digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
28 |
P a g e
berdasar pada hasil penelitian pembelajaran yang terdahulu dan memperbaiki kesalahan-kesalahan yang terjadi sebagaimana disarankan oleh Wilson and Cole
1991 kesalahan dalam konstruktivisme sebagai mekanisme untuk menentukan umpan balik pada pemahaman mahasiswa. Oleh karena itu keterlibatan kesadaran
diri mahasiswa dalam proses pembentukan pengetahuan suatu yang sangat penuh arti.
3. Strategi Pembelajaran Konstruktivisme
Pendekatan konstruktivisme berawal dan beranmgkat dari aktivitas mahasiswa dalam belajar.
Keyakinan, sikap, pemahaman, pengetahuan dan pengalaman mahasiswa perlu diperhatikan dalam proses pembelajaran, karena sebenarnya sulit
ditemukan mahasiswa belajar tanpa pengetahuan sedikitpun, dan pengetahuan yang sedikit itupun dapat menjadi modal awal dalam proses pembelajaran. Apabila
mahasiswa telah menyimpan banyak pembendaraan pemahaman, pengetahuan dan pengalaman yang kaya, maka dari akan muncul gagasan baru yang perlu
dimanfaatkan dalam perencanaan pembelajaran.
Dalam konstruktivisme yang sangat ditekankan adalah belajarnya mahasiswa dan bukan mengajaranya dosen, maka mahasiswa harus diberi kesempatan untuk
membangun pengetahuan baru melalui partisipasi dengan situasi dunia nyata. Maka piranti dan lingkungan yang dapat membantu mahasiswa menggali pemahaman,
pengetahuan dan pengalaman serta peluang menginterpretasikan dunianya dalam perspektinya mutlak diperlukan. Aktivitas, kesempatan, alat dan lingkungan
ditentukan untuk melibatkan metakognisi, dan analisis-pengaturan-refleksi- kesadaran sendiri. Mahasiswa memegang dan memainkan peranan sentral dalam
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
29 |
P a g e
mediasi dan mengontrol belajar. Situasi, lingkungan, ketrampilan, konten dan tugas relevan, lealistik, otentik dan mewakili kompleksitas alamiah dari dunia nyata
dihadirkan sebagai sumber primer digunakan untuk menjamin keotentikan dan kompleksitas dunia nyata. Maka yang diperlukan adalah menciptakan lingkungan
nyata yang menjadi konteks dan relevan dengan hal yang dipelajari. Maka proses pembelajaran itu harus dapat menciptakan kesempatan seperti itu.
Fasilitas yang mendukung konstruksi pemahaman, pengetahuan dan pengalaman mahasiswa perlu dibangun dengan menghadirkan kompleksitas alam
dalam dunia nyata, sehingga mahasiswa menghadapi perspektif gantu dan banyak mengandung masalah. Dengan demikian kehadiran tugas-tugas yang otentik
perintah yang kontekstual bukan yang abstrak, sehingga mahasiswa dapat mengapresiasi dunia nyata, dan lingkungan belajar yang berbasis kasus dan bukan
urutan perintah yang dirancang bangun menurut kehendak pihak lain. Karena yang dipentingkan bukan reproduksi tetapi pembentukan pemahaman, pengetahuan dan
pengalaman oleh dirinya sendiri. Jonassen
14
menyarankan adanya dorongan latihan reflektif dengan upaya pembentukan pengetahuan yang bergantung konten dan
konteks. Pemecahan masalah, ketrampilan berfikir tingkat tinggi dan pemahaman mendalam ditekankan dalam pembelajaran. Dengan eksplorasi misalnya merupakan
pendekatan efektif dalam rangka melibatkan mahasiswa mencari pengetahuan secara mandiri dan membimbing mereka mengejar tujuan pembelajarannya. Bahkan
14
Jonassen, 1994, http:www.thirteen.orgedonlineconcept2classconstructivismindex_sub6.html
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
30 |
P a g e
kalau perlu mahasiswa diberikan kesempatan untuk magang belajar dimana mereka mendapatkan peningkatan kompleksitas tugas, ketrampilan dan pengetahuan
Oleh karena itu perspektif dan representasi ganda dari konsep-konsep dan materi dihadirkan di haadapan mahasiswa dan mahasiswa dilibatkan dalam elaborasi
konsep-konsep dan materi itu, dengan cara tujuan dan sasaran dijabarkan oleh mahasiswa atau dengan melakukan negoisasi antara mahasiswa dan dosen. Dosen
melayani mahasiswa dengan berperan sebagai pembimbing, pemantau, pelatih, tutor dan fasilitator.
4. Implikasi Pembelajaran Melalui Konstruktivisme