Pendapatan Petani Kakao Keragaan Usahatani Kakao

produktif; 0,24 ha kebun kakao belum menghasilkan; 0,25 ha kebun pekarangan dan campuranladang serta 0,15 ha sawah Tabel 26. Tabel 26. Karakteristik petani kakao dan kondisi usahataninya, 2005 Keterangan Rata-rata Tertinggi Terendah Karakteristik Petani: Umur petani tahun 41,59 65 24 Pendidikan petani: - Tidak tamat SD 25,00 - Tamat SD 32,50 - Tamat SMP 18,75 - Tamat SMA 23,75 Jumlah anggota keluarga jiwa 4,54 10 1 Jumlah angkatan kerja orang 1,95 7 1 Pengalaman berusahatani th 21,48 50 5 Pengalaman berkebun kakao th 14,24 26 2 Kondisi Usahatani: Lahan yang dimiliki ha 1,96 7 0,5 - Kakao ha 1,56 5 0,5 - Ladang dan pekarangan ha 0,25 3 - Sawah ha 0,15 2 Kebun kakao menghasilkan ha 1,32 4,5 0,25 Umur tanaman kakao th 15,24 31 4 Produksi kg 792,25 3400 270 Produktivitas kgha 610,49 2267 172 Produtivitas sebelum terserang hama PBK kgha 1268,75 2500 500

8.1.2. Pendapatan Petani Kakao

Pada tahun 2005, tingkat pendapatan petani kakao rata-rata Rp 8,27 jutaKKtahun, dimana 70,35 bersumber dari kebun kakao dan selebihnya bersumber dari luar usahatani sebesar 14,43, usahatani padi sebesar 6,67, ternak sebesar 4,38 dan usaha perkebunan lainnya sebesar 4,17. Tingkat pendapatan petani tersebut relatif rendah karena sekitar 50 produksi kakao hilang akibat serangan hama PBK. Serangan hama PBK menyebabkan produksi kebun kakao petani hilang rata-rata sebesar 854,25 kg atau senilai Rp 7,51 jutaKKtahun. Seandainya kehilangan produksi tersebut dapat diselamatkan, maka pendapatan petani rata-rata mencapai Rp 15,78 jutaKKtahun Tabel 27. Tabel 27. Pendapatan dan pengeluaran keluarga petani kakao, 2005 Uraian Pendapatan dan Pengeluaran Rp Pendapatan dari perkebunan kakao 5.817.250 70,35 Pendapatan dari usaha padi sawah 551.500 6,67 Pendapatan dari usaha ternak 362.500 4,38 Pendapatan usahatani lainnya 344.700 4,17 Pendapatan non-usahatani 1.193.125 14,43 Total pendapatan keluarga petani 8.269.075 100,00 Pengeluaran konsumsi keluarga 4.736.875 77,06 Pengeluaran lainnya 1.410.438 32,94 Total pengeluaran keluarga petani 6.147.313 100,00 Tabungan 2.121.763 Kerugian akibat serangan hama PBK 7.507.455 Pendapatan petani seharusnya 15.776.530 Sementara itu, kebutuhan hidup keluarga petani kakao rata-rata sebesar Rp 6,15 juta, terdiri dari kebutuhan untuk konsumsi keluarga Rp 4,74 juta dan kebutuhan lainnya Rp 1,41 juta. Secara umum dengan pendapatan rata-rata sebesar Rp 8,27 juta, petani kakao masih bisa menyisakan pendapatan untuk menabung sebesar Rp 2,12 juta. Namun apabila dikaji lebih lanjut, ternyata hanya sebagian kecil petani kakao yang bisa menyisakan pendapatannya untuk ditabung dan sebagian besar 57,5 petani kakao hidup dalam kondisi paspasan, bahkan 17,5 diantaranya telah terjerat hutang. Akibatnya sebagian besar petani tidak bisa melakukan pengelolaan kebun sesuai dengan anjuran terutama untuk pemupukan dan pemeliharaan tanaman kakao dengan baik. Kondisi tersebut diperparah lagi oleh makin mengganasnya serangan hama PBK, sehingga produksi kebun kakao yang bisa diselamatkan petani makin rendah. Apabila serangan hama PBK tidak segera dapat dikendalikan, maka akan terbentuk kantong-kantong kemiskinan di sentra produksi kakao Sulawesi Selatan.

8.1.3. Pengendalian Hama PBK