Uji Ketuntasan Hasil Belajar Analisis Deskriptif Data Hasil Belajar Afektif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Menurut pedoman interpretasi terhadap koefisien korelasi, nilai r b sebesar 0,43 berada diantara 0,40 – 0,599. Hal ini berarti korelasi antara penggunaan model pembelajaran kolaboratif dengan pendekatan joyful learning terhadap hasil belajar siswa materi larutan penyangga dan hidrolisis adalah korelasi yang tergolong sedang.

4.1.2.5.2 Penentuan Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk menentukan besarnya kontribusi penggunaan model pembelajaran kolaboratif dengan pendekatan joyful learning terhadap hasil belajar siswa materi larutan penyangga dan hidrolisis. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh besarnya koefisien korelasi biserial hasil belajar r b adalah 0,43, sehingga besarnya koefisien determinasi KD adalah 18,32. Perhitungan koefisien determinasi hasil belajar dapat dilihat pada lampiran 27.

4.1.2.6 Uji Ketuntasan Hasil Belajar

Hasil uji ketuntasan belajar kelompok eksperimen serta kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel 4.9. Tabel 4.9 Hasil Uji Ketuntasan Belajar Karena t hitung t tabel untuk dk = n – 1 dan α = 5, sehingga dapat disimpulkan bahwa Ha diterima. Hal ini berarti kelompok eksperimen dan kelompok kontrol telah mencapai ketuntasan belajar. Perhitungan uji ketuntasan belajar kelompok eksperimen dan kontrol selengkapnya terdapat pada lampiran 28 dan 29. Adapun untuk hasil persentase ketuntasan belajar klasikal kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel 4.10. Kelompok t hitung t tabel Kriteria Eksperimen 6,803 2,040 Tuntas Kontrol 3,319 2,045 Tuntas Tabel 4.10 Hasil Persentase Ketuntasan Belajar Klasikal Kelas Kelas N Rata-rata X Kriteria Eksperimen XI IA 2 32 85 32 93,8 Tuntas Kontrol XI IA 6 30 79,93 30 86,7 Tuntas Berdasarkan hasil analisis tersebut, kelompok eksperimen serta kelompok kontrol telah mencapai ketuntasan belajar karena persentase ketuntasan belajar klasikalnya lebih dari 85.

4.1.2.7 Analisis Deskriptif Data Hasil Belajar Afektif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Terdapat tujuh aspek yang diobservasi pada penilaian afektif baik untuk kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Tiap aspek dianalisis secara deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui aspek mana yang sudah dimiliki siswa serta aspek mana yang masih perlu dibina dan dikembangkan lagi. Kriteria yang digunakan meliputi sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Tingkat penguasaan tiap aspek afektif pada kelompok eksperimen dapat diketahui melalui nilai rerata tiap aspek afektif yang dapat dilihat pada tabel 4.11. Tabel 4.11 Rerata Nilai tiap Aspek Ranah Afektif pada Kelompok Eksperimen No Aspek Nilai rata-rata Kriteria 1 Kehadiran siswa dalam proses belajar mengajar 3,19 Tinggi 2 Kesiapan dan ketertarikan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar 3,34 Tinggi 3 Kesungguhan siswa dalam proses belajar mengajar 3,66 Sangat Tinggi 4 Keaktifan siswa memberikan respon selama pembelajaran 3,69 Sangat Tinggi 5 Keberanian menyelesaikan soal di depan kelas 3,34 Tinggi 6 Kesungguhan dalam pengumpulan tugas 3,25 Tinggi 7 Ketepatan waktu pengumpulan tugas 3,69 Sangat Tinggi Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa pada kelas eksperimen terdapat tiga aspek afektif yang sudah mencapai kriteria sangat tinggi yaitu kesungguhan siswa dalam proses belajar mengajar; keaktifan siswa memberikan respon selama pembelajaran; dan ketepatan waktu pengumpulan tugas. Di samping itu empat aspek yang lain, yaitu kehadiran siswa dalam proses belajar mengajar; kesiapan dan ketertarikan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar; keberanian menyelesaikan soal di depan kelas; dan kesungguhan dalam pengumpulan tugas, telah mencapai kriteria tinggi. Tidak ada aspek yang termasuk kriteria sedang, rendah, maupun sangat rendah. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 32. Tingkat penguasaan tiap aspek afektif pada kelompok kontrol dapat diketahui melalui nilai rerata tiap aspek afektif yang dapat dilihat pada tabel 4.12. Tabel 4. 12 Rerata Nilai tiap Aspek Ranah Afektif pada Kelompok Kontrol No Aspek Nilai rata-rata Kriteria 1 Kehadiran siswa dalam proses belajar mengajar 3,50 Sangat Tinggi 2 Kesiapan dan ketertarikan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar 2,83 Tinggi 3 Kesungguhan siswa dalam proses belajar mengajar 2,80 Sedang 4 Keaktifan siswa memberikan respon selama pembelajaran 2,43 Sedang 5 Keberanian menyelesaikan soal di depan kelas 2,23 Sedang 6 Kesungguhan dalam pengumpulan tugas 3,23 Tinggi 7 Ketepatan waktu pengumpulan tugas 2,00 Rendah Berdasarkan data di atas, dapat disimpulkan bahwa pada kelas kontrol terdapat satu aspek afektif yang sudah mencapai kriteria sangat tinggi yaitu kehadiran siswa dalam proses belajar mengajar. Dua aspek mencapai kriteria tinggi yaitu kesiapan dan ketertarikan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar dan kesungguhan dalam pengumpulan tugas. Sementara itu tiga aspek lain telah mencapai kriteria sedang, yaitu kesungguhan siswa dalam proses belajar mengajar; keaktifan siswa memberikan respon selama pembelajaran; dan keberanian menyelesaikan soal di depan kelas. Aspek-aspek dengan kriteria sedang ini perlu dikembangkan dalam proses pembelajaran kelompok kontrol. Di samping itu, masih ada satu aspek masih sangat perlu dibina karena masih mendapat kriteria rendah yaitu ketepatan waktu pengumpulan tugas. Perincian nilai afektif siswa kelompok kontrol dapat dilihat pada lampiran 33. Adapun perbandingan hasil belajar ranah afektif pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada gambar 4.1. Gambar 4.1 Perbandingan Rata-rata Nilai Afektif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Berdasarkan gambar 4.1 di atas tampak bahwa nilai afektif kelompok eksperimen relatif lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Hal ini juga ditunjukkan dengan rerata nilai aspek afektif siswa pada kelompok eksperimen yang mencapai 86,27 sementara kelompok kontrol hanya 67,89. Persentase skor kelompok eksperimen termasuk dalam kriteria sangat baik sedangkan persentase skor kelompok 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 1 2 3 4 5 6 7 R at a -rat a ni lai As pek Afekt if Aspek Penilaian Afektif Kelas Eksperimen Kelas Kontrol kontrol termasuk dalam kriteria cukup. Dapat disimpulkan bahwa nilai aspek afektif kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol.

4.1.2.8 Analisis Deskriptif Data Hasil Penilaian Psikomotorik Kelompok Eksperimen dan Kontrol

Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING DENGAN STRATEGI LSQ TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA N 1 BERGAS KELAS XI IPA MATERI LARUTAN PENYANGGA dan HIDROLISIS

0 20 171

PENGARUH PENGGUNAAN METODE E LEARNING BERBASIS MOODLE DENGAN PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA MATERI POKOK LARUTAN ELEKTROLIT DAN KONSEP

0 9 1

PENGARUH PENGGUNAAN METODE E LEARNING BERBASIS MOODLE DENGAN PENDEKATAN CTL TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA MATERI POKOK LARUTAN ELEKTROLIT DAN KONSEP REDOKS SISWA SMA KELAS X

1 89 277

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA E-LEARNING TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA.

1 5 22

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MACROMEDIA FLASH TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR KIMIA SISWA SMA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT.

0 1 23

Pengaruh Penggunaan Media Buletin dengan Pendekatan Mastery Learning terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan Kelas XI SMA Negeri 1 Banjarnegara.

0 0 1

PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL) DENGAN PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA KELAS XI MATERI KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN DI SMA 2 KUDUS.

0 0 1

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORATIF DENGAN PENDEKATAN JOYFUL LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA NEGERI 1 KUDUS PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA DAN HIDROLISIS.

0 0 1

PENGARUH PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN MODEL LEARNING CYCLE DAN MODEL STAD TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI KREATIVITAS SISWA PADA SISWA KELAS XII IPA SMA NEGERI KABUPATEN KUDUS.

0 0 13

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN JOYFUL LEARNING DENGAN METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK KOLOID SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 SIMO TAHUN PELAJARAN 2012 2013 | Permatasari | Jurnal Pendidikan Kimia 3314 73

0 0 6