Orang tua dan guru selalu
43
dipikiran manusia. Tanpa ada pemikiran tersebut, maka pengetahuan tidak akan ada.
Dari tabel 5.2 di atas menunjukkan mayoritas remaja di kelurahan Koto Taluk memiliki pengetahuan yang cukup tentang resiko kehamilan diusia remaja,
keadaan ini disebabkan dari 43 responden 31 orang diantaranya 72,1 pernah mendengarkanmendapatkan informasi tentang resiko kehamilan diusia remaja.
Dari 31 orang remaja yang pernah mendengarmendapatkan informasi tentang resiko kehamilan diusia remaja tersebut, 11 orang mendapat ionformasi dari guru
dan 11 orang mendapat informasi dari media cetak. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui pendidikan, pengalaman sendiri, maupun pengalaman
orang lain media masa dan lingkungan. Bila hal tersebut dikaitkan dengan penge tahuan remaja, dapat bervariasi dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, hal ini
sesuai dengan pendapat Nursalam 2001 bahwa pengetahuan dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain; umur, pendidikan, pengalaman, informasi, dan
kebudayaan. Dari data yang peneliti dapat selama penelitian, budaya di kelurahan Koto Taluk ini masih cukup tabu bagi orang tua untuk membicarakan
hal kehamilan diusia remaja kepada anaknya. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Irma, A 2010 mengenai
tingkat pengetahuan dan sikap remaja putri tentang resiko kehamilan diusia remaja di desa tanjung Selamat kecamatan Sunggal menunjukkan bahwa
pengetahuan remaja putri mayoritas cukup yaitu sebanyak 54,6 . Penelitian lain yang dilakukan oleh Kencana, R, B, mengenai hubungan tingkat pengetahuan
remaja tentang kesehatan reproduksi dengan sikap terhadap seks pranikah di SMA
44
Negri 2 Karang Anyar tahun 2011, didapatkan hasil tingkat pengetahuan remaja di SMA Negri 2 Karanga nyar mayoritas cukup, yaitu sebanyak 33 orang 58,9 .
5.2.2. Berdasarkan Sikap Responden Dari tabel 5.4 didapatkan bahwa sikap remaja tentang resiko kehamilan
diusia remaja di kelurahan Koto Taluk kecamatan. Kuantan Tengah sebagian besar berada dalam ketegori positif yaitu 30 orang 69,8 . .
Hal ini sejalan dengan pendapat Purwanto, H 1998 yang mengatakan sikap dapat bersifat positif dan dapat pula bersifat negatif. Dalam sikap positif
kecendrungan tindakan adalah mendekati, menyenangi, mengharapkan objek tertentu sedangkan dalam sikap negatif kecendrungan untuk menjauhi,
menghindari, membenci, tidak menyukai, objek tertentu. Dalam kehidupan masyarakat, sikap ini penting sekali.
Hasil penelitian sikap ini diidentifikasi melalui 8 pernyataan, berdasarkan pernyataan responden no.2 yang menyatakan kehamilan yang terjadi pada usia
remaja mengakibatkan masalah psikolo gis seperti stres dan merasa tertekan sebanyak 13 orang 30,2 setuju. Begitu juga dengan pernyataan no.3 kehamilan
remaja harus dihindari karena mengandung banyak resiko bagi ibu maupun bayi, sebanyak 10 responden 23.3 setuju. Hal ini sejalan menurut pendapat Niven
2002 pengetahuan mengenai suatu objek akan menjadi sikap bila pengetahuan itu disertai dengan suatu kesiapan bertindak. Menurut Green 1980 yang dikutip
dari Notoadmodjo 2003 pengetahuan merupakan faktor predisposisi terjadinya perilaku yang terdiri dari 3 ranah yaitu pengetahuan, sikap dan psikomotor,
45
sehingga bila dikaitkan dengan penelitian ini sikap remaja mayoritas positif dikarenakan cukupnya pengetahuan mereka tentang resiko kehamilan diusia
remaja. Dari hasil pernyataan no.6 Sebanyak 8 responden 18,6 setuju bahwa
remaja harus aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial untuk menghindari pengaruh yang negatif dari pergaulan. Hal ini disebabkan masih kurang kegiatan-kegiatan
yang positif seperti remaja mesjid, karang taruna atau pramuka.di kelurahan Koto Taluk kecamatan Kuantan Tengah kabupaten Kuantan Singingi. Hal ini sejalan
dengan pendapat Menuaba 2001 bahwa beberapa upaya pencegahan kehamilan diusia remaja salah satu bisa dilakukan dengan meningkatkan kemampuan remaja
dalam bidang tertentu sesuai dengan bakat dan kemampuannya, misalnya dengan olahraga, kesenian, musik dan lain- lain. Remaja dapat memanfaatkan waktunya
dengan mengisi berbagai kegiatan. Sehingga dengan adanya kegiatan tersebut mereka dapat memalingkan dari kebiasaan negatif.
Berdasarkan pernyataan no.7 bahwa keluarga selalu memberikan pengarahan dan bimbingan dalam pendidikan seks, sebanyak 4 orang 9,3
setuju dan mayoritas 30 responden menjawab tidak setuju, bila hal ini dikaitkan dengan data yang peneliti dapat saat melakukan penelitian, adanya budaya yang
masih tabu bagi keluarga untuk bercerita tentang masalah resiko kehamilan diusia remaja. Hal ini sejalan dengan WHO 1984 yang dikutib dari Notoadmodjo
1993 sikap positif terhadap nilai- nilai kesehatan tidak selalu terwujud dalam tindakan nyata. Hal ini disebabkan beberapa alasan, antara lain sikap akan
46
terwujud dalam suatu tindakan tergantung saat situasi itu. Selain itu sikap akan diikuti oleh tindakan mengacu pada pengalaman orang lain.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kencana, R,B, mengenai hubungan tingkat pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi
dengan sikap terhadap seks pranikah di SMA Negri 2 Karang Anyar tahun 2011 didapatkan hasil penelitian sikap remaja di SMA Negri Karanganyar mayoritas
cukup sebanyak 34 orang 60,7. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Irma, A 2010 mengenai
tingkat pengetahuan dan sikap remaja putri tentang resiko kehamilan diusia remaja di desa Tanjung Selamat kec. Sunggal menunjukkan bahwa untuk hasil uji
sikap, mayoritas responden 87,5 baik, cukup 12,4 dan tidak didapati responden dengan kategori buruk.
47