provisi dikurangi
biaya – biaya yang terkait langsung dalam penyaluran kredit yang ditanggung oleh BPR. PD BPR Bank Sleman dalam pencatatan pada
laporan laba rugi, pendapatan bunga berasal dari penjumlahan bunga kontraktual, provisi, dan biaya transaksi. Dari hasil penjumlahan tersebut
selanjutnya diselisihkan dengan beban bunga dan menghasilkan pendapatan bunga neto. Jumlah Pendapatan Operasional berasal dari
hasil penjumlahan pendapatan bunga neto dengan pendapatan operasional lainnya. Pendapatan operasional lainnya.
Pendapatan provisi adalah biaya yang harus dibayar debitur pada saat kredit disetujui dan biasanya dinyatakan dalam persentase. Biaya
Transaksi adalah semua biaya tambahan yang terkait secara langsung dengan pemberian kredit yang ditanggung oleh BPR. Pendapatan
operasional lainnya adalah berbagai pendapatan yang timbul dari aktivitas yang mendukung kegiatan operasional BPR. Entitas mengakui
pendapatan bunga secara akrual, hal ini sudah sesuai dengan SAK ETAP 2013: 81 paragraf 20.27 a bahwa bunga harus diakui secara akrual.
Pendapatan bunga dari penenmpatan pada bank lain, Sertifikat Bank Indonesia, dan amortiasi pendapatan yang ditangguhkan disajikan
sebagai bagian dari bunga kontraktual. Pendapatan operasional lainnya diakui pada saat memenuhi persyaratan sebesar jumlah yang menjadi hak
BPR. Pendapatan operasional lainnya disajikan secara terpisah dalam laporan laba rugi.
b. Beban Operasional Beban Operasional adalah semua beban yang dikeluarkan atas
kegiatan yang lazim sebagai usaha BPR. Beban operasional disajikan sebagai pos terpisah dalam laporan laba rugi. Beban Operasional dirinci
sebagai berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1 Beban bunga Beban bunga adalah beban yang dibayarkan kepada nasabah atau
pihak lain yang berkaitan dengan kegiatan penghimpunan dana dan penerimaan pinjaman. Beban bunga timbul dari kegiatan pendanaan
berupa kegiatan penghimpunan dana dan penerimaan pinjaman dan disajikan ecara terpisah dari pendapatan bunga untuk memberikan
pemahaman yang lebih baik mengenai komposisi dan alasan perubahan nilai neto bunga.
2 Beban penyisihan kerugian Beban penyisihan kerugian entitas terdiri dari beban penyisihan
kerugian tabungandeposito, beban penyisihan kerugian kredit, beban kerugian restrukturisasi kredit, dan beban penyusutan.
3 Beban pemasaran Beban pemasaran, terdiri dari pemberian hadiah yang tidak dapat
diatribusikan, promosi, dan biaya transaksi atas kredit yang tidak disetujui.
4 Beban administrasi dan umum Beban administrasi dan umum adalah berbagai beban yang timbul
untuk mendukung kegiatan operasional BPR. Beban administrasi dan umum terdiri atas beban tenaga kerja gaji, upah, honorarium, dan
imbalan kerja,
beban pendidikan,
beban sewa,
penyusutanpenghapusan atas aset tetap dan inventaris serta amortisasi PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
atas aset tidak berwujud, premi asuransi, biaya barangjasa, pajak – pajak tidak termasuk pajak penghasilan.
Beban diakui karena adanya penurunan manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan penurunan aset atau peningkatan
kewajiban yang telah terjadi dan dapat dikuru secara andal, hal ini sudah sesuai dengan pengakuan beban dalam SAK ETAP 2013: 8
paragraf 2.37. c. Pendapatan Non-Operasional
Pendapatan Non-Operasional adalah semua pendapatan yang berasal dari kegiatan yang bukan merupakan kegiatan utama BPR. Termasuk
dalam pos ini adalah keuntungan yang diperoleh dari penilaian kas dalam valuta asing, serta penjualan aset tetap dan inventaris, dan agunan yang
diambil alih. Pendapatan Non-Operasional diakui sebesar jumlah yang menjadi hak BPR dan disajikan sebagai pos terpisah dalam laporan laba
rugi. Pendapatan Non-Operasional memberikan manfaat ekonomi, hal ini sudah sesuai dengan SAK ETAP dalam hal pengakuan beban paragraf
2.37. d. Beban Non-Operasional
Beban Non-Operasional adalah semua beban yang berasal dari kegiatan yang bukan merupakan kegiatan utama BPR. Beban Non-
Operasional adalah kerugian yang timbul sebagai akibat penilaian kembali kas dalam valuta asing, dijualhilangnya aset tetap dan inventaris
milik BPR, dan dendasanksi karena suatu pelanggaran. Beban Non- PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Operasional diakui pada saat terjadinya sebesar jumlah yang harus diselesaikan dan disajikan sebagai pos terpisah dalam laporan laba rugi.
Beban Non-Operasional disajikan sebagai pengurang dari Pendapatan Non-Operasional. Beban Non-Operasional mengurangi manfaat ekonomi
selama suatu periode pelaporan, hal ini sudah sesuai dengan SAK ETAP 2013: 6 paragraf 2.20 b.
e. Beban Pajak Penghasilan Beban Pajak Penghasilan adalah jumlah agregat beban pajak kini
yang diperhitungkan dalam perhitungan laba atau rugi pada satu periode. Dalam laporan PD BPR Bank Sleman, pos diberi nama taksiran pajak
penghasilan dan sebagai pos tersendiri dalam laporan laba rugi. Taksiran pajak penghasilan diakui pada saat terjaidnya sebesar jumlah yang harus
diselesaikan. Taksiran pajak penghasilan disajikan sebagai pos pengurang laba rugi sebelum pajak penghasilan yang mengasilkan laba
rugi neto. Entitas sudah mengakui kewajiban atas pajak penghasilan periode berjalan, hal ini sesuai dengan SAK ETAP 2013: 99 paragraf
24.3. 3. Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan Perubahan Ekuitas adalah laporan yang menunjukkan perubahan nekuitas BPR yang menggambarkan peningkatan atau penurunan
aset neto atau kekayaan BPR selama periode pelaporan. Entitas menyajikan laporan perubahan ekuitas yang menunjukkan laba atau rugi untuk periode
pelaporan serta pendapatan dan beban yang diakui langsung dalam ekuitas. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Komponen ekuitas pada laporan entitas terdapat perbedaan kebijakan akuntansinya, namun tidak menjadi suatu permasalahan karena dalam SAK
ETAP Bab 9 tentang kebijakan dan estimasi akuntansi dan kesalahan memberikan panduan kepada entitas untuk memilih dan menerapkan
kebijakan akuntansi yang digunakan dalam menyusun laporan keuangan yang menghasilan informasi relevan bagi pemakai dan andal dengan
menyajikan laporan keuangan secara jujur. Kebijakan akuntansi adalah prinsip dasar, konvensi, aturan, dan praktik tertentu yang diterapkan oleh
suatu entitas dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangannya. Laporan perubahan ekuitas BPR antara lain meliputi: penambahan modal
saham, pembagian laba pemerintah kabupaten, dana kesejahteraan, pembagian jasa produksi, Coorporate Social Responsibility CSR, dan
saldo laba laba ditahan. Hal ini sudah sesuai dengan ketentuan SAK ETAP Bab 6 dalam hal laporan perubahan ekuitas. Dalam penyajian laporan
keuangan PD BPR Bank Sleman tidak disajikan Surplus Revaluasi Aset Tetap, karena disajikan dalam laporan laba rugi. Seharusnya Surplus
Revaluasi Aset Tetap menurut SAK ETAP dan SAK BPR disajikan dalam laporan perubahan ekuitas.
4. Laporan Arus Kas Laporan arus kas adalah laporan yang menunjukkan penerimaan dan
pengeluaran kas BPR selama periode tertentu yang dikelompokkan dalam aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Entitas sudah
mengelompokkannya menjadi tiga arus kas yaitu arus kas dari aktivitas PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
operasi, arus kas dari aktivitas investasi, dan arus kas dari aktivitas pendanaan. Entitas melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan
menggunakan metode tidak langsung. Dalam metode ini laba atau rugi neto disesuaikan dengan mengoreksi dampak dari transaksi non kas, dan unsure
penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan. Hal ini sesuai dengan SAK ETAP 2013: 24 paragraf 7.7.
Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan BPR dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan pendanaan.
Arus kas yang berasal dari aktivitas operasi adalah pemberian dan pelunasan kredit, penerimaan dan pembayaran simpanan, penempatan dan penarikan
deposito pada bank lain, dan penerimaan dan pembayaran pinjaman yang diterima dari bank umum, BPR dan pihak lain.
Aktivitas Investasi adalah perolehan dan pelepasan aset jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas. Aktivitas
Investasi terdiri
dari pembelian
aset tetap
dan inventaris,
penjualanpengurangan aset tetap dan inventaris, pembelianpenjualan aset tidak berwujud, dan pembelianpenjualan Sertifikat Bank Indonesia.
Aktivitas Pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman BPR. Arus kas yang
berasal dari aktivitas pendanaan diantaranya penerimaanpembayaran pinjaman subordinasi, penerimaan.pembayaran modal, pembagian laba
pemerintah kabupaten, pembayaran dan kesejahteraan, pembayaran jasa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
produksi, dan Coorporate Social Responsibility CSR. Hal ini sudah sesuai dengan SAK ETAP Bab 7 dalam hal laporan arus kas.
5. Catatan Atas Laporan Keuangan Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian tak terpisahkan dari
laporan keuangan BPR. Catatan atas laporan keuangan memuat penjelasan mengenai gambaran umum BPR, ikhtisar kebijakan akuntansi, penjelasan
pos – pos laporan keuangan dan informasi penting lainnya. Urutan penyajian catatan atas laporan keuangan PD BPR Bank
Sleman yaitu gambaran umum, kebijakan akuntansi, penjelasan pos – pos neraca, penjelasan pos – pos laba rugi, dan lampiran. Dalam catatan atas
laporan keuangan terdapat pernyataan bahwa laporan keuangan disusun secara penuh sesuai dengan SAK ETAP, yang dimaksudkan agar laporan
keuangan menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja dan arus kas sehingga tujuan laporan keuangan tersebut dapat tercapai. Pernyataan
tersebut menjelaskan bahwa BPR telah menyusun laporan keuangan dengan menerapkan aturan sesuai dengan SAK ETAP.