Sejarah Epidemiologi DEMENSIA ALZHEIMER 1. Definisi

II. PEMBAHASAN

II.1. DEMENSIA ALZHEIMER II.1.1. Definisi Demensia adalah suatu sindroma penurunan kemampuan intelektual progresif yang menyebabkan deteriorasi kognisi dan fungsional, sehingga mengakibatkan gangguan fungsi sosial, pekerjaan dan aktivitas sehari-hari. Menurut International Classifiation of Diseases, 10 5 th revision ICD-10, DA adalah sindroma demensia dengan awitan onset perlahan-lahan insidious dan perburukan lambat, tidak ditemukan buktikelainan klinis dan laboratoris dari penyakit sistemik atau penyakit di otak yang dapat menyebabkan demensia, tidak ditemukan riwayat awitan onset gejala neurologi yang mendadak pertanda gangguan otak fokal. 5

II.1.2. Sejarah

Demensia Alzheimer pertama kali ditemukan pada tahun 1906 oleh Alois Alzheimer, seorang neurolog dan psikiater Jerman. Alzheimer menemukannya pada seorang penderita berumur 51 tahun yang meninggal 4 tahun kemudian sesudah menderita demensia. Gejala klinis dari penderita tersebut selain demensia juga ditemukan gangguan perilaku termasuk stress dan depresi serta paranoid. 3 Kasus tersebut dianggap unik, pasien masih relatif muda dan secara progresif bertahap mengalami gejala seperti psikosis dan demensia yang ternyata mengalami degenerasi dan kemudian pasien meninggal 4-5 tahun sesudah onset serangan pertama. Hasil otopsi menunjukkan kejanggalan, ditemukan bahwa sepertiga bagian dari neuron korteks serebri hilang. Pada sel neuron yang tinggal menggembung berisi gumpalan fiber dalam sitoplasmanya, Alzheimer menduga adanya perubahan kimiawi di dalam neurofibril Alzheimer lah yang pertama kali menemukan dan menamakan neurofibrillary tangles NFT dimana NFT bersamaan dengan senile plaque dianggap sebagai pertanda diagnostik DA. Pada tahun 1910, psikiater Kraeplin memberi nama penyakit ini sebagai penyakit Alzheimer. Presenile demensia pada mulanya merupakan sebutan penyakit Alzheimer yang ditemukan pada usia muda sedangkan pada yang berusia lanjut diberi nama dengan Senile Dementia Alzheimer Type SDAT. Namun dari hasil penelitian histopatologis tidak ditemukan perbedaan antara presenile dan senile maka disepakati untuk memberi nama penyakit ini sebagai penyakit Alzheimer. 6 3 Universitas Sumatera Utara

II.1.3. Epidemiologi

Studi prevalensi menunjukkan bahwa pada tahun 2000 terdapat sekitar 4.5 juta penderita DA di Amerika Serikat dan diperkirakan meningkat hingga 13.2 juta pada tahun 2050 seiring dengan meningkatnya usia populasi. Data tentang insiden DA menunjukkan bahwa DA adalah suatu masalah global yang akan menjadi lebih berat seiring menuanya populasi . Studi dari berbagai bagian di dunia Amerika Utara, Eropa, Asia, dan Afrika menunjukkan insiden yang berbeda. Terlepas dari negeri asalnya, tingkat insiden age-specific dari DA meningkatkan secara eksponensial dengan meningkatnya usia. Di Amerika Serikat, tingkat insidensi DA adalah 1 per 1.000 penduduk pada usia 60-64 tahun dan 25 per 1.000 penduduk pada usia lebih dari 85 tahun. 1,2 Walaupun DA bukan suatu bagian normal dari proses penuaan,prevalensi DA juga meningkat seiring pertambahan usia. Kurang dari 1 persen individu yang berusia 60-64 tahun tampaknya terkena, diperkirakan bahwa sampai 40 persen dari usia diatas 85 tahun mempunyai kondisi ini. Kecenderungan yang serupa diamati di dalam suatu population-based study para orang Eropa yang berusia 65 tahun atau lebih tua. Age-standardized prevalensi adalah 4.4 persen, dan prevalensi meningkat dengan usia 0.6 persen untuk yang berusia 65- 69 tahun; 22.2 persen untuk yang berusia 90 tahun atau lebih. 7 Di Amerika Serikat, 12 persen populasi berusia paling sedikit 65 tahun. Pada tahun 2020, 16 persen populasi akan berusia 65 tahun atau lebih,dan penduduk berusia di atas 80 tahun diperkirakan mencakup 3.7 persen dari populasi. Pertumbuhan akan terjadi dalam semua suku dan ras. Pada tahun 2050, jumlah orang dengan DA diperkirakan meningkat hingga 13.2 juta, dan diperkirakan bahwa lebih dari 8.0 juta kasus akan berusia lebih tua dari 85 tahun. 7 Epidemiologi dari DA telah banyak ditinjau akhir-akhir ini oleh. Insidensi dan prevalensi tingkat penyakit ini meningkat secara dramatis dengan bertambahnya usia, dengan tingkat insiden hampir 2 persen dan tingkat prevalensi 30 persen atau lebih tinggi pada orang tua berusia 80 tahun atau lebih. Diperkirakan bahwa karena meningkatnya usia populasi, prevalensi DA akan naik empat kali lipat pada 50 tahun mendatang, sehingga lebih dari 8 juta orang akan terkena. 7 Di Indonesia, angka rata-rata umur harapan hidup pada tahun 2000 diperkirakan mencapai 65 tahun. Dengan bertambahnya persentase angka harapan hidup maka jumlah penderita DA pada tahun-tahun mendatang akan meningkat. Dalam menanggapi perubahan demografi ini maka penelitian epidemiologis DA sangat penting untuk mendapatkan pendataan yang akurat di Indonesia. 6 3 Universitas Sumatera Utara

II.1.4. Kriteria Diagnosis