Hasil Pemeriksaan Bakteriologik Susu

Gambar 9. Hasil pemeriksaan kedua dengan uji Milk Ring Test MRT kiri atas dengan dua hasil positif dan dua hasil negatif kanan atas dengan mengunakan pembanding kontrol negati susu komersil gambar bawah.

5.5. Hasil Pemeriksaan Bakteriologik Susu

Selain pemeriksaan serologik untuk kasus Brucellosis, spesimen susu yang diperoleh juga dilakukan pemeriksaan terhadap keberadaan bakteri Brucella sp. dan kemungkinan adanya bakteri patogen yang ada di dalamnya. Pemeriksaan ini dilakukan berdasarkan kunjungan ke lapangan dan hasil wawancara dengan pengurus koperasi dan beberapa peternak. Mereka menyatakan bahwa kualitas mikrobiologik susu mereka masih rendah, terutama dalam hal jumlah mikroba yang terkandung didalamnya. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya bakteri Gram negatif patogen dalam susu. Hasil pemeriksaan memperlihatkan bahwa sampling susu selain telihat adanya bakteri Brucella sp. dalam susu juga mengandung E. coli. Keberadaan E. coli dalam susu dapat mengakibatkan dua hal. Pertama, menggambarkan pemahaman peternak tentang kesehatan lingkungan sapi yang kurang baik, cara pemerahan yang tidak higienis, dan cara membawa susu ke koperasi. Kedua, menunjukkan adanya resiko kemungkinan untuk menderita penyakit diare yang diakibatkan oleh E. coli, baik untuk manusianya yang akan mengkonsumsi susu bila tidak dimasak sempurna maupun terhadap pedet yang diberikan susu terkontaminasi tersebut. Pedet yang mengalami diare akibat E. coli dapat mengalami kematian dan hal ini akan menyebabkan kerugian bagi peternak Naim dan Hidayat 2007. Kualitas susu sangat dipengaruhi oleh kondisi sanitasi lingkungan kandang sapi, cara perawatan sapi, kondisi sapi, cara pemerahan dan cara pengelolaan susu mulai dari diperah sampai dibawa ke koperasi. Kualitas meliputi cita rasa dan aroma susu, kandungan bakteri, sifat fisik dan kimiawi. Sapi perah yang sehat dengan ambing yang sehat akan memproduksi susu dengan kandungan mikroba sedikit. Sapi perah atau ambing yang sakit akan mengakibatkan susu mengandung mikroba dalam jumlah yang banyak. Pemahaman peternak tentang produk yang higenis belum memadai. Faktor yang sangat berpengaruh terhadap jumlah mikroba yang teramati ketika pengambilan spesimen susu untuk pemeriksaan adalah cara membawa susu ke koperasi yang tidak tepat. Hal ini bisa dilihat pada gambar 6, berbagai cara dan alat pembawa yang digunakan, terlihat beberapa peternak membawa susunya dengan tempat seadanya, tidak pada tempat yang sesuai seperti milk can. Peternakan membawanya dengan ember bahkan tidak tertutup, adanya yang membawanya seperti bekas tempat cat, ada yang membawa dengan milk can, tetapi tidak tertutup, bahkan adanya yang menutupnya dengan plastik bekas, ada yang sudah berkarat. Kondisi yang tidak tertutup ini teramati ketika turun hujan maupun tidak turun hujan. Cara pemerahan yang tidak higienis dapat dilihat pada gambar 10, terlihat peternak memerah terkadang sambil memegang sapu untuk memukul lalat atau serangga. Tangan peternak yang memerah tersebut akan terkontaminasi dengan gagang sapu yang kotor, karena diletakan di lantai yang terlihat basah dengan air bercampur kotoran sapi. Kemudian ia memerah kembali, tangan yang kotor tersebut akan mengkontaminasi ambing dan susu sapi yang diperoleh setelah pemerahan. Sehingga merugikan karena mengkontaminasi semua susu sapi yang diperoleh dari kandang tersebut. Gambar 10. Cara pemerahan yang kurang higienis oleh peternak dan persiapan sapi sebelum diperah . Gambar 11. Biakan bakteri pada media agar Brucella sp. warna putih menujukkan bakteri yang diduga Brucella sp. bawah dan warna kuning merupakan bakeri kotaminan yang juga berasal dari Gram negatif . Berdasarkan hasil positif uji MRT dilakukan uji kembali untuk mempertegas yaitu dengan pembiakan pada media agar. Bakteri Brucella sp. yang ada pada spesimen sering dalam jumlah yang sangat kecil, sehingga membutuhkan teknik pemupukan tertentu yaitu dengan menambah jumlah media pupukan agar peluang mengisolasi Brucella sp. lebih besar, misalnya, dengan menggunakan selective bi-phasic medium, satu atau lebih selective media agar plate media padat dan broth media cair. Biasanya separuh dari spesimen cukup untuk awal pemupukan, separuhnya lagi disimpan dalam tempat beku -20 ˚C sebagai cadangan bila terjadi kontamonsi yang berlebihan. Daya hidup sel Brucella dapat dijaga dalam jaringan yang belum diproses pada temperature beku Anonimus 2004.

5.6. Hasil Identifikasi Bakteri dengan Pewarnaan Gram