Tingkat Kelangsungan Hidup Total Amoniak Nitrogen TAN dan Amoniak NH Pemeliharaan Ikan Nila BEST Pascatransportasi Laju Pertumbuhan Harian

7 dipasang di ujung plastik sehingga air yang ada di dalam plastik dapat keluar tanpa mengalami difusi udara dari luar packing. Proses transportasi dilakukan secara simulasi di laboratorium, yaitu disimpan di box Styrofoam dan diguncangkan.

2.4.2.2 Tingkat Kelangsungan Hidup

Survival Rate SR merupakan pengukuran tingkat kelangsungan hidup pada ikan dimana terdapat perbandingan antara jumlah individu yang hidup pada akhir percobaan dengan jumlah individu yang hidup pada awal percobaan. Perhitungan SR menggunakan rumus di bawah ini : 100 x N Nt SR = Keterangan: SR = Survival Rate Nt = Jumlah ikan saat panen No = Jumlah ikan awal tebar

2.4.2.3 Total Amoniak Nitrogen TAN dan Amoniak NH

3 Nilai TAN didapatkan dari perbandingan nilai absorban dari sampel dan standar kemudian dikalikan konsentrasi larutan yang dipakai. Amoniak tak terionisasi NH 3 didapat dari nilai TAN yang dikalikan dengan presentase amoniak yang tidak terionisasi berdasarkan pH dan suhu. Total Amoniak Nitrogen, oksigen terlarut DO, karbondioksida CO 2 , derajat keasaman pH, suhu, dan kesadahan diukur setiap 4 jam selama 24 jam

2.4.2.4 Pemeliharaan Ikan Nila BEST Pascatransportasi

Pemeliharaan ikan dilakukan selama 20 hari setelah packing dibongkar. Ikan dipelihara di dalam akuarium dengan dimensi 100x50x50 cm yang telah dicuci dan dikeringkan selama 3 hari. Sumber air yang digunakan yaitu berasal dari air tandon laboratorium lingkungan. Akuarium diisi air dengan ketinggian 45 cm dan diaerasi selama 3 hari. 8 Ikan dipelihara dengan pemberian pakan berupa pellet at satiation. Penyiponan dilakukan setiap pagi dan sore dengan pergantian air sebanyak 20- 30 setiap hari. Pengukuran laju pertumbuhan harian dilakukan dengan mengukur bobot ikan awal dan bobot ikan akhir sedangkan kelangsungan hidup ikan selama pemeliharaan dilakukan setiap hari dengan mengamati kondisi ikan.

2.4.2.5 Laju Pertumbuhan Harian

Bobot ikan nila BEST diukur pada awal perlakuan dan akhir perlakuan. Kemudian dengan formulasi sebagai berikut dihitung α Laju pertumbuhan harian LPH. Formulanya adalah Effendie, 1997: 100 1 x w wt t − = α α = laju pertumbuhan harian bobot wt = bobot rata-rata pada akhir perlakuan hari ke-t w0 = bobot rata-rata pada awal perlakuan hari ke-0

2.4.2.6 TAN, Oksigen Terlarut, Karbon Dioksida, Kesadahan, Derajat Keasaman, dan Suhu

Dokumen yang terkait

Potensi bakteri saluran pencernaan ikan nila (Oreochromis niloticus) sebagai kandidat probiotik berbasis enzim

26 240 46

Identifikasi Dan Prevalensi Ektoparasit Pada Ikan Nila (Oreochromis niloticus) di Rawa Dan Tambak Paluh Merbau Percut Sei Tuan

9 144 57

Efektifitas Pertumbuhan Bibit Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Terhadap Pengaruh Mineral Fe, Na, Ca, Mg, Dan Cl Pada Akuarium Air Tawar Dan Campuran Air Tawar Dan Air Laut.

4 66 64

Pemanfaatan zeolit dan karbon aktif pada sistem pengepakan tertutup ikan corydoras Corydoras aenus dengan kepadatan tinggi

0 7 71

Efektivitas Penambahan Zeolit, Karbon Aktif, dan Minyak Cengkeh dalam Transportasi Tertutup Ikan Nila BEST Oreochromis sp. dengan Kepadatan Tinggi.

1 3 268

Pemanfaatan Zeolit dan Karbon aktif dalam Transportasi Tertutup Benih Ikan Nila BEST Oreochromis sp. dengan Kepadatan Tinggi

0 11 118

Efektivitas Penambahan Zeolit 20 g/ℓ, Karbon Aktif 10 g/ℓ dan Garam 5 g/ℓ dalam Transportasi Tertutup Benih Ikan Gurame Osphronemus goramy Lac dengan Kepadatan Berbeda

0 3 47

Respons Fisiologi Benih Udang Galah Terhadap Penambahan Garam Yang Berbeda, Minyak Cengkeh, Zeolit Dan Karbon Aktif Pada Transportasi Tertutup

0 6 46

Efektivitas Minyak Sereh, Garam, Zeolit, Dan Karbon Aktif Terhadap Kelangsungan Hidup Benih Ikan Patin Pangasius Sp Pada Transportasi Tertutup

1 25 52

Pemanfaatan garam pada pengangkutan sistem tertutup benih ikan patin Pangasium sp berkepadatan tinggi dalam media yang mengandung zeolit dan arang aktif

0 2 98