43
kepentingan bersumber dari lingkungan sosial dan bukan hanya semata-mata dari pasar sesuai dengan teori atau model klasik.
Dengan konsekuensi bahwa perusahaan harus berpartisipasi aktif dalam menyelesaikan penyakit sosial yang berada dilingkungannya.
Perusahaan harus memperluas tujuan yang harus dicapainya yaitu yang mencakup kesejahteraan sosial secara umum. Sebenarnya banyak lagi
hal-hal yang dapat dikemukakan sesuai dengan keadaan, baik yang dialami masyarakat maupun potensi yang dimiliki perusahaan. Yang
paling penting adalah bahwa kegiatan ini menyangkut keterlibatan perusahaan dalam kegiatan sosial.
2.2.5. Penerapan Akuntansi Sosial
2.2.5.1. Tujuan Akuntansi Sosial
Adapun tujuan akuntansi sosial menurut Hendriksen 1989: 18 adalah untuk memberikan informasi yang memungkinkan pengaruh kegiatan
perusahaan terhadap masyarakat dapat di evaluasi. Suadi 1998 dalam Kholis 2002: 30 menguraikan tiga tujuan dari akuntansi sosial sebagai
berikut : 1.
Mengidentifikasikan dan mengukur kontribusi Social neto periodic suatu perusahaan yang meliputi bukan hanya manfaat dan biaya sosial
yang diinterlisasikan ke perusahaan, namun juga timbul dari eksternalitas yang mempengaruhi segmen-segmen sosial yang berbeda.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
44
2. Membantu menentukan apakah strategi dan praktek perusahaan yang
secara langsung mempengaruhi relatifitas sumber daya dan status individu, masyarakat dan segmen-segmen sosial adalah konsisten
dengan prioritas sosial yang diberikan secara luas kepada satu pihak dan aspirasi individu pada pihak lain.
3. Memberikan dengan cara yang optimal kepada semua kelompok sosial,
informasi yang releva tentang tujuan, kebijakan, program, strategi dan kontribusi suatu perusahaan terhadap tujuan-tujuan sosial perusahaan.
Berdasarkan tujuan akuntansi sosial yang diuraikan diatas, dapat dipahami bahwa akuntansi sosial berperan dan menjalankan fungsinya
sebagai bahasa bisnis yang mengakomodasi masalah-masalah sosial yang dihadapi perusahaan, sehingga pos-pos biaya sosial yang dikeluarkan
kepada masyarakat dapat menunjang operasional dan pencapaian tujuan jangka panjang perusahaan.
2.2.5.2. Pengukuran Dalam Akuntansi Sosial
Akuntansi sosial, merupakan pengukuran hal yang sangat rumit, karena kita harus mengukur dampak positif Sosial Cost dan negatif Social
negative yang ditimbulkan oleh kegiatan perusahaan. Biasanya dampak positif dan negatif ini belum dapat dihitung karena memang transaksinya
bersifat uncomplete cycles, non reciprocal dan belum mempengaruhi posisi keuangan perusahaan, dalam mengukur kerugian, semua sumber dan objek
kerugian, semua sumber dan obyek kerugian dihitung. Kerugian tersebut
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
45
dapat berupa kerugian finansial, seperti kerugian produksi akibat kerusakan lingkungan atau kerugian amenity seperti penderitaan jiwa yang dialami
masyarakat, individu dan keluarga Purnaningtyas, 2003: 268. Menurut Belkaoui 1999 dalam Purnaningtyas 2003: 268 yang
diukur dalam akuntansi sosial adalah dampak sosial dari perusahaan yang meliputi:
1. Biaya sosial, yaitu biaya-biaya yang dikeluaarkan oleh perusahaan yang
digunakan untuk aktivitas perusahaan yang menyebabkan habisnya sumber sosial.
2. Faedah sosial, yaiu aktivitas perusahaan yang menyebabkan
bertambahnya sumber sosial. Menurut Harahap 2007: 408 metode pengukuran yang akan
dilaporkan dalam Socio Economic Reporting adalah sebagai berikut : 1.
Menggunakan penelitian dengan menghitung Opportunity Cost Approach
2. Menggunakan daftar kuesioner, survey, lelang dimana mereka yang
merasa dirugikan ditanyai berapa besar jumlah yang ditimbulknnya atau berapa biaya yang harus dibayar kepada mereka sebagai kompensasi
kerugian yang dideritanya. 3.
Menggunakan hubungan antara kerugian massa dengan permintaan untuk barang perorangan dalam menghitung jumlah kerugian
masyarakat.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
46
4. Menggunakan reaksi pasar dalam menentukan harga. Misalnya, vonis
hakim akibat pengaduan masyarakat akan kerusakan lingkungan dapat juga dianggap sebagai dasar perhitungan.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengukuran dalam akuntansi sosial cenderung mengarah kepada pengukuran subyektif yang
ditimbulkan dari kegiatan perusahaan. Ansary Zulfikar 1987 dalam kholis 2002: 31 memberikan beberapa
teknik pengukuran yang dapat dipergunakan, antara lain: 1.
Penilaian pengganti, yaitu jika nilai dari sesuatu yang tidak dapat lansung ditentukan, maka dapat mengestimasikannya dengan nilai
pengganti. 2.
Teknik survey, yaitu mencakup cara-cara untuk mendapatkan informasi dari kelompok masyarakat tentang pengukuran aktivitas sosial
perusahaan. 3.
Biaya perbaikan dan pencegahan, yaitu biaya-biaya perbaikan yang dikeluarkan oleh perusahaan sehubungan dengan lingkungan sosialnya.
4. Penilaian dan independen, yaitu memberikan suatu wewenang kepada
suatu pihak luar untuk mengukur aktivitas sosial perusahaan. 5.
Putusan pengadilan, yaitu dengan suatu keputusan yang mempunyai kekuatan hukum.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
47
2.2.5.3. Pelaporan dan Pengungkapan Akuntansi sosial