kompetensi guru memberikan kontribusi besar terhadap prestasi belajar akuntansi siswa.
Penelitian Amalia 2005 mahasiswa program studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta angkatan 2005 tentang hubungan antara motivasi berprestasi dan keaktifan belajar dengan prestasi belajar mata kuliah dasar-dasar akuntansi.
Dalam penelitian tersebut dijelaskan bahwa ada hubungan yang positif antara keaktifan belajar dengan prestasi belajar mata kuliah dasar-dasar akuntansi
pada mahasiswa program studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta angkatan 2005.
Susanti 2009 tentang pengaruh persepsi siswa tentang metode mengajar guru dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar IPS siswa kelas
VIII semester ganjil SMP Negeri 1 Braja Selebah Lampung Timur tahun pelajaran 20082009. Berdasarkan analisis data diperoleh hasil penelitian
yang menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara variabel persepsi siswa tentang metode mengajar guru X1 terhadap prestasi belajar
IPS siswa kelas VIII semester ganjil SMP Negeri 1 Braja Selebah Lampung Timur tahun pelajaran 20082009.
C. Kerangka Berpikir 1. Pengaruh persepsi siswa tentang guru dalam mengajar terhadap
prestasi belajar siswa kelas II Jurusan Teknik Otomotif SMK N 2 Pengasih pada mata diklat motor tahun ajaran 20092010.
Prestasi belajar yang baik ada banyak faktor mempengaruhinya, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Salah satu faktor yang
mempengaruhi terhadap prestasi belajar siswa ialah persepsi siswa tentang guru dalam mengajar. Persepsi dapat ditimbulkan oleh sikap, tindakan dan
metode yang dilakukan seorang guru selama proses belajar mengajar. Menurut Dewi dan Eviline 2004:132 bahwa “persepsi yang baik adalah
awal dari segala macam kegiatan belajar”. Selanjutnya menurut Raka 1985 tentang hakikat mengajar dalam
dunia pendidikan diantaranya 1 proses belajar mengajar terjadi apabila anak didik berinteraksi aktif dengan lingkungan belajar yang telah
dikondisikan oleh guru. 2 Proses belajar mengajar dibutuhkan strategi, media pembelajaran dan teknologi pendidikan yang tepat. 3
Pembentukan kompetensi profesional memerlukan pengintegrasian fungsional antara teori, praktek, materi dan metodelogi penyampaiannya.
Guru yang mampu menerapkan dan menjalankan hakikat mengajar tentu akan menumbuhkan persepsi yang positif pada siswanya. Persepsi siswa
tentang guru dalam mengajar yang baik akan membuat para siswa tertarik dengan cara mengajar guru yang bersangkutan. Selain itu akan tercipta
suasana belajar yang harmonis antara guru dengan siswa dalam proses belajar mengajar. Kondisi yang demikian tentu sangat mendukung untuk
meraih prestasi belajar yang tinggi. Sebaliknya ketika guru gagal membangun persepsi yang baik dalam mengajar, maka suasana belajar
akan tidak harmonis dan siswa akan tidak tertarik untuk melakukan kegiatan proses pembelajaran. Hal tersebut tentu memungkinkan prestasi
belajar siswa akan menjadi rendah.
2. Pengaruh keaktifan belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa kelas II Jurusan Teknik Otomotif SMK N 2 Pengasih pada mata
diklat motor tahun ajaran 20092010.
Faktor yang kedua yang mempengaruhi prestasi belajar adalah keaktifan belajar siswa. Keaktifan belajar siswa adalah segala aktivitas
baik aktivitas fisik maupun mental yang dilakukan dalam proses belajar. Proses belajar yang baik untuk mencapai suatu perubahan, afektif, kognitif
dan psikomotor pada diri siswa. Menurut Oemar 2005 siswa yang mempunyai keaktifan belajar
yang tinggi maka siswa tersebut mempunyai intensitas dan efektifitas belajar lebih baik dibanding dengan siswa yang mempunyai keaktifan
belajar yang rendah. Siswa yang keaktifan belajar baik akan mempunyai kesempatan untuk menampilkan minat, kebutuhan dari permasalahan,
berpartisipasi dalam kegiatan proses pembelajaran. Selain itu siswa juga dapat menampilan berbagai usahakreatifitas belajar dalam menjalani dan
menyelesaikan kegiatan belajar mengajar. Keaktifan belajar siswa yang baik akan mendukung dan
mempermudah siswa mencapai prestasi belajar yang tinggi. Sebaliknya ketika keaktifan belajar itu siswa itu tidak baik, maka siswa tidak
mempunyai intensitas dan efektifitas belajar sebaik siswa yang mempunyai keaktifan belajar yang baik. Siswa tidak berpartisipasi dalam kegiatan
proses pembelajaran. Siswa tidak berusaha sungguh-sungguh dalam menjalani dan menyelesaikan kegiatan belajar mengajar akibatnya
berdampak pada prestasi belajar siswa yang rendah.
D. Hipotesis Penelitian