C. Kerangka Berpikir 1. Pengaruh Skema Kompensasi Bonus terhadap Kinerja
Bonus merupakan pemberian pendapatan tambahan bagi seseorang yang telah memenuhi persyaratan tertentu. Menurut penelitian yang
dilakukan oleh Alisa dan Frederick 2013 skema kompensasi yang di dalamnya terdapat bonus dan denda dimana terdapat kesetaraan ekonomis
maka responden cenderung memilih skema kompensasi bonus
dibandingkan dengan kompensasi yang lain. Menurut Joan Luft 1994 dalam penelitiannya yang berjudul Bonus
and Penalty Incentives Contract Choice by Employees menyebutkan bahwa responden lebih menyukai skema kompensasi bonus dibandingkan dengan
denda. Menurut Luft 1994 penyebab dari peristiwa ini yakni faktor non moneter yang mempengaruhi kontrak pekerjaan, prospect theory, persepsi
seseorang terhadap kata “bonus”. a.
Faktor nonmoneter Faktor pertama yang mempengaruhi individu memilih kontrak bonus
adalah individu mempertimbangkan banyak aspek dalam menentukan bahkan menyetujui kontrak kompensasi yakni faktor geografi,
otonomi, dan lingkungan kerja. Responden mengambil keputusan tersebut berdasarkan analisis faktor moneter dan nonmoneter Eckel,
2005. Dalam penelitian ini bonus, denda, clawback dan kombinasi
merupakan kontrak kompensasi yang digunakan sebagai alat untuk meningkatkan motivasi.
b. Prospect Theory
Prospect theory Kahneman dan Tversky 1979, 1992 adalah ketika orang memiliki kecenderungan untuk melakukan tindakan irasional
untuk tidak mau mempertaruhkan keuntungan gain daripada kerugian loss. Seolah-olah dalam kondisi rugi nilai kekalahan
sejumlah uang dalam suatu taruhan lebih menyakitkan dibandingkan nilai dari jumlah uang yang sama. Sebaliknya apabila dalam kondisi
yang menguntungkan maka seseorang akan melakukan tindakan yang cenderung rasional dan memilih gain yang tinggi dengan risk yang
rendah. c.
Persepsi bonus Dalam penelitian ini membandingkan antara bonus dan denda dengan
nilai ekonomis yang sama namun dibongkar dalam kontrak kompensasi yang berbeda. Makna kata “bonus” yang terbayang dalam
benak kita memiliki makna yang positif. Sehingga apabila mendengar kata “bonus” seseorang cenderung akan memilihnya sebagai
kompensasi yang tidak merugikan bagi karyawan. Dalam skema kompensasi bonus, karyawan akan menerima
bonus apabila kinerjanya baik dan semua target yang diinginkan perusahan tercapai. Semakin meningkatnya bonus yang diterima maka