Perilaku dalam bentuk Sikap Kerangka Konsep

berdasarkan criteria yang ditentukan sendiri atau menngunakan criteria- kriteria yang telah ada. Pengukuran perilaku dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Notoatmodjo, 2003.

b. Perilaku dalam bentuk Sikap

Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik, dan sebagainya. Newcomb, salah seorang ahli psikologi sosial menyatakan bahwa sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Dengan kata lain, fungsi sikap merupakan reaksi terbuka atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi perilaku tindakan atau reaksi tertutup. Sepertinya halnya pengetahuan, sikap terdiri dari beberapa tingkatan yaitu . : 1. Menerima receiving Menerima diartikan bahwa seseorang atau subjek mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan objek. 2. Menanggapi responding Universitas Sumatera Utara Menanggapi diartikan memberikan jawaban atau tanggapan terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapi. 3. Menghargai valuing Menghargai diartikan subjek atau seseorang memberikan nilai yang positif terhadap objek atau stimulus. Dalam arti membahasnya dengan orang lain dan bahkan mangajak atau mempengaruhi orang lain merespons. 4. Bertanggung jawab responsible Sikap paling tinggi tindakannya adalah bertanggung jawab terhadap apa yang telah diyakininya. Pengalaman sikap dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung. Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau pernyataan responden terhadap suatu objek yang bersangkutan. Pertanyaan secara langsung juga dapat dilakukan dengan cara memberikan pendapat dengan menggunakan kata “setuju” atau “tidak setuju” tehadap pernyataan-pernyataan terhadap objek tertentu.

c. Perilaku dalam bentuk Tindakan

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan overt behavior. Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan factor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Universitas Sumatera Utara Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek kesehatan, kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui, proses selanjutnya diharapkan ia akan melaksanakan atau mempraktekkan apa yang diketahui atau disikapinya dinilai baik. Inilah yang disebut praktik practice kesehatan. Praktik atau tindakan dapat dibedakan menjadi tiga tingkatan menurut kualitasnya, yakni : 1. Praktik terpimpin guided respons Apabila suatu subjek atau seseorang telah malakukan sesuatu tetapi masih tergantung pada tuntutan atau menggunakan panduan. 2. Praktik secara mekanisme mechanism Apabila subjek atau seseorang telah melakukan atau mempraktikkan sesuatu hal secara otomatis, maka disebut praktik atau tindakan mekanis. 3. Adopsi adoption Adopsi adalah suatu tindakan atau praktik yang sudah berkembang. Artinya, apa yang dilakukan tidak sekedar rutinitasatau mekanisme saja, tetapi sudah dilakukan modifikasi, atau tindakan atau perilaku yang berkualitas. Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara tidak langsung, yaitu dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberap jam, hari, atau bulan yang lalu recall. Pengukuran juga dapat dilakukan secara langsung, yakni dengan mengobservasi tindakan atau kegiatan responden Notoatmodjo, 2005. Universitas Sumatera Utara

2.8.3 Proses Adopsi Perilaku

Dari pengalaman dan penelitian, terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih baik dari perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers 974 mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru berperilaku baru, di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan yaitu : 1. Awareness kesadaran, yaitu orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus objek terlebih dahulu 2. Interest yaitu orang mulai tertarik kepada stimulus 3. Evaluation yaitu menimbang-nimbang baik tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya 4. Trial yaitu orang yang telah mulai mencoba perlaku baru 5. Adoption yaitu subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus Notoatmodjo, 2003 2.8.4 Faktor-faktor Yang Memengaruhi Perilaku Menurut Green bahwa faktor perilaku sendiri ditentukan oleh 3 faktor utama, yaitu : 1. Faktor-faktor predisposisi disposing factor, yaitu faktor yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai, tradisi, dan sebagainya. Universitas Sumatera Utara 2. Faktor-faktor pemungkin enabling factors, adalah faktor-faktor yang memungkinkan atau memfasilitasi terjadinya perilaku atau tindakan seseorang atau masyarakat. 3. Faktor-faktor penguat reinforcing faktors, adalah faktor-faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku.

2.8.5 Teori SOR

Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa penyebab terjadinya perubahan perilaku tergantung kepada kualitas rangsangan stimulus yang berkomunikasi dengan organisme. Hostland 1953 mengatakan bahwa perubahan perilaku pada hakikatnya adalah sama dengan proses belajar. Proses perubahan perilaku tersebut menggambarkan proses belajar pada individu yang terdiri dari : a. Stimulus rangsang yang diberikan kepada organisme dapat diterima atau ditolak. Apabila stimulus tersebut tidak diterima atau ditolak berarti stimulus itu tidak efektif dalam mempengaruhi perhatian individu, dan berhenti disini. Tetapi apabila stimulus diterima oleh organisme berarti ada perhatian dari individu dan stimulus tersebut efektif. b. Apabila stimulus telah mendapatkan perhatian dari organisme diterima maka ia mengerti stimulus ini dan dilanjutkan kepada proses berikutnya. c. Setelah itu organisme mengolah stimulus tersebut sehingga terjadi kesediaan untuk bertindak demi stimulus yang telah diterimanya bersikap. Universitas Sumatera Utara d. Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan maka stimulus tersebut mempunyai efek tindakan dari individu tersebut perubahan perilaku. Selanjutnya teori ini mengatakan bahwa perilaku dapat berubah hanya apabila stimulus rangsang yang diberikan benar-benar melebihi dari stimulus semula. Stimulus yang dapat melebihi stimulus semula ini berarti stimulus yang diberikan harus dapat meyakinkan organisme. Dalam meyakinkan organisme ini faktor reinforcement memegang peranan penting.

2.9 Kerangka Konsep

Dari skema di atas dapat dilihat, responden yang mendapatkan stimulus dari komunikasi persuasif bidan akan memengaruhi organisme tersebut. Apakah stimulus ditolak atau diterima dapat diukur dari pengetahuan responden. Apabila stimulus telah memengaruhi pengetahuan responden maka selanjutnya akan memengaruhi sikap responden, maka akan muncul respon dari responden, yang dapat diukur dari sikap responden terhadap objek. Komunikasi persuasif bidan Pengetahuan Tindakan Sikap Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Metode penelitian ini adalah penelitian bersifat kroseksional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu untuk mengetahui pengaruh komunikasi persuasif bidan terhadap perilaku ibu dalam pemberian susu formula pada bayi usia 0-6 bulan di Kelurahan Durian Kecamatan Bajenis Kota Tebing Tinggi tahun 2012.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Durian Kecamatan Bajenis Kota Tebing Tinggi. Adapun alasan pemilihan lokasi adalah para ibu menggunakan susu formula pada bayinya karena dimana tempat mereka melahirkan selalu dikenalkan dengan susu formula oleh bidan.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Kelurahan Durian Kecamatan Bajenis Kota Tebing Tinggi pada bulan September-April tahun 2012.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan di Kelurahan Durian Kecamatan Bajenis Kota Tebing Tinggi sebanyak 41 orang dan semua populasi dijadikan sampel Total Sampling Universitas Sumatera Utara