Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perusahaan pada umumnya dibuat dan dibentuk sesuai dangan garis pertanggungjawaban. Struktur pusat pertanggungjawaban digunakan untuk menunjukkan unit organisasi yang dikelola oleh seorang manager yang bertanggungjawab. Penentuan pusat-pusat pertanggungjawaban memerlukan desentralisasi. Semakin besar ukuran organisasi semakin panjang dan banyak garis pertanggungjawaban. Demikian juga peranan akuntansi pertanggungjawaban pusat biaya sebagai alat pengawasan biaya berperan penting untuk suatu perusahaan dalam pencapaian tujuannya yaitu laba bersih yang maksimal. Pusat-pusat pertanggungjawaban tersebut digambarkan oleh kotak-kotak yang ada pada struktur organisasi sehingga pusat-pusat pertanggungjawaban tersebut membentuk suatu hirarki. Kotak paling atas pada struktur organisasi biasa disebut direktur, kotak dibawahnya biasanya tingkatan divisi. Kotak dibawah divisi disebut departemen, dibawah departemen disebut seksi, namun tidak selamanya struktur ini sama pada tiap organisasi perusahaan. Dengan adanya laporan pertanggungjawaban biaya, dapat diketahui berapa besarnya penyimpangan yang terjadi antara anggaran biaya dan realisasi biaya. Penyimpangan itulah yang nantinya dapat dijadikan oleh pihak akuntansi dan manajemen sebagai dasar untuk menyusun anggaran biaya yang lebih efektif dan efisien untuk periode berikutnya, sehingga penyimpangan antara anggaran dan realisasi biaya ditekan seminimal mungkin, dan peningkatan laba pun akan dapat teracapai. 2 Akuntansi biaya merupakan salah satu konsep yang ada dan mencoba memberikan solusi terhadap kebutuhan informasi tersebut, khususnya informasi yang berhubungan dengan pengawasan biaya. Ada 4 pusat pertanggungjawaban yaitu pusat biaya, pusat laba, pusat pendapatan dan pusat investasi. Setiap manajer pusat pertanggungjawaban harus bertanggungjawab atas elemen-elemen yang secara langsung berada dibawah pengawasannya pengendaliannya. Konsep akuntansi pertanggungjawaban pusat biaya yaitu menyusun, merencanakan dan membentuk pusat-pusat biaya pada perusahaan. Pusat biaya sendiri terdiri dari pusat biaya teknis dan pusat biaya kebijakan. Pusat biaya teknis yaitu pusat biaya yang sebagian besar biayanya dapat ditentukan dengan pasti karena biaya tersebut berhubungan erat dengan volume kegiatan pusat biaya tersebut, contoh pusat biaya teknis adalah biaya bagian produksi dan bagian pengiriman. Pusat biaya kebijakan adalah pusat biaya yang sebagian besar biayanya tidak berhubungan erat dengan volume kegiatan pusat biaya tersebut. Jumlah biaya yang tepat untuk kegiatan pusat biaya kebijakan ditentukan berdasarkan kebijakan manajemen. Contoh pusat biaya kebijakan adalah bagian akuntansi personalia, dan bagian penelitian dan pengembangan, sebagaimana yang yang dikemukakan oleh Suadi 2001 : 50-51 RS swasta Harapan merupakan suatu badan usaha yang bertujuan memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat tetapi tidak menutup tujuan umum dari semua badan usaha yaitu untuk pencapaian laba. Oleh karena itu diperlukan struktur organisasi yang menggambarkan pembagian kinerja menurut fungsi dan kebutuhan perusahaan dengan tujuan untuk memudahkan dilakukannya pengawasan terhadap biaya maupun 3 pendapatannya. Pembagian yang dilakukan itu sekaligus menggambarkan pusat-pusat pertanggungjawaban yang dimiliki perusahaan tersebut. Akuntansi pertanggungjawaban memiliki peranan yang besar dalam memberi informasi dari pusat-pusat pertanggungjawaban sebagai alat manager dalam pengawasannya, terlebih dengan semakin kompleksnya masalah yang dihadapi perusahaan dalam aktivitas sehari-hari. Sehubungan dengan itu penulis tertarik untuk mempelajari peran akuntansi pertanggungjawaban pusat biaya pada yayasan rumah sakit Harapan ini. Penelitian akan dilakukan sampai sejauh akuntansi pertanggungjawaban pusat biaya ini berperan sebagai alat pengawasan biaya dalam peningkatan laba rumah sakit . Maka penulis mencoba membahasnya dalam sebuah skripsi yang diberi judul “ Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban Pusat Biaya Dalam Peningkatan Laba Pada Yayasan RS Harapan Pematangsiantar.”

B. Perumusan Masalah