dari interenal dan eksternal Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Pakpak Bharat yaitu: faktor internal seperti usia staff dan karyawan yang masih
didominasi usia muda, masih minimnya Sumber Daya Manusia dari dokter dan perawat yang disebabkan oleh sering terjadi perpindahan tenaga perawat Rumah
Sakit Umum Daerah Kabupaten Pakpak Bharat, sehingga pelatihan yang dibuat rumah sakit selalu sia-sia dan tidak bertahan lama.
3. Informan: The Simson Padang, Kedudukan Kepala Sekurity Pengamanan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Pakpak Bharat
Mengutarakan peran komunikasi sangat penting dalam meningkatkan pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Pakpak Bharat terutama dalam
pelayanan pengamanan pada ramah sakit tersebut. Sampai saat ini komunikasi antar staff dan karyawan masih terlaksana dengan baik khususnya antar tenaga
security, memang masih ada kesilapan dalam interaksi antar staff dan karyawan. Sehingga dalam mengatasinya seringkali staff dan karyawan saling mengingatkan
satu dengan yang lainnya agar kesalahan yang sama tidak terulang lagi. Pak Padang juga mengatakan kesalahan-kesalahan komunikasi tersebut masih dalam
batas kewajaran sehingga masih dapat diselesaiakan.
B. Evaluasi
Penulis menilai bahwa hambatan–hambatan komunikasi yang terjadi di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Pakpak Bharat Bagian Pelayanan Dan
Keperawatan masih dalam taraf wajar terbukti dari hasil analisis penulis, bahwa
Universitas Sumatera Utara
taraf kewajaran dapat dilihat dari faktor hambatan komunikasi dan berdasarkan penilaian narasumber hambatan komunikasi di RSUD Pakpak Bharat tidak
memberikan masalah yang sangat berarti , misalnya kesalahpahaman yang terjadi akibat perbedaan pendapat antara para pegawai, para Tenaga Medis, dan
karyawan lainnya. Masalah ini merupakan hal yang biasanya karena dapat diatasi setelah adanya
saling pengertian antara kedua belah pihak atas pesan atau informasi yang disampaikan. Selain itu, penulis juga menilai bahwa proses komunikasi yang
terjadi di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Pakpak Bharat Bagian Pelayanan Dan Keperawatan juga tetap berjalan dengan lancar. Para pengunjung
atau pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Pakpak Bharat juga diberikan kesempatan untuk memberikan saran maupun masukan kepada staff dan
karyawan dengan komunikasi yang sopan, juga komunikasi antara staff dan karyawan dengan atasan dengan baik dan sopan.
C. Pembahasan
Dari hasil penelitian penulis, dapat kita ketahui melalui pendekatan komunikasi staff dengan perawat juga antara perawat dengan pasien Rumah Sakit
Umum Kabupaten pakpak Bharat, yang dilakukan oleh perawat pada pasien diruang Rumah Sakit baik di ruang UGD Unit Gawat Darurat maupun Rawat
Ianap. Dalam pembahasan ini, peneliti akan mendeskripsikan keterkaitan hasil penelitian tersebut dengan teori yang digunakan dalam penelitian ini. Komunikasi
Universitas Sumatera Utara
merupakan penyampaian pengertian dari seseorang kepada orang lain dengan menggunakan berbagai macam lambang-lambang dan penyampaian tersebut
merupakan suatu proses, atau komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari seseorang ke orang lain.
Pada profesi tenaga medis dan administrasi rumah sakit komunikasi menjadi sangat penting karena komunikasi merupakan alat dalam melaksanakan proses
pelayanan keperawatan dan administrasi Rumah Sakit. Banyak yang mengira atau berpendapat bahwa komunikasi perawat identik dengan senyum dan bicara lemah
lembut. Pendapat ini tidak salah tapi mungkin terlalu menyederhanakan arti dari komunikasi itu sendiri, karena inti dari komunikasi perawat adalah komunikasi
yang dilakukan untuk tujuan terapi. Proses komunikasi dalam melakukan terapi di Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Pakpak Bharat tidak akan dapat berjalan dengan baik apabila belum tercipta rasa percaya diri pasien kepada perawat untuk bercerita apa yang sudah
dialami oleh pasien. Maka hal pertama yang dilakukan oleh perawat dalam melakukan pengobatan adalah membentuk rasa percaya pada diri pasien untuk
dapat mengungkapkan perasaannya kepada perawat melalui komunikasi, untuk membentuk rasa percaya pada pasien maka perawat itu pun harus percaya pada
pasien. Ada beberapa prinsip dasar yang harus dipahami dalam membangun dan mempertahankan hubungan yang harmonis antara perawat dan pasien :
1. Hubungan perawat dengan pasien adalah hubungan yang saling
menguntungkan. Hubungan ini didasarkan pada prinsip “humanity of nurse and clients”. Kualitas hubungan perawat dengan pasien ditentukan oleh
Universitas Sumatera Utara
bagaimana perawat mendefinisikan dirinya sebagai manusia human. Hubungan perawat dengan pasien tidak hanya sekedar hubungan seorang
penolong dengan pasiennya tapi lebih dari itu, yaitu hubungan antar manusia yang bermartabat Duldt-Battey, 2004.
2. Perawat harus menghargai keunikan pasien. Tiap individu mempunyai
karakter yang berbeda-beda, karena itu perawat perlu memahami perasaan dan perilaku pasien dengan melihat perbedaan latar belakang keluarga,
budaya dan keunikan setiap individu. 3.
Semua komunikasi yang dilakukan harus dapat menjaga harga diri pemberi maupun penerima pesan, dalam hal ini perawat harus mampu menjaga harga
dirinya dan harga diri pasien. 4.
Komunikasi yang menciptakan tumbuhnya hubungan saling percaya trust harus dicapai terlebih dahulu sebelum menggali permasalahan dan
memberikan alternative pemecahan masalah Stuart, G.W., 1998. Komunikasi yang dilakukan perawat di RSUD Kabupaten Pakpak Bharat
sendiri menurut informan sudah efektif dalam peningkatan pelayanan kesehatan, dimana perawat akan melontarkan kalimat-kalimat yang tujuannya memang untuk
terapi, karena komunikasi sendiri sudah ada ilmunya. Informan juga mengatakan, melakukan komunikasi kepada pasien tergantung dari kondisi pasien. Karena ini
adalah komunikasi yang bertujuan untuk penyembuhan pasien.
Perawat merupakan profesi yang menolong manusia untuk beradaptasi secara positif terhadap penyakit yang dialami. Pertolongan yang diberikan harus secara
profesional. Instrumen utama yang dipakai adalah diri perawat sendiri, sehingga
Universitas Sumatera Utara
kesadaran interpersonal menjadi sangat penting. Untuk itu analisis diri perlu dilakukan sebagai langkah awal dalam proses pengobatan. Analisis diri ini
difokuskan pada kesadaran diri. Berkaitan dengan analisis diri, dengan memahami adanya sifat-sifat yang kurang baik dalam dirinya. Kesadaran diri ini akan
memudahkan perawat dalam mengubah perilakunya kearah yang lebih baik. Kesadaran diri ini sangat penting karena bagaimana, anda memandang diri anda
dan bagaimana orang lain memandang diri anda akan memengaruhi interaksi anda
secara keseluruhan Rakhmat,J., 1996.
Dalam hal ini perawat memakai dirinya dengan menggunakan berbagai teknik komunikasi agar kondisi pasien akan membaik seoptimal mungkin. Sebagai
tenaga kesehatan yang sering berinteraksi dengan pasien, sapaan perawat diharapakan dapat menjadi “obat” secara psikologis. Kehadiran dan interaksi yang
dilakukan perawat hendaknya membawa kenyamanan dan kerinduan pada pasien.
D. Bentuk Komunikasi