67 besar dibandingkan dengan cumulative abnormal return yang diperoleh selama
tiga hari setelah penurunan besar terjadi. Untuk melengkapi analisis, berikut juga ditampilkan grafik pergerakan
harga saham yang digambarkan melalui cumulative abnormal return selama periode event t-5 hingga t+20.
Sumber : Data olahan penulis
Gambar 4.4 Grafik CAR untuk Industri Jasa
4.3.2 Analisis Cross-sectional Regression
Berdasarkan pengujian terhadap abnormal return dan cumulative abnormal return
yang telah dilakukan sebelumnya, didapatkan bukti bahwa terdapat perbedaan pola reversal atas klasifikasi industri yang berbeda. Perbedaan
tersebut ditunjukkan dengan hasil pengujian dimana industri ekstraktif dan manufaktur tidak mengalami price reversal dengan memperoleh CAR yang
positif tetapi tidak signifikan selama tiga hari setelah terjadi peristiwa penurunan
-10 -8
-6 -4
-2 2
4
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121314151617181920
CAR
CAR
Universitas Sumatera Utara
68 harga namun industri jasa mengalami price reversal dengan CAR dan signifikan
selama tiga hari setelah peristiwa penurunan besar harga terjadi. Namun, secara rata-rata diperoleh hasil pengujian terhadap AR dan CAR
pada periode t+4 hingga t+20 yang menunjukkan harga cenderung untuk terus bergerak naik hingga hari kedua puluh dimana nilainya melebihi CAR yang
diperoleh selama tiga hari setelah event. Berdasarkan hasil pengujian terhadap abnormal return dan cumulative
abnormal return dapat dinyatakan bahwa terdapat perbedaan antar industri dalam
pola reversal yang terjadi. Dengan kata lain, perbedaan klasifikasi industri mempengaruhi pola reversal yang terjadi.
Pada bagian ini dilakukan analisis regresi cross-sectional untuk mendukung kesimpulan yang dinyatakan berdasarkan analisis terhadap hasil
pengujian terhadap abnormal return dan cumulative abnormal return . Model regresi ini sama dengan yang digunakan oleh Benou Richie 2003 dan Pane
2008 dimana cumulative abnormal return diregresikan terhadap abnormal return
pada t=0 AR0 . Model regresi ini menggunakan dua variabel dummy untuk mengidentifikasikan klasifikasi industri.
Secara umum model persamaannya adalah sebagai berikut : CAR
i
= +
ARO
i
+ D1
i
+ D2
i
+ Overreaction hypothesis
menyatakan pergerakan ekstrim dalam harga saham akan diikuti pergerakan harga saham dengan arah sebaliknya directional
effect dan semakin besar pergerakan awal initial overreaction semakin besar
pula reversal yang terjadi mangnitude effect. Berdasarkan overreaction
Universitas Sumatera Utara
69 hypothesis
tersebut maka diharapkan untuk mendapatkan koefisien δ
1
bernilai negatif. Sementara itu, jika klasifikasi industri memiliki peran penting dalam pola
reversal yang terjadi maka akan diperoleh δ
2
dan δ
3
secara signifikan berbeda dari 0. Demikian sebaliknya, jika diperoleh δ
2
dan δ
3
secara signifikan tidak berbeda dari 0 maka klasifikasi industri tidak memiliki peran penting dalam pola
reversal yang terjadi.
Model regresi diestimasi untuk dua jenis variabel bebas yang berbeda. Variabel bebas yang pertama adalah cumulative abnormal return yang mewakili
tiga hari sesudah event CAR pada periode t+1 hingga t+3. Variabel bebas yang kedua adalah cumulative abnormal return yang mewakili hari keempat hingga
kedua puluh sesudah event CAR pada periode t+4 hingga t+20. Hasil regresi ditampilkan pada Tabel 4.16 di bawah ini.
Tabel 4.16 Estimasi Parameter
Cross-sectional Regression Intercept
AR0 D1
D2 F-stat
R
2
A. CAR1-3 0.414762
-0.003317 0.533145
0.289283 0.108410 0.009759
0.243256 -0.015708
0.561183 0.306936
B. CAR4-20 0.567726
-0.115949 -0.154437
-0.279638 6.453554 0.369756
5.576628 -3.885276 -0.944216 -1.765433
Sumber: Data olahan penulis Signifikansi 10
5 1
Berdasarkan Tabel 4.14 dapat dilihat bahwa pada bagian A periode t+1 hingga t+3 sebagai variabel dependent nilai koefisien δ1, yaitu return pada t=0
bernilai negatif meskipun tidak signifikan. Hal ini dapat diartikan terdapat hubungan negatif antara penurunan pada event day t=0 dengan cumulative
Universitas Sumatera Utara
70 abnormal return
pada tiga hari setelah event. Dari Tabel 4.16 dapat dilihat bahwa koefisien D1 dan D2 pada bagian A, yang mewakili klasifikasi industri, ternyata
tidak signifikan berbeda dari nol. Sehingga dari hasil ini dapat dinyatakan bahwa tidak cukup bukti untuk menolak H0.
Pada bagian B CAR t+4 hingga t+20 sebagai variabel dependent nilai koefisien δ
1
bernilai negatif dan signifikan dengan tingkat signifikansi 1. Hal ini dapat diartikan sebagai adanya hubungan negatif antara initial price change
dengan CAR t+4 hingga t+20. Hal ini mengindikasikan bahwa penurunan besar pada event day t=0 merupakan suatu sinyal bagi saham untuk terus mengalami
peningkatan harga pada periode lebih lanjut t+4 hingga t+20. Tabel 4.16 menunjukkan bahwa koefisien D1 tidak signifikan berbeda dari nol. Sedangkan
koefisien D2 yang mewakili industri ekstraktif pada bagian B bernilai negatif dan signifikan pada tingkat signifikansi 10.
4.4 Pembahasan
4.4.1 Pengujian Terhadap Seluruh Sampel