Dampak Pembangunan Irigasi terhadap Pendapatan di Kecamatan Medang Deras

Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa ada perbedaan yang nyata antara produktivitas padi sebelum dan sesudah pembangunan jaringan irigasi H 1 Peningkatan produktivitas padi di Kecamatan Medang Deras bisa disebabkan karena beberapa hal: diterima. 1. Adanya jaringan irigasi mendorong petani untuk menggunakan input produksi seperti pupuk dan pestisida dengan lebih baik. Adanya jaringan irigasi juga mendorong petani untuk menerapkan teknik budidaya dengan lebih baik. Hal ini menyebabkan peningkatan produktivitas rata-rata petani. 2. Walaupun tidak terjadi peningkatan produktivitas rata-rata secara keseluruhan, adanya jaringan irigasi memungkinan petani untuk meningkatkan intensitas pertanaman. Irigasi memungkinkan petani dapat menanam sepanjang tahun. Peningkatan intensitas pertanaman akan meningkatkan produksi total per tahun.

4.7.2. Dampak Pembangunan Irigasi terhadap Pendapatan di Kecamatan Medang Deras

Seperti yang sudah diuraikan pada bagian sebelumnya, bahwa pembangunan jaringan irigasi telah meningkatkan produksi dan produktivitas padi di Kecamatan Medang Deras. Peningkatan produksi dan produktivitas tersebut juga menyebabkan terjadinya peningkatan pendapatan masyarakat. Hasil uji beda rata pendapatan nominal sebelum dan sesudah pembangunan jaringan irigasi dapat dilihat pada Tabel 20. Universitas Sumatera Utara Tabel 20. Hasil Uji Beda Rata-Rata Pendapatan Nominal Sebelum dan Sesudah Pembangunan Jaringan Irigasi di Kecamatan Medang Deras Uraian Nilai Pendapatan sebelum pembangunan jaringan irigasi 2006 Rptahun 16.461.170 Pendapatan setelah pembangunan jaringan irigasi 2011 Rptahun 26.940.550 thitung t 1,982 tabel Sig. 0,000 Keterangan : Nyata pada α = 0,05 Sumber data: Data Primer 2011 Dari Tabel 20. dapat dilihat bahwa ada perbedaan yang nyata antara pendapatan sebelum dan sesudah pembangunan jaringan irigasi. Hal ini dapat dilihat dari nilai t hitung 14,500 yang lebih besar dari t tabel 1,982. Perbedaan yang nyata juga ditunjukkan oleh nilai signifikansi 0,000 yang lebih kecil dari α 0,05 . Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa ada perbedaan yang nyata antara pendapatan sebelum dan sesudah pembangunan jaringan irigasi H 1 Selain menganalisis perbedaan pendapatan nominal, dalam penelitian ini juga dianalisis pendapatan riil. Hal ini ditujukan untuk menghilangkan pengruh inflasi. Hasil uji beda rata pendapatan nominal sebelum dan sesudah pembangunan jaringan irigasi dapat dilihat pada Tabel 21. diterima. Pendapatan rata-rata masyarakat sebelum pembangunan jaringan irigasi adalah sebesar Rp 16.461.170 per tahun sedangkan pendapatan rata-rata masyarakat sesudah jaringan irigasi adalah sebesar Rp 26.940.550 per tahun. Universitas Sumatera Utara Tabel 21. Hasil Uji Beda Rata-Rata Pendapatan Riil Sebelum dan Sesudah Pembangunan Jaringan Irigasi di Kecamatan Medang Deras Uraian Nilai Pendapatan sebelum pembangunan jaringan irigasi 2006 Rptahun 16.461.170 Pendapatan setelah pembangunan jaringan irigasi 2011 Rptahun 22.494.915 thitung t 1,982 tabel Sig. 0,000 Keterangan : Nyata pada α = 0,05 Sumber data: Data Primer 2011 Dari Tabel 21. dapat dilihat bahwa ada perbedaan yang nyata antara pendapatan sebelum dan sesudah pembangunan jaringan irigasi. Hal ini dapat dilihat dari nilai t hitung 10,767 yang lebih besar dari t tabel 1,982. Perbedaan yang nyata juga ditunjukkan oleh nilai signifikansi 0,000 yang lebih kecil dari α 0,05 Hasil penelitian yang diperoleh sesuai dengan hasil penelitian Amiruddin, dkk 1981, yang melakukan penelitian di irigasi Bone-Bone Ujung Pandang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan produktivitas padi diatas 100 akibat rehabilitasi jaringan irigasi. Produktivitas padi sebelum rehabilitasi jaringan . Pendapatan riil rata-rata masyarakat sebelum pembangunan jaringan irigasi adalah sebesar Rp 16.461.170 per tahun sedangkan pendapatan rata-rata masyarakat sesudah jaringan irigasi adalah sebesar Rp 22.494.915 per tahun. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan pendapatan bukan hanya karena perbedaan waktu, tetapi peningkatan pendapatan memang disebabkan oleh kenaikan tingkat produksi dan produktivitas padi. Universitas Sumatera Utara irigasi adalah sebesar 2.464 kgha setelah rehabilitasi meningkat mejadi 5.454 kgha. Peningkatan produktivitas ini disebabkan karena adanya rehabilitasi jaringan irigasi mendorong petani untuk melakukan teknik budidaya yang lebih baik. Petani akan menggunakan pupuk, pestisida, dan input lainnya dengan lebih efisien. Secara agronomis, benih padi varietas unggul sangat responsif terhadap pemupukan, dengan syarat apabila tersedia air yang cukup. Hal ini berarti, tersedianya air yang cukup akan mampu meningkatkan produktivitas padi sawah. Peningkatan pendapatan akibat pembangunan jaringan irigasi ini juga akan berdampak terhadap kehidupan sosial masyarakat. Pada masa lalu, masyarakat percaya bahwa untuk mendapatkan hasil panen yang baik, mereka harus melakukan ritual-ritual dan sedekah bumi. Dengan adanya jaringan irigasi, budaya masyarakat untuk melakukan ritual dan sedekah bumi mulai memudar. Masyarakat mulai percaya bahwa untuk mendapatkan hasil yang baik, mereka harus menerapkan pola budidaya yang baik. Peningkatan pendapatan juga mendorong terjadinya peningkatan pendidikan. Petani sudah memiliki dana yang cukup untuk menyekolahkan anak-anak mereka. Peningkatan tingkat pendidikan ini juga akan membuka wawasan masyarakat bahwa untuk mendapatkan hasil yang baik, mereka harus menerapkan pola budidaya yang baik dan bukan dengan malakukan ritual-ritual. Di beberapa negara sudah ada organisasi irigasi yang mampu berperan ganda yakni selain sebagai pengelola irigasi juga mampu mengelola kegiatan berbagai usaha ekonomi seperti terdapat pada beberapa organisasi irigasi di India dan Bangladesh. Adapun kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh organisasi irigasi di Gujarat India, misalnya meliputi: pengadaan sarana produksi pertanian; perkreditan; pemasaran Universitas Sumatera Utara hasil-hasil pertanian; pengolahan pasca panen; dan pemberian pelayanan penyuluhan pertanian Shah dan Shah, 1994. Di Bangladesh terdapat organisasi irigasi yang mengelola air tanah ternyata juga berhasil melakukan fungsi bisnis yang meliputi perkreditan, pemasaran hasil pertanian, pengadaan sarana produksi pertanian dan penyewaan mesin-mesin pertanian Mallorie, 1994. Dengan menggunakan subak sebagai wadah dalam melakukan kegiatan ekonomi berdasarkan kelompok misalnya dengan menjadikan subak sebagai koperasi maka diharapkan subak akan mempunyai “bargaining power” dalam persaingan pasar yang semakin ketat. Selama ini petani pada umumnya telah masuk menjadi anggota KUD Koperasi Unit Desa namun hampir tidak ada subak yang membentuk koperasi sendiri. Koperasi Tani yang berbasiskan subak kiranya akan lebih berhasil dari pada berbasiskan desa, karena dengan adanya ketentuan pola tanam dan jadwal tanam yang pasti, maka penyaluran sarana produksi akan bisa lebih tepat, baik dari segi waktu, jumlah dan jenisnya Mallorie,1994. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Ada perbedaan dalam kondisi lingkungan sesudah pembangunan jaringan irigasi. Hal ini dapat dilihat dari penurunan intensitas banjir dan kekeringan, 2. Ada perbedaan dalam kondisi sosial sesudah pembangunan jaringan irigasi. Hal ini dapat dilihat dari penurunan intensitas kegiatan gotong royong yang dilakukan oleh masyarakat. 3. Ada perbedaan yang nyata antara produktivitas dan pendapatan petani sebelum dan sesudah pembangunan jaringan irigasi. Produktivitas dan pendapatan sesudah pembangunan irigasi lebih tinggi dibandingkan sebelum pembangunan jaringan irigasi.

5.2. Saran

1. Kepada masyarakat sekitar jaringan irigasi agar meningkatkan kegiatan gotong royong untuk merawat jaringan irigasi yang sudah ada, karena jaringan irigasi mampu mengatasi banjir dan kekeringan. 2. Kepada pemerintah agar meningkatkan kegiatan penyuluhan baik penyuluhan tentang teknik budidaya tanaman maupun penyuluhan tentang pentinganya kegiatan gotong royong dalam pemeliharaan jaringan irigasi. Universitas Sumatera Utara