BAB II LANDASAN TEORI PENELITIAN
A. Landasan Teori
1. Prestasi belajar Prestasi belajar berarti penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang
dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru Tu’u, 2004:75 .
Berdasarkan hal itu, prestasi belajar siswa dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Prestasi belajar siswa adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di
sekolah. 2. Prestasi belajar siswa tersebut terutama dinilai aspek kognitifnya
karena bersangkutan dengan kemampuan siswa dalam pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesa dan evaluasi.
3. Prestasi belajar siswa dibuktikan dan ditunjukkan melalui nilai atau angka nilai dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap tugas
siswa dan ulangan-ulangan atau ujian yang ditempuhnya Tu’u, 2004:75.
Menurut Siman 1988 : 27 dikutip dari Sumaryani prestasi belajar merupakan kemampuan aktual yang dapat diukur secara langsung dengan
tes.
9
Dari definisi tersebut dapat diperoleh unsur prestasi belajar adalah sebagai berikut :
1. Prestasi merupakan kecakapan yang nyata 2. Kecakapan tersebut dapat diukur secara langsung
3. Sebagai alat pengukur adalah tes Jadi prestasi belajar ekonomi merupakan hasil yang dicapai siswa
berupa penguasaan pengetahuan dan ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran ekonomi yang ditunjukkan dengan nilai tes ekonomi.
Menurut Sudjana 1989:28 belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang.
Perubahan yang terjadi setelah proses belajar adalah perubahan yang positif. Jadi subjek belajar akan mengalami perubahan tingkah laku
menjadi lebih baik setelah adanya pengalaman dan latihan. Tim Pengembangan MKDK IKIP Semarang 1990 : 30 menyatakan
bahwa : Hasil belajar harus memenuhi syarat – syarat, bahwa hasil belajar
merupakan : 1. Pencapaian tujuan belajar
2. Hasil dari proses yang disadari 3. Hasil dari latihan yang diujicoba atau disengaja
4. Perbuatan yang berfungsi mempengaruhi tingkah laku dalam kurun waktu tertentu.
Jadi hasil belajar adalah perbuatan yang merupakan pencapaian dari tujuan belajar yang telah ditetapkan sebelumnya, proses yang disadari, dan
latihan yang telah diujicoba, yang berfungsi mempengaruhi tingkah laku dalam kurun waktu tertentu.
Oemar Hamalik 2003 : 30 mengungkapkan bahwa : Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada aspek – aspek
tingkah laku manusia. Adapun aspek – aspek tersebut adalah : 1. Pengetahuan
2. Pengertian 3. Kebiasaan
4. Ketrampilan 5. Apresiasi
6. Emosional 7. Hubungan sosial
8. Jasmani 9. Etis atau budi pekerti
10. Sikap Hasil belajar akan terjadi pada aspek – aspek tingkah laku manusia
sesuai dengan tujuan dan jenis belajar yang dilakukan. Menurut Nasution, dan kawan-kawan dalam Djamarah 2002 : 141
belajar bukanlah suatu aktivitas yang berdiri sendiri. Ada unsur lain yang terlibat langsung di dalamnya, yaitu raw input, learning teaching process,
output, environmental input dan instrumental input.
Gambar 2.1 : Faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar Sumber : Djamarah 2002 : 142
Dalam gambaran di atas disajikan gagasan, bahwa masukan mentah raw input merupakan bahan pengalaman belajar tertentu dalam proses
belajar mengajar learning teching process dengan harapan dapat berubah menjadi keluaran output dengan kualifikasi tertenut. Di dalam
proses belajar mengajar itu ikut berpengaruh sejumlah faktor lingkungan, yang merupakan masukan dari lingkungan environmental input dan
sejumlah faktor instrumental instrumental input yang dengan sengaja dirancang dan dimanipulasikan guna menunjang tercapainya keluaran
yang dikehendaki. Dalam proses belajar mengajar tersebut akan diperoleh hasil belajar
prestasi belajar. Dengan demikian komponen atau faktor yang mempengaruhi proses belajar mengajar akan mempengaruhi prestasi
belajar. Menurut Djamarah 2002 : 48 komponen faktor tersebut meliputi tujuan, bahan pelajaran, kegiatan belajar mengajar, metode, alat,
sumber, dan evaluasi.
ENVIRONMENTAL INPUT
LEARNING TEACHING PROCESS
INSTRUMENTAL INPUT
RAW INPUT OUTPUT
2. Tujuan Menurut Djamarah 1996 : 48 tujuan adalah suatu cita - cita yang
ingin dicapai dari pelaksanaan suatu kegiatan. Tidak ada suatu kegiatan yang diprogramkan tanpa tujuan karena hal itu adalah suatu hal yang tidak
memiliki kepastian dalam menentukan ke arah mana kegiatan itu akan dibawa.
Dalam kegiatan belajar mengajar, tujuan adalah cita – cita yang ingin dicapai dalam kegiatannya. Tujuan dalam pendidikan dan pengajaran
adalah suatu cita – cita yang bernilai normatif. Dengan perkataan lain, dalam tujuan terdapat sejumlah nilai yang harus ditanamkan kepada anak
didik. Nilai – nilai itu nantinya akan mewarnai cara anak didik bersikap dan berbuat dalam lingkungan sosialnya, baik di sekolah maupun di luar
sekolah. Menurut Roestiyah dalam Djamarah 1996 : 49 dikatakan bahwa
suatu tujuan pengajaran adalah deskripsi tentang penampilan perilaku performance murid – murid yang kita harapkan setelah mereka
mempelajari bahan pelajaran yang kita ajarkan. Suatu tujuan pengajaran mengatakan suatu hasil yang kita harapkan dari pengajaran itu dan bukan
sekedar suatu proses dari pengajaran itu sendiri. Menurut Hamalik 2003 : 63 , aspek tujuan instruksional adalah
yang paling utama, yang harus dirumuskan secara jelas dan spesifik karena menentukan arah tindakan belajar dan mengajar. Tujuan – tujuan
instruksional harus berpusat pada perubahan perilaku siswa yang
diinginkan, dan karenanya harus dirumuskan secara operasional, dapat diukur dan dapat diamati ketercapaiannya.
Jadi tujuan yang dimaksud adalah cita – cita yang hendak diwujudkan yang berfungsi sebagai pedoman dalam kegiatan belajar
mengajar, bersifat normatif dan berpusat pada siswa. Tujuan memiliki nilai yang sangat penting di dalam pengajaran.
Bahkan barangkali dapat dikatakan bahwa tujuan merupakan faktor yang terpenting dalam kegiatan dan proses belajar mengajar. Nilai – nilai tujuan
dalam pengajarandi antaranya adalah sebagai berikut : 1. Tujuan pendidikan mengarahkan dan membimbing kegiatan guru dan
murid dalam proses pengajaran. 2. Tujuan pendidikan memberikan motivasi kepada guru dan siswa
3. Tujuan pendidikan memberikan pedoman atau petunjuk kepada guru dalam rangka memilih dan menentukan metode mengajar atau
menyediakan lingkungan belajar bagi siswa 4. Tujuan pendidikan penting maknanya dalm rangka memilih dan
menentukan alat peraga pendidikan yang akan digunakan 5. Tujuan pendidikan penting dalam menentukan alat teknik penilaian
guru terhadap hasil belajar siswa Hamalik, 2003 : 80
Dengan demikian tujuan mempunyai nilai yang sangat vital dalam pendidikan dan harus ditempatkan pada tempat yang utama.
Tujuan mempunyai jenjang dari yang luas dan umum sampai kepada yang sempit khusus. Semua tujuan itu berhubungan antara yang
satu dengan yang lainnya, dan tujuan di bawahnya menunjang tujuan di atasnya. Bila tujuan terendah tidak tercapai, maka tujuan di atasnya tidak
tercapai, sebab rumusan tujuan terendah biasanya menjadikan tujuan di atasnya sebagai pedoman. Ini berarti bahwa dalam merumuskan tujuan
harus benar – benar memperhatikan kesinambungan setiap jenjang tujuan dalam pendidikan dan pengajaran.
Tujuan pendidikan dan pengajaran dapat di bagi menjadi empat tingkatan atau jenjang sesuai dengan ruang lingkup dan sasaran yang
hendak dicapai oleh tujuan itu. Tingkatan tujuan tersebut adalah 1. Tujuan pendidikan nasional
Tujuan pendidikan nasional adalah tujuan umum dari sistem pendidikan nasional. Tujuan ini merupakan tujuan jangka panjang dan
sangat luas dan menjadi pedoman dari semua kegiatan atau usaha pendidikan di negara kita.
2. Tujuan lembaga pendidikan Tujuan dari masing – masing lembaga pendidikan yang disesuaikan
dengan jenis lembaga dan untuk siapa lembaga itu disediakan. 3. Tujuan kurikuler
Kurikulum harus mempersiapkan anak didik untuk dapat berdiri sendiri dalam masyarakat sebagai manusia Pancasila.
4. Tujuan mata pelajaran Merupakan tujuan dari masing –masing mata pelajaran yang diajarkan
Hamalik 2003 : 81 . Menurut Langeveld dalam Barnadib 1986 : 49 terdapat enam
macam tujuan di dalam pendidikan yang meliputi : 1. Tujuan Umum
Merupakan tujuan yang pada akhirnya akan di caapi oleh pendidik terhadap anak didik
2. Tujuan Khusus Merupakan penjelasan dari tujuan umum.
3. Tujuan Seketika Insidentil Merupakan tujuan tersendiri yang bersifat seketika momentil .
4. Tujuan Sementara Merupakan tempat sementara menuju ke tujuan umum.
5. Tujuan Tidak Lengkap Tujuan ini mempunyai hubungan dengan aspek kepribadian manusia,
sebagai fungsi kerohanian pada bidang – bidang etika, keagamaan, estetika dan sikap sosial daripada orang itu.
6. Tujuan Perantara Intermediair Tujuan ini sama dengan tujuan sementara, tetapi khusus mengenai
pelaksanaan teknis daripada tugas belajar. Dari tiap jenjang dan jenis tujuan tersebut mempunyai hubungan yang
sangat erat dan tidak dapat berdiri sendiri – sendiri.
Jadi dapat disimpulkan bahwa variabel tujuan harus dirumuskan secara jelas agar tujuan ini dapat dicapai secara optimal.
3. Bahan pelajaran Bahan pelajaran adalah substansi yang akan disampaikan dalam
proses belajar mengajar. Tanpa bahan pelajaran proses belajar mengajar tidak akan berjalan. Karena itu guru yang akan mengajar pasti memiliki
dan menguasai bahan pelajaran yang akan disampaikan pada anak didik. Ada dua persoalan dalam penguasaan bahan pelajaran ini, yakni
penguasaan bahan pelajaran pokok dan bahan pelajaran pelengkap Djamarah, 1996 : 50.
Menurut Suharsimi dalam Djamarah 1996 : 50 bahan pelajaran merupakan inti yang ada dalam kegiatan belajar mengajar, karena
memang bahan pelajaran itulah yang diupayakan untuk dikuasai oleh anak didik.
Jadi bahan pelajaran merupakan substansi inti yang disampaikan guru untuk dikuasai anak didik pada kegiatan belajar mengajar. Bahan
pelajaran ini terdiri dari bahan pelajaran pokok dan bahan pelajaran pelengkap.
Maslow dalam Djamarah 1996 : 51 berkeyakinan bahwa minat seseorang akan muncul bila sesuatu itu terkait dengan kebutuhannya. Jadi
bahan pelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan anak didik akan memotivasi anak didik dalam jangka waktu tertentu.
Selayaknya guru mengerti dan memahami kebutuhan siswa dalam memilih dan menyampaikan bahan pelajaran. Dengan demikian siswa
akan dapat termotivasi dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Selain itu juga harus diperhatikan kelengkapan bahan pelajaran. Hal ini akan
dapat menambah pengetahuan ekonomi baru bagi siswa. 4. Kegiatan belajar mengajar
Kegiatan belajar mengajar adalah inti kegiatan dalam pendidikan. Segala sesuatu yang telah diprogramkan akan dilaksanakan dalam proses
belajar mengajar. Dalam kegiatan belajar mengajar akan melibatkan semua komponen pengajaran dan akan menentukan sejauh mana tujuan yang
telah ditetapkan dapat tercapai Djamarah, 1996 : 51. Jadi kegiatan belajar mengajar merupakan pelaksanaan program
dalam usaha mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan. Proses ini akan melibatkan semua komponen pengajaran. Tingkat efektifitas kegiatan
belajar mengajar akan membantu mewujudkan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
5. Metode Metode adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai setelah pengajaran berakhir Djamarah, 1996 : 53 .
Tujuan dan materi yang baik belum tentu memberikan hasil yang baik tanpa memilih dan menggunakan metode yang sesuai dengan tujuan
dan materi tersebut. Menurut Winarno dalam Djamarah 1996 : 53 faktor yang
mempengaruhi penggunaan metode mengajar adalah : 1. Tujuan yang berbagai jenis dan fungsinya
2. Anak didik yang berbagai tingkat kematangannya 3. Situasi yang berbagai keadaannya
4. Fasilitas yang berbagai kualitas dan kuantitasnya 5. Pribadi guru serta kemampuan profesionalnya yang berbeda – beda.
Dari hasil analisis yang dilakukan, lahirlah pemahaman tentang kedudukan metode yaitu :
1. Metode sebagai alat motivasi ekstrinsik Motivasi ekstrinsik menurut Sardiman 1988 : 90 adalah motif –
motif yang aktif yang berfungsinya, karena adanya perangsang dari luar. Karena itu, metode berfungsi sebagai alat perangsang dari luar
yang dapat membangkitkan belajar seseorang. Pada dasarnya penggunaan metode yang tepat dan bervariasi akan
dapat dijadikan sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah.
2. Metode sebagai strategi pengajaran Dalam kegiatan belajar mengajar tidak semua anak didik mampu
berkonsentrasi dalam waktu yang relatif lama. Daya serap anak didik
terhadap bahan juga bermacam - macam. Hal ini memerlukan strategi pengajaran yang tepat, salah satunya dengan pemilihan metode.
Menurut Roestiyah 1989 : 1 salah satu langkah untuk memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara efektif dan efisien,
mengena pada tujuan yang diharapkan adalah harus menguasai teknik - teknik penyajian atau biasanya disebut metode mengajar. Dengan
demikian, metode mengajar adalah strategi pengajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
3. Metode sebagai alat untuk mencapai tujuan Guru sebaiknya menggunakan dan memanfaatkan metode secara
akurat yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar sehingga dapat dijadikan sebagai alat yang efektif untuk mencapai tujuan
pengajaran. Macam – macam metode mengajar meliputi :
1. Metode proyek Metode proyek atau unit adalah cara penyajian pelajaran yang bertitik
tolak dari suatu masalah kemudian dibahas dari berbagai segi yang berhubungan sehingga pemecahannya secara keseluruhan dan
bermakna. 2. Metode eksperimen
Metode eksperimen percobaan adalah cara penyajian pelajaran dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan
membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.
3. Metode tugas dan resitasi Metode resitasi penugasan adalah metode penyajian bahan dimana
guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Tugas dan resitasi merangsang anak untuk aktif belajar baik
secara individual maupun secara kelompok. Karena itu tugas diberikan secara individual maupun secara kelompok.
Langkah – langkah dalam penggunaan metode tugas atau resitasi adalah :
1. Fase pemberian tugas 2. Langkah pelaksanaan tugas
3. Fase mempertanggungjawabkan tugas 4. Metode diskusi
Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran dimana siswa – siswa dihadapkan pada suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau
berupa pertanyaan yang bersifat problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama.
5. Metode sosiodrama Sosiodrama pada dasarnya mendramatisasikan tingkah laku dalam
hubungannya dengan masalah sosial. 6. Metode demonstrasi
Metode demonstrasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan meragakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi,
atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik sebenarnya maupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan.
7. Metode problem solving Metode problem solving metode pemecahan masalah bukan hanya
sekedar metode mengajar tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode lainnya
yang dimulai dengan mencari data sampai pada menarik kesimpulan. 8. Metode karyawisata
Metode karyawisata adalah cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajar siswa ke suatu tempat atau objek tertentu diluar sekolah
untuk mempelajarimenyelidiki sesuatu. 9. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa, tetapi
dapat pula dari siswa kepada guru. 10. Metode latihan
Metode latihan merupakan suatu cara yang baik untuk menanamkan dan memelihara kebiasaan tertentu.
11. Metode Ceramah Metode ceramah merupakan suatu cara mengajar yang digunakan
untuk menyampaikan keterangan atau informasi atau uraian tentang suatu pokok persoalan serta masalah secara lisan
Djamarah, 1996 : 82 – 110 .
Jadi metode mempunyai nilai yang sangat berarti dalam usaha mencapai tujuan. Metode yang tepat dapat membantu membangkitkan
motivasi siswa, meniadakan verbalitas dan melatih belajar mandiri. Dengan demikian pemilihan metode harus dilakukan secara tepat.
6. Alat Menurut Marimba dalam Djamarah 1996 : 54 alat adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Alat tersebut mempunyai fungsi yang meliputi alat sebagai perlengkapan,
alat sebagai pembantu mempermudah usaha mencapai tujuan, dan alat sebagai tujuan.
Jadi alat merupakan sarana yang digunakan dalam pengajaran untuk mencapai tujuan. Kelengkapan alat yang memadai dapat
mempermudah dalam memcapai tujuan. 7. Sumber pelajaran
Menurut Djamarah 1996 : 55 sumber belajar merupakan bahan materi untuk menambah ilmu pengetahuan yang mengandung hal – hal
baru bagi si pelajar. Dari sumber pelajaran ini akan dirumuskan materi pelajaran yang
akan disampaikan kepada siswa. Menurut Winataputra dalam Djamarah 1996 : 57 terdapat
sekurang - kuramgnya lima macam sumber belajar, yaitu : 1. Manusia
2. Buku perpustakaan
3. Media massa 4. Alam lingkungan
a. Alam lingkungan terbuka b. Alam lingkungan sejarah peninggalan sejarah
c. Alam lingkungan manusia 5. Media pendidikan
Sumber pelajaran yang digunakan harus dipilih secara tepat sesuai dengan kondisi kenyataan lingkungan. Hal tersebut akan mampu
meningkatkan motivasi belajar siswa. Siswa akan lebih mudah memahami isi sumber pelajaran yang dipelajari.
Jadi sumber belajar merupakan sumber dari materi pelajaran yang akan disampaikan kepada siswa dan bersifat baru. Maka dari itu
hendaknya penggunaannya dilakukan secara tepat agar dapat menambah pengetahuan ekonomi baru bagi siswa.
8. Evaluasi Menurut Roestiyah dalam Djamarah 1996 : 58 evaluasi adalah
kegiatan mengumpulkan data seluas – luasnya, sedalam – dalamnya, yang bersangkutan dengan kapabilitas siswa guna mengetahui sebab akibat dan
hasil belajar siswa yang dapat mendorong dan mengembangkan kemampuan belajar.
Aspek penilaian evaluasi merupakan aspek yang penting yang berguna untuk mengukur dan menilai seberapa jauh tujuan instruksional
telah tercapai atau hingga mana terdapat kemajuan belajar siswa dan
bagaimana tingkat keberhasilan sesuai dengan tujuan instruksional tersebut.
Karena evaluasi dapat memberikan manfaat bagi guru dan siswa, maka evaluasi mempinyai fungsi sebagai berikut :
a. Untuk memberikan umpan balik feed back kepada guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar mengajar serta mengadakan
perbaikan program bagi murid. b. Untuk memberikan angka yang tepat tentang kemajuan atau hasil
belajar dari setiap murid. Antara lain digunakan dalam rangka pemberian laporan kemajuan belajar murid kepada orang tua,
penentuan kenaikan kelas, serta penentuan lulus tidaknya seorang murud.
c. Untuk menentukan murid di dalam situasi belajar mengajar yang tepat, sesuai dengan tingkat kemampuan dan karakteristik lainnya yang
dimiliki oleh murid. d. Untuk mengenal latar belakang murid yang mengalami kesulitan
belajar, nantinya dapat dipergunakan sebagai dasar dalam pemecahan kesulitan – kesulitan belajar yang timbul
Djamarah, 1996 : 59 . Evaluasi penilaian mendapat tanggung jawab untuk
melaksanakan fungsi – fungsi pokok sebagai berikut :
1. Fungsi Edukatif Evaluasi adalah suatu subsistem dari sistem pendidikan yang bertujuan
untuk memperoleh informasi tentang keseluruhan sistem dan atau salah satu subsistem pendidikan. Bahkan dengan evaluasi dapat
diungkapkan hal – hal yang tersembunyi dalam proses pendidikan. 2. Fungsi Institusional
Evaluasi berfungsi mengumpulkan informasi akurat tentang input dan output pembelajaran disamping proses pembelajaran itu sendiri.
Dengan evaluasi dapat diketahui sejauh mana siswa mengalami kemajuan dalam proses belajar setelah mengalami proses
pembelajaran. 1. Fungsi Diagnostik
Dengan evaluasi dapat diketahui kesulitan masalah – masalah yang sedang dihadapi siswa dalam proses atau kegiatan belajarnya.
2. Fungsi Administratif Evaluasi menyediakan data tentang kemajuan belajar siswa, yang pada
gilirannya berguna untuk memberikan sertifikasi tanda kelulusan dan untuk melanjutkan studi lebih lanjut dan atau untuk kenaikan
kelas. Evaluasi juga digunakan untuk mengetahui kemampuan guru dalam proses belajar mengajar, hal ini berdaya guna untuk kepentingan
supervisi.
3. Fungsi Kurikuler Evaluasi berfungsi menyediakan data dan informasi yang akurat dan
berdayaguna bagi pengembangan kurikulum. 4. Fungsi Manajemen
Komponen evaluasi merupakan bagian integral dalam sistem manajemen, hasil evaluasi berdaya guna sebagai bahan bagi pimpinan
untuk membuat keputusan manajemen pada semua jenjeng manajemen Hamalik, 2003 : 147 .
Jadi evaluasi merupakan kegiatan yang sangat penting dan tidak dapat diabaikan karena fungsi dan manfaatnya untuk mengukur dan
menilai prestasi siswa, sebagai dasar dalam program perbaikan, dan sebagai dasar dalam pemecahan masalah kesulitan belajar.
B. Kerangka Berfikir