3. Variability heterogeneity inconsistency Tjiptono 2005:21, berpendapat bahwa jasa bersifat sangat variabel,
karena merupakan not-standardized output, artinya banyak bentuk, kualitas, dan jenis tergantung kepada siapa, kapan, dan dimana jasa
tersebut diproduksi. Sedangkan menurut Payne 2000:9, jasa merupakan variabel non
standar dan sangat bervariasi. 4. Perishability tidak tahan lama
Menurut Tjiptono 2005:21, berarti jasa tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan.
Sedangkan Payne 2000:9, berpendapat bahwa jasa tidak mungkin disimpan dalam persediaan.
5. Lack of Ownership Tjiptono 2005:22, berpendapat bahwa karakteristik ini merupakan
perbedaan dasar antara jasa dan barang.
2.1.2.3 Klasifikasi Jasa
Klasifikasi jasa menurut Tjiptono 2005:23, yang mengutip pernyataan Lovelock 1992, jasa dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Berdasarkan sifat tindakan jasa Jasa dikelompokkan ke dalam sebuah matriks yang terdiri atas dua
sumbu, dimana sumbu vertikalnya menunjukkan sifat tindakan jasa tangible actions and intangible actions.
Sedangkan sumbu horizontalnya merupakan penerima jasa.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
b. Berdasarkan hubungan dengan pelanggan Jasa dikelompokkan ke dalam sebuah matriks yang terdiri atas dua
sumbu, dimana sumbu vertikalnya menunjukkan tipe hubungan antara perusahaan jasa dan pelanggan status keanggotaan dan hubungan
temporer. Sedangkan sumbu horizontalnya merupakan sifat penyampaian jasa
penyampaian secara berkesinambungan dan penyampaian diskrit c. Berdasarkan tingkat customization dan kemampuan mempertahankan
standar konstan dalam penyampaian jasa. Jasa diklasifikasikan berdasarkan dua sumbu utama, yaitu tingkat
customization karakteristik jasa sesuai dengan kebutuhan pelanggan
individual tinggi dan rendah dan tingkat kemampuan penyedia jasa dalam mempertahankan standar yang konstan tinggi dan rendah
d. Berdasarkan sifat permintaan dan penawaran jasa Jasa diklasifikasikan ke dalam sebuah matriks yang terdiri atas dua
sumbu, dimana sumbu vertikalnya menunjukkan sejauh mana penawaran jasa menghadapi masalah sehubungan dengan terjadinya
permintaan puncak permintaan puncak dapat dipenuhi tanpa penundaan berarti dan permintaan puncak biasanya melampaui
penawaran. e. Berdasarkan metode penyampaian jasa
Jasa dikelompokkan ke dalam sebuah matriks yang terdiri atas dua sumbu, dimana sumbu vertikalnya menunjukkan sifat interaksi antara
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
pelanggan dan perusahaan jasa pelanggan mendatangi perusahaan jasa; perusahaan jasa mendatangi pelanggan; dan perusahaan jasa
melakukan transaksi melalui surat atau media elektronik. Sedangkan sumbu horizontalnya adalah ketersediaan outlet jasa.
2.1.2.4 Sifat-sifat Khusus Pemasaran Jasa