Komunikasi Antarpribadi Siswa Kelas VIII SMP N 2 Jatibarang

108 dhuhur tiba, disela-sela waktu istirahatnya banyak siswa ke mesjid sekolah untuk melaksanakan sholat berjamaah. Aspek kemandirian berada dalam kriteria tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan tingginya kesadaran para siswa akan pentingnya kemandirian dan rasa percaya diri terhadap kemampuannya dalam mengerjakan tugas dari sekolah. Disamping itu sisi kemandirian siswa terlihat dikala mereka berani mengambil resiko terhadap keputusan yang mereka ambil.

4.3.2 Komunikasi Antarpribadi Siswa Kelas VIII SMP N 2 Jatibarang

Brebes Menurut Supratiknya 1995: 30 Komunikasi antarpribadi adalah setiap bentuk tingkah laku baik verbal maupun non verbal yang ditanggapi oleh orang lain. Sugiyo 2005: 9 mengemukakan tujuan pokok dalam berkomunikasi adalah mempengaruhi orang lain, dan menjadikan diri kita sebagai suatu agen yang dapat mempengaruhi agen yang dapat menentukan atas lingkungan menjadi suatu yang kita kira. Menurut Liliweri 1997: 13 mengatakan bahwa komunikasi antarpribadi memiliki ciri-ciri: 1 spontanitas, 2 tidak mempunyai tujuan yang telah ditetapkan lebih dahulu, 3 terjadi secara kebetulan diantara peserta yang identitasnya kurang jelas, 4 mengakibatkan dampak yang disengaja maupun tidak disengaja, 5 kerap kali berbalas-balasan, 6 mempersyaratkan hubungan peling seddikit dengan dua orang dengan hubungan yang bebas dan bervariasi, 7 harus membuahkan hasil. 109 De Vito dalam Sugiyo 2005: 4 mengemukakan ciri-ciri komunikasi antarpribadi yang afektif adalah 1 keterbukaan, 2 empati, 3 dukungan, 4 rasa positif, 5 kesetaraankesamaan. kemampuan individu untuk mengadakan tanggapan-tanggapan emosi secara matang dan mampu mengontrol serta mengendalikan emosinya sehingga menunjukkan suatu kesiapan dalam bertindak dalam situasi apapun. Komunikasi dapat berjalan efektif apabila pesan-pesan yang disampaikan mudah dipahami, serta pesan yang ddikirimkan mendapatkan respon balik dari penerima. Mayoritas komunikasi antarpribadi siswa kelas VIII SMP N 2 Jatibarang Brebes Tahun Ajaran 2010 2011 dalam kriteria tinggi. Aspek keterbukaan berada dalam kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa keterbukaan siswa untuk berinteraksi dengan orang lain dan memberikan tanggapan dari apa yang disampaikan lawan bicara cukup tinggi, siswa juga berani untuk berkata tidak terhadap ajakan teman yang kurang sesuai, serta senang apabila bisa bertukar pendapat dan pengalaman dengan orang lain. meskipun masih ada juga siswa yang enggan untuk bertanya kepada guru tentang materi yang dipelajarinya. Aspek empati berada dalam kategori tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan siswa sudah bisa mendengarkan dan memahami dengan baik kepada teman yang sedang cemas karena mengalami masalah, siswa juga memberikan perhatian kepada temannya misalnya: memberikan kado kepada temannya yang sedang berulang tahun, serta memberikan ucapan selamat kepada temanya yang memenangkan perlombaan. 110 Aspek perilaku dukungan berada dalam kategori tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan siswa mampu mengutarakan perasaan apa adanya dan bersikap jujur terhadap apa yang sebenarnya dirasakannya. Setiap ada perbedaan pendapat mereka akan berdiskusi untuk menyelesaikan masalah, mereka juga tidak segan- segan untuk memberikan pujian terhadap temannya yang berprestasi, mereka juga terbuka terhadap kritik. Aspek perasaan positif berada dalam kategori tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan siswa mempunyai perasaan optimis dalam mengerjakan tugas, ramah dalam bergaul, terbuka akan pujian, dan selalu bersikap positif dalam bertindak. Aspek kesamaan berada dalam kategori tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan siswa tidak membeda-bedakan teman dalam bergaul, memberikan kesempatan pada teman untuk menyampaikan pendapat saat diskusi, serta memberikan dorongan kepada teman-temannya yang sedang mengalami masalah. 4.3.3 Korelasi Tingkat Konsep Diri dan Komunikasi Antarpribadi Siswa Kelas VIII SMP N 2 Jatibarang Brebes Tahun Ajaran 2010 2011 Hasil yang diperoleh dari pengajuan hipotesis menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif yang signifikan antara konsep diri dengan komunikasi antarpribadi pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Jatibarang Brebes. Hasil tersebut ditunjukkan dengan angka koefisien korelasi r hitung 0,514 dengan r tabel 0,207. Angka tersebut menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara variabel konsep diri dengan komunikasi antarpribadi. Hasil ini sesuai dengan hipotesis yang diajukan peneliti yaitu terdapat hubungan antara konsep diri dengan komunikasi antarpribadi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Jatibarang 111 Brebes, sehingga semakin tinggi konsep diri maka semain tinggi pula komunikasi anterpribadi, nilai korelasi sebesar 0,514 menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara konsep diri dengan komunikasi antarpribadi siswa. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa tingkat konsep diri siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Jatibarang Brebes tergolong dalam kriteria tinggi. Hal ini mengandung makna bahwa konsep diri responden yang diwujudkan dalam aspek adanya karakteristik- karakteristik fisik, cara berpakaian, kesehatan dan kondisi fisik, kepemilikan benda-benda yang dipunyai, serta olahraga, permainan, dan hobi-hobi berada dalam kriteria tinggi. hubungan keluarga, sekolah dan pekerjaan sekolah, status intelektual, bakat khusus dan kemampuan khusus, serta ciri-ciri kepribadian dalam kriteria sedang. Komunikasi antarpribadi siswa kelas VIII SMP N 2 Jatibarang Brebes tergolong dalam kriteria tinggi. Hal ini mengandung makna bahwa komunikasi antarpribadi responden yang diwujudkan dalam aspek keterbukaan, empati, dukungan, rasa positif, dan kesetaraan dalam kriteria tinggi. Hubungan tingkat konsep diri dan komunikasi antarpribadi sama-sama berada dalam kriteria tinggi. Namun kedua variabel tersebut memiliki jumlah prosentase yang berbeda, sesuai dengan apa yang dijelaskan pada hasil penelitian bahwa tingkat konsep diri dan komunikasi antarpribadi antara siswa yang satu dengan yang lain berbeda. Ada beberapa anak yang tingkat konsep dirinya tinggi, namun memiliki tingkat komunikasi antarpribadinya sedang atau sebaliknya. Hal tersebut dikarenakan karakteristik siswa yang berbeda-beda. Misalnya terkadang dalam siswa yang mempunyai fisik yang ideal,ekonomi terpenuhi dan intelektual yang bagus masih merasa minder dan introvert dengan lingkungannya. Sedangkan 112 ada siswa yang memiliki fisik dan intelektual yang biasa tetapi dia percaya diri dan punya teman yang banyak. Salah satu faktor tersebutlah yang mempengaruhi tingkat kematangan emosi tiap siswa berbeda. Berdasarkan pemaparan diatas dan berdasarkan analisis data yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa konsep diri berkorelasi terhadap komunikasi antarpribadi siswa kelas VIII SMP N 2 Jatibarang Brebes. Hal ini juga dapat dilihat bahwa konsep diri responden yang berada dalam kriteria tinggi sesuai dengan komunikasi antarpribadi siswa yang berada dalam kriteria tinggi pula.

4.4 Keterbatasan penelitian