30
Metode-metode penetapan harga mempersempit ruang gerak yang harus digunakan perusahaan untuk memilih harga
akhirnya. Dalam memilih harga akhir ini perusahaan tersebut harus mempertimbangkan faktor-faktor tambahan yang
meliputi dampak dari kegiatan pemasaran lain, kebijakan penetapan harga perusahaan, penetapan harga yang berbagi
laba dan reiko dan tampak harga terhadap pihak lain.
c. Strategi Penyesuaian Harga
Menurut Kotler 2007:102 perushaan-perusahaan biasayanya tidak menetapkan hanya satu harga, melainkan struktur penetapan
harga yang mencerminkan perbedaan dalam permintaan dan biaya geografis, tuntutan segmen pasar waktu pembelian, tingkat
pemesanan, frekuensi pengiriman, jaminan kontrak perbaikan. Berikut strategi penyesuaian harga:
1 Penetapan harga geografis Penetapan harga geografis melibatkan perusahaan tersebut
memutuskan bagaimana cara menetapkan harga produknya untuk pelanggan yang berbeda di lokasi dan negara yang
berbeda. 2 Diskon dan potongan harga
Kebanyakan perusahaan akan menyesuaikan daftar harganya dan memberikan diskon dan potongan harga untuk pembayaran
31
yang lebih cepat, pembelian dalam jumlah besar dan pembelian diluar musim.
3 Penetapan harga promosi Tehnik penetepan harga promosi yaitu: penetapan harga
pemimpin, penetapan harga peristiwa khusus, rabat tunai, pembiayaaan bunga rendah, masa pembayaran yang lebih lama,
garansi dan kontrak perbaikan, diskon psikologis. 4 Penetapan harga diskriminatif
Perusahaan-perusahaan sering menyesuaikan harga dasarnya untuk mengakomodasi perbedaan pelanggan, produk, lokasi
dan seterusnya. 5 Penetapan harga bauran produk
Versi produk yang berbeda dikenakan harga yang berbeda, tetapi tidak sebanding dengan masing-masing biayanya
d. Pengembangan Metode Penetapan Harga.
Menurut Mahmud Machfoedz 2010:74 dalam Ahmad Khumaidi 2013:17 metode penetapan harga berorientasi pasar
meliputi: 1 Penetapan harga berorientasi biaya
Dalan penetapan harga berorientasi biaya, jumlah uang atau presentase ditambahkan pada biaya produk.Dengan demikian
metode ini melibatkan kalkulasi selisih harga pokok dengan
32
harga jual.Metode penetapan berorientasi biaya tidak perlu memperhatikan hubungan dengan kebijaksanaan penetapan
harga tertentu. 2 Penetapan harga dengan penambahan biaya
Dalam penetapan harga dengan penambahan biaya, biaya perusahaan ditentukan dan kemudian sejumlah tertentu uang
atau presentase biaya ditambahkan pada biaya perusahaan untuk menetukan harga.
3 Penetapan harga yang dinaikan mark up Penjualan produk eceran pada umumnya menerapkan metode
penetapan harga mark up. Dalam metode ini, harga produk dinaikan dengan terlebih dahulu menambahkan presentse dari
biaya, disebut mark up untuk biaya produk. Meskipun mark up di toko eceran bervariasi dari satu jenis barang ke jenis lainnya,
presentase yang sama biasanya digunakan untuk menetapkan harga produk dalam kategori produk tunggal.
4 Penutupan harga berorientasi permintaan Perusahaan dapat menggunakan penetapan harga berdasarkan
tingkat permintaan produk.Metode menyebabkan harga tinggi ketika permintaan atas produk meningkat dan pada waktu
permintaan rencah harga menjadi murah. 5 Penetapan harga berorientasi persaingan
33
Perusahaan memperhitungkan biaya laba pihak pesaingan.Arti metode ini menjadi semakin penting jika produk yang bersaing
relative homogen dan perusahaan melayani pasar yang didalamnya harga merupakan variabel utama strategis
pemasaran. Adapun setiap perusahaan memiliki kebijakan berbeda dalam
menetapkan harga yang disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai oleh suatu perusahaan.Hal tersebut tidak lepas dari keputusan
yang dibuat sebelumnya oleh perusahaan mengenai penempatan pasar. Pertama kali perusahaan harus menentukan terlebih dahulu apa
yang ingin dicapai dari suatu produk tertentu. Bila perusahaan telah menjatuhkan pilihannya pada suatu sasaran dengan penempatan
tertentu, maka strategi penempatan pasar tertentu, maka strategi baurann pemasarannya, termasuk harga, akan lebih cepat ditentukan.
Citra suatu perusahaan akan dapat dibentuk melalui strategi penetapan harga. Perusahaan dapat menetapkan harga tinggi untuk
membentuk atau mempertahankan citra prestisius.Dalam tujuan berorientasi pada citra, perusahaan berusaha menghindari persaingan
dengan jalan melakukan diferensiasi produk atau dengan jalan melayani segmen pasar khushs. Dan hal ini paling banyak terjadi pada
perusahaan-perusahaan yang menjual produk yang termasuk kategori special goods maupun produk yang membutuhkan keterlibatan tinggi
dalam proses pembelian.
34
Dengan kata lain, bagaimana para konsumen akan bereaksi apabila perusahaan menaikan harga atau menurunkan harga
produknya. Harga sebuah produk atau jasa merupakan faktor penentu utama permintaan pasar.Konsumen sangat tergantung pada harga
sebagai indicator kualitas sebuah produk terutama pada saat mereka harus membuat keputusan membeli sedangkan informasi yang
dimiliki tidak lengkap. 5. Keputusan Pembelian
a. Pengertian Keputusan Pembelian
Menurut Kotler dan Amstrong 2003: 227, keputusan pembelian adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli dimana
konsumen benar-benar membeli. Pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan
mempergunakan barang yang ditawarkan.
b. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian
Menurut Kotler dan Keller 2012: 188, untuk sampai pada tahap pembelian, terdapat langkah-langkah dalam proses pembelian dengan
suatu tahapan. Proses pengambilan keputusan meliputi serangkaian tahapan meliputi: pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi
alternatif, keputusan pembelian, dan prilaku pasca pembelian. Proses tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
35
Gambar 2.1 Proses Keputusan Pembelian
Sumber : Kotler dan Keller 2012: 188. 1 Pengenalan masalah
Merupakan proses dimana pembeli mengenali sebuah masalah atau kebutuhan yang timbul dari rangsangan internal atau rangsangan
eksternal. 2 Pencarian informasi
Konsumen yang tertarik terhadap sebuah produk akan mencari informasi mengenai produk tersebut. Bila dorongan konsumen kuat
dan produk yang dapat memuaskan ada dalam jangkauan, konsumen kemungkinan akan membelinya. Sumber informasi
konsumen digolongkan ke dalam empat kelompok, antara lain: a Sumber pribadi, yaitu keluarga, teman, tetangga dan
kenalan. b Sumber komersial, yaitu iklan, wiraniaga dan penyalur.
c Sumber publik, yaitu media masa dan organisasi penentu peringkat konsumen.
d Sumber pengalaman, yaitu penanganan, pengkajian dan pemakaian produk.
Pengenalan masalah
Pencarian informasi
Evaluasi alternatif
Keputusan pembelian
Perilaku pasca pembelian
36
c. Evaluasi alternatif
Menurut Kotler dan Keller 2012: 192, konsumen mengolah informasi merek yang bersaing dan membuat penilaian akhir. Tidak
ada proses evaluasi tunggal sederhana yang digunakan oleh semua konsumen atau oleh satu konsumen dalam semua situasi pembelian.
Terdapat beberapa proses evaluasi keputusan, dan model-model terbaru yang memandang proses evaluasi konsumen sebagai proses
yang berorentasi kognitif. Yaitu, model tersebut menganggap konsumen membentuk penilaian atas produk dengan sangat sadar dan
rasional. Beberapa konsep dasar akan membantu kita memahami proses
evaluasi konsumen yaitu: 1 Konsumen berusaha memenuhi kebutuhan.
2 Konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk. 3 Konsumen memandang masing-masing produk sebagai
sekumpulan atribut dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang digunakan untuk
memuaskan kebutuhan itu. Para konsumen akan memberikan perhatian besar pada atribut
yang memberikan manfaat yang dicarinya. Pasar produk tertentu sering dapat disegmentasikan berdasarkan atribut yang menonjol bagi
kelompok konsumen yang berbeda-beda.
37
a Keyakinan dan sikap. Evaluasi sering mencerminkan keyakinan dan sikap.Melalui
bertindak dan belajar, orang mendapatkan keyakinan dan sikap.Keduanya kemudian memengaruhi perilaku pembelian
mereka. Keyakinan belief adalah gambaran pemikiran yang dianut
seseorang tentang gambaran sesuatu.Keyakinan orang tentang produk atau merek memengaruhi keputusan pembelian
mereka.Yang tak kalah pentingnya dengan keyakinan adalah sikap.
Sikap attitude adalah evaluasi, perasaan emosi, dan kecenderungan tindakan yang menguntungkan atau tidak
menguntungkan dan bertahan lama pada seseorang terhadap obyek atau gagasan tertentu.
b Model harapan nilai. Konsumen akhirnya mengambil sikap keputusan, preferensi
terhadap berbagai
merek melalui
prosedur evaluasi
tersebut.Mereka mengembangkan satu perangkat keyakinan tentang tempat masing-masing merek berdiri pada setiap
atribut.Model harapan
nilai atas
pembentukan sikap
menyatakan bahwa konsumen mengevaluasi produk dan jasa dengan menggabungkan keyakinan merek mereka positif
maupun negatif menurut kepentingannya.
38
d. Keputusan pembelian
Menurut Kotler dan Keller 2012: 192, dalam tahap evaluasi, para konsumen membentuk preferensi atas merek-merek yang ada di
dalam kumpulan pilihan.Konsumen juga dapat membentuk niat untuk membeli merek yang paling disukai. Dalam melaksanakan maksud
pembelian, konsumen bisa mengambil lima sub-keputusan: pertama merek merek „A‟, kedua dealer dealer „2‟, ketiga kuantitas sebuah
komputer, keempat waktu akhir pekan, dan yang kelima metode pembayaran kartu kredit. Dalam pembelian produk sehari-hari,
keputusannya lebih kecil dan kebebasannya juga lebih kecil. Dalam beberapa kasus, konsumen bisa mengambil keputusan
untuk tidak secara formal mengevaluasi setiap merek.Dalam kasus lain, faktor-faktor yang mengintervensi bisa memengaruhi keputusan
final. 1 Model pilihan konsumen yang non-kompensasi.
Model harapan nilai adalah model kompensasi dimana hal-hal yang dianggap baik pada sebuah produk dapat membantu mengatasi hal-
hal lain yang dirasa buruk.Namun, konsumen mungkin tidak ingin menghabiskan begitu banyak waktu dan energi untuk menilai
merek.Dengan model non-kompensasi pada pilihan konsumen, pertimbangan
atribut positif
dan negatif
tidak perlu
disaring.Mengevaluasi atribut lebih dalam membuat keputusan menjadi lebih mudah bagi seorang konsumen, tapi juga
39
meningkatkan kemungkinan orang untuk melakukan pilihan yang berbeda jika dia lebih leluasa menghadapi rincian yang lebih besar.
Disini kita menyoroti tiga warisan pilihan tersebut yaitu: a Pada pengalaman konjungtif, konsumen menetapkan satu
tingkat minimum yang dapat diterima untuk setiap atribut dan memilih alternatif pertama yang memenuhi standar minimum
untuk sebuah atribut. b Pada pengalaman leksikografik, konsumen memilih merek
terbaik berdasarkan atribut yang dirasakan paling penting. c Pada pengalaman eliminasi berdasarkan aspek, konsumen
membandingkan merek pada sebuah atribut yang diseleksi dengan
memerhatikan tingkat
probabilitas dimana
probabilitas memilih sebuah atribut itu secara positif berhubungan dengan arti pentingnya dan merek dieliminasi
jika tidak memenuhi tingkat minimum yang dapat diterima. 2 Faktor-faktor yang mengganggu
Walaupun konsumen membentuk evaluasi merek, ada beberapa faktor yang dapat berada di antara niat pembelian dan keputusan
pembelian yang digambarkan pada Gambar 2.2.
40
Gambar 2.2 Tahapan antara evaluasi alternatif dan keputusan pembelian
Sumber : Kotler 2012: 192. Faktor pertama adalah sikap orang lain. Sejauh mana
sikap orang lain mengurangi alternatif yang disukai seseorang akan bergantung pada dua hal:
a Intensitas sikap negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai konsumen.
b Motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain. Semakin gencar sikap negatif orang lain dan semakin dekat
orang lain tersebut dengan konsumen, konsumen akan semakin mengubah niat pembeliannya.
Faktor kedua adalah faktor situasi yang tidak terantisipasi yang dapat muncul dan mengubah niat pembelian.Keputusan
konsumen untuk memodifikasi, menunda, atau menghindari keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh risiko yang
difikirkan.
Evaluasi alternatif
Niat pembeli
Faktor situasi yang
tidak terantisipasi
Sikap orang lain
Keputusan pembelian
41
Ada beberapa macam jenis risiko yang bisa dirasakan konsumen dalam membeli dan mengkonsumsi sebuah produk,
antara lain: a Risiko fungsional, produk tidak berkinerja sesuai harapan dan
produk tidak bernilai sesuai harga yang dibayar. b Risiko fisik, produk menimbulkan ancaman terhadap
kesejahteraan atau kesehatan fisik dari pengguna atau orang lain.
c Risiko sosial, produk menimbulkan rasa malu terhadap orang lain.
d Risiko psikologis, produk mempengaruhi kesejahteraan mental dari pengguna.
Risiko waktu, kegagalan produk mengakibatkan biaya peluang kerena menemukan produk lain yang memuaskan
B. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu merupakan suatu sumber yang dijadikan acuan dalam melakukan penelitian. Penelitian terdahulu yang digunakan berasal dari
jurnal dan skripsi dengan melihat hasil penelitiannya dan akan dibandingkan dengan penelitian selanjutnya dengan menganalisa berdasarkan keadaan dan
waktu yang berbeda. Berikut ini tabel penelitian terdahulu:
42
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Judul
Penelitian Peneliti Dan
Tahun Metode Penelitian
Hasil Penelitian
1. Pengaruh Bauran
Promosi Terhadap Kunjungan
Wisatawan Domestik Studi
Kasus Di Taman Rekreasi
Sengkaling Malang
Widayanti 2006
Regresi Linier Berganda
Hasil penelitian menyatakan bahwa
terdapat pengaruh secara simultan
antara
advertising, personal selling, sales
promotion dan public relation dan secara
parsial berpengaruh secara parsial antara
advertising, personal selling, sales
promotion, dan public relation terhadap
keputusan penggunaan kunjungan wisatawan
domestic.
2. Pengaruh Celebrity
Endorser Terhadap Keputusan
Pembelian Sepeda Motor Merek
Honda Vario Widodo 2008 Regresi Linier
Berganda Hasil penelitian
menyatakan bahwa terdapat pengaruh
positif antara celebrity endorser
terhadap keputusan pembelian
3. Dampak Store
Atmosphere Terhadap
Keputusan Pembelian
Arifin 2009 Regresi Linier
Berganda Hasil penelitian
menyatakan bahwa terdapat pengaruh
komponen store atmosphere terhadap
keputusan pembelian
43
Tabel 2.1 Lanjutan
No Judul
Penelitian Peneliti Dan
Tahun Metode Penelitian
Hasil Penelitian
4. Pengaruh Celebrity
Endorser, Citra Merk Rabbani
Terhadap Keputusan
Pembelian Konsumen Studi
kasus dilakukan di Rabbani
Tasikmalaya Herdiani
2010 Regresi Linier
Berganda hasil penelitian
menunjukkan bahwa celebrity endorser
dan citra merek secara simultan dan
parsial mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap keputusan pembelian
konsumen Rabbani Tasikmalaya.
5. Store Atmosphere
Dan Perilaku Pembelian
Konsumen Di Toko Buku Gramedia
Malang Fuad 2010
Regresi Linier Berganda
hasil uji F dan t dibuktikan bahwa
variabel-variabel dari store
atmosphere, baik secara parsial
maupun simultan berpengaruh
signifikan terhadap perilaku berbelanja
konsumen.
6. Pengaruh Celebrity
Endorser Dian Sastrowardoyo
Terhadap Keputusan
Pembelian Shampoo
L‟oreal Sapitri 2011
Regresi Linier Berganda
Hasil penelitian menyatakan bahwa
terdapat pengaruh secara parsial dan
simultan antara komponen celebrity
endorser terhadap keputusan pembelian
7. Motivasi, Persepsi
dan Harga Pengaruhnya
Terhadap Animo Pembelian Produk
Pada KFC
Megamas Manado” Maichael
Tirajoh 2013 Regresi Linier
Berganda Hasil dari penelitian
ini menunjukkan bahwa variabel
Motivasi, Persepsi, dan Harga secara
simultan mempunyai pengaruh terhadap
Animo Pembelian.
Berlanjut Ke Halaman Berikutnya
44
Tabel 2.1 Lanjutan
No Judul
Penelitian Peneliti Dan
Tahun Metode Penelitian
Hasil Penelitian
8. Suasana Toko
Dalam Menciptakan
Emosi Dan Pengaruhnya
Terhadap Keputusan
Pembelian Sukma 2012
Path Analysis Hasil penelitian
bahwa terdapat pengaruh antara
bagian luar toko, tata letak toko dan
pajangan dalam toko berpengaruh
terhadap keputusan pembelian
sedangkan bagian umum tidak
berpengaruh terhadap keputusan
pembelian
9. Store Atmosphere
Pengaruhnya Terhadap
Keputusan Pembelian
Konsumen Di Texas Chicken
Multimart Ii Manado
Dessyana 2013
Regresi Linier Berganda
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
secara simultan store exterior, general
interior, store layout dan interior display
berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian konsumen. Secara
parsial store exterior, general
interior, store layout dan interior display
berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian konsumen
Sumber: Jurnal Penelitian Terdahulu
45
C.Keterkaitan Antar Variabel Penelitian a.
Celebrity Endorser terhadap Keputusan Pembelian
Upaya meningkatkan penjualan produk dilakukan dengan peningkatan keputusan pembelian oleh konsumen. Untuk meningkatkan
keputusan pembelian banyak langkah yang dilakukan suatu perusahaan dalam menghadapi persaingan dalam menarik konsumen dalam
memutuskan pembelian, salah satunya adalah dengan menggunakan selebriti. Selebriti adalah orang yang terkenal di masyarakat. Dia bisa
seorang bintang film, bintang sinetron, model, pelawak, presenter, olahragawan, ilmuwan, bisnisman, politikus, penyanyi, dan orang-orang
terkenal lainnya Hsu and McDonald, 2002:56. Fakta empiris menunjukkan bahwa penggunaan selebriti dalam
iklan merupakan metode yang efektif untuk komunikasi yang persuasif Hsu McDonald, 2002:62. Seorang komunikator yang dapat
mengkomunikasikan produk yang diiklankan kepada konsumen. Selebriti merupakan salah satu pilihan yang tepat untuk dijadikan
sebagai komunikator. Menggunakan selebriti sebagai bintang iklan suatu produk disebut celebrity endorser Handi dan Chandra, 2008:98.
Secara empiris banyak penelitian dengan latar belakang sampel yang berbeda beda telah membuktikan bahwa promosi mempunyai
pengaruh positif terhadap keputusan pembelian seperti yang diungkapkan
46
oleh Herdiani 2010 dan Widodo 2013 yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh secara parsial maupun simultan antara variabel
celebrity endorser terhadap keputusan pembelian.
b. Store Atmosphere terhadap Keputusan Pembelian
Peningkatan keputusan pembelian dapat dilakukan dengan peningkatan suasana dalam toko store atmosphere. Store atmosphere
merupakan kombinasi dari pesan secara fisik yang telah direncanakan, Store atmosphere dapat digambarkan sebagai perubahan terhadap
perencanaan lingkungan pembelian yang menghasilkan efek emosional khusus yang dapat menyebabkan konsumen melakukan tindakan
pembelian Gilbert dalam Foster, 2008:61. Levy and Weitz 2001:576 mengemukakan bahwa suasana toko
merupakan penciptaan suasana took melalui visual, penataan, cahaya, musik dan aroma yang dapat menciptakan lingkungan pembelian yang
nyaman, sehingga dapat mempengaruhi persepsi dan emosi konsumen untuk melakukan pembelian.
Secara empiris banyak penelitian dengan latar belakang sampel yang berbeda beda telah membuktikan bahwa promosi mempunyai
pengaruh positif terhadap keputusan pembelian seperti yang diungkapkan oleh Arifin 2009 dan Fuad 2010 yang menyatakan bahwa terdapat
47
pengaruh secara parsial maupun simultan antara variabel store atmosphere terhadap keputusan pembelian.
c. Harga terhadap Keputusan Pembelian
Upaya peningkatan keputusan pembelian dilakukan dengan berbagai cara demi kelangsungan hidup suatu perusahaan, langkah yang
biasa dilakukan adalah harga produk yang ditawarkan perusahaan. Citra suatu perusahaan dapat dibentuk melalui strategi penetapan
harga.Penetapan harga tinggi maupun rendah pada sebuah perusahaan pada hakikatnya bertujuan untuk meningkatkan persepsi konsumen
terhadap keseluruhan bauran produk yang ditawarkan perusahaan Harga merupakan elemen penting dalam strategi pemasaran dan
harus senantiasa dilihat dalam hubungannya dengan strategi pemasaran. Harga adalah suatu nilai tukar yang bisa disamakan dengan uang atau
barang lain untuk manfaat yang diperoleh dari suatu barang atau jasa bagi seseorang atau kelompok pada waktu tertentu dan tempat tertentu
Oentoro, 2012:149. Secara empiris banyak penelitian dengan latar belakang sampel
yang berbeda beda telah membuktikan bahwa harga mempunyai pengaruh positif terhadap keputusan pembelian seperti yang diungkapkan
oleh Sukmawati 2011 dalam jurnalnya mengatakan bahwa konsumen mempunyai anggapan adamya hubungan yang positif antara harga dan
kualitas suatu produk, maka mereka akan membandingkan antara produk
48
yang satu dengan produk lainnya dan barulah konsumen mengambil keputusan untuk membeli suatu produk.
D.Kerangka Pemikiran Teoritis
Kerangka berpikir merupakan sintesa dari serangkaian teori yang tertuang dalam tinjauan pustaka, yang pada dasarnya merupakan gambaran
sistematis dari kinerja teori dalam memberikan solusi atau alternatif solusi dari serangkaian masalah yang ditetapkan, selain itu, kerangka pemikiran dapat
disajikan dalam bentuk bagan, deskripsi kualitatif, dan atau gabungan keduanya Hamid, 2010:25.
Penelitian ini hanya menekankan pada tiga variabel bebas atau variabel independen yaitu
celebrity endorser
, store atmosphere dan harga terhadap variabel terikat atau variabel dependen yaitu keputusan pembelian. Keempat
variabel tersebut dikaitkan dengan objek yang diteliti yaitu konsumen KFC. Semua variabel diuji kualitas datanya dengan uji validitas dan uji reliabilitas.
Setelah itu, data juga diuji asumsi klasik, yaitu uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas. Selanjutnya, model analisis yang
akan digunakan adalah model analisis regresi berganda yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas independen terhadap
variabel terikat dependen yang pada akhirnya akan dibuat kesimpulan serta implikasi dari penelitian ini. Berikut akan digambarkan kerangka pemikiran
dalam penelitian ini.
49
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran
Harga X3 Store Atmosphere X2
Keputusan Pembelian Y Uji Kualits Data
1.Uji Validitas 2.Uji Reabilitas
Uji Asumsi Klasik : 1.
Uji Normalitas 2.
Uji Multikolinearitas
3.
Uji Heteroskedastisitas
Uji Regresi Linear Berganda
Kesimpulan Uji Koefisien Determinasi
Celebrity Endorser X1
Uji Hipotesis: 1.
Uji t 2.
Uji F
50
E.Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka pemikiran teoritis dan penelitian terdahulu, maka dapat dirumuskan suatu hipotesis yang merupakan dugaan sementara dalam
menguji suatu penelitian, yaitu: 1. H
o1
: b
1
= 0, tidak terdapat pengaruh antara celebrity endorser terhadap keputusan pembeli
H
a1
: b
1
≠ 0, terdapat pengaruh antara celebrity endorser terhadap keputusan pembeli
2. H
o2
: b
2
= 0, tidak terdapat pengaruh antara store atmosphere terhadap keputusan pembeli
H
a2
: b
2
≠ 0, terdapat pengaruh antara store atmosphere terhadap keputusan pembeli
3. H
o3
: b
3
= 0, tidak terdapat pengaruh antara harga terhadap keputusan pembeli
H
a3
: b
3
≠ 0, terdapat pengaruh antara harga terhadap keputusan pembeli 4. H
o
: b
1
: b
2
: b
3
= 0, tidak terdapat pengaruh antara celebrity endorser, store atmosphere dan harga terhadap keputusan pembelian
H
a
: b
1
: b
2
: b
3
≠ 0, terdapat pengaruh antara celebrity endorser, store atmosphere dan harga terhadap keputusan pembeli
51
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah bidang pemasaran yang berfokus pada seberapa besar pengaruh antara Celebrity Endorser X1, Store
Atmosphere X2, dan Harga X3 sebagai variabel independen yang mempengaruhi keputusan pembelian Y.
Penelitian ini dilakukan dari bulan Mei 2016 sampai Juni 2016. Populasi penelitian ini adalah konsumen Restoran KFC Taman Topi Square di wilayah
Kota Bogor
B. Metode Penentuan Sampel
1. Populasi penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Sugiyono, 2007: 115 selain itu populasi juga bisa
didefinisikan sebagai suatu jumlah keseluruhan yang mencakup semua anggota yang diteliti Istijanto, 2009:113.
2. Sampel Penelitian
Sedangkan sampel adalah semacam miniature dari populasinya Santono dan Tjiptono dalam Hariwijaya dan Triton, 2011:66. Bila
populasi besar, dan peneliti tidak memungkinkan untuk mempelajari
52
semua yang ada pada populasinya secara keseluruhan, misalnya keterbatasan dana, tenaga, waktu, maka peneliti menggunakan
sampel yang terdapat dalam populasi tersebut Sugiyono, 2007:116. Teknik pengambilan sampel yang digunakan penulis dalam
penelitian ini adalah metode judgement sampling yaitu sampel yang diambil sesuai dengan karateristik populasi yang diinginkan, siapapun
responden yang bersangkutan, dimana dan kapan saja ditemui, dijadikan elemen-elemen sampel penelitian Hamid, 2007:32.
Pembagian sampel dihitung berdasarkan pertimbangan bahwa responden pernah membeli atau mengkonsumsi produk KFC.Sampel
yang akan penulis gunakan dalam penelitian ini adalah responden yang berdomisili di Kota Bogor dan responden yang kebetulan sedang
berada di Kota Bogor berdasarkan kriteria responden berdasarkan jenis kelamin Laki-laki atau Perempuan, kriteria responden berdasarkan usia
antara 17-23 tahun, 24-30 tahun, 31-40 tahun, dan usia lebih dari 40 tahun, kriteria responden berdasarkan berdasarkan pekerjaan seperti :
Pelajar atau Mahasiswa, Karyawan atau Swasta, Ibu Rumah Tangga, PNS, Wiraswasta dan Lainnya, kriteria responden berdasarkan
penghasilan perbulan kurang dari Rp.2.000.000 , penghasilan perbulan sebesar Rp.2000.001 sampai dengan Rp.3.000.000, penghasilan
perbulan sebesar Rp.3.000.001 sampai dengan Rp.6.000.000, dan penghasilan perbulan lebih dari Rp.6.000.000, dan kriteria responden
53
berdasarkan Frekuensi Kunjungan perbulan yaitu : Sekali, 2-3 kali, 4-5 kali, 6-7 kali, dan lebih dari 7 kali .
Dalam penelitian ini, pengambilan sampel disesuaikan dengan teori Roscoe 2009: 129-130, bahwa ukuran sampel yang layak bila
penelitian akan melakukan analisis multivariat maka jumlah anggota sampel minimal 10 dikali jumlah variabel yang diteliti. Jumlah
variabel dalam penelitian adalah 4, sehingga jumlah sampel yang dibutuhkan sebanyak 40 10 x 4 sampel responden pada konsumen
yang pernah membeli dan mengkonsumsi produk KFC Taman Topi Square Di Wilayah Kota Bogor .Berdasarkan pendapat-pendapat para
ahli tersebut diatas, maka peneliti menetapkan jumlah sampel sebesar 60 sampel yang akan dipergunakan dalam penelitian ini.
C. Teknik Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder, penjelasannya sebagai berikut:
1. Data primer primary data Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber data yang pertama
baik dari individu seperti hasil dari wawancara atau hasil pengisian kuesioner Hariwijaya dan Triton, 2011:57.
2. Data sekunder secondary data Data sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut dan telah
disajikan oleh pihak lain, misalnya dalam bentuk table-tabel ataupun
54
bentuk diagram-diagram Hariwijaya dan Triton, 2011:58. Dalam penelitian ini, penulis mengumpulkan data-data dan informasi yang
diperlukan dengan cara membaca literatur, buku, artikel, jurnal, data dari internet, dan skripsi maupun tesis penelitian sebelumnya
D. Metode Analisis Data
Pengukuran faktor-faktor yang mempengruhi konsumen dalam keputusan pembelian produk tersebut dilakukan dengan skala likert.Skala likert
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial Riduwan dan Kuncoro, 2008:20.
Dengan menggunakan skala likert, maka variabel yang akan diukur akan dijabarkan menjadi sub variabel dan kemudian sub variabel dijabarkan
kembali menjadi indikator-indikator yang dapat diukur. Akhirnya indikator- indikator yang telah diukur dapat dijadikan titik tolak item intstrumen yang
berupa pertanyaan yang perlu dijawab lagi oleh responden Riduwan dan Kuncoro, 2008:20.
Insturmen pertanyaan ataupun pernyataaan ini akan menghasilkan total skor bagi setiap anggota sampel yang diwakili oleh setiap nilai skor seperti
instrument dibawah ini: SS
= Sangat Setuju diberi skor 5
S = Setuju
diberi skor 4 N
= Netral diberi skor 3
TS = Tidak Setuju
diberi skor 2 STS
= Sangat Tidak Setuju diberi skor 1
55
Skala likert dinyatakan ordinal karena pernyataan sangat setuju mempunyai tingkatan atau preferensi yang “lebih tinggi” dari setuju, dan
setuju “lebih tinggi” dari ragu-ragu Ghozali, 2012:47
1. Uji Kualitas Data
Tahap ini merupakan tahap yang sangat penting dan menentukan.Pada tahap inilah data diolah sedemikian rupa sehingga berhasil disimpulkan
kebenaran yang dapat dipakai untuk menjawab persoalan-persoalan yang diajukan dalam penelitian.Metode analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda.Dan uji kualitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas dan
uji reliabilitas.
a. Uji Validitas Data Validitas adalah tingkat kemampuan instrumen penelitian untuk
mengungkapkan data sesuai dengan masalah yang hendak
diungkapkan.Dengan kata lain, validitas menunjukan sejauh mana suatu alat ukur itu dapat digunakan untuk mengukur apa yang
seharusnya diukur. Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar pertanyaan dalam
mendefinisikan suatu variabel.Daftar pertanyaan ini pada umumnya mendukung suatu kelompok variabel tertentu.Suatu kuesioner
dikatakan valid jika terdapat kesamaan antara data yang terkumpul
56
dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Sugiyono, 2004:172.
Dalam penentuan layak atau tidaknya suatu item yang akan digunakan, biasanya dilakukan uji signifikansi koefisien korelasi pada batasan
minimal korelasi 0,30, artinya suatu item dianggap valid jika skor total lebih besar dari 0,30 Duwi Priyatno, 2010: 90
b. Uji Reliabilitas Data Uji reliabilitas keandalan merupakan ukuran suatu kestabilan dan
konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk-konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel
dan disusun dalam bentuk kuesioner.Instrumen dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten
atau stabil dari waktu kewaktu.Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur bahwa variabel yang digunakan benar-benar bebas dari
kesalahan sehingga menghasilkan hasil yang konstan meskipun diuji beberapa kali.Perhitungan reliabilitas dilakukan dengan menggunakan
uji statistik Cronbach Alpha . Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha0,60
Nunnally dalam Ghozali, 2005
57
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal Ghozali, 2006:160.Ada dua cara yang sering digunakan untuk
menguji normalitas residual, yaitu dengan analisis grafik normal P- Plot regresi dan uji OneSample Kolmogorov-Smirnov.
Uji normalitas dilakukan dengan melihat normal probability plot P –
Plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan
ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika menyebar sekitar garis dan mengikuti garis diagonal, makaresidual
pada model regresi tersebut terdistribusi secara normal Priyatno, 2013:50.
Sedangkan untuk uji normalitas penelitian ini juga menggunakan uji non-parameterik Kolmogorov-smirnov K-S untuk mengetahui
signfikansi data terdistribusi normal. Yaitu dengan cara melihat nilai signifikansi residual Asym.Sig 2-tailed. Jika signifikansi lebih dari
0,05, maka residual terdistribusi secara normal Priyatno, 2013:53. b. Uji Multikoliniearitas
Multikoliniearitas adalah keadaan dimana antara dua variabel independen atau lebih pada model regresi terjadi hubungan linier yang
sempurna atau mendekati sempurna.Uji multikoloniearitas bertujuan
58
untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen.Model regresi yang baik seharusnya
tidak terjadi korelasi di antara variabel independentGhozali, 2011:171. Jika variabel independent saling berkorelasi, maka
variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independent yang nilai korelasi antar sesama variabel
independent sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi adalah sebagai berikut:
1 Nilai R
2
yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel
independent banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependent.
2 Menganalisis matriks korelasi variabel-variabel independent. Jika antar variabel ada korelasi yang cukup tinggi umumnya di
atas 0.90, maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinieritas. Tidak adanya korelasi yang tinggi antar
variabel independent tidak berarti bebas dari multikolinieritas. Multikolinieritas dapat disebabkan karena adanya efek
kombinasi dua atau lebih variabel independent. 3 Multikolinieritas dapat juga dilihat dari 1 nilai tolerance dan
lawannya 2 variance inflation factor VIF. Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independent manakah yang
dijelaskan oleh variabel independent lainnya. Dalam pengertian
59
sederhana setiap variabel independent menjadi variabel dependent terikat dan diregres terhadap variabel independent
lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independent yang terpilih jika dijelaskan oleh variabel independent lainnya.
Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi karena VIF = 1tolerance. Nilai cut off yang umum dipakai
untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai tolerance 0.10 atau sama dengan nilai VIF 10. Setiap
peneliti harus menentukan tingkat kolinieritas yang masih dapat ditolerir. Sebagai misal nilai tolerance = 0.10 sama
dengan tingkat kolinieritas 0.95. Walaupun multikolinieritas dapat dideteksi dengan nilai tolerance dan VIF, tetapi kita
masih tetap tidak mengetahui variabel-variabel independent mana sajakah yang saling berkolerasi.
c. Uji Heterokedastisitas Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lainJika variance dari residual
satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas
dan jika
berbeda disebut
heterokedastisitas.Ghozali, 2011:138. Model regresi yang baik adalah
yang homokedastisitas
atau tidak
terjadi heterokedastisitas.Kebanyakan data crossection mengandung