Desain Taman Pemeliharaan Data dan Analisis

sekolah sampel adalah tanduk rusa Platycerium bifurcatum. Daftar tanaman merambat beserta nilai frekuensi dari masing-masing sekolah sampel dapat dilihat pada Lampiran 4. Tanaman Air Melati air Echinodorus sp. menempati urutan pertama dari tanaman air yang paling banyak didapatkan di tujuh sekolah sampel, dengan nilai FR 52,63 dari keseluruhan spesies tanaman air yang ditemukan. Keberadaannya sebesar 28,57 dari semua sekolah sampel. Pada urutan ke-dua dengan nilai FR sebesar 31,58 dan keberadaannya di 14,29 dari sekolah sampel adalah paku ekor kuda Equisetum hymale. Selanjutnya papyrus Cyperus papyrus dengan nilai FR sebesar 10,53 dan keberadaanya 14,29 dari sekolah sampel. Apu-apu Pistia startiotes ada pada urutan berikutnya dengan nilai FR sebesar 5,26 dengan keberadaannya 14,29 dari sampel sekolah. Daftar tanaman air beserta nilai frekuensi dari masing-masing sekolah sampel dapat dilihat pada Lampiran 5.

2.7. Desain Taman

Pada umunya sekolah memiliki desain formal pada tamannya. Kurang lebih 61,86 taman pada halaman sekolah memiliki pola formal, hal ini dilihat dari bentukan dan pola penanaman Tabel 11. Pada halaman sekolah juga ditemukan elemen-elemen keras hardscape bernilai estetik yang sengaja diadakan untuk menunjang kegiatan outdoor siswa dan untuk menambah estetika halaman sekolah Tabel 12. Elemen keras yang dapat dilihat pada mayoritas sekolah sampel antara lain podium upacara, bangku taman, tempat sampah, pot gantung, pot duduk, serta wastafel outdoor. Sedangkan elemen keras lainnya yang minoritas sekolah memilikinya antara lain kolam ikan, shelter, dan pergola. Tabel 11. Persentase Desain Taman Sekolah Desain Taman Formal Informal 12 80 20 42 62 38 44 67 33 48 54 46 53 60 40 81 65 35 113 45 55 Rataan 61,86 38,14 Sumber: Survei, 2010 Tabel 12. Elemen Keras Sekolah Elemen Keras Podium Bangku Taman Tempat Sampah Pot Gantung Pot Duduk 12 X X X X 42 X X X X X 44 X X X X X 48 X X X X X 53 X X X X X 81 X X X X X 113 X X X X Persentase 100 71 100 100 100 Sumber: Survei, 2010 Ket: X= ada

2.8. Pemeliharaan

Pemeliharaan maintanence lingkungan sekolah dari sekolah yang diteliti dilakukan oleh penjaga sekolah danatau tukang kebun khusus di bawah koordinasi dari Wakil Kepala Sekolah bidang sarana dan prasarana sapras sekolah masing-masing. Dalam pelaksanaannya didapati berbagai kendala dan keterbatasan, diantaranya kurang pedulinya sekolah terhadap kebersihan dan kenyamanan lingkungan sekolah. Keterbatasan tenaga sumber daya manusia juga menjadi kendala yang cukup berarti, karena pemeliharaan seluruh sekolah dibebankan hanya pada beberapa user, dalam hal ini adalah penjaga sekolah atau tukang kebun. Dibeberapa sekolah seorang penjaga sekolah atau tukang kebun juga merangkap tugas membersihkan ruang kelas, kantor, dan ruang lainnya. Kendala lain yang sering didapati adalah terbatasnya dana operasional untuk kebersihan lingkungan sekolah. Hal yang tidak kalah penting adalah tingkat partisipasi yang rendah dari user. Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan di sekolah sampel antara lain menyapu lingkungan sekolah, menyiram tanaman sesekali diselingi dengan memangkas, menyiangi, memupuk dan menyulam. Kegiatan yang rutin dilakukan setiap hari di semua sekolah adalah menyiram tanaman, menyapu lingkungan sekolah, dan membuang sampah. Penyiraman tanaman biasanya dilakukan pada pagi danatau siang hari disetiap harinya, kecuali saat musim hujan. Pada sekolah sampel didapati kegiatan rutin yang dilakukan pada 100 sekolah sampel adalah menyapu lingkungan sekolah. Pada beberapa sekolah penyapuan dilakukan sampai tiga kali dalam sehari, pagi sebelum siswa masuk, siang setelah jam istirahat, dan sore setelah jam pulang siswa. Selain itu kegiatan pemeliharaan yang juga dilakukan oleh semua sekolah sampel 100 adalah menyiram tanaman. Menyiram tanaman dilakukan setiap hari, dengan intensitas 1-2 kali dalam sehari, pada saat pagi dan sore hari. Namun pada saat musim penghujan kegiatan menyiram tanaman ini disesuaikan. Membuang sampah juga menjadi kegiatan rutin harian dari semua sekolah sampel 100. Sampah hasil dari kegiatan user di sekolah, baik sampah dari kegiatan belajar mengajar maupun makan, setiap harinya dibuang ke tempat penampungan sampah sementara terdekat oleh tukang kebun atau penjaga Tabel 13. Kegiatan memangkas tanaman dengan frekuensi bulanan terdapat pada 71,43 sekolah sampel, dan sisanya sejumlah 28,57 dilakukan secara insidentil. Penyiangan tanaman dengan frekuensi mingguan dilakukan oleh 14,29, frekuensi bulanan 14,29, dan sebanyak 71,43 melakukan secara insidentil. Kegiatan pemupukan tanaman dilakukan oleh 42,86 sekolah dengan frekuensi bulanan, dengan frekuensi semesteran 42,86, dan sisanya 14,29 secara insidentil. Sedangkan untuk penyulaman tanaman dilakukan secara insidentil oleh semua sekolah sampel 100. Tabel 13. Frekuensi Kegiatan Pemeliharaan Taman Sekolah Kegiatan Pemeliharaan Persentase Sekolah dengan Frekuensi Pemeliharaan Harian Mingguan Bulanan 6 bulanan Tahunan Insidentil Penyapuan lingkungan sekolah 100 - - - - - Penyiraman tanaman 100 - - - - - Pembuangan sampah 100 - - - - - Pemangkasan tanaman - - 71,4 - - 28,6 Penyiangan tanaman - 14,3 14,3 - - 71,4 Pemupukan tanaman - - 42,8 42,8 - 14,3 Penyulaman tanaman - - - - - 100 Sumber: Wawancara dengan Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana, 2010

2.9. Persepsi Pengguna Terhadap Lanskap Sekolah