Ketenagakerjaan MIE INSTAN Response Surface Methodology (Rsm) Application In Processing Parameters Optimization Of Indomie Instant Noodle At Pt Indofood Cbp Sukses Makmur, Tbk. Noodle Division In Jakarta

5 2. QC Raw Material and Finish Good Supervisor Mengendalikan mutu bahan baku dan barang jadi, mengawasi shelf life produk, serta melakukan pemeriksaan barang yang terdapat di gudang. d. Finance and Accounting Manager FAM FAM bertugas dan bertanggung jawab untuk merencanakan, mengatur, serta mengendalikan semua kegiatan departemen administrasi dan keuangan untuk mendukung kegiatan operasional perusahaan. e. Branch Personnel Manager BPM BPM bertugas dan bertanggung jawab untuk menangani kelancaran personalia, mengatur dan melakukan pengawasan tugas tata usaha, menyusun rencana kerja perusahaan, serta menyusun laporan manajemen bidang umum. f. Area and Sales Promotion Manager ASPM ASPM bertugas dan bertanggung jawab untuk mengatur strategi pemasaran, prediksi, dan hubungan usaha. Selain itu juga untuk merencanakan, mengatur, dan mempromosikan produk perusahaan, serta bertanggung jawab untuk mencapai target penjualan perusahaan.

2.6 Ketenagakerjaan

PT Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk. Divisi Noodle cabang Jakarta memiliki jumlah karyawan sekitar 1025 orang. Pembagian waktu kerja untuk karyawan mengacu pada peraturan yang telah ditetapkan oleh Departemen Tenaga Kerja yaitu 40 jam kerja dalam satu minggu . Pembagian jam kerja PT Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk. Divisi Noodle cabang Jakarta yaitu: a. Hari Senin – Jumat: Shift I : 07.00 – 14.30 WIB Shift II : 14.30 – 22.00 WIB Shift III : 22.00 – 06.30 WIB b. Hari Sabtu : Shift I : 07.00 – 12.00 WIB Shift II : 12.00 – 17.00 WIB Waktu tersebut sudah termasuk istirahat selama 30 menit dan hari Minggu terhitung waktu lembur. Selain itu, ada juga jam kerja long shift, yaitu penambahan jam kerja diluar jatah jam kerja yang seharusnya dan terhitung sebagai lembur. 6 III. TINJAUAN PUSTAKA

3.1 MIE INSTAN

Mie merupakan bahan pangan yang berbentuk pilinan memanjang dengan diameter 0,07- 1,05 inci yang terbuat dari tepung terigu dengan atau tanpa tambahan kuning telur Beans et al. 1974. Mie diperkirakan berasal dari daratan Cina. Hal ini terlihat dari tradisi menyajikan mie pada perayaan ulang tahun sebagai simbol untuk umur yang panjang. Marcopolo adalah orang yang memperkenalkan mie pertama kali di luar daratan Cina, dengan membawanya ke Italia dan mulai merambah ke negara lain Juliano dan Hicks 1990. Di Indonesia saat ini mie telah menjadi salah satu pangan alternatif utama setelah nasi. Dilihat dari segi nilai gizi, mie dapat dikatakan sebagai pengganti nasi, makanan tambahan, dan sebagai cadangan pangan darurat sebagai sumber energi, ataupun sebagai subsitusi makanan pokok cukup besar. Terdapat berbagai macam jenis mie menurut proses pengolahannya Winarno 1992, yaitu: a. Mie basah mentah, merupakan untaian mie hasil dari pemotongan lembaran adonan tanpa perlakuan pengolahan lanjutan. Mie jenis ini biasa digunakan untuk mie ayam. Kadar air mie basah mentah sekitar 35 dan biasanya ditaburi dengan tapioka untuk menjaga agar untaian mie tidak saling lengket satu sama lain. b. Mie basah matang, disebut juga dengan mie kuning. Mie jenis ini dihasilkan dari mie mentah yang dikukus atau direbus. Mie dengan kadar air sekitar 52 ini biasa digunakan untuk soto mie. Mie basah matang biasa dicampurkan dengan minyak sayur untuk mencegah untaian mie lengket satu sama lain. c. Mie kering, merupakan mie mentah yang dikeringkan hingga kadar airnya sekitar 10 . Mie ini juga biasa disebut mie telur karena umumnya ditambahkan telur pada pembuatannya. d. Mie instan, merupakan mie mentah yang dikukus kemudian dikeringkan sehingga teksturnya menjadi porous dan mudah direhidrasi. Menurut Standar Nasional Indonesia SNI 01-3551-2000 yang dikeluarkan oleh Dewan Standarisasi Nasional, mie instan terbuat dari adonan terigu atau tepung beras atau tepung lainnya sebagai bahan utama dengan atau tanpa penambahan bahan lainnya serta dapat diberi perlakuan dengan bahan alkali. Instan dicirikan dengan adanya penambahan bumbu dan memerlukan proses rehidrasi untuk siap dikonsumsi. Mie instan pertama kali diperkenalkan di Jepang pada tahun 1958 dan Korea pada tahun 1963 Kim 1996. Mie instan siap dihidangkan setelah dimasak atau diseduh dengan air mendidih paling lama selama empat menit. Mie instan yang diproses dengan teknik penggorengan memiliki kadar air 2-5 dan kadar lemak 15-20 , sedangkan mie instan yang dikeringkan menggunakan udara panas memiliki kadar air 8-12 dan kadar lemak 3 Astawan 2008. Mutu mie instan yang baik memiliki karakteristik gigitan relatif kuat, kenyal, permukaan tidak lengket, dan tekstur yang sangat bergantung pada komposisi mie itu sendiri Koswara 2005. Dewan Standarisasi Nasional membuat syarat standar mutu mie instan untuk menjadi keamanan mie instan yang diperdagangkan dan harus dipenuhi oleh setiap produsen. Standar mutu tersebut dapat dilihat pada Tabel 1. 7 Tabel 1 . Standar mutu mie instan Standar Nasional Indonesia Uraian Satuan Persyaratan Keadaan Fisik Tekstur Rasa Bau Warna - Normal Normal Normal Normal Benda asing - Tidak boleh ada Keutuhan Persen bb Minimal 90 Kadar Air Proses Penggorengan Proses Pengeringan Persen bb Maksimal 10 Persen bb Maksimal 14,5 Kadar Protein Mie dari terigu Mie bukan dari terigu Persen bb Minimal 8 Persen bb Minimal 4 Bilangan Asam mg KOHg minyak Maksimal 2 Cemaran Logam Timbal Pb Raksa Hg mgkg Maksimal 2 mgkg Maksimal 0,05 Arsen mgkg Maksimal 0,5 Cemaran Mikroba Angka Lempeng Total E. coli Salmonella Kapang kolonigr Maksimal 1,0 x 10 6 APMgr 3 - Negatif per 25 g kolonigr Maksimal 1,0 x 10 3 sumber: SNI 01-3551-2000

3.2 BAHAN PEMBUATAN MIE INSTAN