Arah Kebijakan Ekonomi Makro Tahun 2011
Permasalahan dan tantangan dalam menjaga stabilitas harga dan mengamankan pasokan bahan pokok adalah meningkatkan penyediaan bahan pokok kebutuhan masyarakat dengan
meningkatkan produksi, meningkatkan impor apabila diperlukan dana menyempurnakan sistem distribusi bahan pokok, baik yang didukung oleh sistem transportasi darat, laut dan udara.
Perkembangan harga bahan pokok yang cepat ini memerlukan pemantauan yang intensif dan evaluasi seksama termasuk sistem distribusi dan stok bahan pokok. Dunia usaha yang tersebar di
berbagai daerah belum terdata dan terpantau dengan baik. Tersedianya basis data tentang pusat- pusat produksi, stok beserta matarantai distribusinya dan sistem pemantauan yang baik dapat
menjaga kelancaran pasokan dan meredam terjadinya lonjakan harga bahan pokok secara berarti serta dapat menghindari terjadinya penimbunan dan penyelewengan distribusi yang mengurangi
ketersediaannya. Selanjutnya upaya stabilisasi harga bahan pokok memerlukan koordinasi kebijakan ekonomi makro seperti penetapan sasaran inflasi, kebijakan tarif ekspor dan impor,
kebijakan subsidi BBM dan TDL, subsidi pertanian dan suku bunga. Di samping itu, relatif tingginya harga bahan pokok di berbagai daerah yang sulit dijangkau dapat diatasi dengan
mempercepat pembangunan prasarana dan sarana dan meningkatkan pemeliharaan prasarana dan sarana yang telah dibangun.
Di sisi lain, kecenderungan peningkatan aktivitas perekonomian seiring dengan pulihnya krisis ekonomi global menyebabkan inflasi cenderung meningkat. Selain itu, wilayah geografis
negara kita yang berbentuk kepulauan dan masih terbatasnya sarana dan prasarana perhubungan, masih akan mendorong peningkatan inflasi lebih tinggi dibanding negara-nagara tetangga.
Selanjutnya, perubahan perubahan iklim dan cuaca yang mempengaruhi produksi khususnya pertanian dan transportasi, khususnya bahan pangan pokok, dapat mendorong kenaikan inflasi
harga bahan pangan pokok yang mudah bergejolak.
Tantangan berat lainnya di bidang fiskal adalah menjaga kesinambungan fiskal yang berasal dari masih tingginya tingkat pengangguran dan angka kemiskinan di Indonesia, serta
kondisi infrastruktur yang masih belum memadai untuk menunjang akselarasi pembangunan. PeIaksanaan program mitigasi dampak krisis global melalui paket stimulus fiskal yang mencapai
Rp73,3 triliun di tahun 2009 dirasakan masih lambat dan belum optimal. Oleh karena itu, sebagai pembelajaran, ke depan diperlukan langkah-langkah perbaikan melalui koordinasi yang intensif
dan komprehensif antar-lembaga negara atau instansi pemerintah.
Tantangan lain yang muncul adalah yang terkait dengan pelaksanaan sistem pengelolaan anggaran yang masih terus diusahakan sebagaimana diamanatkan dalam UU No. 17 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara yang mencakup pelaksanaan anggaran terpadu unified budget, penerapan sistem penganggaran berbasis kinerja performance based budget, dan penerapan
alokasi belanja negara dalam kerangka pengeluaran jangka menengah medium term expenditure framework. Selain itu, sistem pelaksanaan anggaran serta penyusunan laporan keuangan
pemerintah termasuk neraca laporan keuangan pemerintah yang masih perlu ditingkatkan juga merupakan masalah yang saat ini dan ke depan masih akan dihadapi.