Pengiriman pesan instan Sms dan MMS Web Browser 3 Adopsi 3.1.Definisi Adopsi

mempertimbangkan untuk menerimanya, ketimbang bila inovasi itu bisa berupa sesuatu yang abstrak, yang hanya dapat diwujudkan dalam pikiran atau hanya dapat dibayangkan. Atribut tersebut, menentukan bagaimana tingkat penerimaan terhadap sesuatu inovasi yan didifusikan ditengah-tengah masyarakat.

2.2.2. Inovasi Blackberry a.

Push e-mail Push email dipergunakan untuk menggambarkan sistem surat elektronik yang menyediakan kemampuan selalu siaga, di mana setiap surel baru dengan segera dipindahkan secara aktif didorong atau pushed bahasa Inggris oleh agen pengantar surel MDA biasanya disebut sebagai server surel ke agen pengguna surel MUA, disebut juga sebagai pelanggan surel. Surel pelanggan di antaranya termasuk telepon pintar bahasa Inggris smart phones dan merupakan aplikasi IMAP pada komputer personal.

b. Pengiriman pesan instan

Pengirim pesan instan atau olahpesan cepat biasanya disebut dengan IM atau Instant Messenger merupakan perangkat lunak yang memfasilitasi pengiriman pesan singkat instant messaging, suatu bentuk komunikasi secara langsung antara dua orang atau lebih menggunakan teks yang diketik. Teks dikirim melalui komputer yang terhubung melalui sebuah jaringan, misalnya Internet. Setelah penggunaan e-mail yang mengubah cara orang berkomunikasi dari cara konvensional untuk mengirimkan surat, teknologi pengiriman pesan singkat instant messaging diciptakan Universitas Sumatera Utara untuk menutupi kelemahan e-mail yang kadang-kadang kurang cepat dan tidak real-time.

c. Sms dan MMS

SMS dan MMS adalah mengirim pesan kepada orang lain dalam bentuk tulisan. Short Message Service SMS adalah layanan komunikasi teks komponen telepon, web atau sistem komunikasi mobile, menggunakan standar protokol komunikasi yang memungkinkan pertukaran pesan teks singkat antara telepon tetap atau telepon selular perangkat. SMS pesan teks yang digunakan adalah data aplikasi yang paling luas di dunia, dengan 2,4 miliar pengguna aktif, atau 74 dari seluruh pelanggan telepon selular. SMS istilah yang digunakan sebagai sinonim untuk semua jenis pesan teks singkat juga sebagai aktivitas pengguna sendiri di berbagai belahan dunia.

d. Web Browser

Penjelajah web Inggris: web browser, disebut juga peramban, adalah perangkat lunak yang berfungsi menampilkan dan melakukan interaksi dengan dokumen-dokumen yang disediakan oleh server web. Penjelajah web yang populer adalah Microsoft Internet Explorer dan Mozilla Firefox. Penjelajah web adalah jenis agen pengguna yang paling sering digunakan. Web sendiri adalah kumpulan jaringan berisi dokumen dan tersambung satu dengan yang lain, yang dikenal sebagai World Wide Web. Universitas Sumatera Utara 2.2. 3 Adopsi 2.2.3.1.Definisi Adopsi Mengkaji penyebaran perubahan sosial berarti setidaknya harus kembali ke akhir Abad XIX saat Gabriel Trade mengatakan bahwa imitasi menjelaskan penyebaran bentuk-bentuk sosial baru. Kemudian para sosiolog mebuat kajian kuantitatif mengenai penyiar radio amatir, bibit jagung hibrida, metode pengajaran baru, dan pengukuran kesehatan umum. Pengertian adopsi sering rancu dengan “adaptasi” yang berarti penyesuaian. Di dalam proses adopsi, dapat juga berlangsung proses penyesuaian, tetapi adaptasi itu sendiri lebih merupakan proses yang berlangsung secara alami untuk melakukan penyesuaian terhadap kondisi lingkungan. Sedang adopsi, benar-benar merupakan proses penerimaan sesuatu yang “baru” inovasi, yaitu menerima sesuatu yang “baru” yang ditawarkan dan diupayakan oleh pihak lain penyuluh. Dalam penerimaan sesuatu inovasi, biasanya seseorang melalui sejumlah tahapan yang disebut tahapan putusan inovasi, yaitu: 6. Tahap pengetahuan: Dalam tahap ini, seseorang belum memiliki informasi mengenai inovasi baru. Untuk itu informasi mengenai inovasi tersebut harus disampaikan melalui berbagai saluran komunikasi yang ada, bisa melalui media elektronik, media cetak , maupun komunikasi interpersonal diantara masyarakat 7. Tahap persuasi: Tahap kedua ini terjadi lebih banyak dalam tingkat pemikiran calon pengguna. Seseorang akan mengukur keuntungan yang akan ia dapat jika mengadopsi inovasi tersebut secara personal. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan evaluasi dan diskusi dengan orang lain, ia mulai cenderung untuk mengadopsi atau menolak inovasi tersebut. 8. Tahap pengambilan keputusan: Dalam tahap ini, seseorang membuat keputusan akhir apakah mereka akan mengadopsi atau menolak sebuah inovasi. Namun bukan berarti setelah melakukan pengambilan keputusan ini lantas menutup kemungkinan terdapat perubahan dalam pengadopsian. 9. Tahap implementasi: Seseorang mulai menggunakan inovasi sambil mempelajari lebih jauh tentang inovasi tersebut. 10. Tahap konfirmasi: Setelah sebuah keputusan dibuat, seseorang kemudian akan mencari pembenaran atas keputusan mereka. Apakah inovasi tersebut diadopsi ataupun tidak, seseorang akan mengevaluasi akibat dari keputusan yang mereka buat. Tidak menutup kemungkinan seseorang kemudian mengubah keputusan yang tadinya menolak jadi menerima inovasi setelah melakukan evaluasi Nasution, 1988: 67. Jelas, tahap-tahapan tersebut tidak bisa diterapkan secara tepat untuk setiap individu dan setiap inovasi. Tahapan yang dibuat Rogers menunjukkan bahwa kaitan penyebaran informasi melalui media dengan adopsi dan difusi inovasi erat sekali. Dalam masyarakat yang lebih tua, inovasi diadopsi tanpa kehadiran masssa: inovasi disampaikan dari mulut ke mulut. Tapi kini informasi tentang inovasi dapat saja tersebar tanpa diikuti adopsi. Namun, seperti pendapat Rogers, tahap awal dalam adopsi adalah mempelajari dulu suatu inovasi. Selanjutnya jelas, meluasnya difusi suatu perubahan, pertama-tama membutuhkan adanya berita mengenai inovasi. Media Universitas Sumatera Utara massa dapat mempermudah mengumpulkan dan menyebarluaskan tersedianya informasi dan merangsang perubahan sosial. Penerimaan terhadap suatu inovasi oleh suatu masyarakat tidaklah terjadi secara serempak. Ada yang memang sudah menanti datangnya inovasi karena sadar akan kebutuhannya, ada yang melihat dulu sekelilingnya, ada yang baru menentukan setelah yakin benar akan keuntungan-keuntungan yang kelak diperoleh dengan penerimaan dengan penerimaan itu, dan ada pula yang teta bertahan untuk tidak mau menerima. Dan mengacu kepada penjelasan Sendjaja 2002:217, bahwa teori ini mencakup sejumlah gagagan mengenai proses difusi inovasi sebagai berikut: Pertama, teori ini memberikan tiga tahapan utama dari keseluruhan proses kedalam tahapan antaseden, proses, dan konsekuensi. Tahapan yang pertama mengacu kepada situasi atau karakteristik dari orang yang terlibat yang memungkinkannya untuk diterpa informasi tentang suatu inovasi dan relevansi informasi tersebut terhadap kebutuhan-kebutuhannya. Tahapan kedua berkaitan dengan proses mempelajari, perubahan sikap, dan keputusan. Di sini nilai inovatif yang dirasakan akan memainkan peranan penting, demikian pula dengan norma- norma dan nilai-nilai yang berlaku dalam sistem sosialnya. Tahapan konsekuensi dari aktifitas difusi terutama mengacu pada keadaan selanjutnya jika terjadi adopsi inovasi. Keadaan tersebut dapat berupa terus menerima dengan menggunakan inovasi, atau kemudian berhenti menggunakannya lagi. Kedua, perlu dipisahkannya fungsi-fungsi yang berbeda dari pengetahuan, persuasi, keputusan, dan konfirmasi yang biasanya terjadi dalam tahapan proses, Universitas Sumatera Utara meskipun tahapan tersebut tidak harus selesai sepenuhnyalengkap. Dalam hal ini, proses komunikasi lainnya dapat juga diterapkan. Ketiga, difusi inovasi biasanya melibatkan berbagai sumber komunikasi yang berbeda media massa, advertensi atau promosi, penyuluhan, atau kontak- kontak sosial yang informal, dan efektivitas sumber-sumber tersebut akan berbeda pada tiap tahap, serta untuk fungsi yang berbeda pula. Jadi, media massa dan advertensi dapat berperan dalam menciptakan kesadaran dan pengetahuan, penyuluhan berguna untuk mempersuasi atau pengaruhi antarpribadi berfungsi bagi keputusan untuk menerima atau menolak inovasi dan pengalaman dalam menggunakan inovasi dapat menjadi sumber konfirmasi untuk terus menerapkan inovasi atau sebaliknya. Keempat, teori ini melihat adanya variabel-variabel penerima yang berfungsi pada tahap pertama pengetahuan, karena diperolehnya pengetahuan akan dipengaruhi oleh kepribadian atau karakteristik sosial. Meskipun demikian, setidaknya sejumlah variabel penerima akan berpengaruhi pula dalam tahap-tahap berikutnya dalam proses difusi inovasi. Ini terjadi juga dengan variabel-variabel sistem sosial yang berperan terutama pada tahap awal dan tahap berikutnya Bungin, 2008: 279-281.

2.3. Eksekutif Muda