1
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional
A. Latar Belakang Masalah
Manusia adalah mahluk sosial yang berkembang dan senatiasa membutuhkan orang lain. Manusia membutuhkan dan senantiasa berusaha menjalin komunikasi
dengan lingkungan di sekitarnya. Selain itu, ada sejumlah kebutuhan di dalam diri manusia yang hanya dapat dipuaskan melalui komunikasi dengan sesamanya
Supratiknya, 1995: 9. Komunikasi adalah sebuah cara yang digunakan sehari-hari dalam
menyampaikan pesan yang terbentuk melalui sebuah proses yang melibatkan dua orang atau lebih di mana satu sama lain memiliki peran dalam membuat pesan,
mengubah isi dan makna, merespon pesan tersebut, serta memeliharanya di ruang publik. Salah satu bentuk komunikasi adalah komunkasi antar pribadi atau
komunikasi interpersonal. Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang melibatkan dua orang atau lebih, yang terjadi dalam interaksi tatap muka Liliweri,
1991: 12.
Berkomunikasi antar pribadi atau secara ringkas komunikasi merupakan suatu keharusan bagi manusia. Dalam kehidupan sosial, individu tidak bisa lepas dari orang
lain. Dalam proses interaksi sosial tersebut ia membutuhkan dan senatiasa menjalin serta membuka komunikasi atau hubungan dengan sesamanya. Kebutuhan ini tidak
bisa diabaikan karena komunikasi merupakan kebutuhan yang eksistensial bagi manusia Supratiknya, 1995: 9.
Melalui komunikasi individu menemukan dirinya, mengembangkan konsep diri dan menetapkan hubungan dengan dunia di sekitar. Hubungan individu dengan orang
lain akan menentukan kualitas hidup. Komunikasi juga ditujukan untuk menumbuhkan hubungan sosial yang baik dengan orang lain.
Kemampuan komunikasi antar pribadi dapat terwujud apabila individu memperhatikan pola hubungan yang timbal balik atau dua arah. Hal ini mengandung
arti bahwa dalam berkomunikasi perlu memperhatikan masing-masing individu yang melakukan komunikasi. Berusaha benar-benar mengerti orang lain merupakan dasar
berkomunikasi dengan orang lain. Komunikasi empatik adalah komunikasi yang menunjukan adanya saling
pengertian diantara perilaku komunikasi Liliweri, 1991: 31. Komunikasi yang empatik dapat terjadi apabila seseorang terlebih dahulu mengerti orang lain,
memahami karakter dan maksudtujuan orang lain. Dengan kata lain berusaha menempatkan dirinya pada tempat orang lain, berusaha mengerti apa yang dirasakan,
dipikirkan oleh orang yang sedang hadapi. Ditegaskan juga oleh Supratiknya 1995:11 bahwa setiap orang memiliki sudut pandang yang berbeda satu sama lain,
maka kemampuan memahami sudut pandang orang lain sangat penting agar individu dapat berkomunikasi secara baik.
Kemampuan mengembangkan komunikasi antar pribadi merupakan salah satu keterampilan yang amat diperlukan dalam rangka pengembangan seorang diri guru
bimbingan dan konseling baik secara personal maupun profesional. Tidak peduli seberapa berbakatnya seseorang atau seberapa hebat seseorang dalam memahami
teori konseling, kesuksesan dalam konseling tidak akan pernah diperoleh tanpa penguasaan komunikasi interpersonal yang baik.
Keterampilan berkomunikasi bukan merupakan kemapuan yang dibawa sejak lahir dan juga tidak akan muncul tiba-tiba saat individu memerlukannya. Kerampilan
tersebut harus dipelajari atau dilatih. Komunikasi adalah keterampilan yang paling penting dalam proses bimbingan dan konseling. Guru bimbingan dan konseling
menghabiskan sebagian besar jam layanannya dengan berkomunikasi. Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling , FKIP, Universitas Sanata
Dharma secara khusus dididik untuk menjadi guru profesional bimbingan dan konseling khususnya di sekolah, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk mereka
berkerja sebagai konselor diluar sekolah, seperti di rumah sakit, perusahaan, lembaga swadaya masyarakat, balai rehabilitasi dan lain-lain. Oleh karena itu keterampilan
berkomunikasi yang efektif perlu dimiliki oleh mahasiswa prodi BK agar kelak mereka dapat menjadi seorang konselor yang profesional.
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Depdiknas, 2003 konselor harus memiliki beberapa kompetensi salah satu kompetensi yang harus dimiliki
adalah kompetensi sosial. Kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan
peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, wali peserta didik dan masyarakat sekitar. Oleh karena itu sebagai calon konselor mahasiswa semester
tiga Program Studi Bimbingan dan Konseling, FKIP, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun ajaran 20122013 diharapkan memiliki kemampuan yang baik
dalam komunikasi interpersonal. Penelitian ini ingin mengungkap kemampuan komunikasi interpersonal pada
mahasiswa semester tiga BK dalam kegiatan pendidikan di prodi BK. Penelitian ini diharapkan dapat membantu dalam mempersiapkan mahasiswa BK menjadi guru
bimbingan dan konseling yang memiliki kemampuan berkomunikasi yang efektif setelah lulus dari prodi BK. Peneliti memilih mahasiswa semester tiga dengan alasan
mahasiswa angkatan ini sudah hampir menempuh separuh waktu dan masih lama menjalankan studi di prodi BK sehingga masih banyak waktu untuk melatih
mahasiswa agar memiliki kemampuan komunikasi yang efektif.
B. Rumusan Masalah