Krim Pelembab TINJAUAN PUSTAKA

2.6 Krim Pelembab

Umumnya krim pelembab terdiri dari berbagai minyak nabati, hewan, maupun sintetis yang dapat membentuk lemak permukaan kulit buatan untuk melenturkan lapisan kulit yang kering dan kasar, dan mengurangi penguapan air dari sel kulit namun tidak dapat mengganti seluruh fungsi dan kegunaan minyak kulit awal. Kosmetika pelembab kulit umumnya berbentuk sediaan dalam bentuk cairan minyak tersebut moisturizing oil, atau campuran minyak dalam air moisturizing cream dan dapat ditambah atau dikurangi zat tertentu untuk tujuan khusus Wasitaatmadja, 1997. Cara mencegah penguapan air dari sel kulit Wasitaatmadja, 1997, adalah: 1. Menutupi permukaan kulit dengan minyak oklusif 2. Memberikan humektan yaitu zat yang mengikat air dari udara dan dalam kulit 3. Membentuk sawar terhadap kehilangan air dengan memberikan zat hidrofilik yang menyerap air 4. Memberikan tabir surya agar terhindar dari pengaruh sinar matahari yang dapat mengeringkan kulit Tipe kosmetik pelembab dapat dibedakan menjadi 2, yaitu: 1. Kosmetik pelembab dengan dasar lemak Kosmetik tipe ini sering disebut moisturizer atau moisturizing cream. Krim ini membentuk lapisan lemak tipis di permukaan kulit, sehingga mencegah penguapan air kulit, serta menyebabkan kulit menjadi lembab dan lembut. Kosmetik pelembab dengan dasar lemak terbagi dalam berbagai Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer http:www.novapdf.com Universitas Sumatera Utara bentuk, yaitu krim lemak anhydrous, krim emulsi WO, emulsi ganda, krim OW yang kaya lemak, dan emulsi OW cair yang mengandung air lebih dari 80. 2. Kosmetik pelembab dengan dasar gliserol atau humektan sejenis. Preparat jenis ini akan mengering di permukaan kulit, membentuk lapisan yang bersifat higroskopis, yang menyerap uap air dari udara dan mempertahankannya di permukaan kulit. Preparat ini membuat kulit nampak lebih halus dan mencegah dehidrasi lapisan stratum korneum kulit Tranggono dan Latifah, 2007. Pada emulsi minyak dalam air, fase minyak dan fase air yang terpisah disatukan dengan pemanasan dan pengadukan. Fase minyak mengandung komponen bahan yang larut minyak. Fase air mengandung komponen bahan yang larut air yang dipanaskan pada suhu yang sama dengan fase minyak kemudian disatukan Lachman, dkk., 1994. Pencampuran antara fase minyak dan air dilakukan pada suhu 70-75°C. Proses emulsifikasi pada pembuatan krim pelembab adalah pada suhu 70°C Anita, 2008. Waktu pengadukan juga mempengaruhi emulsi yang dihasilkan. Pengadukan yang terlalu lama pada saat dan setelah emulsi terbentuk harus dihindari, karena akan menyebabkan terjadinya penggabungan partikel. Lamanya pengadukan tidak dapat ditetapkan secara pasti karena hanya dapat diketahui secara empiris. Pengadukan akan mengurangi ukuran partikel dan mempengaruhi viskositas emulsi yang dihasilkan. Semakin kecil ukuran Create PDF files without this message by purchasing novaPDF printer http:www.novapdf.com Universitas Sumatera Utara partikel akan menyebabkan semakin meningkatnya viskositas emulsi Lachman, dkk., 1994.

2.7 Fungsi Masing-Masing Bahan