Konsep tentang Etnis dan Kelompok Etnis

49

2.3. ETNIS TIONGHOA

2.3.1. Konsep tentang Etnis dan Kelompok Etnis

Dalam pemahaman tentang etnis ethinic akan ditemukan adanya hubungan dengan kelompok sosial dalam kelompok sistem sosial atau kebuadayaan yang mempunyai arti atau kedudukan tertentu karena keturunan, adat, agama bahasa, dan seterusnya 81 . Etnis diartikan sebagai seuatu yang terkait pada segolongan rakyat atau suku atau suatu bangsa yang dianggap masih ada hubungan biologis. Etnis juga digunakan untuk menendai suatu golongan atau suku atau bangsa yang merupakan bagian keseluruhan umat manusia di dunia 82 . Selain itu terdapat pendapat dari Smith, yang mendefenisikan etnis ethinic sebagai berikut: Ethinics are in turn defined as named units of population with common ancestry myths and historical memories, element of shared culture, some link with a historic territory and some measure of solidarity, at least among their elites 83 . Etnis pada gilirannya didefenisikan sebagai unit yang bernama populasi dengan mitos nenek moyang yang sama dan kenangan sejarah yang sama, unsur budaya bersama, adanya keterkaitan yang sama dengan wilayah bersejarah, dan beberapa ukuran solidaritas, setidaknya di antara elite mereka. Dari defenisi di atas dapat dipahami adanyapenekanan Smith pada keseragaman tipologi masyarakat secara universal dengan kesamaan yang berlatar belakang mitos tentangf kesamaan nenek moyang dan sejarah, kesamaan budaya, adanya keterkaitan sejarah mendiami wilayah yang sama, serta adanya rasa solidaritas terhadap sesame mereka yang setidak-tidaknya setia terhadap pemimpintokoh mereka. Berkaitan dengah hal tersebut, terdapat juga pengertian dari kelompok etnis yang dijelaskan oleh Schermerhorn. Ia menjelaskan pengertian kelompok etnis sebagai berikut: 81 Hasan Alwi, dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia Jakarta: Balai Pustaka 2005, 309. 82 Pringgodigdo, Ensiklopedia Umum Yogyakarta: Kanisius,1973, 316. 83 Anthony D. Smith, Nation and Nationalism in a Global Era Cambridge United Kingdom: Polity Press, 1995,57. 50 Suatu kelompok etnis adalah suatu masyarakat kolektif yang mempunyai atau digambarkan memiliki kesatuan nenek moyang, mempunyai pengalaman sejarah yang sama di masa lalu, serta mempunyai fokus budaya di dalam satu atau beberapa elemen yang simbolik itu seperti pola keluarga, ciri-ciri fisik, afiliasi agama dan kepercayaan, bentuk dialek atau bahasa, afiliasi kesukuan, nasionaitas, atau kombinasi dari sifat-sifat yang tersebut di atas. Pada dasarnya di dalam kelompok tersebut terdapat sejenis tali pengikat antar anggotanya sebagai suatu kelompok 84 . Tentang defenisi kelompok etnis penulis juga merujuk defenisi yang dijelaskan oleh Smith berikut ini: An ethnic group or ethnicity is group of people whose members identify with each other, through a common heritage, consisting of a common language a common culture often including a shared religion and a tradition of common ancestry corresponding to a history of endogamy. Members of an ethnic group are conscious of belonging to an ethnic group: moreover ethnic identity is further marked by the recognition from others of a group’s distinctiveness 85 . Sebuah kelompok etnis atau etnis adalah sekelompok orang yang anggotanya mengidentifikasi satu sama lain, melalui warisan bersama, yang terdiri dari bahasa yang sama, sebuah kebudayaan umum sering termasuk kesamaan agama dan tradisi nenek moyang sama yang berhubngan dengan sejarah endogami. Anggota kelompok etnis sadar bahwa memiliki kelompok etnis yang sama, apalagi identitas etnis lebih lanjut ditandai oleh pengakuan dari orang lain dari kekhasan suatu kelompok itu. Bedasarkan defenisi tersebut maka dapat dipahami bahwa kelompok etnis menjadi identitas pada tiap-tiap kelompok etnis yang satu dengan yang lain sekaligus menjadi faktor pembeda yang kontras. Dengan begitu, apabila ada satu individu dari kelompok etnis yang satu masuk ke dalam kelompok etnis yang lain maka akan sangat kelihatan perbedaan secara kontras karena kelompok etnis sebagai identitas selamanya melekat pada individu. Pendapat lain dari seorang sosiolog terkenal dari Jerman yang bernama Max Weber mendefenisikan kelompok etnis sebagai berikut: 84 H.A.R. Tilaar, Mengindonesia Etnisitas dan Identitas Bangsa Indonesia Jakarta:Rineka Cipta, 2007, 5. 85 Smith, 1987; Marcus Banks, Ethnicity: Antropological Constructions London: 1996, 151. 51 Those human groups that entertain a subjective belief in their common descent because of similarities of physical type pr of customs or both, or because of memories of colonization and migration; this belief must be important for group formation; furthermore it does not matter whether an objective blood relationship exists 86 . Kelompok manusia yang memelihara keyakinan subyektif dalam keturunan bersama mereka karena kesamaan tipe fisik atau kebiasaan atau keduanya, atau karena kenangan kolonisasi dan migrant; selanjutnya tidak perduli apakah ada tujuanhubungan darah atau tidak, namun kepercayaan ini harus dikedepankan untuk pembentukan kelompok. Berdasarkan defenisi tersebut maka, kelompok etnis dapat didefenisikan kembali yaitu kelompok etnis adalah kelompok sosial dalam sistem sosial atau kebudayaan yang dianggap masih ada hubungan biologis maupun hubungan antar anggota suatu kelompok atau suku dominasi atau penguasaan, subordinasi atau sikap tunduk, persahabatan, saingan, dan sebagainya dan sifat lain menyangkut kelompok itu secara menyeluruh besarnya kelompok, masuk tidaknya, rasa kekitaan, rasa setia kawan dan sebagainya, yang semuanya memberikan ciri-ciri khas pada kelompok itu dalam hubungannya dengan kelompok lain 87 .

2.3.2. Identitas Etnis Tionghoa di Indonesia

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kepemimpinan Pendeta Beretnis Tionghoa: studi kasus pada gereja-gereja aliran Pentakosta di Kota Salatiga

0 2 25

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kepemimpinan Pendeta Beretnis Tionghoa: studi kasus pada gereja-gereja aliran Pentakosta di Kota Salatiga T2 752013029 BAB I

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kepemimpinan Pendeta Beretnis Tionghoa: studi kasus pada gereja-gereja aliran Pentakosta di Kota Salatiga T2 752013029 BAB IV

0 0 27

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kepemimpinan Pendeta Beretnis Tionghoa: studi kasus pada gereja-gereja aliran Pentakosta di Kota Salatiga T2 752013029 BAB V

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Kepemimpinan Pendeta Beretnis Tionghoa: studi kasus pada gereja-gereja aliran Pentakosta di Kota Salatiga

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Indonesia dalam Pemahaman Pendeta Gereja Protestan Maluku (GPM) T2 752011022 BAB I

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Indonesia dalam Pemahaman Pendeta Gereja Protestan Maluku (GPM) T2 752011022 BAB II

1 6 38

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Indonesia dalam Pemahaman Pendeta Gereja Protestan Maluku (GPM) T2 752011022 BAB IV

0 0 29

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pendeta Perempuan dalam Kepemimpinan di Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) T2 752010013 BAB II

0 2 49

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peran Politik Pemimpin Gereja Katolik: Studi pada Gereja Katolik St. Paulus Miki Salatiga T2 752014029 BAB II

0 1 34