Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa (Studi Pada Siswa Kelas IX SMPN 31 Surabaya).

(1)

(Siswa Kelas IX SMPN 31 Surabaya)

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Magister

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN

Diajukan Oleh :

NURUL ARIE ANDRIANTO 0961020026

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR


(2)

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, atas karunia dan rahmat Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan tesis yang berjudul

”Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa

(Studi Pada Siswa Kelas IX SMPN 31 Surabaya).” dapat terselesaikan

dengan baik

Tesis ini ditulis guna memenuhi sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Manajemen (MM) pada Program Pascasarjana Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, Surabaya Program Studi Magister Manajemen.

Pada kesempatan ini peneliti mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada :

1. Rektor UPN ”Veteran” Jawa Timur yang telah memberikan kesempatan untuk menambah ilmu pengetahuan pada Program Pascasarjana Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

2. Prof. Dr. Djohan Mashudi, SE. MS selaku Direktur Pascasarjana UPN “Veteran” Jawa Timur

3. Dr. Prasetyo Hadi, SE, MM selaku Ketua Program Studi Magister Manajemen UPN “Veteran” Jawa Timur

4. Dr. Prasetyo Hadi, SE, MM, selaku Dosen Pembimbing Utama, dan DR. Muhadjir Anwar, SE, MM, selaku Dosen Pembimbing Pendamping yang telah banyak meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan, pengarahan, dorongan dan saran untuk penulis.


(3)

terselesaikannya penulisan penelitian ini.

6. Sembah sujud ananda kepada Ibunda dan Ayahanda yang telah mendo’akan untuk keberhasilan studi peneliti

Akhirnya peneliti menyadari sepenuhnya atas keterbatasan dan kemampuan serta pengalaman peneliti, untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan demi penyempurnaan lebih lanjut.

Surabaya, Desember 2010


(4)

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

ABSTRAKSI ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.4. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN MODEL 2.1. Hasil Penelitian Sebelumnya ... 7

2.2. Kajian Teori ... 7

2.2.1. Kompetensi Guru ... 7

2.2.2. Manajemen Sekolah ... 9

2.2.3. Sarana dan Prasarana ... 10

2.2.4. Sistem Evaluasi ... 11

2.2.5. Prestasi Belajar Siswa ... 12

2.2.5.1. Pengertian Prestasi Belajar Siswa ... 12

2.2.5.2. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa ... 12

2.2.5.3. Teori Yang Berkaitan Dengan Prestasi Belajar Siswa ... 14


(5)

2.2.7. Pengaruh Manajemen Sekolah terhadap Prestasi

Belajar Siswa ... 16

2.2.8. Pengaruh Sarana dan Prasarana terhadap Prestasi Belajar Siswa ... 17

2.2.9. Pengaruh Sistem Evaluasi terhadap Prestasi Belajar Siswa ... 18

2.3. Kerangka Konseptual ... 19

2.4. Hipotesis ... 20

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel ... 21

3.1.1. Definisi Operasional ... 21

3.1.2. Teknik Pengukuran Variabel ... 22

3.2. Teknik Penentuan Sampel ... 23

3.2.1. Populasi ... 23

3.2.2. Sampel ... 23

3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 24

3.4. Teknik Analisis Dan Uji Hipotesis ... 24

3.4.1. Teknik Analisis ... 24

3.4.3. Uji Hipotesis ... 27

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Diskripsi Hasil Penelitian ... 31

4.1.1. Uji Validitas ... 34


(6)

4.1.4. Uji Multicollinierity dan Singularity ... 39 4.1.5. Uji Outlier ... 39 4.2. Confirmatory Factor Analysis ... 41

4.2.1. Confirmatory Factor Analysis Prestasi Belajar

Siswa (Y) ... 41 4.2.2. Confirmatory Factor Analysis Kompetensi

Guru (X1) ... 42

4.2.3. Confirmatory Factor Analysis Manajemen

Sekolah (X2) ... 42

4.2.3. Confirmatory Factor Analysis Sarana dan

Prasaran (X3) ... 43

4.2.4. Confirmatory Factor Analysis Sistem Evaluas (X4) . 44

4.3. Structural Equation Model (SEM) Dan Pengujian

Hipotesis ... 44 4.3.1. Evaluasi Model Dengan One - Step Approach

to SEM ... 44 4.4. Uji Kausalitas ... 46 4.5. Pembahasan ... 48 4.5.1. Pengaruh Kompetensi Guru terhadap

Prestasi Belajar ... 48 4.5.2. Pengaruh Manajemen Sekolah terhadap

Prestasi Belajar ... 49 4.5.3. Pengaruh Sarana dan Prasaran terhadap

Prestasi Belajar ... 50 4.5.4. Pengaruh Sistem Evaluasi terhadap


(7)

5.2. Saran ... 53

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(8)

Halaman

Tabel. 1.1 Nilai Mata Pelajaran Siswa Kelas IX

SMPN 31 Surabaya ... 4 Tabel. 2.1 Matrik Hasil Penelitian Sebelumnya ... 7 Tabel. 3.1 Goodness of Fit Index ... 28 Tabel. 4.1 Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai

Kompetensi Guru (X1) ... 31

Tabel. 4.2 Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai

Manajemen Sekolah (X2) ... 32

Tabel. 4.3 Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai

Sarana dan Prasaran (X3) ... 33

Tabel. 4.4 Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai

Sistem Evaluasi (X4) ... 33

Tabel. 4.5 Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai

Prestasi Belajar Siswa (Y) ... 34 Tabel. 4.6. Hasil Uji Validitas Dengan Confirmatory Factor Analysis 35 Tabel. 4.7. Hasil Uji Reliabilitas Dengan Koefisien Conbach’s Alphal 36 Tabel. 4.8. Hasil Uji Construct Reliability dan Variance Extacted ... 37 Tabel. 4.9. Hasil Uji Normalitas ... 38 Tabel. 4.10. Hasil Uji Outlier Multivariate ... 40 Tabel. 4.11. Hasil Uji Unidimensionalitas Prestasi Belajar Siswa (Y) 41 Tabel. 4.12. Hasil Uji Unidimensionalitas Kompetensi Guru (X1) ... 42


(9)

Tabel. 4.15. Hasil Uji Unidimensionalitas Sistem Evaluasi(X4) ... 44

Tabel. 4.16. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indeces ... 45 Tabel. 4.17. Hasil Uji Kausalitas ... 47


(10)

Halaman

Gambar. 2.1. .Bagan Kerangka Konseptual Penelitian ... 19 Gambar. 3.2. .Contoh Model Pengukuran Sikap Konsumen ... 32 Gambar. 4.1. Model Pengukuran & Struktural Kompetensi Guru,

Manajemen Sekolah, Sarana dan Prasarana dan Sistem Evaluasi dan Prestasi Belajar Siswa Model Specification : One Step Approach–


(11)

(Siswa Kelas IX SMPN 31 Surabaya)

Oleh :

NURUL ARIE ANDRIANTO ABSTRAK

Kegiatan pendidikan seyogyanya mendapatkan perhatian yang sungguh -sungguh, baik oleh pengambil kebijakan maupun pelaksana pendidikan di lapangan, hal tersebut mengisyaratkan bahwa mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai pada tahap evaluasi penyelenggaraan pendidikan hendaknya dilakukan secara optimal dan profesional, sehingga dapat mendapatkan hasil yang maksimal, dalam hal ini efektifitas proses dan hasil sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai. Prestasi belajar merupakan tolok ukur yang utama untuk mengetahui keberhasilan belajar seseorang. Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kompetensi guru, manajemen sekolah, sarana dan prasarana dan evaluasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan membuktikan secara empiris pengaruh dari kompetensi guru, manajemen sekolah, sarana dan prasarana dan sistem evaluasi terhadap prestasi belajar siswa.

Hasil penelitian menunjukan bahwa hipotesis I yang menyatakan bahwa diduga kompetensi guru berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa, dapat diterima, hipotesis 2 yang menyatakan bahwa diduga Manajemen sekolah berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa, tidak dapat diterima, hipotesis 3 yang menyatakan bahwa diduga sarana dan prasarana berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa, dapat diterima, Dan hipotesis 4 yang menyatakan bahwa diduga system evaluasi berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa, dapat diterima

Keywords : Kompetensi guru, Manajemen sekolah, Sarana dan prasarana, Sistem evaluasi dan Prestasi belajar siswa.


(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan.

Kegiatan pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan tujuan nasional, sebagaimana dicantumkan dalam pembukaan UUD 1945 pada Alinea IV, yang berbunyi “Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.”

Selanjutnya menurut UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003, menyatakan, bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Untuk mewujudkan tujuan nasional tersebut, maka peran pendidikan menempati posisi sentral dan strategis.


(13)

Kegiatan pendidikan seyogyanya mendapatkan perhatian yang sungguh -sungguh, baik oleh pengambil kebijakan maupun pelaksana pendidikan di lapangan, hal tersebut mengisyaratkan bahwa mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai pada tahap evaluasi penyelenggaraan pendidikan hendaknya dilakukan secara optimal dan profesional, sehingga dapat mendapatkan hasil yang maksimal, dalam hal ini efektifitas proses dan hasil sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai

Prestasi belajar merupakan tolok ukur yang utama untuk mengetahui keberhasilan belajar seseorang. Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kompetensi guru, manajemen sekolah, sarana dan prasarana dan evaluasi (Tu’u, 2004: 75).

Kompetensi guru adalah merupakan kemampuan profesional yang dimiliki oleh sorang guru untuk memenuhi tuntutan peran dan keahlian yang diperlukan untuk menjalankan suatu peran sesuai dengan profesinya sebagai pendidik, dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik, seorang guru harus bertindak sebagai seorang yang ahli baik di bidang pendidikan, dalam hal bagaimana guru mempersiapkan diri dalam membelajarkan siswa mulai dari penguasaan materi, cara penyampaiannya, dan mengevaluasi hasil belajar siswa, bila upaya-upaya tersebut dilaksanakan dengan berorientasi pada kepentingan siswa, maka prestasi belajar siswa akan menjadi lebih baik (Christiawan, 2002: 83).


(14)

Faktor lain yang juga dibutuhkan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa adalah manajemen sekolah, dalam hal ini manajemen sekolah dapat diukur dengan sistem akademik yang dilaksanakan di sekolah. Sistem akademik yang baik harus sudah terstruktur, misalnya Sistem Kurikulum yang diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa. Kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran itu. Kurikulum yang kurang baik akan berpengaruh tidak baik pula terhadap prestasi belajar siswa, begitu juga sebaliknya. .

Sarana dan prasarana atau bisa juga disebut dengan Fasilitas adalah merupakan kelengkapan yang menunjang belajar anak didik di sekolah. Misalnya laboratorium untuk praktek IPA guna mendukung penggunaan metode eksperimen. Dengan fasilitas yang lengkap dan tepat akan mempercepat penerimaan bahan pelajaran. Jika siswa mudah menerima pelajaran dan menguasainya, belajar akan lebih giat dan l diharapkan prestasi belajar siswa akan menjadi lebih baik

Evaluasi merupakan skala penilaian yang digunakan dalam menentukan hasil yang diperoleh siswa selama kegiatan pembelajaran di sekolah. Untuk itu perlu dilakukan suatu evaluasi yang berfokus pada nilai atau angka yang dicapai oleh seorang siswa dalam proses pembelajaran di sekolah. Nilai tersebut dinilai dari segi kognitif karena guru sering memakainya untuk melihat penguasaan pengetahuan sebagai pencapaian hasil belajar siswa.


(15)

Hasil observasi mengenai nilai UTS untuk mata pelajaran yang di UNAS kan dari 50 siswa kelas IX SMPN 31 Surabaya, dapat disajikan pada tabel 1.1, sebagai berikut :

Tabel 1.1 : Nilai Mata Pelajaran Siswa Kelas IX SMPN 31 Surabaya

No Mata Pelajaran

Standart Nilai

Jumlah 90-100 70-90 60-70 50-60 0-50

A B C D E

1 Matamatika 2 3 10 15 20 50

2 IPA 4 4 11 19 12 50

3 Bahasa Indonesia 7 10 21 7 5 50

4 Bahasa Inggris 5 3 10 17 15 50

Sumber : Bagian Tata Usaha SMPN 31, 2009

Dari tabel 1.1. membuktikan bahwa tingkat prestasi belajar siswa SMPN 31 Surabaya khususnya kelas IX tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh sekolah. Atas dasar fenomena tersebut, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul:

”Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa (Studi Pada Siswa Kelas IX SMPN 31 Surabaya).”

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang masalah tersebut diatas, maka perumusan masalah yang dapat diajukan dalam penelitian ini yaitu : 1. Apakah kompetensi guru berpengaruh terhadap prestasi belajar

Siswa ?

2. Apakah manajemen sekolah berpengaruh terhadap prestasi belajar Siswa ?


(16)

3. Apakah sarana dan prasarana berpengaruh terhadap prestasi belajar Siswa ?

4. Apakah sistem evaluasi berpengaruh terhadap prestasi belajar Siswa ?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut :

1. Untuk menganalisis secara empiris pengaruh dari kompetensi guru terhadap prestasi belajar siswa.

2. Untuk menganalisis secara empiris pengaruh dari manajemen sekolah terhadap prestasi belajar siswa.

3. Untuk membuktikan secara empiris pengaruh dari sarana dan prasarana terhadap prestasi belajar siswa.

4. Untuk membuktikan secara empiris pengaruh dari sistem evaluasi terhadap prestasi belajar siswa.

1.4. Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan agar pihak-pihak yang berkepentingan dapat mengambil manfaat antara lain :

1. Bagi Universitas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah perbendaharaan perpustakaan, bahan referensi dan bahan masukan bagi penelitian lebih lanjut, yang berhubungan dengan masalah yang ada.


(17)

2. Bagi SMPN 31 Surabaya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan sebagai bahan pertimbangan untuk memecahkan permasalahan mengenai faktor - faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa.


(18)

BAB II

KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN MODEL

2.1. Penelitian Terdahulu

Penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat dipakai sebagai bahan masukan serta bahan pengkajian yang terkait dengan faktor – faktor yang berpengaruh terhadap proses belajar mengajar dapat disajikan dalam bentuk tabel matrik dan dapat dilihat pada tabel 2.1, sebagai berikut :

Tabel 2.1. Matrik Hasil Penelitian Sebelumnya

No Nama Peneliti Masalah Yang

Diteliti Hasil Penelitian Relevansi Penelitian 1 Wahyu

Windhiarso (2010) q Apakah kompetensi dosen berpengaruh terhadap proses Pembelajaran q Kompetensi dosen berpengaruh terhadap proses Pembelajaran q Pengaruh Kompetensi dosen terhadap proses Pembelajaran menguatkan hipotesis 1 2 Arissetyanto

Nugroho (2008)

q Apakah sistem administrasi sistem akademik, dan evaluasi berpengaruh terhadap proses belajar mengajar q Sistem administrasi dan sistem akademik berpengaruh terhadap proses belajar mengajar q Evaluasi berpengaruh terhadap proses belajar mengajar

q Pengaruh Sistem administrasi dan sistem akademik terhadap proses belajar mengajar hipotesis 2

q Pengaruh evaluasi terhadap proses belajar mengajar hipotesis 4 3 R. M. Maskuril

(2006)

q Apakah fasilitas berpengaruh terhadap proses belajar mengajar q Fasilitas berpengaruh terhadap proses belajar mengajar

q Pengaruh fasilitas terhadap proses belajar mengajar hipotesis 3

Sumber : Peneliti

2.2. Kajian Teori

2.2.1. Kompetensi Guru

Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya


(19)

manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan.

Sekolah adalah wahana kegiatan dan proses pendidikan berlangsung. Di sekolah nilai-nilai kehidupan ditumbuhkan dan dikembangkan. Oleh karena itu, sekolah menjadi wahana yang sangat dominan bagi pengaruh dan pembentukan sikap, perilaku, dan prestasi seorang siswa (Tu’u, 2004:18)

Lingkungan sekolah yang kondusif akan mendukung proses kegiatan belajar mengajar, selain itu diperlukan suatu kompetensi yang berkaitan dengan pendidikan dan pengalaman memadai yang dimiliki oleh seorang guru dalam bidang pendidikan. Dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik, seorang guru harus bertindak sebagai seorang yang ahli di bidang pendidikan (Christiawan, 2002: 83).

Definisi kompetensi menurut Mitrani (1995) dalam Rahamawati (2004) adalah sebagai suatu sifat dasar seseorang yang dengan sendirinya berkaitan dengan pelaksanaan suatu pekerjaan secara efektif atau sangat berhasil.

Menurut Kamus Kompetensi LOMA (1998) dalam Alim (2007) mendefinisikan kompetensi adalah sebagai aspek-aspek pribadi dari seorang pekerja yang memungkinkan dia untuk mencapai kinerja superior. Aspek-aspek pribadi ini mencakup sifat, motif-motif, system


(20)

nilai, sikap, pengetahuan dan keterampilan dimana kompetensi akan mengarahkan tingkah laku, sedangkan tingkah laku akan menghasilkan kinerja.

Selanjutnya menurut Maskuril (2006 : 62) Kompetensi adalah pengetahuan, pengalaman dan ketrampilan yang diperlukan untuk memenuhi tuntutan peran dan keahlian yang diperlukan untuk menjalankan suatu peran sesuai standar perusahaan.

Beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kompetensi adalah merupakan kemampuan profesional yang dimiliki oleh sorang guru untuk memenuhi tuntutan peran dan keahlian yang diperlukan untuk menjalankan suatu peran sesuai dengan profesinya sebagai pendidik.

Menurut Widhiarso (2010 : 3) Indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat Kompetensi seorang guru, yaitu sebagai berikut : 1. Kompetensi dalam materi pengetahuan

2. Kompetensi dalam mempresentasikan materi 3. Kompetensi dalam memberi petunjuk dan saran

2.2.2. Manajemen Sekolah

Menurut Martensen dan Gronholdt (2005) untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas sesuai dengan yang diharapkan organisasi kerja, diperlukan karyawan yang memiliki kompetensi yang baik pada semua tingkatan manajemen organisasi.

Markwick dan Fill (1995) berpendapat bahwa manajemen dan karyawan yang baik dapat mengkomunikasikan strategi dan


(21)

nilai-nilai organisasi kepada masyarakat luas. Hal tersebut juga dikuatkan oleh Pelsmacker, et.al. (2004) yang menyatakan manajemen dan karyawan merupakan salah satu komponen dari tiga organisasi komunikasi yaitu komunikasi pemasaran, komunikasi organisasi

2.2.3. Sarana dan Prasarana

Kondisi lain yang dibutuhkan dalam mendukung proses belajar mengajar adalah tersedianya sarana dan prasarana atau Fasilitas sekolah.

June (2006) menyatakan bahwa fasilitas yang lebih diutamakan oleh siswa adalah fasilitas yang berhubungan dengan akademis, bukan administrasi. Fasilitas tersebut adalah ruangan kelas, perpustakaan, teknologi yang mendukung proses belajar mengajar.

Buckley (2005) menyatakan bahwa fasilitas fisik yang disediakan seperti ruangan kelas yang tenang, suhu udara yang terjaga di dalam ruangan kelas, sirkulasi udara di dalam ruangan kelas, pencahayaan, dan kualitas ruangan untuk meredam suara dari luar ruangan merupakan faktor-faktor yang penting untuk mendukung dalam proses belajar mengajar di sekolah.

McHarg. et.al. (2006) menyatakan bahwa fasilitas buku yang disediakan di perpustakaan tetap menjadi pilihan utama siswa dalam meminjam buku, walaupun sudah disediakan akses peminjaman e-book melalui perpustakaan online. Siswa tetap meminjam buku hard


(22)

copy dan tidak ada peningkatan signifikan dalam peminjaman e-book walaupun jumlah e-e-book yang boleh dipinjam di tingkatkan kuotanya.

2.2.4. Sistem Evaluasi

Lembaga pendidikan yang telah menghasilkan siswa yang berkualtias akan mendapat predikat sebagai lembaga pendidikan yang mengutamakan kualitas. Oleh karena itu, sekolah tersebut dikenal oleh masyarakat luas dan mendapatkan nilai “lebih” dimata masyarakat. Karena “nilai” lebih itulah maka lembaga pendidikan tersebut dipercaya masyarakat.

Untuk mengukur kualitas siswa maka diperlukan suatu criteria. Atau Standart nilai yang telah ditetapkan, sehingga siswa tersebut benar benar dapat dikatakan siswa yang berkualitas

Menurut Tu’u (2004:75) prestasi akademik merupakan hasil yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran di sekolah yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penilaian. Kualitas belajar merupakan penguasaan terhadap mata pelajaran yang ditentukan lewat nilai atau angka yang diberikan guru.

Jadi evaluasi berfokus pada nilai atau angka yang dicapai oleh seorang siswa dalam proses pembelajaran di sekolah. Nilai tersebut dinilai dari segi kognitif karena guru sering memakainya untuk melihat penguasaan pengetahuan sebagai pencapaian hasil belajar siswa.


(23)

2.2.5. Prestasi Belajar Siswa

2.2.5.1. Pengertian Prestasi Belajar Siswa

Prestasi belajar merupakan tolok ukur yang utama untuk mengetahui keberhasilan belajar seseorang. Seorang yang prestasinya tinggi dapat dikatakan bahwa ia telah berhasil dalam belajar. Menurut Slameto (2003:17) Prestasi belajar adalah merupakan tingkat pengetahuan sejauh mana anak terhadap materi yang diterima

Sedangkan menurut Tu’u (2004 : 75). Prestasi belajar siswa adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di sekolah.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Prestasi belajar siswa adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar

2.2.5.2. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa

Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik yang berasal dari diri siswa (faktor internal) maupun dari luar siswa (faktor eksternal). Faktor internal diantaranya adalah minat, bakat, motivasi, tingkat intelegensi. Sedangkan faktor eksternal diantaranya adalah faktor metode pembelajaran dan lingkungan. Salah satu faktor dari dalam diri siswa yang menentukan berhasil tidaknya siswa dalam proses


(24)

belajar mengajar adalah motivasi belajar. Dalam kegiatan belajar, motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar,yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar (Sardiman, 2006:75).

Sedangkan faktor dari luar diri siswa yang dapat mempengaruhi belajar adalah faktor metode pembelajaran. Selain siswa, unsur terpenting yang ada dalam kegiatan pembelajaran adalah guru. Guru sebagai pengajar yang memberikan ilmu pengetahuan sekaligus pendidik yang mengajarkan nilai-nilai, akhlak, moral maupun sosial dan untuk menjalankan peran tersebut seorang guru dituntut untuk memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas yang nantinya akan diajarkan kepada siswa. Seorang guru dalam menyampaikan materi perlu memilih metode mana yang sesuai dengan keadaan kelas atau siswa sehingga siswa merasa tertarik untuk mengikuti pelajaran yang diajarkan. Dengan variasi metode dapat meningkatkan kegiatan belajar siswa (Slameto,2003 : 96)

Sedangkan menurut Mangkunegara (2001 : 67) faktor – faktor yang mempengaruhi prestasi kerja adalah :

a. Faktor Kemampuan

Secara psikologis, kemampuan (ability) pegawai terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge + skill). Artinya, pegawai yang memiliki IQ di atas rata-rata (IQ 110 – 120) dengan pendidikan yang memadai


(25)

untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka ia akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan.

b. Faktor Motivasi

Motivasi mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar baik bagi guru maupun siswa. Bagi guru mengetahui motivasi belajar dari siswa sangat diperlukan guna memelihara dan meningkatkan semangat belajar siswa.

2.2.5.3. Teori Yang Berkaitan Dengan Prestasi Belajar Siswa

Seorang guru dalam usaha meningkatkan prestasi belajar siswanya disamping perlu mengetahui kemampuan, mereka juga dituntut mengetahui motivasinya.

Bagi siswa motivasi belajar dapat menumbuhkan semangat belajar sehingga siswa terdorong untuk melakukan perbuatan belajar. Siswa melakukan aktivitas belajar dengan senang karena didorong motivasi.

Menurut Teori Kebutuhan Kebutuhan Akan Prestasi (Need For Achievement / N Ach) yang dikemukan oleh Mc Clelland (Indriyo dan I Nyoman, 2000 : 29) menyebutkan bahwa dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukan, ada tiga karakteristik dari orang yang memiliki kebutuhan akan prestasi yang tinggi, yaitu : 1) Orang yang memiliki kebutuhan prestasi tinggi memiliki rasa

tanggung jawab yang tinggi terhadap pelaksanaan suatu tugas atau mencari solusi atas suatu permasalahan.


(26)

2) Orang yang memiliki kebutuhan akan prestasi yang tinggi cenderung menetapkan tingkat kesulitan tugas yang moderat dan menghitung resikonya.

3) Orang yang memiliki kebutuhan akan prestasi yang tinggi memiliki keinginan yang kuat untuk memperoleh umpan balik atau tanggapan atas pelaksanaan tugasnya.

Teori Pengharapan (Expectancy Theory) Teori ini telah dikembangkan sejak tahun 1930-an oleh Kurth Levin dan Edward Tolman. Kemudian secara sistematis dan komprehensif dirumuskan oleh Victor vroom dalam bukunya yang berjudul work and motivation.

Teori pengharapan berargumen bahwa kekuatan dari suatu kecenderungan untuk bertindak dengan suatu cara tertentu bergantung pada kekuatan dari suatu pengharapan bahwa tindakan itu akan diikuti oleh suatu keluaran tertentu dan pada daya tarik dari keluaran tersebut bagi individu tersebut.

Dalam istilah yang lebih praktis, teori pengharapan mengatakan bahwa seorang siswa dimotivasi untuk menjalankan tingkat upaya belajar yang tinggi bila ia meyakini upaya tersebut akan menghantar ke suatu penilaian prestasi yang lebih baik; suatu penilaian yang baik akan mendorong ganjaran-ganjaran seperti mendapatkan nilai yang tinggi, penghargaan, atau beasiswa; dan ganjaran itu akan memenuhi kebutuhan pribadi siswa itu.


(27)

2.2.6. Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Prestasi Belajar Siswa

Guru sebagai pengajar yang memberikan ilmu pengetahuan sekaligus pendidik yang mengajarkan nilai-nilai, akhlak, moral maupun sosial dan untuk menjalankan peran tersebut seorang guru dituntut untuk memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas yang nantinya akan diajarkan kepada siswa.

Kompetensi guru adalah merupakan kemampuan profesional yang dimiliki oleh sorang guru untuk memenuhi tuntutan peran dan keahlian yang diperlukan untuk menjalankan suatu peran sesuai dengan profesinya sebagai pendidik, dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik, seorang guru harus bertindak sebagai seorang yang ahli baik di bidang pendidikan, dalam hal bagaimana guru mempersiapkan diri dalam membelajarkan siswa mulai dari penguasaan materi, cara penyampaiannya, dan mengevaluasi hasil belajar siswa, bila upaya-upaya tersebut dilaksanakan dengan berorientasi pada kepentingan siswa, maka prestasi belajar siswa akan menjadi lebih baik (Christiawan, 2002: 83).

Penelitian yang dilakukan oleh Windhiarso (2010) membuktikan Kompetensi dosen berpengaruh terhadap proses Pembelajaran, dengan demikian dapat disimpulkan kompetensi guru berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa.

2.2.7. Pengaruh Manajemen Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang sistematis melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan


(28)

latihan dalam rangka membantu siswa agar mampu megembangkan potensinya baik yang menyangkut aspek moral, spiritual, intelektual, emosional maupun sosial (Syamsu Yusuf, 2001:54). Untuk dapat melaksanakan program tersebut dibutuhkan sistem manajemen sekolah yang terstruktur, dalam hal ini manajemen sekolah dapat diukur dengan sistem akademik yang dilaksanakan di sekolah, misalnya Sistem Kurikulum yang diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa. Kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran itu. Kurikulum yang kurang baik akan berpengaruh tidak baik pula terhadap prestasi belajar siswa, begitu juga sebaliknya. .

Penelitian yang dilakukan oleh Nugroho (2008) membuktikan sistem akademik berpengaruh terhadap proses belajar mengajar, dengan demikian dapat disimpulkan Manajemen Sekolah berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa.

2.2.8. Pengaruh Sarana dan Prasarana Terhadap Prestasi Belajar Siswa

Kegiatan belajar mengajar selain dibutuhkan suatu metode pembelajaran, juga dibutuhkan sarana dan prasarana yang menarik agar siswa tidak merasa bosan dengan materi yang diajarkan oleh guru.

Sarana dan prasarana atau bisa juga disebut dengan Fasilitas adalah merupakan kelengkapan yang menunjang belajar


(29)

anak didik di sekolah. Misalnya laboratorium untuk praktek IPA guna mendukung penggunaan metode eksperimen, dengan fasilitas yang lengkap dan tepat akan mempercepat penerimaan bahan pelajaran, jika siswa mudah menerima pelajaran dan menguasainya, belajar akan lebih giat dan diharapkan prestasi belajar siswa akan menjadi lebih baik

Penelitian yang dilakukan oleh R. M. Maskuril (2006) membuktikan fasilitas berpengaruh terhadap proses belajar mengajar, dengan demikian dapat disimpulkan Manajemen Sekolah berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa.

2.2.9. Pengaruh Sistem Evaluasi Terhadap Prestasi Belajar Siswa

Prestasi belajar siswa adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di sekolah (Tu’u, 2004:75). Untuk itu perlu dilakukan suatu evaluasi yang berfokus pada nilai atau angka yang dicapai oleh seorang siswa dalam proses pembelajaran di sekolah. Nilai tersebut dinilai dari segi kognitif karena guru sering memakainya untuk melihat penguasaan pengetahuan sebagai pencapaian hasil belajar siswa. Evaluasi merupakan skala penilaian yang digunakan dalam menentukan hasil yang diperoleh siswa selama kegiatan pembelajaran di sekolah.

Penelitian yang dilakukan oleh Nugroho (2008) membuktikan evaluasi berpengaruh terhadap proses belajar mengajar. Dengan demikian dapat disimpulkan sistem evaluasi berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa.


(30)

2.3. Kerangka Konseptual

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penlitian dan landasan teori, maka untuk memudahkan analisis, dapat digambarkan dalam suatu bagan kerangka konseptual yang disajikan pada gambar 2.1, sebagai berikut

Gambar.2.1. Bagan Kerangka Konseptual

Kompetensi Guru (X1) Penguasaan Materi (X1.1) Presentasi materi (X1.2)

Petunjuk & saran (X1.1)

Sarana & Prasarana (X3) 1 Sistem Evaluasi (X4) Manajemen Sekolah (X2) Prestasi Belajar Siswa (Y) Sistem Administrasi (X2.1) Sistem Akademik (X2.2) Ruangan kelas (X3.1) Perputakaan (X3.2) Teknologi (X3.3) Absensi (X4.1) Nilai Masuk (X4.2) Kemampuan (Y.1) Pengetahuan (Y.2)


(31)

2.4. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis yaitu H1 : Diduga kompetensi guru berpengaruh positif terhadap prestasi

belajar siswa.

H2 : Diduga manajemen sekolah berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa.

H3 : Diduga sarana dan prasaran berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa

H4 : Diduga sistem evaluasi berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa.


(32)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Teknik Pengukuran Variabel 3.1.1. Definisi Operasional

Penelitian ini menggunakan 4 (empat) variabel bebas (X) yaitu kompetensi guru (X1), manajemen sekolah (X2), sarana dan

prasaran (X3), dan sistem evaluasi (X4), dan 1 (satu) variabel terikat

(Y) yaitu Prestasi belajar SIswa

Adapun definisi operasional dari masing-masing variabel penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel bebas (X), yang terdiri dari :

a. Kompetensi guru (X1)

Kompetensi guru adalah merupakan kemampuan dan keahlian yang dimiliki oleh sorang guru untuk memenuhi dan menjalankan suatu peran sebagai pendidik.

Indikator-indikator yang digunakan untuk variabel Kompetensi guru, meliputi :(Widhiarso, 2010)

Penguasaan materi (X1.1),

Presentasi Materi (X1.2) dan

Petunjuk dan Saran (X1.3)

b. Manajemen sekolah (X2)

Manajemen sekolah adalah merupakan suatu sistem pendidikan yang dijalankan atau dilaksanakan guna menunjang proses belajar mengajar


(33)

Indikator-indikator yang digunakan untuk variabel Manajemen sekolah, meliputi : (Nugroho, 2008)

Sistem Administrasi (X2.1) dan

Sistem Akademik (X2.2)

c. Sarana dan Prasarana (X3)

Sarana dan Prasarana adalah merupakan suatu fasilitas yang berhubungan dengan akademis, guna menunjang proses belajar mengajar

Indikator-indikator yang digunakan untuk variabel Sarana dan Prasarana, meliputi : (Maskuri, 2006)

Ruangan kelas (X3.1),

Perpustakaan (X3.2) dan

Teknologi (X3.3)

d. Sistem Evaluasi (X4)

Sistem Evaluasi adalah merupakan skala penilaian yang digunakan dalam menentukan hasil yang diperoleh siswa selama kegiatan pembelajaran di sekolah.

Indikator-indikator yang digunakan untuk variabel Sistem Evaluasi, meliputi : (Nugroho, 2008)

Absensi (X4.1) dan

Nilai masuk / Nem SD (X4.2)

2. Variabel Terikat (Y)

Prestasi Belajar Siswa (Y)

Prestasi belajar adalah merupakan hasil yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran di sekolah yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penilaian.


(34)

Pada penelitian ini siswa dikatakan mempunyai prestasi belajar yang baik, apabila siswa tersebut mempunyai nilai rata – rata untuk setiap mata pelajaran yaitu > 6,5

Indikator-indikator yang digunakan untuk variabel Sistem Evaluasi, meliputi : (Nugroho, 2008)

Kemampuan (Y1), dan Pengetahuan (Y2)

3.1.2. Teknik Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala interval. Menurut Nazir, (2005 : 131) skala interval.yaitu suatu pemberian angka kepada set dari objek yang mempunyai sifat-sifat ukuran ordinal dan ditambah satu sifat lain yaitu jarak yang sama dari suatu ciri / sifat yang diukur, sedangkan teknik pengukuran yang digunakan adalah semantik deferensial Menurut Nazir (2005 : 344) skala semantik deferensial ini digunakan untuk mengukur pengertian suatu objek / konsep oleh seseorang.

Dalam Semantic Defferential ini responden diminta untuk menilai suatu objek dengan menggunakan skala 5 (lima) poin dengan pola sebagai berikut

1 2 3 4 5


(35)

Jawaban dengan nilai 1 berarti cenderung sangat tidak setuju dengan pertanyaan yang diberikan, nilai 3 merupakan nilai tengah antara sangat tidak setuju dengan sangat setuju terhadap pertanyaan yang diberikan, jawaban 5, berarti cenderung sangat setuju dengan pertanyaan yang diberikan.

3.2. Teknik Penentuan Sampel 3.2.1. Populasi

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX SMPN 31 Surabaya periode 2010, tercatat 175 siswa

3.2.2. Sampel

Teknik pengambilan sampel merupakan bagian dalam melaksanakan suatu penelitian, untuk itu teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Random Sampling yaitu teknik penentuan sampel yang berdasarkan kriteria – kriteria yang telah ditetapkan. (Sugiyono, 2006 : 78).

Adapun Kriteria-kriteria yang ditetapkan dalam penentuan sampel tersebut yaitu :

1. Siswa kelas IX SMPN 31 Surabaya periode 2010.

2. Siswa kelas IX SMPN 31 Surabaya periode 2010 yang selalu aktif mengikuti pelajaran sekolah (tidak pernah absen selama semester IX)


(36)

Berdasarkan pertimbangan - pertimbangan dalam pengambilan sampel tersebut di atas, maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 150 orang,

3.3. Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data primer. Sedangkan sumber data berasal dari jawaban kuisioner yang disebar pada 150 siswa kelas IX SMPN 31 Surabaya dan dijadikan sampel dalam penelitian.

3.3.2. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian, ini yaitu meliputi :

1 Kuesioner

Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara pembagian lembar pertanyaan yang harus diisi oleh responden guna melengkapi data (Nazir, 2005 : 203).

2 Observasi

Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan penelitian langsung pada obyek yang diteliti.(Nazir, 2005 : 212).

3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis 3.4.1. Teknik Analisis


(37)

Validitas instrumen pertanyaan adalah suatu derajat ketepatan alat ukur penelitian tentang isi yang sebenarnya diukur. Uji validitas item untuk menguji apakah tiap butir pertanyaan benar-benar telah valid /sahih.

Cara menguji : korelasikan masing-masing skor item pertanyaan dengan skor totalnya. Gunakan tingkat signifikansi validitas ≤ 5%. Tingkat signifikansi ini menunjukkan derajat konsistensi jawaban semua responden yang menjadi obyek penelitian.

2. Uji Reliabilitas Instrumen Kuisioner

Reliabilitas adalah ukuran mengenai konsistensi internal dari indikator sebuah konstruk yang menunjukkan derajat sampai dimana masing-masing indikator itu mengidentifikasikan sebuah konstruk atau faktor latent umum, dengan kata lain bagaimana hal-hal yang spesifik saling membantu dalam menjelaskan sebuah fenomena. Diukur dengan Cronsbach's coefficient alpha, bila hasilnya < 0,6 berarti buruk ; 0,7 dapat diterima ; > 0,8 bagus

3. Uji Outlier Univariate

Deteksi terhadap adanya univariate outliers dapat dilakukan dengan menentukan nilai ambang yang akan dikategorikan sebagai outliers dengan cara mengkonversio nilai data penelitian ke dalam standart score atau yang diserbut


(38)

Z-score, yang mempunyai nilai rata-rata nol dengan standar deviasi sebesar 1.00 (Hair et.al, 1995).

Pengujian univariate outliers dilakukan perkonstruk variabel dengan program SPSS 16.00 pada menu descriptive statistic summarise. Observasi data yang memiliki nilai Z-score ≥ 3.0 akan dikategorikan sebagai outliers.

4. Uji Outlier Multivariate

Outliers merupakan observasi atau data yang memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi - observasi yang lain dan akan muncul dalam bentuk nilai ekstrim, baik untuk sebuah variabel tunggal maupun untuk variable - variabel kombinasi (Hair et.al, 1995).

Adapun outliers dapat dievaluasi dengan dua cara, yaitu analisis terhadap univariate outliers dan analisis terhadap multivariate outliers (Hair et.al, 1995)

5. Uji Normalitas Data Univariate

Sebaran data harus dianalisis untuk mengetahui apakah asumsi normalitas dipenuhi, sehingga data dapat diolah lebih lanjut pada path diagram.

Untuk menguji normalitas distribusi data yang digunakan dalam analisis, peneliti dapat menggunakan uji statistik. Uji yang paling mudah adalah dengan mengamati skewness value dari data yang digunakan, yang biasanya disajikan dalam statistik


(39)

untuk menguji normalitas itu disebut Z-value yang dihasilkan melalui rumus :

Nilai -z =

N 6 skewness

Dimana N adalah ukuran sampel bila nilai z lebih besar dari nilai kritis atau critical ratio (Ferdinand, 2000 : 95), maka dapat diduga distribusi data adalah tidak normal. Nilai kritis dapat ditentukan berdasarkan tingkat signifikansi yang dikehendaki. Misalnya bila nilai yang dihitung lebih besar dari ± 2,58 berarti kita dapat menolak asumsi mengenai normalitas dari distribusi pada tingkat 0,01.

6. Uji Unidimensional

Untuk melihat apakah data yang digunakan dalam penelitian ini terdapat multikolinearitas atau singularitas dalam kombinasi-kombinasi variabel, maka yang perlu diamati oleh peneliti adalah determinan yang kecil atau mendekati nol, hal ini mengidentifikasikan adanya multikolinearitas atau singularitas, sehingga data itu tidak dapat digunakan untuk penelitian (Ferdinand, 2000 : 108)

7. Uji Kausalitas

Variance extracted adalah ukuran yang menunjukkan varians dari indikator-indikator yang diekstraksi oleh konstruk laten yang dikembangkan.


(40)

Nilai variance ekstanted ini direkomendasikan pada tingkat paling sedikit 0,50.

3.4.2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah uji kesesuaian model Goodness of fit indeks. Dalam analisis SEM tidak ada alat uji statistik tunggal untuk mengukur atau menguji hipotesis mengenai model.

Peneliti diharapkan untuk melakukan pengujian dengan menggunakan beberapa fit indeks, untuk mengukur "kebenaran" model yang diajukan.

Berikut ini disajikan beberapa indeks kesesuaian valuenya untuk digunakan dalam menguji apakah sebuah model dapat diterima atau ditolak. Sebagai berikut :

Tabel. 3.1 Goodness of Fit Index

Goodness of Fit Index Cut off Value

X2 – Chi Square Diharapkan kecil Significance Probability ≥ 0.05

RMSEA ≤ 0,08

GFI ≥ 0,90

AGFI ≥ 0,90

CMIN/DF ≤ 2,00

TLI ≥ 0,95

CFI ≥ 0,95

Berdasarkan pada tabel 1 di atas dapat diinterprrestasikan yaitu sebagai berikut .


(41)

Chi-square bersifat sangat sensitif terhadap besarnya sampel yaitu sampel yang bersifat kecil (<50) maupun terhadap sampel yang terlalu besar (>50). Penggunaan Chi-square hanya sesuai bila ukuran sampel antara 100-200 sampel. Bila diluar rentang itu, uji signifikan akan menjadi kurang reliabel. Oleh karena itu perlu dilengkapi dengan alat yang lain. X2 yang kecil dan tidak signifikan yang diharapkan agar hipotesis nol sulit ditolak.

2). RMSEA

Nilai RMSEA yang lebih kecil atau sama dengan 0,08 merupakan indeks untuk dapat diterimanya model yang menunjukkan close fit dari model itu berdasarkan degrees of freedom.

3). GFI

Indeks kesesuaian ini akan menghitung proporsi ketimbang dari varians dalam matriks kovarians populasi yang terestimasikan, GFI yang diharapkan adalah sebesar ≥ 0,90.

4). AGFI

Untuk mencari besarnya nilai Indeks ini dapat dapat dicari dengan rumus sebagai berikut :

AGFI = 1 - (1 - GFI) d db


(42)

Dimana : Db = ∑

− G

1 g

P. (g) = Jumlah - sampel - moment

D = degrees of freedom

AGFI yang diharapkan adalah sebesar ≥ 0,90.

5). CMIN/DF

Indeks ini disebut juga X2 relatif yang diperoleh dari perbandingan antara nilai X2 dengan degrees of freedomnya X2 relatif yang diharapkan adalah sebesar ≤ 2,0.

6). TLI (Tucler Lewis Index)

Indeks ini diperoleh dengan rumus sebagai berikut :

d db C Cb − −

dan TLI =

1 db Cb d C − − Dimana :

C = Diskrepansi (ketidaksesuaian) dari model yang dievaluasi d = Degrees of freedom dari model yang dievaluasi

Cb = Diskrepansi dari baseline model yang dijadikan pembanding

Db = Degrees of freedom dari baseline model yang dijadikan pembanding

TLI yang diharapkan adalah sebesar ≥ 0,95.


(43)

Indeks ini adalah identik dengan Relative Noncentrality Index (RNI), yang diperoleh dengan rumus :

CFI = RNI = 1 -

db Cb

d C

− −


(44)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Hasil Penelitian

Sumber data yang digunakan berasal dari jawaban kuisioner yang disebar pada 150 responden (siswa SMPN 31 Surabaya periode 2010) dan kuesioner tersebut terdiri dari 12 pernyataan yang dibagi menjadi 5 bagian, yaitu sebagai berikut :

1 Bagian I berkaitan dengan pernyataan mengenai

“Kompetensi Guru (X1)”

Kompetensi guru adalah merupakan kemampuan dan keahlian yang dimiliki oleh sorang guru untuk memenuhi dan menjalankan suatu peran sebagai pendidik.

Berdasarkan dari hasil jawaban kuisioner mengenai kompetensi guru dapat dilihat pada tabel 4.1, sebagai berikut :

Tabel. 4.1. Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai :

Kompetensi Guru (X1)

Item Pertanyaan

Jawaban Quisioner

1 2 3 4 5

Resp % Resp % Resp % Resp % Resp %

1 56 37.33 25 16.67 12 8.00 15 10.00 42 28.00

2 40 26.67 41 27.33 19 12.67 16 10.67 34 22.67

3 47 31.33 34 22.67 16 10.67 14 9.33 39 26.00

Mean 31.78 22.22 10.44 10.00 25.56

Sumber : Lampiran. 1

Berdasarkan dari tabel 4.1, dapat diketahui bahwa nilai rata – rata (mean) tertinggi berada pada skor 1 atau jawaban


(45)

sangat jelek yaitu sebesar 31,78% yang artinya bahwa tingkat Kompetensi Guru SMPN 31 Surabaya adalah rendah.

2 Bagian II berkaitan dengan pernyataan mengenai

“Manajemen Sekolah (X2)”

Manajemen Sekolah adalah merupakan suatu sistem pendidikan yang dijalankan atau dilaksanakan guna menunjang proses belajar mengajar

Berdasarkan dari hasil jawaban kuisioner mengenai Manajemen Sekolah, dapat dilihat pada tabel 4.2, sebagai berikut:

Tabel. 4.2. Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai :

Manajemen Sekolah (X2)

Item Pertanyaan

Jawaban Quisioner

1 2 3 4 5

Resp % Resp % Resp % Resp % Resp %

1 36 24.00 48 32.00 17 11.33 17 11.33 32 21.33

2 41 27.33 37 24.67 19 12.67 13 8.67 40 26.67

Mean 25.67 28.33 12.00 10.00 24.00

Sumber : Lampiran. 2

Berdasarkan dari tabel 4.2, dapat diketahui bahwa nilai rata – rata (mean) tertinggi berada pada skor 2 atau jawaban jelek yaitu sebesar 28,33% yang artinya bahwa tingkat Manajemen Sekolah yang dilaksanakan di SMPN 31 Surabaya adalah rendah.

3 Bagian IIII berkaitan dengan pernyataan mengenai “Sarana


(46)

Sarana dan Prasarana adalah merupakan suatu fasilitas yang berhubungan dengan akademis, guna menunjang proses belajar mengajar

Berdasarkan dari hasil jawaban kuisioner mengenai sarana dan prasarana, dapat dilihat pada tabel 4.3, sebagai berikut :

Tabel. 4.3. Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai :

Sarana dan Prasarana (X3)

Item Pertanyaan

Jawaban Quisioner

1 2 3 4 5

Resp % Resp % Resp % Resp % Resp %

1 32 21.33 26 17.33 30 20.00 16 10.67 46 30.67

2 40 26.67 28 18.67 13 8.67 19 12.67 50 33.33

3 38 25.33 22 14.67 20 13.33 21 14.00 49 32.67

Mean 24.44 16.89 14.00 12.44 32.22

Sumber : Lampiran. 3

Berdasarkan dari tabel 4.3, dapat diketahui bahwa nilai rata – rata (mean) tertinggi berada pada skor 5 atau jawaban sangat baik yaitu sebesar 32,22% yang artinya bahwa sarana dan prasarana yang dimiliki oleh SMPN 31 Surabaya adalah baik.

4 Bagian IV berkaitan dengan pernyataan mengenai “Sistem

Evaluasi (X4)”

Sistem evaluasi adalah merupakan skala penilaian yang digunakan dalam menentukan hasil yang diperoleh siswa selama kegiatan pembelajaran di sekolah.

Berdasarkan dari hasil jawaban kuisioner mengenai manajemen sekolah, dapat dilihat pada tabel 4.4, sebagai berikut:

Tabel. 4.4. Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai : Sistem Evaluasi (X4)


(47)

Item Pertanyaan

Jawaban Quisioner

1 2 3 4 5

Resp % Resp % Resp % Resp % Resp %

1 45 30.00 44 29.33 16 10.67 12 8.00 33 22.00

2 67 44.67 30 20.00 5 3.33 9 6.00 39 26.00

Mean 37.33 24.67 7.00 7.00 24.00

Sumber : Lampiran. 4

Berdasarkan dari tabel 4.4, dapat diketahui bahwa nilai rata – rata (mean) tertinggi berada pada skor 1 atau jawaban sangat jelek yaitu sebesar 37,33% yang artinya bahwa tingkat sistem evaluasi di SMPN 31 Surabaya adalah rendah.

5 Bagian V berkaitan dengan pernyataan mengenai “Prestasi

Belajar Siswa (Y)”

Prestasi belajar adalah merupakan hasil yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran di sekolah yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penilaian.

Berdasarkan dari hasil jawaban kuisioner mengenai Prestasi belajar siswa, dapat dilihat pada tabel 4.5, sebagai berikut:

Tabel. 4.4. Rekapitulasi Jawaban Responden Mengenai : Prestasi Belajar Siswa (Y)

Item Pertanyaan

Jawaban Quisioner

1 2 3 4 5

Resp % Resp % Resp % Resp % Resp %

1 33 22.00 23 15.33 17 11.33 30 20.00 47 31.33

2 30 20.00 21 14.00 15 10.00 22 14.67 62 41.33

Mean 21.00 14.67 10.67 17.33 36.33

Sumber : Lampiran. 5

Berdasarkan dari tabel 4.5, dapat diketahui bahwa nilai rata – rata (mean) tertinggi berada pada skor 5 atau jawaban


(48)

sangat baik yaitu sebesar 36,33% yang artinya bahwa tingkat Prestasi belajar siswa di SMPN 31 Surabaya adalah baik.

4.1.1. Uji Validitas

Uji Validitas merupakan suatu alat uji yang menyangkut tingkat akurasi yang dicapai oleh sebuah indikator dalam menilai sesuatu atau akuratnya pengukuran atas apa yang seharusnya diukur, karena indikator multidimensi, maka uji validitas dari setiap latent variable / construct akan diuji dengan melihat loading factor dari hubungan antara setiap observed variable dan latent variable.

Analisis confirmatory factor analysis dilakukan peneliti dengan program aplikasi statistik AMOS 4.01. Tiga construct utama yaitu Sikap, Norma subyektif dan Keputusan pembelian, yang terdiri atas 12 butir pertanyaan. Ketika confirmatory factor analysis dilakukan untuk menguji validitas konstruk, diperoleh hasil bahwa ke 12 instrumen tersebut dinyatakan bervaliditas baik karena memiliki factor loadings ≥ 0.5 (MacLean dan Gray, 1998).

Berikut ini merupakan hasil pengukuran factor loading setiap butir dan konstruk dengan confirmatory factor analysis, yang ditabulasikan dalam bentuk tabel data, sebagai berikut :

Tabel. 4.6. Hasil Uji Validitas

Dengan Confirmatory Factor Analysis

Construct Indicator Komponen / Faktor

1 2 3 4

Kompetensi Guru (X1) X1.1 0.915

X1.2 0.622

X1.3 0.890

Manajemen Sekolah (X2) X2.1 0.830


(49)

Sarana dan Prasarana (X3) X3.1 0.844

X3.3 0.804

X3.3 0.924

Sistem Evaluasi (X4) X4.1 0.811

X4.2 0.916

Prestasi Belajar Siswa (Y) Y1 0.934

Y2 0.873

Sumber : Lampiran. 1, data diolah

Berdasarkan pada tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa factor loadings untuk masing masing butir pertanyaan yang membentuk setiap construct adalah ≥ 0.5, sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan, hal ini berarti bahwa butir-butir instrumentasi dari setiap konstruk tersebut dapat dikatakan validitasnya baik dan dapat diterima.

4.1.2. Uji Reliabilitas

Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa koefisien Cronbach’s Alpha dihitung untuk mengestimasi reliabilitas setiap skala (variabel atau indikator observasian). Sementara itu item to total correlation digunakan untuk memperbaiki ukuran-ukuran dan mengeliminasi butir-butir yang kehadirannya akan memperkecil koefisien Cronbach’s Alpha yang dihasilkan (Purwanto, 2002)

Berdasarkan Uji Reliabilitas nilai Item to Total Correlation dan Coefficient Cronbach’s Alpha setiap butir dan konstruk pengukuran dapat dilihat pada tabel. 4.7, sebagai berikut :

Tabel. 4.7. Hasil Uji Reliabilitas

Dengan Koefisien Conbach’s Alpha

Construct Indikator

Komponen / Faktor Item to total

correlation

Koefficient Cronbach’s Alpha

Kompetensi Guru (X1) X1.1 0.935

0.907

X1.2 0.895


(50)

Manajemen Sekolah (X2) X2.1 0.925

0.837

X2.3 0.930

Sarana dan Prasarana (X3) X3.1 0.900

0.892

X3.3 8.897

X3.3 0.926

Sistem Evaluasi (X4) X4.1 0.927

0.851

X4.2 0.940

Prestasi Belajar Siswa (Y) Y1 0.952

0.898

Y2 0.954

Sumber : Lampiran. 3, data diolah

Berdasarkan pada tabel 4.7 di atas dapat diketahui bahwa nilai reliabilitas konsistensi internal untuk setiap construct di atas menunjukkan hasil yang baik karena koefisien Conbach’s Alpha yang diperoleh telah memenuhi rules of thumb yang disyaratkan yaitu ≥ 0.7 (Hair et al., 1998; Sekaran, 1999).

4.1.3. Uji Construct Reliability dan Variance Extracted

Selain melakukan pengujian konsistensi internal Cronbach’s Alpha, perlu juga dilakukan pengujian construct reliability dan variance extracted. Kedua pengujian tersebut masih dalam koridor uji konsistensi internal yang akan memberikan peneliti kepercayaan diri yang lebih besar bahwa indikator-indikator individual mengukur suatu pengukuran yang sama (Purwanto, 2002). Dan variance extracted direkomendasikan pada tingkat 0,50.

Berdasarkan Uji Construct Reliability dan Extracted Variance, diperoleh hasil, sebagai berikut :

Tabel. 4.8. Hasil Uji Construct Reliability dan Variance Extacted

Konstrak Indikator

Standardize Factor Loading SFL Kuadrat Error

(εj) Construct Reliability

Variance Extrated

Kompetensi Guru (X1)

X1.1 0.915 0.837 0.163

0.909 0.768

X1.2 0.822 0.676 0.324

X1.3 0.890 0.792 0.208

Manajemen Sekolah (X2) X2.1 0.830 0.689 0.311

0.837 0.720


(51)

Sarana dan Prasarana (X3)

X3.1 0.844 0.712 0.288

0.894 0.738

X3.3 0.804 0.646 0.354

X3.3 0.924 0.854 0.146

Sistem Evaluasi (X4) X4.1 0.811 0.658 0.342 0.856 0.748

X4.2 0.916 0.839 0.161

Prestasi Belajar Siswa (Y)

Y1 0.934 0.872 0.128

0.899 0.817

Y2 0.873 0.762 0.238

Batas Dapat Diterima > 0,07 > 0,5

Sumber : Lampiran. 1, data diolah

Berdasarkan pada tabel 4.8 dapat diketahui bahwa hasil dari pengujian reliabilitas instrumen dengan menggunakan construct reliability dan variance extracted menunjukkan instrumen reliabel, yang ditunjukkan dengan nilai construct reliability seluruhnya ≥ 0,7. Meskipun demikian angka tersebut bukanlah sebuah ukuran “mati” artinya bila penelitian yang dilakukan bersifat exploratory, maka nilai di bawah 0,70 pun masih dapat diterima sepanjang disertai alasan– alasan empirik yang terlihat dalam proses eksplorasi.

4.1.4. Uji Normalitas

Uji Normalitas sebaran dilakukan dengan menggunakan Uji Skweness Value dari data yang digunakan, yang biasanya disajikan dalam statistik deskriptif. Nilai statistik untuk menguji Normalitas itu disebut z-value. Dengan ketentuan bahwa bila nilai-z lebih besar dari nilai kritis, maka dapat diduga distribusi data tersebut adalah tidak normal dengan ketentuan bahwa nilai kritis dapat ditentukan berdasarkan tingkat signifikansi 0,01 (1%) yaitu sebesar ± 2,58.

Berdasarkan dari hasil Uji Normalitas diperoleh hasil, yaitu sebagai berikut :

Tabel. 4.9. Hasil Uji Normalitas


(52)

Variable Min Max Kurtosis c.r.

X1.1 1 5 -1.678 -4.196

X1.2 1 5 -1.435 -3.588

X1.3 1 5 -1.522 -3.805

X2.1 1 5 -1.501 -3.753

X2.3 1 5 -1.523 -3.808

X3.1 1 5 -1.459 -3.648

X3.3 1 5 -1.655 -4.138

X3.3 1 5 -1.574 -3.934

X4.1 1 5 -1.598 -3.995

X4.2 1 5 -1.766 -4.414

Y1 1 5 -1.487 -3.718

Y2 1 5 -1.448 -3.619

Multivariate -5.427 -1.813

Batas Normal ± 2,58

Sumber : Lampiran. 4, data diolah

Berdasarkan pada tabel 4.9 di atas dapat diketahui bahwa nilai c.r. mutivariate berada di luar ± 2,58 itu berarti asumsi normalitas tidak terpenuhi. Fenomena ini tidak menjadi masalah serius seperti dikatakan oleh Bentler & Chou (1987) bahwa jika teknik estimasi dalam model SEM menggunakan maximum likelihood estimation (MLE) walau ditribusi datanya tidak normal masih dapat menghasilkan good estimate, sehingga data layak untuk digunakan dalam estimasi selanjutnya.

4.1.5. Uji Multicollinierity dan Singularity

Pengujian terhadap gejala multikolinieritas antar variabel bebas memperlihatkan tidak adanya gejala multikolonieritas yang merusak model dan berdasarkan hasil Uji Multikolinieritas, dapat diketahui besarnya nilai dari determinant of sample covariance matrix yaitu sebesar 3.789.532.954 dan angka ini jauh dari nol, dan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinieritas atau singularitas


(53)

dalam data ini sehingga asumsi terpenuhi. Dengan demikian besaran koefisien regresi masing-masing faktor dapat dipercaya.

4.1.6. Uji Outlier

Uji Outlier adalah observasi atau data yang memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim untuk sebuah variabel tunggal atau variabel kombinasi atau multivariat (Hair, 1998).

Evaluasi terhadap outlier multivariate perlu dilakukan sebab walaupun data yang dianalisis menunjukkan tidak ada outliers pada tingkat univariate, tetapi observasi itu dapat menjadi outliers bila sudah saling dikombinasikan. Jarak antara Mahalanobis untuk tiap-tiap observasi dapat dihitung dan akan menunjukkan sebuah observasi dari rata-rata semua variabel dalam sebuah ruang multidimensional (Hair.dkk, 1998; Tabachnick & Fidel, 1996).

Uji terhadap outliers multivariate dilakukan dengan menggunakan jarak Mahalanobis pada tingkat p < 1%. Jarak Mahalanobis itu dievaluasi dengan menggunakan nilai tabel χ² (chi kuadrat) pada derajat bebas sebesar jumlah variabel yang digunakan dalam penelitian ini.

Berdasarkan Uji Outlier Multivariate dapat diperoleh hasil, yaitu sebagai berikut

Tabel. 4.10. Hasil Uji Outlier Multivariate


(54)

Minimum Maximum Mean Std.

Deviation N

Predicted Value 30.265 117.075 75.500 19.638 150

Std. Predicted Value -2.304 2.117 0.000 1.000 150

Standard Error of Predicted Value 8.458 18.083 11.766 1.775 150

Adjusted Predicted Value 29.843 120.463 75.183 19.868 150

Residual -98.004 68.049 0.000 38.754 150

Std. Residual -2.425 1.684 0.000 0.959 150

Stud. Residual -2.482 1.815 0.004 1.001 150

Deleted Residual -102.682 79.032 0.317 42.229 150

Stud. Deleted Residual -2.531 1.830 0.003 1.005 150

Mahalanobis Distance [MD] 5.532 28.836 11.920 4.030 150

Cook's Distance 0.000 0.041 0.007 0.007 150

Centered Leverage Value 0.037 0.194 0.080 0.027 150

(a) Dependent Variable : NO. RESP

Mahalanobis Distance :

> 32.909 =CHIINV(0,001.9)

Sumber : Lampiran. 2, data diolah

Berdasarkan pada tabel 4.10 di atas dapat diketahui bahwa nilai Mahalanobis Distance (MD) Maksimum yaitu sebesar 28,836, sedangkan berdasarkan nilai tabel χ2

0.001 dengan jumlah variabel 5

diperoleh nilai yaitu sebesar 32,909, hal ini berarti bahwa hasil analisis Mahalanobis diperoleh nilai yang kurang dari χ2 tabel,

dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, tidak terjadi multivariate outliers. sehingga asumsi terpenuhi

4.2. Confirmatory Factor Analysis

4.2.1. Confirmatory Factor Analysis Prestasi Belajar Siswa (Y).

Indikator yang digunakan pada variabel Prestasi belajar siswa (Y) ada dua yaitu Kemampuan (Y1), dan Pengetahuan (Y2) dan untuk mengetahui setiap indikator tersebut merupakan dimensi dari variabel Prestasi belajar siswa (Y) digunakan Analisis Factor Confirmatory.


(55)

Berdasarkan Analisis Factor Confirmatory dengan program AMOS 4.0. diperoleh hasil, sebagai berikut :

Tabel. 4.11. Hasil Uji Unidimensionalitas Prestasi Belajar Siswa (Y)

Variabel Ustd

Estimated

Std

Estimated Prob.

Y1 Prestasi belajar siswa <-- 14.842 0.934 0.000

Y2 Prestasi belajar siswa <-- 14.218 0.873 0.000

Sumber : Lampiran. 5, data diolah

Berdasarkan pada tabel 4.11 di atas dapat diketahui bahwa dari hasil Uji Analisis Factor Confirmatory menunjukan bahwa indikator dari variabel Prestasi belajar siswa (Y) terdapat unidimensi (sig < 0,05) yang artinya bahwa variabel Y1, dan Y2 adalah indikator dari variabel Prestasi belajar siswa

4.2.2. Confirmatory Factor Analysis Kompetensi Guru(X1)

Indikator yang digunakan pada variabel Kompetensi Guru (X1) ada tiga yaitu Penguasaan materi (X1.1), Presentasi Materi (X1.2)

dan Petunjuk dan Saran (X1.3) dan untuk mengetahui setiap indikator

tersebut merupakan dimensi dari variabel Kompetensi Guru (X1).

digunakan Analisis Factor Confirmatory

Berdasarkan Analisis Factor Confirmatory dengan program AMOS 4.0. diperoleh hasil, sebagai berikut :

Tabel. 4.12. Hasil Uji Unidimensionalitas Kompetensi Guru(X1)

Variabel Ustd

Estimated

Std

Estimated Prob.

X1.1 Kompetensi Guru <-- 1.559 0.915 0.000

X1.2 Kompetensi Guru <-- 1.265 0.822 0.000

X1.3 Kompetensi Guru <-- 1.426 0.890 0.000


(56)

Berdasarkan pada tabel 4.12 di atas dapat diketahui bahwa dari hasil Uji Analisis Factor Confirmatory menunjukan bahwa indikator dari variabel Kompetensi Guru (X1) terdapat unidimensi

(sig < 0,05) yang artinya bahwa variabel X1.1, X1,2 dan X1,3 adalah

indikator dari variabel Kompetensi Guru (X1).

4.2.3. Confirmatory Factor Analysis Manajemen sekolah (X2)

Indikator yang digunakan pada variabel Manajemen sekolah (X2) ada dua yaitu Sistem Administrasi (X2.1) dan Sistem Akademik

(X2.2) dan untuk mengetahui setiap indikator merupakan dimensi dari

variabel Manajemen sekolah (X2). digunakan Analisis Factor

Confirmatory.

Berdasarkan Analisis Factor Confirmatory dengan program AMOS 4.0. diperoleh hasil, sebagai berikut :

Tabel. 4.13. Hasil Uji Unidimensionalitas Manajemen sekolah (X2)

Variabel Ustd

Estimated

Std

Estimated Prob.

X2.1 Manajemen sekolah <-- 1.251 0.830 0.000

X2.2 Manajemen sekolah <-- 1.348 0.867 0.000

Sumber : Lampiran. 5, data diolah

Berdasarkan pada tabel 4.13 di atas dapat diketahui bahwa dari hasil Uji Analisis Factor Confirmatory menunjukan bahwa indikator dari variabel Manajemen sekolah (X2) terdapat unidimensi

(sig < 0,05) yang artinya bahwa variabel X2.1 dan X2,2 adalah

indikator dari variabel Manajemen sekolah (X2).


(57)

Indikator yang digunakan pada variabel Sarana dan Prasarana (X3) ada tiga yaitu Ruangan kelas (X3.1), Perpustakaan

(X3.2) dan Teknologi (X3.3) dan untuk mengetahui setiap indikator

tersebut merupakan dimensi dari variabel Sarana dan Prasarana (X3). digunakan Analisis Factor Confirmatory

Berdasarkan Analisis Factor Confirmatory dengan program AMOS 4.0. diperoleh hasil, sebagai berikut :

Tabel. 4.14. Hasil Uji Unidimensionalitas Sarana dan Prasarana (X3)

Variabel Ustd

Estimated

Std

Estimated Prob.

X3.1 Sarana dan Prasarana <-- 1.293 0.844 0.000

X3.2 Sarana dan Prasarana <-- 1.323 0.804 0.000

X3.3 Sarana dan Prasarana <-- 1.486 0.924 0.000

Sumber : Lampiran. 5, data diolah

Berdasarkan pada tabel 4.14 di atas dapat diketahui bahwa dari hasil Uji Analisis Factor Confirmatory menunjukan bahwa indikator dari variabel Sarana dan Prasarana (X3) terdapat

unidimensi (sig < 0,05) yang artinya bahwa variabel X3.1, X3,2 dan

X3,3 adalah indikator dari variabel Sarana dan Prasarana (X3).

4.2.5. Confirmatory Factor Analysis Sistem Evaluasi (X4)

Indikator yang digunakan pada variabel Sistem Evaluasi (X4)

ada dua yaitu Absensi (X4.1) dan Nilai masuk (X4.2) dan untuk

mengetahui setiap indikator merupakan dimensi dari variabel Sistem Evaluasi (X4). digunakan Analisis Factor Confirmatory.

Berdasarkan Analisis Factor Confirmatory dengan program AMOS 4.0. diperoleh hasil, sebagai berikut :


(58)

Variabel Ustd Estimated

Std

Estimated Prob.

X4.1 Sistem Evaluasi <-- 1.289 0.811 0.000

X4.2 Sistem Evaluasi <-- 1.600 0.916 0.000

Sumber : Lampiran. 5, data diolah

Berdasarkan pada tabel 4.15 di atas dapat diketahui bahwa dari hasil Uji Analisis Factor Confirmatory menunjukan bahwa indikator dari variabel Sistem Evaluasi (X4) terdapat unidimensi (sig

< 0,05) yang artinya bahwa variabel X4.1 dan X4,2 adalah indikator

dari variabel Sistem Evaluasi (X4).

4.3. Structural Equation Model (SEM) dan Pengujian Hipotesis

4.3.1. Evaluasi Model Dengan One - Step Approach to SEM.

Dalam model Structural Equation Model (SEM), model pengukuran dan model struktural parameter-parameternya diestimasi secara bersama-sama. Cara ini agak mengalami kesulitan dalam memenuhi tuntutan fit model. Kemungkinan terbesar disebabkan oleh terjadinya interaksi antara measurement model dan structural model yang diestimasi secara bersama-sama (One Step Approach to Structural Equation Model (SEM).

One step aprroach to Structural Equation Model (SEM) digunakan apabila model diyakini bahwa dilandasi teori yang kuat serta validitas & reliabilitas data sangat baik (Hair et.al,1998)

Hasil estimasi dan fit model one step approach to SEM dengan menggunakan program aplikasi AMOS 4.01 terlihat pada Gambar dan Tabel Goodness of Fit di bawah ini.

1

Manajemen Sekolah X21

er_1 1 0,005

d_pb X22 er_2 1 1 Sistem Evaluasi X41 er_8 X42 er_9 1 1


(59)

Gambar 4.1

Tabel. 4.16. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices

Kriteria Hasil Nilai Kritis Evaluasi Model

Cmin/DF 1.166 ≤ 2,00 baik

Probability 0.209 ≥ 0,05 baik

RMSEA 0.033 ≤ 0,08 baik

GFI 0.945 ≥ 0,90 baik

AGFI 0.903 ≥ 0,90 baik

TLI 0.990 ≥ 0,95 baik

CFI 0.993 ≥ 0,94 baik

Sumber : Lampiran. 1, data diolah

Berdasarkan pada tabel 4.16 di atas dapat diketahui bahwa dari hasil evaluasi terhadap model one step base model ternyata dari semua kriteria goodness of fit yang digunakan, seluruhnya menunjukkan hasil evaluasi model yang baik, berarti model telah sesuai dengan data. Artinya, model konseptual yang dikembangkan dan dilandasi oleh teori telah sepenuhnya didukung oleh fakta. Dengan demikian model ini adalah model yang terbaik untuk menjelaskan keterkaitan antar variabel dalam model sebagaimana terdapat di bawah ini.

Dilihat dari angka determinant of sample covariance matrix : 3.789.532.954 > 0 mengindikasikan tidak terjadi multicolinierity atau

Kompetensai Guru, Manajemen Sekolah, Sarana & MODEL PENGUKURAN & STRUKTURAL

Prasarana, Sistem Evaluasi, & Prestasi Belajar Siswa Model Specification : One Step Approach - Base Model


(60)

singularity dalam data ini sehingga asumsi terpenuhi. Dengan demikian besaran koefisien regresi masing-masing faktor dapat dipercaya sebagaimana terlihat pada uji kausalitas di bawah ini.

4.4. Uji Kausalitas

Untuk mengetahui pengaruh dari kompetensi guru, manajemen sekolah, sarana dan prasarana, dan sistem evaluasi terhadap prestasi belajar Siswa, digunakan uji kausalitas dan dilihat dari angka determinant of sample covariance matrix 3.789.532.954 > 0 mengindikasikan tidak terjadi multicolinierity atau singularity dalam data ini sehingga asumsi terpenuhi. Dengan demikian besaran koefisien regresi masing-masing faktor dapat dipercaya sebagaimana terlihat pada uji kausalitas di bawah ini.

Berdasarkan Uji Kausalitas dengan program AMOS 4.0. diperoleh hasil, sebagai berikut :.

Tabel. 4.17. Hasil Uji Kausalitas

Regression Weights

Faktor Faktor Ustd Std Prob.

Estimate Estimate

Prestasi Belajar_Siswa Manajemen_Sekolah -0.035 -0.352 0.000

Prestasi Belajar_Siswa Kompetensi_Guru 0.022 0.228 0.004

Prestasi Belajar_Siswa Sistem_Evaluasi 0.038 0.384 0.000

Prestasi Belajar_Siswa Saran & Prasarana 0.033 0.337 0.000

Batas Signifikansi ≤ 0,10


(61)

Berdasarkan pada table 4.17 di atas dan dilihat dari tingkat Probabilitas arah hubungan kausal antara varabel bebas terhadap variabel terikat, maka hipotesis yang menyatakan bahwa

1. Faktor manajemen sekolah berpengaruh negatif terhadap Faktor prestasi belajar siswa, dapat diterima (Prob. kausalnya 0,000 < 0,10 (signifikan (negatif).

2. Faktor kompetensi guru berpengaruh positif terhadap Faktor prestasi belajar siswa, dapat diterima (Prob. kausalnya 0,004 < 0,10 (signifikan (positif).

3. Faktor sistem evaluasi berpengaruh positif terhadap Faktor prestasi belajar siswa, dapat diterima (Prob. kausalnya 0,000 < 0,10 (signifikan (positif).

4. Faktor sarana dan prasarana berpengaruh positif terhadap Faktor prestasi belajar siswa, dapat diterima (Prob. kausalnya 0,000 < 0,10 (signifikan (positif).

4.5. Pembahasan

4.5.1. Pengaruh Kompetensi Guru terhadap Prestasi Belajar Siswa

Berdasarkan dari hasil penelitian menunjukkan kompetensi guru berpengaruh positif terhadap prestasi belajar Siswa, hal ini membuktikan bahwa Guru sebagai pengajar yang memberikan ilmu pengetahuan sekaligus pendidik yang mengajarkan nilai-nilai, akhlak, moral maupun sosial dan untuk menjalankan peran tersebut


(62)

seorang guru dituntut untuk memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas yang nantinya akan diajarkan kepada siswa.

Kompetensi guru adalah merupakan kemampuan profesional yang dimiliki oleh sorang guru untuk memenuhi tuntutan peran dan keahlian yang diperlukan untuk menjalankan suatu peran sesuai dengan profesinya sebagai pendidik. Pelaksana tugas sebagai pendidik, seorang guru harus bertindak sebagai seorang yang ahli baik di bidang pendidikan, dalam hal bagaimana guru mempersiapkan diri dalam membelajarkan siswa mulai dari penguasaan materi, cara penyampaiannya, dan mengevaluasi hasil belajar siswa. Bila upaya-upaya tersebut dilaksanakan dengan berorientasi pada kepentingan siswa, maka prestasi belajar siswa akan menjadi lebih baik (Christiawan, 2002: 83). Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Windhiarso (2010) membuktikan Kompetensi dosen berpengaruh terhadap proses Pembelajaran, dengan demikian dapat disimpulkan kompetensi guru berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa.

4.5.2. Pengaruh Manajemen Sekolah terhadap Prestasi Belajar Siswa

Hasil penelitian menunjukkan manajemen sekolah berpengaruh negatif terhadap prestasi belajar Siswa, hal ini kemungkinan disebabkan karena kurang dilaksanakan sistem manajemen yang telah ada dengan sungguh sungguh, misalnya masih adanya siswa yang terlambat mengikuti jam pelajaran sekolah, bahkan masih adanya siswa yang bolos pada saat jam


(63)

pelajaran sekolah berlangsung, hal ini secara tidak langsung akan mengganggu jalannya proses belajar mengajar dan akan mempengaruhi prestasi belajar mereka. Padahal Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang sistematis melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam rangka membantu siswa agar mampu megembangkan potensinya baik yang menyangkut aspek moral, spiritual, intelektual, emosional maupun sosial (Syamsu Yusuf, 2001:54). Untuk mengatasi hal tersebut hendaknya pihak sekolah lebih melakukan pendekatan pada siswa, sehingga pihak sekolah tahu secara langsung apa yang diinginkan oleh para siswanya dan apa yang membuat mereka sampai tidak tertarik untuk mengikuti pelajaran sekolah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa manajemen sekolah kurang tepat untuk mengukur prestasi belajar siswa. Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nugroho (2008) yang membuktikan bahwa sistem akademik berpengaruh terhadap proses belajar mengajar.

4.5.3. Pengaruh Sarana dan Prasarana terhadap Prestasi Belajar Siswa

Dari hasil penelitian juga menunjukkan sarana dan prasarana berpengaruh positif terhadap prestasi belajar Siswa, hal ini membuktikan bahwa dalam kegiatan belajar mengajar selain dibutuhkan suatu metode pembelajaran, juga dibutuhkan sarana dan


(64)

prasarana yang menarik agar siswa tidak merasa bosan dengan materi yang diajarkan oleh guru. Sarana dan prasarana atau bisa juga disebut dengan Fasilitas adalah merupakan kelengkapan yang menunjang belajar anak didik di sekolah. Misalnya laboratorium untuk praktek IPA guna mendukung penggunaan metode eksperimen, dengan fasilitas yang lengkap dan tepat yang dimiliki oleh sekolah akan mempercepat penerimaan bahan pelajaran. Jika siswa mudah menerima pelajaran dan menguasainya, belajar akan lebih giat dan diharapkan prestasi belajar siswa akan menjadi lebih baik atau meningkat. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh R. M. Maskuril (2006) membuktikan fasilitas berpengaruh terhadap proses belajar mengajar, dengan demikian dapat disimpulkan Sarana dan Prasarana berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa.

4.5.4. Pengaruh Sistem Evaluasi terhadap Prestasi Belajar Siswa

Hasil penelitian juga menunjukkan sistem evaluasi berpengaruh positif terhadap prestasi belajar Siswa, hal ini membuktikan bahwa Prestasi belajar siswa adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di sekolah (Tu’u, 2004:75).

Untuk itu perlu dilakukan suatu evaluasi yang berfokus pada nilai atau angka yang dicapai oleh seorang siswa dalam proses pembelajaran di sekolah.


(65)

Nilai tersebut dinilai dari segi kognitif karena guru sering memakainya untuk melihat penguasaan pengetahuan sebagai pencapaian hasil belajar siswa. Evaluasi merupakan skala penilaian yang digunakan dalam menentukan hasil yang diperoleh siswa selama kegiatan pembelajaran di sekolah. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Nugroho (2008) membuktikan evaluasi berpengaruh terhadap proses belajar mengajar, dengan demikian dapat disimpulkan sistem evaluasi berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa.


(66)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan uji hipotesis, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Kompetensi guru mampu meningkatkan prestasi belajar Siswa, hal ini membuktikan bahwa Guru sebagai pengajar harus memiliki kemampuan dan keahlian untuk memenuhi dan menjalankan suatu peran sebagai pendidik, misalnya penguasaan materi, presentasi materi dan petunjuk dan Saran pada saat siswa membutuhkan, oleh sebab itu hal ini yang menjadikan faktor Kompetensi guru berpengaruh terhadap prestasi belajar Siswa.. 2. Manajemen sekolah mampu meningkatkan prestasi belajar

Siswa. Karena kurang dilaksanakan sistem manajemen yang telah ada dengan sungguh sungguh, misalnya masih adanya siswa yang terlambat mengikuti jam pelajaran sekolah, bahkan masih adanya siswa yang bolos pada saat jam pelajaran sekolah berlangsung, hal ini secara tidak langsung akan mengganggu jalannya proses belajar mengajar dan akan mempengaruhi prestasi belajar mereka. oleh sebab itu hal ini yang menjadikan faktor manajemen sekolah berpengaruh terhadap prestasi belajar Siswa, akan tetapi pengaruhnya negatif.


(67)

3. Sarana dan prasarana mampu meningkatkan prestasi belajar Siswa, hal ini membuktikan bahwa Kondisi ruangan kelas tempat belajar yang tenang, tersedaianya sarana buku (buku terbitan baru) di perpustakaan dan adanya fasilitas ruangan dan perangkat komputer yang baik akan mempengaruhi prestasi belajar siswa. oleh sebab itu hal ini yang menjadikan faktor sarana dan prasarana berpengaruh terhadap prestasi belajar Siswa.

4. Sistem evaluasi terhadap prestasi belajar Siswa, hal ini membuktikan bahwa untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai oleh siswa ketika mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di sekolah dibutuhkan evaluasi atau penilaian berdasarkan Standart nilai yang diberlakukan di sekolah, dengan begitu kita mengetahui apakah siswa tersebut berprestasi atau tidak. oleh sebab itu hal ini yang menjadikan faktor sistem evaluasi berpengaruh terhadap prestasi belajar Siswa.

5.2. Saran

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dikemukakan saran yang kiranya dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi pihak sekolah dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, yaitu sebagai berikut

1. Seorang guru hendaknya memiliki kompetensi dan keahlian yang baik, dalam memberikan materi kepada siswa, hal ini akan meningkatkan prestasi belajar siswa.


(68)

2. Dengan melaksanakan sistem manajemen sekolah dengan sungguh – sungguh, misalnya diberikan sanksi kepada siswa yang tidak mematuhi peraturan yang telah ditetapkan sekolah. 3. Pihak sekolah harus bisa menjaga dan lebih memperhatikan

sarana dan prasarana yang dimiliki, misanya Kondisi ruangan kelas harus tetap bersih, ketenangan di perpustakaan harus tetap terjaga dan fasilitas ruangan dan perangkat komputer dalam kondisi baik.

4. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya peneliti tidak hanya meneliti siswa tetapi juga meneliti guru.


(1)

Nilai tersebut dinilai dari segi kognitif karena guru sering memakainya untuk melihat penguasaan pengetahuan sebagai pencapaian hasil belajar siswa. Evaluasi merupakan skala penilaian yang digunakan dalam menentukan hasil yang diperoleh siswa selama kegiatan pembelajaran di sekolah. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Nugroho (2008) membuktikan evaluasi berpengaruh terhadap proses belajar mengajar, dengan demikian dapat disimpulkan sistem evaluasi berpengaruh positif terhadap prestasi belajar siswa.


(2)

52

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan uji hipotesis, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Kompetensi guru mampu meningkatkan prestasi belajar Siswa, hal ini membuktikan bahwa Guru sebagai pengajar harus memiliki kemampuan dan keahlian untuk memenuhi dan menjalankan suatu peran sebagai pendidik, misalnya penguasaan materi, presentasi materi dan petunjuk dan Saran pada saat siswa membutuhkan, oleh sebab itu hal ini yang menjadikan faktor Kompetensi guru berpengaruh terhadap prestasi belajar Siswa.. 2. Manajemen sekolah mampu meningkatkan prestasi belajar

Siswa. Karena kurang dilaksanakan sistem manajemen yang telah ada dengan sungguh sungguh, misalnya masih adanya siswa yang terlambat mengikuti jam pelajaran sekolah, bahkan masih adanya siswa yang bolos pada saat jam pelajaran sekolah berlangsung, hal ini secara tidak langsung akan mengganggu jalannya proses belajar mengajar dan akan mempengaruhi prestasi belajar mereka. oleh sebab itu hal ini yang menjadikan faktor manajemen sekolah berpengaruh terhadap prestasi belajar Siswa, akan tetapi pengaruhnya negatif.


(3)

3. Sarana dan prasarana mampu meningkatkan prestasi belajar Siswa, hal ini membuktikan bahwa Kondisi ruangan kelas tempat belajar yang tenang, tersedaianya sarana buku (buku terbitan baru) di perpustakaan dan adanya fasilitas ruangan dan perangkat komputer yang baik akan mempengaruhi prestasi belajar siswa. oleh sebab itu hal ini yang menjadikan faktor sarana dan prasarana berpengaruh terhadap prestasi belajar Siswa.

4. Sistem evaluasi terhadap prestasi belajar Siswa, hal ini membuktikan bahwa untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai oleh siswa ketika mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di sekolah dibutuhkan evaluasi atau penilaian berdasarkan Standart nilai yang diberlakukan di sekolah, dengan begitu kita mengetahui apakah siswa tersebut berprestasi atau tidak. oleh sebab itu hal ini yang menjadikan faktor sistem evaluasi berpengaruh terhadap prestasi belajar Siswa.

5.2. Saran

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dikemukakan saran yang kiranya dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi pihak sekolah dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, yaitu sebagai berikut

1. Seorang guru hendaknya memiliki kompetensi dan keahlian yang baik, dalam memberikan materi kepada siswa, hal ini akan meningkatkan prestasi belajar siswa.


(4)

54

2. Dengan melaksanakan sistem manajemen sekolah dengan sungguh – sungguh, misalnya diberikan sanksi kepada siswa yang tidak mematuhi peraturan yang telah ditetapkan sekolah. 3. Pihak sekolah harus bisa menjaga dan lebih memperhatikan

sarana dan prasarana yang dimiliki, misanya Kondisi ruangan kelas harus tetap bersih, ketenangan di perpustakaan harus tetap terjaga dan fasilitas ruangan dan perangkat komputer dalam kondisi baik.

4. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya peneliti tidak hanya meneliti siswa tetapi juga meneliti guru.


(5)

Anonim, 2010, Pedoman Penulisan Thesis, Penerbit Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, Surabaya.

Arissetyanto Nugroho, 2008, “Factors Affecting Teaching And Learning

S Satisfaction Student S Perspective As A Consumer Of Higher Education, Digna Telaah dan Proaktif.

Bentler, P.M. and C.P. Chou, 1987, “Practical Issue in Structural

Modeling”, Sociological Methods and Research 16 (1), Hal : 78-117

Ferdinand, Augustine., 2000, Structural Equation Modelling dalam

Penelitian Manajemen, Penerbit BP Undip, Semarang.

Hair, J.F. et. al. 1995, Multivariate Data Analysis, Fifth Edition, Prentice-Hall International, Inc., New Jersey.

Ikhsan, Arfan, dan Muhammad Ishak, 2005, Akuntansi Keprilakuan,

Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Indriyo, Gitosudarmo dan I Nyoman Sudita, 2000, Perilaku

Keorganisasian, Edisi pertama, Penerbit BPFE UGM, Yogyakarta.

Nazir, Moh, 2005, Metode Penelitian, Penerbit PT. Ghalia Indonesia,

Bogor.

Sardiman,A.M, 2006, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,.

Jakarta:Grafindo.

Slameto, 2003, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya,

Jakarta:Rineka Cipta.

Sumarsono, 2004, Metode Penelitian Akuntansi, Edisi Revisi, Penerbit

UPN “Veteran” Jawa Timur, Surabaya.

R. M, Maskuril, 2006, Pengaruh Fasilitas, Kesejahteraan dan

Kompetensi terhadap Kepuasan Kerja Karyawan di Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer AMIKOM Yogyakarta, Jurnal Ilmiah Manajerial, Vol. 2 No. 1

Tu’u,Tulus, 2004, Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa,


(6)

Umar, Husein, 2001, Metode Riset Perilaku Konsumen Jasa, Penerbit Ghalia, Indonesia

Wahyuni, Windhiarso, 2010, Validasi Model Kompetensi Dosen Dalam