Uji Heteroskedastisitas Analisis Kualitas Pelayanan Pajak Dan Sosialisasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Formal Wajib Pajak Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cianjur

dengan variabel independen. Dalam analisis regresi, analisis korelasi yang digunakan juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen selain mengukur kekuatan asosiasi hubungan. Sedangkan untuk mencari koefisien korelasi antara variabel X 1 dan Y, Variabel X 2 dan Y, X 1 dan X 2 sebagai berikut: Sumber: Nazir 2003: 464 Langkah-langkah perhitungan uji statistik dengan menggunakan analisis korelasi dapat diuraikan sebagai berikut: a. Koefisien korelasi parsial Koefisien korelasi parsial antar X 1 terhadap Y, bila X 2 dianggap konstan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Sumber : Nazir 2003 : 464 b. Koefisien korelasi parsial Koefisien korelasi parsial antar X 2 terhadap Y, apabila X 1 dianggap konstan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Sumber : Nazir : 2003 : 464 √[ ][ ] √[ ][ ] √[ ][ ] c. Koefisien korelasi secara simultan Koefisien korelasi simultan antar X 1 dan X 2 terhadap Y dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Sumber : Nazir 2003 : 464 Besarnya koefisien korelasi adalah -1 r 1 : a. Apabila - berarti terdapat hubungan negatif. b. Apabila + berarti terdapat hubungan positif. Interprestasi dari nilai koefisien korelasi : a. Kalau r = -1 atau mendekati -1, maka hubungan antara kedua variabel kuat dan mempunyai hubungan yang berlawanan jika X naik maka Y turun atau sebaliknya. b. Kalau r = +1 atau mendekati +1, maka hubungan yang kuat antara variabel X dan variabel Y dan hubungannya searah. Sedangkan harga r akan dikonsultasikan dengan table interprestasi nilai r sebagai berikut : √ Tabel 3.9 Pedoman untuk memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0,799 0,80 – 1,000 Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat Sumber: Sugiono 2010:183 3. Koefisiensi Determinasi Analisis Koefisiensi Determinasi Kd digunakan untuk melihat seberapa besar variabel independen X berpengaruh terhadap variabel dependen Y yang dinyatakan dalam persentase. Besarnya koefisien determinasi dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Sumber: Umi Narimawati 2007:89 Dimana : Kd = Seberapa jauh perubahan variabel Y dipergunakan oleh variabel X r² = Kuadrat koefisien korelasi.

3.2.5.2 Uji Hipotesis

Rancangan pengujian hipotesis ini dinilai dengan penetapan hipotesis nol dan hipotesis alternatif, penelitian uji statistik dan perhitungan nilai uji statistik, perhitungan hipotesis, penetapan tingkat signifikan dan penarikan kesimpulan. Kd = r 2 x 100 Hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian ini berkaitan dengan ada tidaknya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Hipotesis nol H o tidak terdapat pengaruh yang signifikan dan hipotesis alternatif H a menunjukkan adanya pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat. Rancangan pengujian hipotesis penelitian ini untuk menguji ada tidaknya pengaruh antara variabel independent X yaitu kualitas pelayanan pajak X 1 dan sosialisasi perpajakan X 2 terhadap kepatuhan formal wajib pajak orang pribadi Y, dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1 Penetapan Hipotesis a Hipotesis Penelitian 1. Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan sebelumnya, maka dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut: Hipotesis parsial antara variabel bebas kualitas pelayanan pajak terhadap kepatuhan formal wajib pajak orang pribadi. H o : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antarakualitas pelayanan pajak terhadap kepatuhan formal wajib pajak orang pribadi. H a : Terdapat pengaruh yang signifikan antarakualitas pelayanan pajak terhadap kepatuhan formal wajib pajak orang pribadi. 2 Hipotesis parsial antara variabel bebas sosialisasi terhadap variabel terikat kepatuhan wajib pajak. H o : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antarasosialisasi perpajakan terhadap kepatuhan formal wajib pajak orang pribadi. H a : Terdapat pengaruh yang signifikan antarasosialisasi perpajakan terhadap kepatuhan formal wajib pajak orang pribadi. b Hipotesis secara keseluruhan antara variabel bebas kualitas pelayanan pajak dan sosialisasi perpajakan terhadap kepatuhan formal wajib pajak orang pribadi. H o : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antarakualitas pelyanan pajak dan sosialisasi perpajakan terhadap kepatuhan formal wajib pajak orang pribadi. H a : Terdapat pengaruh yang signifikan antara kualitas pelayanan pajak dan sosialisasi perpajakan terhadap kepatuhan formal wajib pajak orang pribadi. c Hipotesis Statistik 1. Pengujian Hipotesis Secara Parsial Uji Statistik t Dalam pengujian hipotesis ini menggunakan uji dua pihak two tail test dilihat dari bunyi hipotesis statistik yaitu hipotesis nol : β = 0 dan hipotesis alternatifnya H a : β ≠ 0 : β = 0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antarakualitas pelayanan pajak terhadap kepatuhan formal wajib pajak orang pribadi. H a : β ≠ 0 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara kualitas pelayanan pajak terhadap kepatuhan formal wajib pajak orang pribadi. H o : β = 0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara sosialisasi perpajakan terhadap kepatuhan formal wajib pajak orang pribadi. H a : β ≠ 0 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara sosialisasi perpajakan terhadap kepatuhan formal wajib pajak orang pribadi. 2. Pengujian Hipotesis Secara Simultan Uji Statistik F. H o : β = 0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antarakualitas pelayanan pajak dan sosialisasi perpajakan terhadap kepatuhan formal wajib pajak orang pribadi. H a : β ≠ 0 : Terdapat pengaruh yang signifikan antara kualitas pelayanan pajak dan sosialisasi perpajakan terhadap kepatuhan formal wajib pajak orang pribadi. 2 Menentukan tingkat signifikan Ditentukan dengan 5 dari derajat bebas dk = n – k – l, untuk menentukan t tabel sebagai batas daerah penerimaan dan penolakan hipotesis. Tingkat signifikan yang digunakan adalah 0,05 atau 5 karena dinilai cukup untuk mewakili hubungan variabel – variabel yang diteliti dan merupakan tingkat signifikasi yang umum digunakan dalam statu penelitian. a. Menghitung nilai t hitung dengan mengetahui apakah variabel koefisien korelasi signifikan atau tidak dengan rumus : dan Sumber: Sugiyono 2010 : 192 Dimana : r = Korelasi parsial yang ditentukan n = Jumlah sampel t = t hitung b. Selanjutnya menghitung nilai F hitung sebagai berikut : Sumber: Sugiyono 2010:192 Dimana: R = koefisien kolerasi ganda K = jumlah variabel independen n = jumlah anggota sampel 3 Menggambar Daerah Penerimaan dan Penolakan Untuk menggambar daerah penerimaan atau penolakan maka digunakan kriteria sebagai berikut : a. Hasil t hitung dibandingkan dengan F tabel dengan kriteria : 1 Jika t hitung ≥ t tabel maka H ada di daerah penolakan, berarti Haditerima artinya antara variabel X dan variabel Y ada pengaruhnya. 2 Jika t hitung ≤ t tabel maka H ada di daerah penerimaan, berarti Ha ditolak artinya antara variabel X dan variabel Y tidak ada pengaruhnya. 3 t hitung; dicari dengan rumus perhitungan t hitung, dan √ √ ฀ ⁄ ⁄ 4 t tabel; dicari di dalam tabel distribusi t student dengan ketentuan sebagai berikut,α = 0,05 dan dk = n-k-1 atau 24-2-1=21 b. Hasil Fhitung dibandingkan dengan F tabel dengan kriteria : 1 Tolak ho jika F hitung F tabel pada alpha 5 untuk koefisien positif. 2 Tolak Ho jika F hitung F tabel pada alpha 5 untuk koefisien negatif. 3 Tolak Ho jika nilai F-sign ɑ ,05. 4 Menggambar Daerah Penerimaan dan Penolakan Gambar 3.1 Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis 5 Penarikan Kesimpulan Daerah yang diarsir merupakan daerah penolakan, dan berlaku sebaliknya.Jika t hitung dan F hitung jatuh di daerah penolakan penerimaan, maka Ho ditolak diterima dan Ha diterima ditolak.Artinya koefisian regresi signifikan tidak signifikan.Kesimpulannya, kualitas pelayanan pajak dan sosialisasi perpajakan berpengaruh tidak berpengaruh terhadap kepatuhan formal wajib pajak orang pribadi. Tingkat signifikannya yaitu 5 α = 0,05, artinya jika hipotesis nol ditolak diterima dengan taraf kepercayaan 95 , maka kemungkinan bahwa hasil dari penarikan kesimpulan mempunyai kebenaran 95 dan hal ini menunjukan adanya tidak adanya pengaruh yang meyakinkan signifikan antara dua variabel tersebut. 62 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Hasil penelitian merupakan hasil yang peneliti dapatkan selama melakukan penelitian pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cianjur.Hasil tersebut berupa data-data dan informasi yang mendukung penelitian yang peneliti lakukan.

4.1.1 Gambaran Umum

Pada dasarnya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cianjur adalah unsur pelaksana Direktorat Jenderal Pajak yang bertugas untuk melaksanakan kegiatan operasional pelayananperpajakan dibidangPajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dan Pajak Tidak Langsung Lainnya. Umumnya dalam daerah wewenangnya berdasarkan kebijakan teknis yang telah ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak.

4.1.1.1 Sejarah Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Seiring dengan tuntutan kepada pemerintah untuk meningkatkan akuntabilitasnya menuju, maka pelayanan kepada masyarakat pun juga senantiasa ditingkatkan, salah satunya dengan perubahan menjadi sistem pelayanan pajak saat ini yang memiliki konsep pelayanan satu atap. Dimana Wajib pajak dapat menyelesaikan segala jenis pajak yang harus dibayarnya dalam satu tempat. Tempat yang menjadi jawaban dari semua itu adalah Kantor Pelayanan Pajak Modern. Kantor Pelayanan Pajak Modern merupakan kantor pajak yang telah menggunakan sistem administrasi modern. Kantor Pelayanan Pajak Modern memiliki beberapa karakteristik, yaitu : 1. Struktur organisasi yang dirancang berdasarkan fungsi 2. Adanya pemisahan fungsi yang jelas antara Kanwil danKPP a. KPP bertanggung jawab untuk melaksanakan fungsi penyuluhan, pelayanan, dan pengawasan pemeriksaandan penagihan b. Kanwil bertanggung jawab untuk melaksanakan fungsi pengawasan terhadap pelaksanaan operasional KPP, keberatan dan banding serta penyidikan 3. Di dalam organisasi KPP dikenal adanya Account Representative AR yang bertanggung jawab untuk melayani dan mengawasi kepatuhan beberapa Wajib Pajak. 4. Mengembangkan Call Center dengan nomor telepon khusus dan didukung dengan “knowledge base” yang baku untuk menjawab setiap pertanyaan masyarakat, yang dilayani oleh petugas khusus. 5. Menyediakan staf khusus di tempat pelayanan terpadu TPT yang mampu melayani pertanyaandan konsultasi masalah perpajakan helpdesk. 6. Menyediakan media informasi perpajakan berbasis komputer misal: touch screen pada setiapTPT. KPP modern ini terbagi menjadi 3, yaitu: 1. Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Jawa Barat I adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Pajak yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Jenderal Pajak. Kantor Wilayah dipimpin oleh

Dokumen yang terkait

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Melalui E-Filing di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Binjai

2 104 66

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dalam Menerapkan Sistem Self Assessment pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia

3 109 60

Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Membayar Pajak Penghasilan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan

2 61 59

Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak dan Pengetahuan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survei Pada Wajib Pajak Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cianjur)

6 34 60

Pengaruh Penerapan Sanksi Perpajakan dan Kualitas Pelayanan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Survey pada Wajib Pajak orang pribadi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Karawang Utara)

1 3 1

Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Administrasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Majalaya

1 17 67

Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Pelayanan Fiskus, Penyuluhan Wajib Pajak Dan Sanksi Pajak Terhadap Tingkat Kepatuhan Formal Wajib Pajak Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah

3 20 92

PERSEPSI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TERHADAP KUALITAS PELAYANAN KERJA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA Persepsi Wajib Pajak Orang Pribadi Terhadap Kualitas Pelayanan Kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sukoharjo.

0 0 12

Pengaruh Sanksi Perpajakan, Kesadaran Wajib Pajak, dan Kualitas Pelayanan Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Di KPP Pratama Cianjur).

0 11 26

Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Kegiatan Sosialisasi Perpajakan, dan Pemeriksaan Pajak, terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Cirebon).

0 0 20