Lembar Kegiatan Siswa LKS berbasis POE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Lembar Kegiatan Siswa LKS berbasis POE

Lembar Kegiatan Siswa merupakan salah satu bahan ajar berbentuk cetak yang membantu guru dalam kegiatan belajar mengajar. Lembar Kegiatan Siswa berbasis POE dapat mengaktifkan dan mempermudah siswa untuk menyelesaikan tugas sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Prastowo 2011 mengatakan Lembar Kegiatan Siswa atau yang biasanya disebut dengan LKS merupakan lembar kegiatan yang di dalamnya berisi lembaran langkah kegiatan untuk menyelesaikan suatu tugas yang harus dikerjakan siswa. Ozmen Yildrim 2005 mengatakan Lembar Kegiatan Siswa merupakan komponen penting yang harus dikerjakan semua siswa dalam proses pembelajaran dan membuat siswa lebih aktif. Lembar Kegiatan Siswa LKS menurut Çelikler 2010 merupakan lembaran kosong, berbentuk formulir atau kartu yang harus diisi oleh siswa pada waktu kerja, baik secara mandiri atau secara kelompok baik dalam bentuk narasi maupun gambar-gambar sesuai dengan petunjuk yang tercantum pada lembar kegiatan. Model pembelajaran POE merupakan model pembelajaran yang menggunakan 3 langkah utama dari metode ilmiah yaitu 1 Prediction, merupakan suatu proses membuat dugaan terhadap suatu peristiwa, 2 Observation yaitu melakukan pengamatan apa yang terjadi. Dengan kata lain siswa diajak untuk melakukan percobaan, untuk menguji kebenaran prediksi siswa yang disampaikan, dan 3 Explanation yaitu pemberian penjelasan terutama tentang kesesuaian antara dugaan dengan hasil eksperimen dari tahap observasi Indrawati Setiawan 2009. Jadi Lembar Kegiatan Siswa Berbasis POE merupakan lembar kegiatan yang di dalamnya berisi tentang sintak-sintak pembelajaran Predict-Observe-Explain POE. Penelitian Nurjanah 2008 di MTS Negeri Bandung menggunakan metode penelitian Quasi experiment dengan bentuk pretestt-posttest nonequivalent control group design didapatkan hasil bahwa model pembelajaran POE pada materi tekanan secara signifikan dapat lebih meningkatkan penguasaan konsep dan keterampilan berpikir kreatif dibanding dengan model pembelajaran 6 konvensional. Penelitian Permatasari 2011 merupakan penelitian quasi eksperimen yang dilakukan di SMP Negeri 1 Rembang, penelitian ini menunjukkan hasil bahwa pembelajaran dengan model POE berbasis kontekstual dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar, serta efektif digunakan untuk meningkatkan pemahaman materi tekanan di SMP kelas VIII. Prastowo 2011 mengatakan setidaknya ada empat point tujuan penyusunan LKS, antara lain 1 menyajikan salah satu bahan ajar yang memudahkan siswa untuk berinteraksi dengan materi yang diberikan, 2 menyajikan tugas-tugas yang meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi yang diberikan, 3 melatih kemandirian belajar siswa, 4 memudahkan guru dalam memberikan tugas kepada peserta didik. Dalam pengembangannya, Lembar Kegiatan Siswa LKS yang baik harus memenuhi tiga aspek Darmojo Kaligis 1992, yaitu: 1. Aspek Didaktik Lembar Kegiatan Siswa LKS sebagai sarana berlangsungnya proses belajar mengajar harus memenuhi persyaratan didaktik yang berarti harus mengikuti asas-asas belajar mengajar yang efektif, yaitu a memperhatikan adanya perbedaan individual, sehingga LKS yang baik itu adalah yang dapat digunakan oleh semua siswa, b menekankan pada proses untuk menemukan konsep-konsep, sehingga LKS berfungsi sebagai petunjuk jalan bagi siswa untuk mencari tahu suatu konsep, c memiliki variasi stimulus melalui berbagai media dan kegiatan siswa yang ada dalam LKS, d dapat mengembangkan komunikasi sosial, moral, dan estetika pada siswa. 2. Aspek Konstruksi Aspek konstruksi yaitu aspek yang berhubungan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosa kata, tingkat kesukaran.Aspek-aspek tersebut harus dapat di mengerti oleh siswa. Pada aspek ini, LKS dituntut untuk memenuhi kriteria sebagai berikut a menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat kedewasaan siswa, b menggunakan struktur kalimat yang jelas, c memiliki tata urutan pelajaran yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa, d menghindari pertanyaan yang terlalu terbuka, e Tidak mengacu pada buku sumber di luar keterbacaan siswa, f menyediakan ruangan yang cukup untuk memberi keleluasaan pada siswa untuk menulis maupun menggambar pada LKS, g menggunakan kalimat sederhana dan pendek, h menggunakan lebih banyak ilustrasi daripada kata-kata, i memiliki tujuan belajar yang jelas dan manfaat dari pelajaran itu sebagai sumber motivasi. 3. Aspek teknik Aspek yang berkaitan dengan desain tata tulis meliputi a tulisan dengan menggunakan huruf cetak, huruf tebal yang agak besar untuk topik, dan perbandingan besar huruf dengan gambar harus serasi dan seimbang, b gambar yang digunakan dapat menyampaikan pesan secara efektif kepada siswa, c ada kombinasi antar gambar dan tulisan, dimana tulisan tidak boleh lebih besar dari gambar. Berdasarkan hal tersebut, LKS yang digunakan siswa harus disusun sedemikian rupa sehingga dapat dikerjakan siswa dengan baik dan dapat memotivasi belajar siswa. Selain kriteria LKS yang baik dari tiga aspek di atas, hal lain yang perlu diperhatikan adalah 1 Lembar Kegiatan Siswa tersebut harus sesuai dengan kurikulum yang berlaku, 2 mengutamakan materi-materi yang penting, 3 menyesuaikan tingkat kematangan berpikir siswa, Lembar Kegiatan Siswa tersebut harus dapat memotivasi siswa untuk belajar mandiri.

B. Hasil Belajar