FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. TEJA SEKAWAN COCOA INDUSTRIES SURABAYA.
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA
PT. TEJA SEKAWAN COCOA INDUSTRIES SURABAYA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Jurusan Akuntansi
Diajukan Oleh :
CITRA DITA ARISTANTIA 0713010116/ FE/ EA
Kepada
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
2011
(2)
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA
PT. TEJA SEKAWAN COCOA INDUSTRIES SURABAYA
SKRIPSI
Diajukan Oleh :
CITRA DITA ARISTANTIA 0713010116/ FE/ EA
Kepada
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
2011
(3)
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
PADA PT. TEJA SEKAWAN COCOA INDUSTRIES
SURABAYA
Disusun Oleh :
Citra Dita Aristantia
0713010116/ FE/ EA Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur pada tanggal 24 Februari 2011
Pembimbing : Tim Penguji :
Pembimbing Utama Ketua
Drs. Ec. Hero Priono, MSi, Ak Drs. Ec. Hero Priono, MSi, Ak Sekretaris
Dr. Sri Trisnaningsih, SE. MSi Anggota
Dra. Siti Sundari, Ec. MSi
Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, SE, MM NIP.030 202 398
(4)
i
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa atas berkat karunia dan anugerahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul : “ FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. TEJA SEKAWAN COCOA INDUSTRIES SURABAYA “.
Penyususun skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak terselesaikan tanpa adanya bantuan, bimbingan serta saran – saran dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga dan penghargaan yang setinggi – tingginya kepada yang terhormat :
1. Bapak Prof. Dr H. R. Teguh Soedarto MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, SE, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. 3. Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, MSi selaku Kaprogdi Fakultas Ekonomi
Jurusan Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “veteran” Jawa Timur.
(5)
ii
4. Ibu Rina Moestika Setyaningrum, SE.MM selaku dosen wali yang telah memberikan bimbingan selama menuntut ilmu di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
5. Bapak Drs. Ec. Hero Priono, MSi, Ak selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan petunjuk serta pemikiran dalam penyusunan skripsi ini.
6. Bapak Drs. H. M. Munir Asjhar BA selaku Manager Accounting & Admin pada PT. Teja Sekawan Cocoa Industries Surabaya yang telah memberikan kesempatan untuk penelitian di perusahaan.
7. Kepada Orang tua yang sangat saya cintai serta kakakku dan seluruh keluarga besar yang telah memberikan dukungan baik secara materiil dan spiritual.
8. Thank’s to My Lophe Ricky Eko Andrianto “Ndutz”, U’re My Soulmate, My Inspiration and My Motivation. I will love U Forever. 9. Thank’s to Gadees_Gankster, YuRiCheTha, dan teman – teman
seperjuangan, “U’re My Inspiration and My Motivation”. I never to forgeted u all in my mind and heart. I hope this friendship can we bring till end. After this, I ‘am sure I will missing u all.
Penulis merasa yakin dan menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Namun, penulis sudah berusaha dengan kemampuan yang ada guna mengurangi kesalahan tersebut, maka kritik dan saran serta pendapat dari semua pihak sangat saya harapkan guna perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini.
(6)
iii
Akhir kata, kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, semoga amal kebajikan yang telah diberikan diterima oleh Allah SWT dan mendapatkan imbalan dari-Nya, Amin.
Surabaya, Februari 2011
Penulis
(7)
iv DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
ABSTRAK ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 8
1.3. Tujuan Penelitian ... 8
1.4. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10
2.1. Penelitian Terdahulu ... 10
2.2. Landasan Teori ... 14
2.2.1. Sistem Informasi Akuntansi ... 14
2.2.1.1. Definisi Sistem Informasi Akuntansi ... 14
2.2.1.2. Peranan Sistem Informasi Akuntansi ... 15
2.2.1.3. Jenis Sistem Informasi Akuntansi ... 15
2.2.1.4 Penggunaan Komputer Dalam Sistem Informasi Akuntansi ... 18 2.2.1.5 Para Pemakai Sistem Informasi Akuntansi . 19
(8)
v
2.2.1.6 Tujuan Sistem Informasi Akuntansi ... 21
2.2.1.7 Kinerja Sistem Informasi Akuntansi ... 22
2.2.1.8 Kualitas Sistem Informasi Akuntansi ... 23
2.2.2. Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi (Y) ... 23
2.2.3. Dukungan Manajemen Puncak (X1) ... 25
2.2.3.1 Pengaruh Dukungan Manajemen Puncak (X1) Terhadap Pengembangan Sistem Informasi akuntansi (Y) ... 26
2.2.4. Keberadaan Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai (X2) ... 27
2.2.4.1. Pengaruh Keberadaan Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai (X2) Terhadap Pengembangan Sistem Informasi akuntansi (Y) ... 28
2.2.5. Partisipasi Pemakai (X3) ... 30
2.2.5.1. Pengaruh Partisipasi Pemakai (X3) Terhadap Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi (Y) ... 31
2.2.6. Kemampuan Teknik Personal Sistem (X4) ... 32
2.2.6.1 Pengaruh Kemampuan Teknik Personal Sistem (X4) Terhadap Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi (Y) ... 33 2.2.7. Pengaruh (X1), (X2), (X3), (X4) Secara Simultan
(9)
vi
Terhadap (Y) ... 34
2.2.8. Kerangka Pikir ... 35
2.2.9. Perumusan Hipotesis ... 38
BAB III METODE PENELITIAN ... 39
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 39
3.1.1. Definisi Operasional ... 39
3.1.2. Pengukuran Variabel ... 41
3.2. Teknik Penentuan Sampel ... 45
3.2.1. Objek Penelitian ... 45
3.2.2. Populasi ... 45
3.2.3. Sampel ... 45
3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 46
3.3.1. Jenis Data ... 46
3.3.2. Sumber Data ... 46
3.3.3. Pengumpulan Data ... 46
3.4. Uji Kualitas Data ... 47
3.4.1. Uji Validitas ... 47
3.4.2. Uji Reliabilitas ... 48
3.4.3. Uji Normalitas ... 48
3.5. Uji Asumsi Klasik, Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 49
3.5.1. Uji Asumsi Klasik ... 49
3.5.2. Teknik Analisis ... 52
(10)
vii
3.5.3. Uji Hipotesis ... 53
BAB IV PEMBAHASAN ... 55
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ... 55
4.1.1. Sejarah Singkat PT Teja Sekawan Cocoa Industries Surabaya ... 55
4.1.2. Visi dan Misi Perusahaan ... 57
4.1.3. Lokasi Perusahaan ... 58
4.1.4. Tata Letak Pabrik ... 59
4.1.5. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas ... 59
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 64
4.2.1. Gambaran Umum Keadaan Responden ... 64
4.2.2. Deskripsi Variabel Dukungan Manajemen Puncak (X1) ... 66
4.2.3. Deskripsi Variabel Program Pelatihan dan Pendidikan (X2) ... 67
4.2.4. Deskripsi Variabel Partisipasi Pemakai (X3) ... 68
4.2.5. Deskripsi Variabel Kemampuan Teknik Personal (X4) 69 4.2.6. Deskripsi Variabel Pengembangan sistem Informasi Akuntansi ... 70
4.3. Deskripsi Hasil Pengujian ... 72
4.3.1. Hasil Pengujian Validitas, Reliabilitas dan Normalitas 72 4.3.1.1. Hasil Pengujian Validitas ………... 72
(11)
viii
4.3.1.2. Hasil Pengujian Reliabilitas ……… 74
4.3.1.3. Hasil Pengujian Normalitas ………. 75
4.4. Uji Asumsi Klasik ... 77
4.4.1. Uji Multikolinieritas ... 77
4.4.2. Uji Heteroskedastisitas ... 78
4.5. Analisis Regresi Linier Berganda ... 79
4.7. Uji Hipotesis dan Pembahasan ... 82
4.7.1. Uji Kesesuaian Model ... 82
4.7.2. Uji t ... 83
4.7.3. Pembahasan dan Hasil Penelitian ... 85
4.7.3.1. Hipotesis 1: Dukungan Manajemen Puncak Berpengaruh Terhadap Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi ... 85
4.7.3.2. Hipotesis 2: Program Pelaatihan dan Pendidikan Berpengaruh Terhadap Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi ... 86
4.7.3.3. Hipotesis 3: Partisipasi Pemakai Berpengaruh Terhadap Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi ... 88
4.7.3.4. Hipotesis 4: Kemampuan Teknik Personal Berpengaruh Terhadap Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi ... 89
(12)
ix
4.8. Perbedaan Hasil Penelitian Dengan Penelitian Terdahulu .... 91
4.9. Keterbatasan Penelitian ... 93
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 95
5.1. Kesimpulan ... 95
5.2. Saran ... 95
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(13)
x DAFTAR TABEL
Tabel 11. Laporan Laba Rugi PT. Teja Sekawan Cocoa Industries ... 4
Tabel 2.1. Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu ... 12
Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 64
Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja ... 65
Tabel 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 66
Tabel 4.4. Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Dukungan Manajemen Puncak (X1) ... 66
Tabel 4.5. Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Program Pelatihan dan Pendidikan (X2) ... 67
Tabel 4.6. Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Partisipasi Pemakai (X4) ... 68
Tabel 4.7. Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Kemampuan Teknik Personal (X4) ... 69
Tabel 4.8. Rekapitulasi Jawaban Responden Variabel Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi ... 70
Tabel 4.9. Hasil Uji Validitas Instrumen Kuisioner Variabel Dukungan Manajemen Puncak (X1) ... 71
Tabel 4.10. Hasil Uji Validitas Variabel Program Pelatihan dan Pendidikan (X2) ... 73
Tabel 4.11. Hasil Uji Validitas Variabel Partisipasi Pemakai (X3) ... 73
Tabel 4.12. Hasil Uji Validitas Variabel Kemampuan Teknik Personal (X4) . 73 Tabel 4.13. Hasil Uji Validitas Variabel Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi (Y) ... 73
Tabel 4.14. Hasil Uji Reliabilitas ... 75
Tabel 4.15. Hasil Uji Normalitas ... 76
(14)
xi
Tabel 4.16. Hasil Multikoliniearitas ... 78
Tabel 4.17. Hasil Heteroskedastisitas ... 79
Tabel 4.18. Persamaan Regresi ... 80
Tabel 4.19. Uji Kesesuaian Model ... 83
Tabel 4.20. Hasil Uji Kesesuaian Model (Uji F) ... 83
Tabel 4.21. Hasil Analisis Parsial ... 84
Tabel 4.22. Perbedaan Penelitian Sekarang dengan Penelitian Terdahulu ... 91
(15)
xii DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Siklus Pengolahan Data dengan Manual ……… 18 Gambar 2.2. Siklus Pengolahan Data dengan Komputer ……… 19 Gambar 2.3. Kerangka Pikir……… 38 Gambar 4.1. Struktur Organisasi PT. Teja Sekawan Cocoa Industries
Surabaya... ... 60
(16)
xiii DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner.
Lampiran 2 Data Rekapitulasi Jawaban Responden
Lampiran 3.1 Data Uji Validitas Variabel Dukungan Manajemen Puncak (X1) dan Program Pelatihan dan Pendidikan (X2)
Lampiran 3.2 Data Uji Validitas Variabel Partisipasi Pemakai (X3) dan Kemampuan Teknik Personal (X4)
Lampiran 4.1 Data Uji Normalitas
Lampiran 4.2 Data Uji Multikolonieritas dan Data Uji Heteroskedastisitas Lampiran 4.3 Persamaan Regresi
Lampiran 4.4 Uji F dan Uji t
(17)
xiv
FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. TEJA SEKAWAN
COCOA INDUSTRIES SURABAYA
Citra Dita Aristantia Abstrak
Perubahan dan perkembangan yang cepat dewasa ini dapat mempengaruhi sistem informasi akuntansi. Di beberapa perusahaan manajemen keuangan merasakan bahwa informasi keuangan yang disediakan oleh sistem informasi perusahaan tidak lagi memadai untuk memenuhi semua kebutuhan perusahaan. Kesuksesan pengembangan sistem informasi sangat tergantung pada kesesuaian harapan antara sistem analisis, pemakai, sponsor dan customer. Pengembangan sistem informasi memerlukan suatu perencanaan dan implementasi yang hati – hati, untuk menghindari adanya penolakan terhadap sistem yang dikembangkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari Dukungan Manajemen Puncak, Program Pelatihan dan Pendidikan, Partisipasi Pemakai, serta Kemampuan Teknik Personal secara parsial berpengaruh terhadap Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi pada PT. Teja Sekawan Cocoa Industries Surabaya.
Variabel dalam penelitian adalah Dukungan Manajemen Puncak (X1), Program Pelatihan dan Pendidikan (X2), Partisipasi Pemakai (X3), dan Kemampuan Teknik Personal (X4) dan Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi (Y). Teknik pengukuran variabel dengan menggunakan skala semantic differential yang tersusun dalam satu garis kontinum dengan jawaban sangat positif disebelah kanan dan negatifnya disebelah kiri. Populasi dalam penelitian ini adalah manajer dan staff PT. Teja Sekawan Cocoa Industries Surabaya sebanyak 24 responden. Teknik penarikan sample yang digunakan adalah teknik simple jenuh.
Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan penelitian ini bahwa terdapat pengaruh Dukungan Manajemen Puncak (X1), Kemampuan Teknik Personal (X4) terhadap Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi(Y). Sedangkan tidak terdapat pengaruh Program Pelatihan Pendidikan (X2), Partisipasi Pemakai (X3) terhadap Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi (Y).
Keywords: Dukungan manajemen puncak, program pelatihan dan pendidikan, partisipasi pemakai, kemampuan teknik personal, pengembangan sistem informasi akuntansi.
(18)
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perubahan dan perkembangan yang cepat dewasa ini dapat mempengaruhi sistem informasi akuntansi, hal itu tampak pada kebutuhan dan persepsi manajerial dan lingkungan usaha dan teknologi informasi yang lebih relevan dan tepat waktu untuk pengambilan keputusan. Di beberapa perusahaan manajemen keuangan merasakan bahwa informasi keuangan yang disediakan oleh sistem informasi perusahaan tidak lagi memadai untuk memenuhi semua kebutuhan perusahaan. Hal ini membuktikan bahwa informasi merupakan hal yang pokok dalam suatu perusahaan sehingga dapat diibaratkan sebagai nafas kehidupan perusahaan. Suatu perusahaan yang tidak memiliki atau mendapatkan informasi akan segera mati atau berakhir. Bagian terpenting dari seluruh informasi yang dibutuhkan manajemen, khususnya manajemen perusahaan adalah informasi akuntansi (Wilkinson 1993:19).
Kesuksesan pengembangan sistem informasi sangat tergantung pada kesesuaian harapan antara sistem analisis, pemakai (user), sponsor dan customer. Pengembangan sistem informasi memerlukan suatu perencanaan dan implementasi yang hati-hati, untuk menghindari adanya penolakan terhadap sistem yang dikembangkan (resistance to change). Karena perubahan dari sistem manual ke sistem komputerisasi tidak hanya
(19)
2
menyangkut perubahan teknologi tetapi juga perubahan perilaku dan organisasional (Bodnar dan Hopwood, 1995 dalam Setianingsih 1998:93).
Untuk menghindari penolakan terhadap sistem yang dikembangkan (resistance to change), maka diperlukan partisipasi dari pemakai. Harapan dari berpartisipasinya pemakai dalam pengembangan sistem informasi adalah agar pemakai dapat memperoleh kepuasan atas sistem yang dikembangkan (Lau, 2004:24).
Sebagai akibat dari perubahan lingkungan ekstern organisasi perusahaan, sistem informasi baru yang diperlukan harus mampu menangkap permintaan - permintaan informasi baru yang diperlukan oleh manajemen dengan kriteria - kriteria tertentu yaitu: dapat dipercaya (reliable), akurat (accuracy) dan tepat waktu (timely). Oleh karena itu, apabila terdapat adanya keusangan dari sistem informasi (khusunya informasi akuntansi), maka harus segera diadakan modifikasi atau pengembangan terhadap sistem informasi tersebut. Pada prinsipnya modifikasi dan pengembangan sistem informasi secara umum dicapai melalui beberapa tahap dimulai dengan, analisis sistem, perancangan sistem, seleksi dan implementasi sistem dan diakhiri dengan pengoperasian sistem (Baridwan, 1995:5-6).
Penggunaan sistem informasi diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar dalam dunia bisnis, dalam upaya ini faktor - faktor yang mempengaruhi kinerja sistem informasi akuntansi yang digunakan juga sangat berpengaruh terhadap kualitas informasi yang dijadikan
(20)
3
sebagai dasar pengambilan keputusan oleh pihak yang membutuhkan informasi dan penentu kesuksesan perusahaan ( Lia:2010).
Informasi dalam suatu perusahaan adalah sebagai alat bantu pencapaian tujuan melalui penyedia informasi, tetapi peranan manusia dalam sistem akuntansi sangat vital, karena perencanaan, dan perancangan sistem harus memperhatikan dan melibatkan faktor manusia (Burch dan Grudnitski, 1991 dalam Setianingsih, 1998).
Dengan adanya sistem informasi akuntansi tersebut diharapkan informasi yang dihasilkan berkualitas sesuai dengan kebutuhan dari pemakai informasi, serta mampu meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi, dimana kinerja sistem informasi akuntansi dapat diukur dengan kepuasan pemakai atas pemakaian sistem informasi akuntansi (Lia:2010).
Pengembangan sistem informasi dapat dikatakan baik jika informasi yang diterima memenuhi harapan pemakai informasi oleh faktor - faktor yang meliputi Dukungan Manajemen Puncak, Kemampuan Teknik Personal Sistem Informasi, Keterlibatan Pemakai Dalam Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi, Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai, Ukuran Organisasi, Formalisasi Pengembangan Sistem Informasi, Keberadaan Dewan Pengarah Sistem Informasi, Lokasi dari Departemen Sistem Informasi (Almilia:2006).
PT. Teja Sekawan Cocoa Industries Surabaya merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri pengolahan biji mentah kakao. Dalam menjalankan kegiatannya, PT. Teja Sekawan Cocoa
(21)
4
Industries Surabaya melakukan berbagai transaksi yang sebagian besar adalah transaksi keuangan. Pengelolaan transaksi keuangan yang berguna bagi para pemakai baik pihak internal maupun pihak eksternal. Untuk menghadapi situasi tersebut, PT. Teja Sekawan Cocoa Industries Surabaya mengalami permasalahan yaitu pada kepuasan karyawan terhadap sistem yang kurang dari standar, serta hal ini disebabkan kurangnya dukungan dari manajemen puncak, dengan pemakaian sistem yang minim dan kualitas sistem informasi yang dihasilkan kurang relevan dan tepat waktu, sehingga faktor - faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam pengembangan sistem.
Dibawah ini adalah hasil kinerja dari PT. Teja Sekawan Cocoa Industries Surabaya mulai dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2009.
Tabel 1.1 : Laporan Laba (Rugi) PT. Teja Sekawan Cocoa Industries Surabaya
(Sumber data PT. Teja Sekawan Cocoa Industries Surabaya). 0
500000000 1000000000 1500000000 2000000000 2500000000 3000000000 3500000000 4000000000 4500000000
1 2 3 4 5
Series2 Series1
(22)
5
Dari data diatas dapat diketahui bahwa PT. Teja Sekawan Cocoa Industries mengalami fluktuasi laba. Berdasarkan fenomena tersebut PT. Teja Sekawan Cocoa Industries Surabaya terus melakukan evaluasi dan menyusun strategi - strategi baru guna mengendalikan aktivitas perusahaannya seperti perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan yang tepat. Penyediaan sumber informasi sangat penting bagi manajer PT. Teja Sekawan Cocoa Industries Surabaya untuk mengurangi ketidakpastian tersebut. Dalam hal ini pengembangan sistem informasi akuntansi sangat diperlukan, karena sistem informasi akuntansi (SIA) merupakan suatu komponen organisasi yang mengumpulkan, mengklasifikasikan, menganalisa dan mengkomunikasikan informasi finansial dan pengambilan keputusan yang relevan kepada pihak diluar perusahaan (kantor pajak, investor dan kreditor) dan pihak intern (manajemen) (Moscove yang dikutip oleh Baridwan, 1994:3).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Soegiharto, 2001 dalam Jen 2002 : 139) dengan responden perusahaan di Australia menemukan hubungan yang positif atas dukungan manajemen puncak dan kinerja sistem informasi akuntansi, tetapi tidak menemukan adanya hubungan yang signifikan. Sedangkan dari hasil penelitian (Choe, 1996 dalam Jen 2002 : 139) yang melakukam penelitian di Korea menemukan adanya hubungan yang positif dan signifikan hanya pada hubungan antara kepuasan pemakai dan dukungan manajemen puncak.
(23)
6
Menurut (Soegiharto, 2001 dalam Jen,2002:138) dengan responden perusahaan di Australia bahwa Kemampuan teknik personal sistem informasi tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara faktor kemampuan teknik personal sistem informasi dan kinerja sistem informasi akuntansi baik kepuasan pemakai maupun pemakaian sistem. Sedangkan penelitian yang dilakukan (Lee dan Kim, 1995 dalam Jen 2002 : 138) yang melakukan penelitian di Nebraska menemukan adanya hubungan yang signifikan antara kemampuan pemakai akhir dan pemanfaatan (utilization) dengan mengambil sampel pada perusahaan manufaktur dan pemakai akhir sistem sebagai respondennya.
Partisipasi pemakai dalam proses pengembangan sistem terdapat hubungan yang positif antara keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem informasi dalam kinerja sistem informasi akuntansi dikarenakan keterlibatan pemakai yang semakin sering akan meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi (Jen, 2002 : 145) yang respondennya adalah perusahaan manufaktur yang sahamnya diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta, sedangkan menurut (choe, 1996 dalam Jen, 2002 : 137) dengan melakukan penelitian di Korea yang menemukan adanya hubungan positif antara variabel keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem informasi dan kinerja sistem inormasi akuntansi.
Menurut Jen (2002) yang respondennya adalah perusahaan manufaktur yang sahamnya diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta,
(24)
7
program pelatihan dan pendidikan memiliki hubungan yang positif dalam proses pengembangan sistem informasi akuntansi. Sedangkan penelitian yang dilakukan (Soegiharto, 2001 dalam Jen, 2002 : 140) dengan responden perusahaan di Australia tidak menemukan adanya perbedaan yang signifikan antara perusahaan yang memiliki program pelatihan dan pendidikan dan yang tidak.
Penelitian ini dilakukan kembali (replikasi) karena permasalahan yang akan diteliti belum terjawab / belum terpecahkan oleh peneliti - peneliti terdahulu (masih terjadi konflik). Maka penelitian ini dilakukan untuk menguji kembali apakah dukungan manajemen puncak, program pelatihan dan pendidikan, partisipasi pemakai, dan kemampuan teknik personal sistem informasi berpengaruh secara parsial terhadap pengembangan sistem informasi akuntansi pada PT. Teja Sekawan Cocoa Industries Surabaya.
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan dan fenomena yang terjadi pada lingkungan perusahaan, maka hal ini menarik peneliti
untuk mengadakan penelitian dengan judul “FAKTOR - FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA PT. TEJA SEKAWAN COCOA INDUSTRIES SURABAYA”.
(25)
8
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas dapat dirumuskaan suatu masalah yang diteliti yaitu :
“Apakah Dukungan Manajemen Puncak, Program pelatihan dan Pendidikan, Partisipasi Pemakai, dan Kemampuan Teknik Personal secara parsial berpengaruh terhadap Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi pada PT. TEJA SEKAWAN COCOA INDUSTRIES SURABAYA ?”
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan merupakan suatu objek dalam usaha untuk memperoleh sesuatu yang telah ditetapkan. Adapun tujuan dari penelitian yaitu :
Untuk mengetahui pengaruh dari Dukungan Manajemen Puncak, Program Pelatihan dan Pendidikan, Partisipasi Pemakai, dan Kemampuan Teknik Personal secara parsial berpengaruh terhadap Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi pada PT. TEJA SEKAWAN COCOA INDUSTRIES SURABAYA.
1.4. Manfaat Penelitian
Peneliti berharap agar penelitian ini bermanfaat bagi beberapa pihak antara lain sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan untuk membandingkan antara teori dan praktek, sehingga dapat menambah
(26)
9
wawasan berpikir tentang kondisi perusahaan dan menjadi pengalaman yang berharga bagi penulis di masa mendatang.
2. Bagi Praktisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk lebih mengetahui faktor - faktor yang mempengaruhi sistem informasi akuntansi dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. 3. Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah perbendaharaan kepustakaan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, khususnya Fakultas Ekonomi sehingga dapat digunakan sebagai referensi bagi penelitian yang lain.
(27)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Adapun hasil - hasil penelitian terdahulu yang memiliki hubungan dengan penelitian sekarang adalah sebagai berikut :
1. Wahyu D (2008) a. Judul
“Analisis faktor - faktor yang mempengaruhi kepuasan pemakai dalam pengembangan sistem informasi akuntansi pada PT. Miwon Indonesia Gresik”.
b. Permasalahan
“Apakah dukungan manajemen puncak, partisipasi pemakai, komunikasi pemakai dan struktur organisasi berpengaruh terhadap kepuasan dalam pengembangan sistem informasi akuntansi”. c. Kesimpulan
Dukungan manajemen puncak, partisipasi pemakai, komunikasi pemakai dan struktur organisasi mempengaruhi kepuasan pemakai dalam pengembangan sistem informasi akuntansi pada PT. Miwon Indonesia Gresik.
2. Anggarawati (2009) a. Judul
(28)
11
“Analisis faktor - faktor yang mempengaruhi keefektifan pengembangan Sistem Informasi Akuntansi pada Koperasi Bina Tani Bambu Runcing di Probolinggo”.
b. Permasalahan
“Apakah komunikasi pemakai, partisipasi, kompleksitas sistem dan struktur organisasi berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap efektifitas pemakai pada Koperasi Bina Tani Bambu Runcing di Probolinggo”.
c. Kesimpulan
Komunikasi pemakai pengembang, partisipasi pemakai, kompleksitas sistem dan struktur organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keefektifan pengembangan sistem informasi akuntansi.
3. Sitaresmi (2009) a. Judul
“Analisis faktor - faktor yang mempengaruhi kepuasan pemakai dalam pengembangan sistem informasi akuntansi pada PT. Sier (Persero) ”.
b. Permasalahan
“Apakah dukungan manajemen puncak, partisipasi pemakai dan komunikasi pemakai-pengembang berpengaruh terhadap kepuasan pemakai dalam pengembangan sistem informasi akuntansi”.
c. Kesimpulan
(29)
12
Dukungan manajemen puncak, partisipasi pemakai, dan komunikasi pemakai-pengembang berpengaruh positif terhadap kepuasan pemakai dalam pengembangan sistem informasi akuntansi pada PT. Sier (Persero).
Disini ditekankan bahwa hasil penelitian terdahulu digunakan sebagai pendamping baik landasan teori maupun uji hipotesisnya. Penelitian terdahulu digunakan sebagai argumentasi yang kuat dan logis bahwa penelitian dengan permasalahan yang dimaksudkan dipandang perlu untuk dilaksanakan.
Penelitian yang dilakukan saat ini berbeda dengan penelitian terdahulu. Adapun perbedaannya antara lain : Objek, tempat dan lokasi penelitian serta waktu penelitian.
Tabel : 2.1 Persamaan dan Perbedaan Penelitian terdahulu
Nama Judul Variabel
1. M. Eko W. D Analisis faktor - faktor yang mempenga- X1= Dukungan Manaje- ruhi kepuasan pemakai dalam pengem- men Puncak
bangan sistem informasi akuntansi pada X2= Partisipasi Pemakai PT. Miwon Indonesia Gresik. X3= Komunikasi Pema-
makai
X4= Struktur Organisasi Y = Kepuasan dalam
Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi
(30)
13
2. Widda Ratna Analisis faktor - faktor yang mempenga- X1= Komunikasi Pema- ruhi keefektifan pengembangan sistem . kai
informasi akuntansi pada Koperasi Bina X2= Partisipasi Tani Bambu Runcing di Probolinggo. X3= Kompleksitas
Sistem
X4= Struktur Organisasi Y= Efefktifitas pemakai
3. Vita S Analisis faktor - faktor yang mempenga- X1= Dukungan manaje- ruhi kepuasan pemakai dalam pengem- men Puncak bagan sistem informasi akuntansi pada X2= Partisipasi Pema- PT. Sier (Persero). kai
X3= Komunikasi Pema- kai – Pengembang Y= Kepuasan Pemakai
Dalam Pengembang- an Sistem Informasi Akuntansi
4. Citra Dita A Faktor - faktor yang mempengaruhi pe- X1= Dukungan Manaje- ngembangan sistem informasi akuntansi men Puncak pada PT. Teja Sekawan Cocoa Indus- X2= Program Pelatihan tries di Surabaya. dan Pendidikan
X3= Partisipasi Pemakai X4= Kemampuan Teknik
Personal Y= Pengembangan
Sistem Informasi Akuntansi
(31)
14 2.2. Landasan Teori
2.2.1. Sistem Informasi Akuntansi
2.2.1.1. Definisi Sistem Informasi Akuntansi
Berdasarkan latar belakang masalah, dapat diketahui suatu perusahaan sangat memerlukan sistem informasi akuntansi yang efisien dan efektif dalam menyajikan informasi.
Menurut Mulyadi (2001:3), sistem informasi akuntansi (SIA) adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan.
Sedangkan definisi sistem informasi akuntansi menurut Bodnar dan Hopwood (2006:3) adalah kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan yang diatur untuk mengubah data menjadi informasi. Informasi ini dikomunikasikan kepada beragam pengambilan keputusan. SIA mewujudkan perubahan (mengubah data menjadi informasi).
Selanjutnya menurut Wilkinson (2000:12) Sistem informasi akuntansi merupakan sistem informasi formal yang mengumpulkan, memproses dan menyimpan data serta menyediakan laporan formal yang dibutuhkan.
Dari definisi yang telah diuraikan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem informasi akuntansi sangat dibutuhkan pihak manajerial dalam pengambilan keputusan yang relevan, akurat, dan tepat waktu.
(32)
15 2.2.1.2. Peranan Sistem Informasi Akuntansi
Organisasi perusahaan modern yang dilayani oleh sistem informasi akuntansi merupakan suatu badan atau lembaga yang sangat kompleks. Posisi penting dalam dunia modern menimbulkan kepentingan dalam aktivitas - aktivitasnya, diantaranya adalah golongan masyarakat yang langsung tertarik misalnya para pelanggan, levensir (supplier), pegawai, pemberi kredit atau pemberi pinjaman, pemegang saham dan berbagai instansi pemerintah yang berkepentingan dalam hal tersebut (Cushing, 1991:5).
Menurut Widjajanto (2001:14) sistem informasi akuntansi akan sangat berguna bila ditinjau dari sudut pandang para pemakai informasi akuntansi yang memanfaatkannya sebagai dasar untuk pengambilan keputusan.
2.2.1.3. Jenis Sistem Informasi Akuntansi (SIA)
Istilah sistem informasi akuntansi menganjurkan penggunaan teknologi komputer dalam organisasi untuk menyajikan informasi kepada pemakai. Sistem informasi berbasis komputer merupakan sekelompok perangkat keras dan lunak yang dirancang untuk mengubah data menjadi informasi yang bermanfaat (Bodnar dan Hopwood, 2006:6).
Terdapat berbagai macam jenis sistem informasi berbasis komputer yang dapat dikelompokkan menjadi enam, yaitu (Bodnar dan Hopwood, 2006:6-8).
(33)
16
1. Pengolahan Data Elektronik – Electronic Data Processing (EDP) Adalah pemanfaatan teknologi komputer untuk melakukan pengolahan data dan transaksi - transaksi dalam suatu organisasi. EDP adalah aplikasi akuntansi paling dasar dalam setiap organisasi.
2. SIM (Management Information System)
Menguraikan penggunaan teknologi komputer untuk menyediakan informasi bagi pengambilan keputusan para manajer. SIM menyediakan beragam informasi diluar yang berkaitan dengan pengolahan data dalam organisasi. Misalnya:
a. Sistem Informasi Pemasaran adalah SIM yang menyediakan informasi untuk digunakan oleh fungsi produksi. Kebanyakan dari informasi disediakan oleh SIA organisasi, misalnya adalah ikhtisar penjualan dan informasi biaya.
b. Sistem Informasi Produksi adalah SIM yang menyediakan informasi untuk digunakan oleh fungsi produksi. Kebanyakan dari informasi disediakan oleh SIA organisasi, misalnya adalah ikhtisar persediaan dan informasi biaya.
c. Sistem Informasi SDM adalah SIM yang menyediakan informasi untuk digunakan oleh fungsi SDM (kepegawaian). Kebanyakan dari informasi disediakan oleh SIA organisasi, misalnya adalah ikhtisar pajak upah, gaji dan informasi manfaat.
d. Sistem Informasi Keuangan SIM yang menyediakan informasi untuk digunakan oleh fungsi keuangan. Kebanyakan dari informasi
(34)
17
disediakan oleh aplikasi - aplikasi sistem informasi akuntansi organisasi, misalnya adalah ikhtisar arus kas dan informasi pembayaran.
3. Sistem Pendukung Keputusan – Decision Support System (DSS)
Dalam sistem pendukung keputusan, data diproses ke dalam format pengambilan keputusan bagi kepentingan pemakai akhir. DSS mensyaratkan pengguna model - model keputusan dan basis data khusus serta benar-benar terpisah dari sistem pengolahan data.
4. Sistem Pakar – Expert System (ES)
Sistem pakar adalah sistem informasi basis pengetahuan yang memanfaatkan pengetahuannya tentang bidang aplikasi tertentu untuk bertindak.
5. Sistem Informasi Executive – Executive Information System (EIS) Dibuat bagi kebutuhan informasi strategi manajemen tingkat puncak. EIS menyediakan akses yang mudah untuk memilih informasi yang telah diproses oleh sistem informasi organisasi manajemen puncak. 6. Sistem Informasi Akuntansi
Sebagai sistem berbasis komputer yang dirancang untuk mengubah data akuntansi menjadi informasi, tetapi istilah SIA lebih luas dari itu guna mencakup siklus - siklus pemrosesan transaksi, pengguna teknologi informasi dan pengembangan sistem.
(35)
18
2.2.1.4. Penggunaan Komputer Dalam Sistem Informasi Akuntansi
Informasi merupakan hasil dari olah data, maka sistem informasi akuntansi merupakan pemrosesan data yang berupa transaksi di dalam suatu sistem. Untuk mengolah data supaya menjadi informasi yang berguna dapat dilakukan dengan cara manual atau dengan bantuan komputer (Baridwan, 1995:127).
Digunakannya komputer sebagai alat bantu memproses atau mengelola data tidak mengubah hakikat sistem informasi akuntansi, tetapi prosedur dan cara pengolahan datanya menjadi berbeda dibanding dengan sistem manual. Penggunaan komputer akan lebih kompleks dan memerlukan pengetahuan yang khusus tentang komputer (Baridwan, 1995:128).
Untuk lebih jelasnya, berikut ini merupakan gambar perbedaan siklus pengolahan data dengan cara manual dan dengan cara komputer. Gambar 2.1 : Siklus Pengolahan Data dengan Manual
Sumber : Baridwan, Zaki, 1995, Bunga Rampai SIA, edisi pertama, BPFE, Yogyakarta, hal 128.
Buku Pembantu
Laporan Keuangan Buku
Besar Jurnal
Bukti Transaksi
(36)
19
Gambar 2.2 : Siklus Pengolahan Data dengan Komputer
Sumber : Baridwan, Zaki, 1995, Bunga Rampai SIA, edisi pertama BPFE, Yogyakarta, hal 128.
2.2.1.5. Para Pemakai Sistem informasi Akuntansi
Menurut Simamora (2002:8-14) pihak - pihak yang membutuhkan informasi akuntansi terdiri atas beberapa kalangan. Para pemakai laporan keuangan dapat dibagi dalam dua golongan yaitu, para pemakai internal dan para pemakai eksternal.
1. Pemakai Internal
Para manajer dan staf internal dari berbagai entitas bisnis. Manajer - manajer perusahaan memakai informasi akuntansi untuk menetapkan sasaran - sasaran bagi organisasinya, untuk mengevaluasi kemajuan terhadap sasaran - sasaran tersebut dan mengambil tindakan korektif
File Transaksi
Laporan Keuangan dan laporan Lain,
yaitu Laporan Keuagan Fiskal Buku
Besar Jurnal Bukti
Transaksi
(37)
20
manakala dibutuhkan yang disediakan oleh sistem akuntansi, untuk membuat keputusan - keputusan atas operasi internal perusahaan. 2. Pemakai Eksternal
a. Pemilik Perusahaan, para pemakai (owners) telah menanamkan dana mereka yang berharga ke dalam sebuah organisasi bisnis. Mereka membutuhkan informasi mengenai profitabilitas investasi. Orang - orang ini menghendaki wawasan tentang pendapatan di masa lalu, kemungkinan pertumbuhan pada waktu yang akan datang dan prospek arus kas.
b. Karyawan, para karyawan berkepentingan dengan penilaian posisi finansial perusahaan, guna menunjukkan suatu indikasi keselamatan pekerjaan mereka. Selain itu, kalangan karyawan juga berminat pada informasi yang memungkinkan mereka menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, tunjangan pensiun dan kesempatan kerja.
c. Investor, investor memasok dana yang dibutuhkan untuk memulai kegiatan usaha. Untuk memutuskan permodalan suatu perusahaan, pemodal - pemodal potensial mengevaluasi besarnya pendapatan yang diperkirakan dapat diraup dari investasi mereka.
d. Kreditor, kreditor adalah pihak yang menyediakan barang - barang, jasa - jasa, dan sumber - sumber daya keuangan bagi perusahaan baik dengan mengucurkan kredit usaha maupun memberikan pinjaman. Golongan kreditor para pemasok, bank, dan lembaga
(38)
21
keuangan lainnya. Kreditor berminat untuk mengetahui kewajiban - kewajibannya secara tepat waktu dan terjadwal.
e. Badan Pemerintah, pemerintah membutuhkan informasi dalam upayanya mengatur kegiatan - kegiatan perusahaan dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya. Pemerintah pusat maupun daerah menarik pajak dari perusahaan. Besarnya pajak terutang yang harus dibayar tentunya ditetapkan berdasarkan angka yang tertera dalam laporan keuangan.
f. Organisasi Nirlaba, organisasi nirlaba seperti yayasan pendidikan, rumah sakit, panti asuhan, memakai informasi akuntansi untuk merencanakan dan megelola aktivitas - aktivitasnya. Mereka perlu menyusun anggaran, menggaji pegawai - pegawainya, membeli peralatan, yang semuanya itu membutuhkan informasi akuntansi. g. Masyarakat, masyarakat umum sering bergantung pada informasi
keuangan yang dirangkum dalam laporan - laporan keuangan untuk mengevaluasi tindakan - tindakan perusahaan besar di Indonesia. Masyarakat banyak memakai informasi finansial dalam menilai keberadaan ekonomi perusahaan - perusahaan di tengah masyarakat.
(39)
22 2.2.1.6. Tujuan Sistem Informasi Akuntansi
Menurut Wilkinson (1988:7) sistem informasi dalam dunia bisnis dan pemerintahan mempunyai tiga tujuan, meliputi :
1. Menyajikan informasi guna mendukung operasi harian.
2. menyajikan informasi guna mendukung pengambilan keputusan. 3. Menyajikan informasi yang berkenaan dengan kepengurusan
Dua tujuan utama menyangkut kepentingan pemakai internal dan eksternal, sedangkan yang ketiga hanya untuk pihak eksternal, hampir semua informasi yang diperlukan oleh dua tujuan terakhir merupakan data transaksi yang diolah, sementara untuk tujuan pertama hanya sebagian.
2.2.1.7. Kinerja Sistem Informasi Akuntansi
Keberhasilan kinerja sistem informasi akuntansi dapat dilihat dengan cara bagaimana sistem tersebut dapat memproses informasi dengan baik. Kinerja sebuah sistem informasi dapat diukur dari dua persepsi yaitu kepuasan pemakai atas pemakaian sistem informasi akuntansi dan pemakaian sistem itu sendiri (Soegiharto, 2001 dalam Jen 2002:136).
2.2.1.8. Kualitas Sistem Informasi Akuntansi
Karakteristik kualitas infomasi menurut Jogiyanto (2000:30) meliputi :
(40)
23
a. akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan - kesalahan dan tidak atau menyesatkan.
b. Tepat pada waktunya, berarti informasi diterima oleh pemakai informasi tidak boleh terlambat.
c. Relevan, berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya.
Bahwa kualitas suatu informasi ditentukan oleh keakuratan, tepat waktu dan relevan. Keakuratan suatu informasi berhubungan dengan pengukuran terhadap ketepatan (kebenaran) informasi tersebut yang mencerminkan realitasnya. Informasi yang tepat waktu, apabila informasi tersebut aktual atau mutakhir. Informasi yang relevan, apabila infomasi tersebut tersedia sesuai dengan kebutuhan dalam pengambilan keputusan.
2.2.2. Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi (Y)
Perkembangan bisnis yang terjadi saat ini sangatlah pesat perubahannya, khususnya dalam perkembangan teknologi informasi. Sistem akuntansi organisasi juga harus mengikuti perubahan - perubahan sistem yang sedang digunakan jika tidak memadai lagi.
Menurut Widjajanto (2001:523-526) terdapat beberapa tahap pengembangan sistem informasi antara lain:
1. Perencanaan Sistem, dilaksanakan dalam suatu kerangka rencana induk sistem yang mengkoordinasikan proyek - proyek pengembangan sistem ke dalam rencana strategis perusahaan. Sasaran - sasaran
(41)
24
strategis yang baik di bidang pemasaran, produksi, pengembangan produk baru, atau pembukaan bisnis baru, semua harus didukung oleh sistem informasi yang handal.
2. Analisis Sistem, untuk menguji sistem informasi yang ada dengan lingkungannya dengan tujuan untuk memperoleh petunjuk mengenai berbagai kemungkinan perbaikan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan itu sendiri.
3. Desain Sistem, menerjemahkan saran - saran yang dihasilkan dari analisis sistem ke dalam bentuk yang dapat diimplementasikan. Tim ini akan mengkaji hasil kerja tim terdahulu, menguji ulang saran yang diusulkan, dan merumuskan sistem baru dengan lebih rinci.
4. Implementasi sistem, proses pengujian program komputer (proses pengujian persetujuan) dan proses konversi, dimana semua data yang disimpan dalam file sistem lama harus dipindahkan ke file dengan format sesuai sistem baru.
5. Operasionalisasi Sistem, dilakukan pemeliharaan dengan tujuan untuk memperbaiki kelemahan - kelemahan yang ditemukan dalam desain sistem dan untuk melakukan perubahan - perubahan kecil dalam sistem karena adanya perubahan lingkungan yang baru terjadi.
2.2.3. Dukungan Manajemen Puncak (X1)
Menurut Supriono (1986:46) mengemukakan manajemen puncak suatu perusahaan adalah para eksekutif pada puncak organisasi perusahaan
(42)
25
yang bertanggungjawab atas kelangsungan hidup dalam kesuksesan perusahaan.
Menurut Glueck dan Jauch (1991:68) mengemukakan bahwa manajemen puncak suatu perusahaan adalah eksekutif yang ada di puncak perusahaan dan bertanggungjawab untuk kelangsungan hidup dan keberhasilan perusahaan.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa dukungan manajemen puncak menurut peneliti adalah dukungan atau dorongan yang dilakukan eksekutif yang berada dipuncak perusahaan dan yang bertanggungjawab untuk kelangsungan hidup dan keberhasilan perusahaan.
Dukungan manajemen puncak yang memadai dalam proses pengembangan dan pengoperasian sistem informasi dalam perusahaan akan meningkatkan keinginan pemakai untuk menggunakan sistem informasi yang ada dan merasa puas dalam menggunakan sistem tersebut (Jen, 2002 : 139).
Oleh karena itu, partisipasi pemakai dalam pengembangan sistem akan meningkat dengan adanya dukungan dari manajemen puncak sehingga dengan adanya partisipasi pemakai, kepuasan pengembangan sistem yang dikembangkan akan lebih besar.
2.2.3.1. Pengaruh Dukungan Manajemen Puncak (X1) Terhadap Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi (Y)
(43)
26
Manajemen puncak memegang peranan penting dalam setiap tahap siklus pengembangan sistem yang meliputi perencanaan, perancangan, implementasi dan tanggung jawab atas kelangsungan hidup dan kesuksesan perusahaan (Setianingsih dan Indriantoro, 1998:196).
Dukungan manajemen puncak yang memadai dalam proses pengembangan sistem informasi, perencanaan dan pengoperasian sistem informasi dalam suatu perusahaan akan dapat meningkatkan keinginan pemakai untuk menggunakan sistem informasi yang ada (Jen, 2002 : 139).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Soegiharto, 2001 dalam Jen 2002 : 139) menemukan hubungan yang positif atas dukungan manajemen puncak dan kinerja sistem informasi akuntansi, tetapi tidak menemukan adanya hubungan yang signifikan. Sedangkan dari hasil penelitian (Choe, 1996 dalam Jen 2002 : 139) yang menemukan adanya hubungan yang positif dan signifikan hanya pada hubungan antara kepuasan pemakai dan dukungan manajemen puncak.
Teori di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa para pemimpin yang memperhitungkan dan membantu pengikutnya mempunyai pengaruh yang positif terhadap sikap, kepuasan dan pelaksanaan kerja. Bentuk bantuan yang diberikan oleh pemimpin dapat berupa dukungan pimpinan kepada bawahan.
(44)
27
2.2.4. Keberadaan Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai (X2)
Sebagai proses latihan, departemen personalia dan para manajer harus menilai kebutuhan, tujuan - tujuan atau sasaran program, isi dan prinsip - prinsip belajar. Uraian langkah - langkah yang seharusnya diikuti sebelum kegiatan dimulai. Seperti yang ditunjukkan pada orang yang bertanggungjawab atas program pelatihan harus mengidentifikasi kebutuhan - kebutuhan karyawan dan organisasi agar dapat menentukan sasaran yang ingin dicapai. Meskipun proses belajar ditangani oleh para instruktur dalam departemen personalia, langkah - langkah pendahuluan ini harus dilakukan untuk mengembangkan suatu program yang efektif (Martoyo, 2000:63-64).
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pada prinsipnya pelatihan bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan keahlian seseorang agar lebih mampu melaksanakan tugas - tugas baru atau untuk mengembangkan pelaksanaan tugas - tugas yang telah ada. Tugas - tugas baru yang dimaksud, tidak hanya terbatas pada jenis tugasnya, tetapi juga bisa mencakup peralatan atau mesin baru.
Dengan adanya pelatihan, maka seorang karyawan akan lebih mudah melaksanakan tugasnya. Adanya pelatihan menjamin tersedianya tenaga kerja yang mempunyai keahlian dan orang yang terdidik dan terlebih akan dapat menggunakan pikirannya secara kritis untuk memperbaiki kekurangan - kekurangannya dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Manfaat dari pelatihan adalah meningkatkan baik dari
(45)
28
produktivitas, baik kuantitas / jumlah maupun kualitas / mutu. Tenaga kerja yang telah mengikuti program pelatihan diharapkan akan mempunyai tingkah laku yang baru sedemikian rupa produktivitasnya baik dari segi jumlah maupun mutu dapat ditingkatkan (Handoko, 2000:103-104).
2.2.4.1. Pengaruh Keberadaan Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai (X2) Terhadap Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi (Y)
Perusahaan yang memperkenalkan sebuah program pelatihan dan pendidikan pemakai dan perusahaan yang tidak memperkenalkannya tidak terdapat perbedaan yang signifikan (Soegiharto, 2001 dalam Jen 2002 : 140).
Sebuah program pelatihan maupun pendidikan yang diadakan untuk memberikan atau meningkatkan kemampuan dan pemahaman pemakai terhadap sistem informasi akuntansi yang digunakan akan membuat pemakai tersebut menjadi lebih puas dan akan menggunakan sistem yang telah dikuasainya dengan baik (Jen,2002:140).
Sedangkan menurut Handoko (2000:104) latihan adalah untuk memperbaiki penguasaan berbagai ketrampilan dan pelaksanaan kerja tertentu, terinci dan rutin.
Pendidikan adalah suatu proses pengembangan sumber daya manusia (Martoyo, 2000:63).
(46)
29
Menurut Handoko (2000:117) dalam bukunya manajemen personalia dan sumber daya manusia, lebih lanjut memberikan batasan tentang manfaat nyata dapat diperoleh dengan adanya program pelatihan dan pendidikan yang dilaksanakan oleh organisasi / perusahaan terhadap karyawan, yaitu sebagai berikut: meningkatkan rasa puas karyawan, pengurangan pemborosan, mengurangi ketidakhadiran dan turn over karyawan, memperbaiki metode dan sistem kerja, menaikkan tingkat penghasilan, mengurangi biaya biaya lembur, mengurangi keluhan -keluhan karyawan, mengurangi kecelakaan kerja, memperbaiki komunikasi, meningkatkan pengetahuan karyawan. Memperbaiki moral karyawan, menimbulkan kerja sama yang lebih baik.
Menurut Jen (2002), program pelatihan dan pendidikan memiliki hubungan yang positif dalam proses pengembangan sistem informasi akuntansi. Sedangkan penelitian yang dilakukan (Soegiharto, 2001 dalam Jen, 2002 : 140) tidak menemukan adanya perbedaan yang signifikan antara perusahaan yang memiliki program pelatihan dan pendidikan dan yang tidak.
Teori di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan dan pelatihan yang dilakukan dapat meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi.
(47)
30 2.2.5. Partisipasi Pemakai (X3)
Pentingnya partisipasi pemakai dalam pengembangan telah diakui secara luas dalam literatur. Partisipasi digunakan untuk menunjukkan intervensi personal yang nyata dari pemakai dalam pengembangan sistem informasi, mulai dari tahap perencanaan, pengembangan sampai tahap implementasi sistem informasi (Setianingsih, 1998 : 195).
Partisipasi pemakai adalah keterlibatan mental dan emosional orang - orang dalam situasi kelompok yang mendorong mereka untuk memberikan kontribusi kepada tujuan kelompok dan berbagai tanggung jawab pencapaian tujuan itu (Davis, 1996:179).
Menurut Davis (1996:179) ada tiga gagasan penting dalam partisipasi kerja, antara lain:
1. Keterlibatan mental dan emosional, berpartisipasi berarti keterlibatan mental dan emosional para pegawai daripada hanya berupa aktivitas fisik.
2. Motivasi kontribusi, bahwa partisipasi memotivasi orang - orang untuk memberikan kontribusi, mereka diberi kesempatan untuk menyalurkan sumber inisiatif dan kreativitasnya guna mencapai tujuan organisasi. 3. Penerimaan tanggung jawab, partisipasi berarti mendorong orang
-orang untuk menerima tanggung jawab dalam aktivitas kelompok. Partisipasi membantu mereka menjadi pegawai yang bertanggung jawab daripada hanya sekedar pelaksana yang tidak bertanggung jawab.
(48)
31
2.2.5.1. Pengaruh Partisipasi Pemakai (X3) Terhadap Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi (Y)
Partisipasi pemakai merupakan perilaku, pekerjaan dan aktivitas yang dilakukan oleh pemakai selama proses pengembangan sistem informasi. Partisipasi digunakan untuk menunjukkan campur tangan personal yang nyata dari pemakai dalam pengembangan sistem informasi, mulai tahap perencanaan, pengembangan sampai tahap implementasi sistem informasi, sedangkan dalam pengembangan sistem informasi, apabila pemakai diajak berpartisipasi, maka akan membawa pengaruh yang baik terhadap organisasi (Setianingsih, 1998 : 139).
Hwang (1999) dalam Jen (2002:137), mengatakan bahwa keterlibatan pemakai yang sering dalam pengembangan sistem informasi, maka kinerja sistem informasi akuntansi akan lebih tinggi sehingga akan memberikan suatu kepuasan bagi para pemakai.
Partisipasi pemakai dalam proses pengembangan sistem terdapat hubungan yang positif antara keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem informasi dalam kinerja sistem informasi akuntansi dikarenakan keterlibatan pemakai yang semakin sering akan meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi (Jen, 2002 dalam Almilia:2006), sedangkan menurut (choe, 1996 dalam Jen, 2002 : 137) dengan melakukan penelitian di Korea yang menemukan adanya hubungan positif antara variabel keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem informasi dan kinerja sistem informasi akuntansi.
(49)
32
Teori tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa partisipasi adalah bentuk dari pengarahan dan pengendalian diri sendiri untuk mencapai tujuan.
2.2.6. Kemampuan Teknik Personal Sistem (X4)
Pendekatan pengalaman (experiental theory) terhadap perubahan perilaku didasari pada orang yang lebih percaya akan pengalaman mereka sendiri daripada pengalaman orang lain (Pace dan Faules, 1998:438).
Menurut Soegiharto (2001) dalam Lia (2010), jika para pengguna sistem semakin memahami teknologi, tugas dan keputusan yang diambil dan lingkungan sosial, politis ditempat digunakannya sistem tersebut, mereka akan memberikan kontribusi yang lebih besar bagi pengembangan sistem tersebut.
Dari asumsi di atas maka peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa kemampuan teknik personal sistem informasi adalah kesanggupan individu atau personal dalam menggali potensi diri untuk mengembangkan sistem informasi organisasi.
2.2.6.1. Pengaruh Kemampuan Teknik Personal (X4) Terhadap Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi (Y)
Kemampuan teknik personal merupakan kesanggupan individu atau personal dalam menggali potensi diri untuk mengembangkan sistem informasi organisasi. Dengan menggambarkan apa yang terjadi pada
(50)
33
mereka, individu mengembangkan penjelasan personal atas reaksi mereka dan membuat usaha yang sadar untuk mencoba cara berperilaku alternatif dalam situasi yang lain. kemampuan merupakan kapasitas seseorang dalam mengerjakan berbagai macam tugas dalam pekerjaannya, dengan kemampuan yang ada, kegiatan karyawan tidak akan menyimpang jauh dari kegiatan badan usaha sehingga memberikan kepuasan. Asumsi lain mengatakan, jika seseorang menghabiskan waktu berpikirnya untuk melakukan sesuatu yang baik, maka orang tersebut akan menampakkan dorongan, energi dan hasrat ingin sukses serta akan meraih tujuan yang lebih besar (Lia:2010).
Choe (1996) dalam Jen (2002:138), mengatakan bahwa kemampuan teknik personal pemakai yang baik akan mendorong pemakai untuk menggunakan sistem informasi, sehingga kinerja sistem informasi akuntansi akan lebih meningkat.
Menurut (Soegiharto, 2001 dalam Jen,2002:138) Kemampuan teknik personal sistem informasi tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara faktor kemampuan teknik personal sistem informasi dan kinerja sistem informasi akuntansi baik kepuasan pemakai maupun pemakaian sistem. Sedangkan penelitian yang dilakukan (Lee dan Kim, 1995 dalam Jen 2002 : 138) yang melakukan penelitian di Nebraska, menemukan adanya hubungan yang signifikan antara kemampuan pemakai akhir dan pemanfaatan (utilization) dengan mengambil sampel
(51)
34
pada perusahaan manufaktur dan pemakai akhir sistem sebagai respondennya.
Teori di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang positif antara kemampuan teknik personal sistem informasi dengan kinerja SIA. Kemampuan teknik personal merupakan keahlian yang diperoleh dari pendidikan dan pengalaman. Rendahnya kemampuan yang dimiliki oleh karyawan tersebut dalam menyiapkan informasi akuntansi menyebabkan penurunan kepuasan terhadap pemakaian sistem informasi.
2.2.7. Pengaruh Dukungan Manajemen Puncak (X1), Program Pelatihan dan Pendidikan (X2), Partisipasi Pemakai (X3), dan Kemampuan Teknik Personal (X4) Secara Simultan Terhadap Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi (Y)
Menurut Wayan (2007 : 317), untuk melakukan pengembangan sistem informasi dilihat dari pendekatannya pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua, yaitu pengembangan sistem informasi dengan pendekatan tradisional dan pendekatan alternatif.
Menurut Elfreda (2004 : 26) pengembangan sistem informasi adalah proses memodifikasi atau mengubah bagian - bagian atau keseluruhan sistem informasi. Proses ini membutuhkan komitmen substansial mengenai waktu dan sumber daya dan merupakan aktivitas yang berkesinambungan.
(52)
35
Hasil penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya menunjukkan secara empiris terbukti bahwa keterlibatan pemakai, kemampuan teknik personal, dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan, dan program pelatihan dan pengembangan secara keseluruhan berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi (Amri : 2009). Sedangakan menurut Indri (2004 : 224), partisipasi pemakai, komunikasi pemakai, dukungan manajemen puncak, kompleksitas sistem, dan struktur organisasi secara bersama - sama berpengaruh terhadap efektifitas pengembangan sistem informasi.
2.2.8. Kerangka Pikir
System Development Life Cycle (SDLC), merupakan siklus hidup pengembangan sistem informasi yang harus dilalui oleh setiap proyek pengembangan sistem informasi. Menurut widjajanto (2001 : 523) terdapat beberapa tahap pengembangan sistem informasi antara lain: perencanaan sistem, analisis sistem, desain sistem, implementasi sistem, operasionalisasi sistem.
Baik buruknya kinerja dari sebuah sistem informasi akuntansi dapat dilihat melalui kepuasan pemakai sistem informasi akuntansi dan pemakaian dari sistem informasi akuntansi itu sendiri . (Almalia:2006).
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu dan teori tentang faktor -faktor yang mempengaruhi pengembangan sistem informasi akuntansi sesuai dengan rumusan masalah adalah sebagai berikut :
(53)
36
1. Variabel dukungan manajemen puncak mempengaruhi pengembangan sistem informasi akuntansi.
Menurut (Soegiharto, 2001 dalam Jen, 2002 : 139) menemukan hubungan yang positif atas dukungan manajemen puncak dan kinerja sistem informasi akuntansi, tetapi tidak menemukan adanya hubungan yang signifikan. Sedangkan menurut (Choe, 1996 dalam Tjhai Fung Jen 2002 : 139) yang menemukan adanya hubungan yang positif dan signifikan hanya pada hubungan antara kepuasan pemakai dan dukungan manajemen puncak.
2. Variabel program pelatihan dan pendidikan mempengaruhi pengembangan sistem informasi akuntansi.
Menurut Jen (2002) program pelatihan dan pendidikan memiliki hubungan yang positif dalam proses pengembangan sistem informasi akuntansi. Sedangkan menurut (Soegiharto, 2001 dalam Jen, 2002 : 140) tidak menemukan adanya perbedaan yang signifikan antara perusahaan yang memiliki program pelatihan dan pendidikan dan yang tidak.
3. Variabel partisipasi pemakai mempengaruhi pengembangan sistem informasi akuntansi.
Menurut (Jen, 2002 dalam Almalia, 2006) partisipasi pemakai dalam proses pengembangan sistem terdapat hubungan yang positif antara keterlibatan pemakai dalam proses pengembangan sistem informasi dalam kinerja sistem informasi akuntansi dikarenakan keterlibatan
(54)
37
pemakai yang semakin sering akan meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi. Sedangkan menurut (choe, 1996 dalam Jen, 2002 : 137) dengan melakukan penelitian di Korea yang menemukan adanya hubungan positif antara variabel keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem informasi dan kinerja sistem informasi akuntansi.
4. Variabel kemampuan teknik personal mempengaruhi pengembangan sistem informasi akuntansi.
Menurut (Soegiharto, 2001 dalam Jen, 2002:138) kemampuan teknik personal sistem informasi tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara faktor kemampuan teknik personal sistem informasi dan kinerja sistem informasi akuntansi baik kepuasan pemakai maupun pemakaian sistem. Sedangkan menurut (Lee dan Kim, 1995 dalam Jen, 2002 : 138) yang melakukan penelitian di Nebraska, menemukan adanya hubungan yang signifikan antara kemampuan pemakai akhir dan pemanfaatan (utilization) dengan mengambil sampel pada perusahaan manufaktur dan pemakai akhir sistem sebagai respondennya.
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan dan teori yang dikemukakan maka kerangka pemikiran teoritis dibangun dalam gambar di bawah ini :
(55)
38
Uji Regresi Linier Berganda Gambar 2.3 : Kerangka Pikir
2.2.9. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan landasan teori dan kerangka pikir diatas maka hipotesis dari penelitian ini adalah :
Dukungan manajemen puncak, program pelatihan dan pendidikan, partisipasi pemakai, dan kemampuan teknik personal secara parsial berpengaruh terhadap pengembangan sistem informasi akuntansi pada PT. Teja Sekawan Cocoa Industries Surabaya.
Dukungan Manajemen Puncak (X1)
Program Pelatihan dan Pendidikan (X2)
Partisipasi Pemakai (X3)
Kemampuan Teknik Pesonal (X4)
Pengembangan Sistem Informasi
Akuntansi (Y)
(56)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.1.1 Definisi Operasional
Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak variabel tersebut (Nazir, 2005:126).
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 4 (empat) variabel bebas (X) yaitu, Dukungan Manajemen Puncak (X1), Program Pelatihan dan Pendidikan (X2), Partisipasi Pemakai (X3), dan Kemampuan Teknik Personal (X4), dan 1 (satu) variabel terikat (Y) yaitu Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi.
Adapun definisi operasional dari masing - masing variabel tersebut adalah sebagai berikut :
A. Variabel Bebas.
1. Dukungan Manajemen Puncak (X1)
Dukungan manajemen puncak adalah suatu dorongan yang dilakukan oleh sekelompok eksekutif yang terlibat dalam kegiatan perencanaan, pengorganisasian, penyusunan personalia, pengarahan dan pengawasan dalam pengembangan sistem informasi (Wayan, 2007:320).
(57)
40
2. Program Pelatihan dan Pendidikan Pemakai (X2)
Program pelatihan dan pendidikan pemakai yaitu suatu langkah awal yang diadakan untuk memberikan atau meningkatkan kemampuan dan pemahaman pemakai terhadap sistem informasi akuntansi mengenai sistem yang baru (Jen, 2002:140).
3. Partisipasi Pemakai (X3)
Partisipsi pemakai yaitu aktivitas pemakai dalam tahap pengembangan sistem informasi (Wayan, 2007:319).
4. Kemampuan Teknik Personal (X4)
Kemampuan teknik personal yaitu kemampuan yang dimiliki oleh pemakai sistem informasi dalam menggunakan sistem berdasarkan pengalaman (Jen, 2002:138).
B. Variabel Terikat
1. Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi (Y)
Pengembangan sistem informasi akuntansi (Y) yaitu proses memodifikasi atau mengubah bagian - bagian atau keseluruhan sistem informasi. Proses ini membutuhkan komitmen substansial mengenai waktu, sumber daya dan merupakan aktifitas yang berkesinambungan (Wayan, 2007:317).
(58)
41
3.1.2. Pengukuran Variabel
Adapun teknik pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Dukungan Manajemen Puncak (X1)
Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Sanjaya (2005) dengan 5 item pertanyaan.
Skala pengukuran yang digunakan adalah skala interval, sedangkan teknik pengukurannya menggunakan semantik differensial yang mempunyai skala 7 poin, dengan pola sebagai berikut:
Sangat tidak setuju Sangat setuju
Tanggapan atau pendapat tersebut dinyatakan dengan memberi skor yang berada dalam rentang nilai 1 sampai 7 pada masing -masing skala, dimana nilai 1 sampai 3 berarti cenderung sangat tidak setuju dengan pertanyaan yang diberikan, nilai 4 merupakan nilai tengah antara sangat tidak setuju dan sangat setuju dengan pertanyaan yang diberikan, dan nilai 5 sampai 7 berarti cenderung sangat setuju dengan pertanyaan yang diberikan.
5 4 3 2
1 6 7
(59)
42
b. Program Pelatihan dan Pendidikan (X2)
Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Sanjaya (2005) dengan 2 item pertanyaan.
Skala pengukuran yang digunakan adalah skala interval, sedangkan teknik pengukurannya menggunakan semantik differensial yang mempunyai skala 7 poin, dengan pola sebagai berikut:
Sangat tidak setuju Sangat setuju
Tanggapan atau pendapat tersebut dinyatakan dengan memberi skor yang berada dalam rentang nilai 1 sampai 7 pada masing -masing skala, dimana nilai 1 sampai 3 berarti cenderung sangat tidak setuju dengan pertanyaan yang diberikan, nilai 4 merupakan nilai tengah antara sangat tidak setuju dan sangat setuju dengan pertanyaan yang diberikan, dan nilai 5 sampai 7 berarti cenderung sangat setuju dengan pertanyaan yang diberikan.
c. Partisipasi Pemakai (X3)
Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Sanjaya (2005) dengan 2 item pertanyaan.
Skala pengukuran yang digunakan adalah skala interval, sedangkan teknik pengukurannya menggunakan semantik
1 2 3 4 5 6 7
(60)
43
differensial yang mempunyai skala 7 poin, dengan pola sebagai berikut:
Sangat tidak setuju Sangat setuju
Tanggapan atau pendapat tersebut dinyatakan dengan memberi skor yang berada dalam rentang nilai 1 sampai 7 pada masing -masing skala, dimana nilai 1 sampai 3 berarti cenderung sangat tidak setuju dengan pertanyaan yang diberikan, nilai 4 merupakan nilai tengah antara sangat tidak setuju dan sangat setuju dengan pertanyaan yang diberikan, dan nilai 5 sampai 7 berarti cenderung sangat setuju dengan pertanyaan yang diberikan.
d. Kemampuan Teknik Personal (X4)
Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Sanjaya (2005) dengan 3 item pertanyaan.
Skala pengukuran yang digunakan adalah skala interval, sedangkan teknik pengukurannya menggunakan semantik differensial yang mempunyai skala 7 poin, dengan pola sebagai berikut:
Sangat tidak setuju Sangat setuju
1 2 3 4 5 6 7
1 2 3 4 5 6 7
(61)
44
Tanggapan atau pendapat tersebut dinyatakan dengan memberi skor yang berada dalam rentang nilai 1 sampai 7 pada masing -masing skala, dimana nilai 1 sampai 3 berarti cenderung sangat tidak setuju dengan pertanyaan yang diberikan, nilai 4 merupakan nilai tengah antara sangat tidak setuju dan sangat setuju dengan pertanyaan yang diberikan, dan nilai 5 sampai 7 berarti cenderung sangat setuju dengan pertanyaan yang diberikan.
e. Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi (Y)
Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Sanjaya (2005) dengan 16 item pertanyaan yang terdiri dari 11 dimensi untuk kepuasan pemakai, 2 dimensi untuk pemakaian sistem dan 3 dimensi untuk kualitas sistem.
Skala pengukuran yang digunakan adalah skala interval, sedangkan teknik pengukurannya menggunakan semantik differensial yang mempunyai skala 7 poin, dengan pola sebagai berikut:
Sangat tidak setuju Sangat setuju
Tanggapan atau pendapat tersebut dinyatakan dengan memberi skor yang berada dalam rentang nilai 1 sampai 7 pada masing -masing skala, dimana nilai 1 sampai 3 berarti cenderung sangat tidak setuju dengan pertanyaan yang diberikan, nilai 4 merupakan
1 2 3 4 5 6 7
(62)
45
nilai tengah antara sangat tidak setuju dan sangat setuju dengan pertanyaan yang diberikan, dan nilai 5 sampai 7 berarti cenderung sangat setuju dengan pertanyaan yang diberikan.
3.2. Teknik Penentuan Sampel 3.2.1. Obyek Penelitian
Obyek yang digunakan dalam penelitian ini adalah PT. TEJA SEKAWAN COCOA INDUSTRIES SURABAYA.
3.2.2. Populasi
Populasi yaitu sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karakterisitik tertentu (Indriantoro dan Supomo, 1999: 115). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh manajer dan para staf pada PT. Teja Sekawan Cocoa Industries Surabaya yang berlokasi di jalan Rajawali No. 86 Surabaya dan berjumlah sebesar 24 orang.
3.2.3. Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk sensus yaitu mempunyai sampel dan populasi dengan jumlah sama, karena yang menjadi sampel adalah seluruh manajer dan para staf PT. Teja Sekawan Coco Industries Surabaya yang berjumlah 24 orang. Hal ini dilakukan bila populasi relatif kecil kurang dari 30 orang (Sugiono, 2001 : 62).
(63)
46
3.3. Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data yang dikumpulkan untuk penelitian dari tempat aktual terjadinya peristiwa (Sekaran, 2006:77). Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh secara langsung dari angket atau kuisioner yang diisi oleh responden.
3.3.2. Sumber Data
Sumber data berasal dari jawaban kuisioner yang disebar pada 6 manajer dan 18 staf yang ada pada PT. Teja Sekawan Cocoa Industries di Surabaya yang berlokasi di jalan Rajawali No. 86 Surabaya.
3.3.3. Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan (Nazir, 2005:174). Metode pengumpulan data dapat dibagi atas beberapa kelompok, yaitu: a. Observasi
Yaitu mengadakan pengamatan langsung untuk memenuhi gambaran yang nyata mengenai data yang didapat dari wawancara dan kuisioner.
b. Wawancara
(64)
47
Merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab kepada beberapa responden. c. Dokumentasi
Dengan mencatat data-data yang diperlukan yang berasal dari dokumentasi yang dimiliki oleh perusahaan.
d. Kuesioner
Merupakan daftar pertanyaan kepada responden yang berisi pertanyaan menyangkut dengan masalah penelitian untuk kemudian diberikan nilai atau skor.
3.4. Uji Kualitas Data 3.4.1. Uji Validitas
Uji validitas (Sumarsono, 2004:31) dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat pengukur itu (kuesioner) mengukur apa yang diinginkan. Valid atau tidaknya alat ukur tersebut dapat diuji dengan mengkorelasikan antara skor yang diperoleh pada masing-masing butir pertanyaan dengan skor total yang diperoleh dari penjumlahan semua skor pertanyaan. Apabila korelasi antara skor total masing-masing pertanyaan signifikan lebih kecil dari 0,05, maka dapat dikatakan bahwa alat pengukur tersebut mempunyai validitas.
(65)
48
3.4.2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuisioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2006:45).
Perhitungan keandalan butir dalam penelitian ini menggunakan fasilitas yang diberikan oleh SPSS untuk mengukur reliabilitas dengan uji statisitik Cronbach Alpha (α).
Ukuran untuk menentukan reliabilitas adalah (Ghozali, 2006:46): 1. Jika nilai alpha > 0,6 maka pertanyaan reliabel
2. Jika nilai alpha < 0,6 maka pertanyaan tidak reliabel.
3.4.3. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data berdistribusi normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal digunakan metode Kolmogorov Smirnov. Pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi data mengikuti distribusi normal adalah (Sumarsono, 2004:40).
a. Jika nilai signifikan (nilai probabilitasnya) lebih kecil dari 5%, maka distribusi adalah tidak normal.
b. Jika nilai signifikan (nilai probabilitasnya) lebih besar dari 5%, maka distribusi adalah normal.
(66)
49
3.5. Uji Asumsi Klasik 3.5.1. Uji Asumsi Klasik
Persamaan regresi tersebut harus bersifat BLUE (Best Linier Unbiased Estimator), artinya pengambilan keputusan uji F dan uji t tidak boleh bias. Untuk menghasilkan yang BLUE maka harus dipenuhi di antara tiga asumsi dasar yang tidak boleh dilanggar oleh regresi linier, yaitu: 1. Tidak boleh ada autokorelasi
2. Tidak boleh ada multikolinieritas 3. Tidak boleh ada Heteroskedastisitas
Apabila salah satu dari ketiga asumsi dasar tersebut dilanggar, maka persamaan regresi yang diperoleh tidak lagi bersifat BLUE (Best Linear Unbiased Estimator), sehingga pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t menjadi bias.
1. Autokorelasi
Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai “korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu (Gujarati,1995:201). Identifikasi gejala autokorelasi dapat dilakukan dengan kurva Durbin Watson :
(67)
50
Ada Daerah Daerah Ada
auotkore- keragu- keragu-
lasi raguan raguan lasi
positif negatif
Tidak ada Autokorelasi
0 dL du 2 4-du 4-dL 4d Sumber: Gujarati, 1995: 201
Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai korelasi antara data observasi yang diurutkan berdasarkan urut waktu (data times series) atau data yang diambil pada waktu tertentu (data cross sectional) (Gujarati, 1993: 201). Jadi dalam model regresi linier diasumsikan tidak terdapat gejala autokorelasi. Penelitian ini data yang digunakan bukan data times series tetapi data cross sectional yang diambil berdasarkan kuesioner, sehingga untuk uji autokorelasi tidak dilakukan.
2. Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam persamaan regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independent). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Deteksi adanya
(68)
51
multikolinieritas dapat dilihat dari besaran VIF (Varians Inflation Factor), yang dapat dihitung dengan (Ghozali, 2006:95) :
VIF = 1 Tolerance Kriteria Pengujiannya :
1. Jika besaran VIF < 10 maka tidak terjadi multikolinieritas. 2. Jika besaran VIF > 10 maka terjadi multikolinieritas. 3. Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah nilai varians residual dengan varians setiap variabel bebas tidak sama atau E (u21) ≠ 0. Jika nilai varians residual dengan varians setiap variabel bebas tetap, maka disebut Homoskedastisitas. Model regesi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas digunakan korelasi rank Spearman antara residual dengan seluruh variabel bebas. Kriteria pengujiannya menurut (Santoso dalam Rosa, 2006:49) adalah:
a. Nilai probabilitas > 0,05 berarti bebas dari heteroskedastisitas.
b. Nilai probabilitas < 0,05 berarti terkena dari heteroskedastisitas.
(69)
52
3.6. Teknis Analisis dan Uji Hipotesis 3.6.1. Teknik Analisis
Data yang diperoleh akan dianalisa dengan menggunakan regresi linier berganda sebagai berikut :
Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + e
(Anonim, 2009 : L – 21) Keterangan :
Y = Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi
β0 = Konstanta
β1 = Koefisien regresi X1
β2 = Koefisien regresi X2
β3 = Koefisien regresi X3
β4 = Koefisien regresi X4
X1 = Dukungan Manajemen Puncak
X2 = Program Pelatihan dan Pendidikan
X3 = Partisipasi Pemakai
X4 = Kemampuan Teknik Personal
E = Kesalahan baku
(70)
53
3.6.2. Uji t
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas yang dimasukkan dalam model secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.
1. Ho : β1 = 0, menunjukkan tidak ada pengaruh dukungan manajemen puncak, program pelatihan dan pendidikan, partisipasi pemakai, dan kemampuan teknik personal secara parsial terhadap pengembangan sistem informasi akuntansi.
H1 : β1 ≠ 0, menunjukkan ada pengaruh dukungan manajemen puncak, program pelatihan dan pendidikan, partisipasi pemakai, dan kemampuan teknik personal secara parsial terhadap pengembangan sistem informasi akuntansi.
2. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05. 3. Kriteria Keputusan
a. Jika nilai probabilitas > 0,05, maka Ho diterima dan H1 ditolak yang berarti tidak ada pengaruh dukungan manajemen puncak, program pelatihan dan pendidikan, partisipasi pemakai, dan kemampuan teknik personal secara parsial terhadap pengembangan sistem informasi akuntansi.
b. Jika nilai probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak dan H1 diterima yang berarti ada pengaruh dukungan manajemen puncak, program pelatihan dan pendidikan, partisipasi pemakai, dan kemampuan
(71)
54
teknik personal secara parsial terhadap pengembangan sistem informasi akuntansi.
(72)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini akan menjelaskan analisis data tentang faktor - faktor yang mempengaruhi pengembangan sistem informasi akuntansi pada PT. Teja Sekawan Cocoa Industries Surabaya, studi ini diukur dengan beberapa pertanyaan (multi item questioner) yang merujuk pada penelitian - penelitian terdahulu (Wayan 2007 dan Jen 2002).
Disamping itu ada empat variabel yang kemungkinan mempengaruhi variabel pengembangan sistem informasi akuntansi yaitu variabel dukungan manajemen puncak, variabel pelatihan dan pendidikan, variabel partisipasi pemakai, dan variabel kemampuan teknik personal yang diukur dengan beberapa pertanyaan. Analisis data terdiri dari pengumpulan data sebelum diolah, statistic deskriptif untuk masing-masing variabel yang digunakan dan pengujian hipotesis penelitian menggunakan alat analisis regresi dengan software SPSS 11.5 , namun terlebih dahulu akan diuraikan sekilas tentang deskripsi objek penelitian yang diambil peneliti.
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian
4.1.1. Sejarah Singkat PT. Teja Sekawan Cocoa Industries Surabaya
PT. Teja Sekawan Cocoa Industries merupakan salah satu anak cabang dari PT. Teja Sekawan yang mengolah biji cokelat menjadi
(1)
94
bahwa setiap peneliti mempunyai cara pandang tersendiri saat memutuskan atau menetapkan metodologi yang akan digunakan dalam penelitiannya. Apakah faham positivisme yang diilhami oleh gagasan Auguste Comte dan Emili Durkheim ataukah faham lain yang dikembangkan oleh Max Weber yang dikenal dengan faham fenomenologis, hal - hal tersebut dapat dikembangkan lebih lanjut pada penelitian selanjutnya atas variabel - variabel dari fenomena tersebut. Beberapa variabel atas fenomena yang diteliti yang dapat dikembangkan lebih lanjut, baik dengan menggunakan faham positivisme maupun dengan faham fenomenologis bahkan dengan faham lainnya, adalah variabel perencanaan sistem, analisis sistem, desain sistem, implementasi sistem, operasionalisasi sistem.
(2)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Penelitian ini membahas mengenai “Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi Pada PT. Teja Sekawan Cocoa Industries Surabaya”, yang hasilnya adalah dukungan manajemen puncak dan kemampuan teknik personal berpengaruh signifikan terhadap pengembangan sistem informasi akuntansi, sehingga hipotesis penelitian ini teruji kebenarannya. Sementara untuk partisipasi pemakai serta program pelatihan dan pendidikan tidak berpengaruh signifikan terhadap pengembangan sistem informasi akuntansi, sehingga hipotesis penelitian ini tidak teruji kebenarannya.
5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian maka saran yang dapat penulis berikan, berkaitan dengan penelitian ini adalah :
1. Bagi Perusahaan
a. Hendaknya perusahaan lebih meningkatkan efektivitas operasional sistem, agar dapat lebih meningkatkan kinerja sistem informasi akuntansi, serta lebih menyediakan informasi bagi pemakai di dalam maupun di luar
(3)
perusahaan, sehingga pengembangan sistem informasi akuntansi akan lebih baik.
b. Sebaiknya perusahaan memberikan kesempatan kepada para pemakai untuk berpartisipasi selama proses pengembangan sistem informasi, mulai tahap perencanaan, pengembangan sampai tahap implementasi sistem informasi, sehingga akan membawa pengaruh yang baik terhadap organisasi.
c. Sebaiknya perusahaan lebih memperhatikan kemampuan teknik personal, sehingga para individu atau personal dapat termotivasi dalam menggali potensi diri untuk mengembangkan sistem informasi akuntansi.
d. Sebaiknya perusahaan lebih meningkatkan program pelatihan dan pendidikan baik dilaksanakan untuk karyawan baru maupun karyawan lama guna meningkatkan mutu atas pelaksanaan tugas – tugasnya, sekarang maupun yang akan dating.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hendaknya dipertimbangkan variabel – variabel lain seperti: Ukuran organisasi, formalisasi pengembangan sistem informasi, keberadaan dewan pengarah sistem informasi, lokasi dari departemen sistem informasi.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Buku Teks :
Anonim, 2010, Pedoman Penyusunan Usulan Penelitian dan Skripsi, FE UPN “Veteran” Jatim.
Baridwan, Zaki, 1994, Bunga Rampai Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta.
Baridwan, Zaki, 1995, Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Kedua, BPFE, Yogyakarta.
Bodnar, George dan Hopwood, 2004, Sistem Informasi Akuntansi, Edisi keenam, Jilid Satu, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Chusing, Bary E, 1991, Sistem Informasi Akuntansi dan Organisasi Perusahaan, Edisi Ketiga, Erlangga, Jakarta.
Devis, Keith dan Newstrom, 1996, Perilaku dalam Organisasi, Edisi ketujuh, Jilid Satu, Erlangga, Jakarta.
Ghozali, Imam, 2001, Aplikasi Multivariate dengan Program SPSS, Penerbit Universitas Diponegoro.
Gujarati, Damodar, 1999, Ekonometrika Dasar, Edisi Pertama. Terjemahan: Sumarno Zain, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Handoko, Hani, 2003, Manajemen, Edisi Kedua, BPFE, Yogyakarta.
Jauch, Lawrence dan Glueck, 1995, Manajemen Strategi dan Kebijaksanaan Perusahaan, Edisi Ketiga, Erlangga, Jakarta.
Jogiyanto, 2003, Sistem Informasi Berbasis Komputer Konsep Dasar dan Komponen, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Martoyo, Susilo, 2000, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Keempat, BPFE, Yogyakarta.
Mulyadi, Johny Setiawan, 2001, Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen, Edisi Kedua, Salemba Empat, Jakarta.
Mulyadi, 2001, Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Miftah, Thoha, 2004, Perilaku Organisasi, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Nazir, Moh, 1988, Metodologi Penelitian, Edisi Ketiga, Ghalia Indonesia, Jakarta.
(5)
Pace, Wayne dan Faules, 1998, Komunikasi Organisasi : Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan, Remaja Rosdakarya, Bandung. Robbins Stephen P, 2001, Perilaku Organisasi, Edisi Kedelapan, Jilid Satu,
Prehallindo, Jakarta.
Santoso, Singgih, 2000, SPSS Statistik Parametrik, Penerbit PT. Elex Media Komputindo.
, 1994, Teori Organisasi : Struktur, Desain dan aplikasi, Edisi Ketiga, Arcan, Jakarta.
Simamora, Henry, 2000, Akuntansi Basis Pengambilan Keputusan Bisnis, Jilid Satu, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Supriono, 1986, Manajemen Strategi dan Kebijaksanaan Bisnis, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta.
Soemarsono, 2004, Metode Penelitian Akuntansi, Edisi Revisi, Penerbit UPN “Veteran” Jawa Timur, Surabaya.
Wexley, Kenneth dan Yuki, 1998, Perilaku Organisasi dan Psikologi Personalia, Bina Aksara, Jakarta.
Widjajanto, Nugroho, 2001, Sistem Informasi Akuntansi, Erlangga, Jakarta. Wilkinson, Joseph W, 2000, Accounting Information System, Edisi Keempat,
John Wiley and Sons, New York.
, 1993, Sistem Informasi dan akuntansi, Edisi Ketiga, Jilid Satu, Binarupa Aksara, Jakarta.
Winarno, Wing Wahyu, 1994, Sistem Informasi akuntansi, STIE YKPN, Yogyakarta.
Jurnal :
Jen, Tjhai Fung, 2002, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Volume 4, Nomer 2, Halaman 135-154.
Aplonia Lau, Elfreda, 2004, Pengaruh Partisipasi Pemakai Terhadap Kepuasan Pemakai dalam Pengembangan Sistem Informasi dengan Lima Variabel Moderating, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Volume 7 No. 1 Hal. 23-49.
Indriantoro, dan Restuningdiah, 2000, Pengaruh Partisipasi Terhadap Kepuasan Pemakai dalam Pengembangan Sistem Informasi
(6)
dengan Kompleksitas Tugas, Kompleksitas Sistem dan Pengaruh Pemakai sebagai Moderating Variabel, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Volume 3, Nomer 2, Halaman 119-133.
Setianingsih, dan Indriantoro, 1998, Pengaruh Dukungan Manajemen Puncak dan Komunikasi Pemakai Pengembang Terhadap Hubungan Partisipasi dan Kepuasan Pemakai dalam Pengembangan Sistem Informasi, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Volume 1, Nomer 2, Hal. 192-207.
Komara, Asep, 2005, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi, Jurnal Maksi, Halaman 143-160.
Almalia, Spica, Luciana dan Briliantien, Irmaya, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi pada Bank Umum Pemerintah di Wilayah Surabaya dan Sidoarjo, Jurnal Stie Perbanas Surabaya, website www.yahoo.com.
Lindrianasari, 2001, Hubungan Keahlian Partisipasi dan Hubungan Partsipasi dengan Variabel Lain dalam Pengembangan Sistem Informasi, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Volume 3, Nomer 2, Halaman 82-98.
Rata, I Wayan, 2007, Hubungan Antara Partisipasi dan Kepuasan Pemakai Dalam Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi Yang Berbasis Komputer, Jurnal Buletin Studi Ekonomi, Volume 12, Nomer 3, Halaman 314-334.
Skripsi :
Eko Wahyu, D, M, 2008, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Pemakai Dalam Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi Pada PT. Miwon Indonesia Gresik, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Ratna, Anggarawati, Widda, 2009, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi Pada Koperasi Bina Tani Bambu Runcing Di Probolinggo, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Sitaresmi, Vita, 2009, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Pemakai Dalam Pengembangan Sistem Akuntansi pada PT. Sier (Persero), Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.