13 3.
Guru pembimbing selalu dituntut upgrade keilmuannya, karena siswa yang berasal dari beberapa sekolah dan berbeda watak diberi
kebebasan untuk bertanya terhadap materi pelajaran yang belum ia kuasai.
4. Antara pengajar yang serumpun selalu terjadi kompetisi yang sehat,
karena siswa diberi kebebasan untuk memilih pengajar yang mana yang ia suka.
5. Suasana pembelajaran akan selalu segar, karena humoris adalah
tuntutan yang harus dimiliki seorang mengajar di sebuah lembaga bimbingan belajar.
Dari fakta-fakta di atas, jelas b ahwa “karakter guru” sangat
berpengaruh besar terhadap keberhasilan belajar siswa di tingkat pendidikan dasar dan menengah. Karena karakter guru sangat berpengaruh terhadap rasa
suka atau tidak suka terhadap pelajaran yang diampunya. Padahal rasa suka sangat diperlukan untuk modal awal keberhasilan dalam belajar.
http:hariprasetyo14.blogspot.com201106pentingnya-peranan-karakter- guru-pada.htm
2.1.3. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Kepribadian
Menurut Sujanto dkk. 1984 ada dua faktor yang mempengaruhi pribadi manusia yaitu faktor dari dalam individu atau bawaan dan faktor
lingkungan. Faktor bawaan adalah segala sesuatu yang telah dibawa indi- vidu sejak lahir, baik yang bersifat kejiwaan maupun yang bersifat ketu-
buhan. Senada dengan Sujanto, Hurlock 1999 menegaskan perubahan fisik yang antara lain disebabkan oleh proses kematangan, cedera, malnutrisi,
obat-obatan atau penyakit sering disertai dengan perubahan kepribadian. Sedangkan faktor lingkungan yaitu segala sesuatu yang ada di luar diri
individu, antara lain pekerjaan orang tua dan hasil-hasil budaya. Lebih
14 lanjut Irwanto dkk. 1988 menjelaskan faktor lain yang besar pengaruhnya
terhadap kepribadian adalah hasil hubungan individu dengan lingkungan yaitu pengalaman.
Pengalaman dibedakan menjadi dua yaitu: a
Pengalaman umum common experiences yaitu pengalaman yang diha- yati oleh hampir semua anggota masyarakat atau bahkan semua individu.
b Pengalaman unik unique experiences yaitu pengalaman yang hanya
pernah dialami oleh diri individu sendiri.
2.1.4. Ciri-Ciri Kepribadian Guru Pembimbing
Menurut Winkel 2006 guru pembimbing adalah seorang tenaga profesional yang memperoleh pendidikan khusus di perguruan tinggi dan
mencurahkan seluruh waktunya pada layanan bimbingan. Jadi sudah jelas bahwa seorang guru pembimbing di sekolah memang sudah disiapkan
untuk menjadi tenaga-tenaga profesional, baik dalam pengetahuan, pengalaman, dan kualitas kepribadiannya. Menurut Prayitno Sukardi,
1983, seorang guru pembimbing hendaknya memperhatikan 10 hal yang berkaitan dengan kriteria kepribadian seorang guru pembimbing sebagai
berikut: 1.
Seorang pembimbing harus berperangai yang wajar dan dapat dicontoh.
2. Pembimbing harus memiliki emosi yang stabil, tenang dan
memberikan kesejukan batin demi terwujudnya suasana bimbingan yang baik.
3. Pembimbing dituntut mandiri untuk membantu bimbingan yang
baik. 4.
Pembimbing hendaknya berbobot sebagai orang yang layak dimintai bantuan.
15 5.
Penampilan pembimbing hendaknya menampakkan integritas keterpaduan kepribadian yaitu dewasa, matang dan emosinya
stabil. 6.
Seorang pembimbing hendaknya mampu mawas diri yang meliputi mawas terhadap diri sendiri, mawas terhadap lingkungan dan
mawas terhadap orang yang dibimbingnya. Dengan demikian pembimbing akan menjadi orang yang arif dan bijaksana.
7. Pembimbing juga perlu bersikap berani, yaitu berani memasuki
usaha bimbingan dengan menampilkan pribadi-pribadi tanpa topeng tertentu, berani mengisi usaha bimbingan dengan teknik
tertentu dengan segala resikonya.
8. Pembimbing perlu memiliki intelegensi yang cukup tinggi
sehingga mampu berpikir dan mengelola suasana untuk mengubah perilaku in dividu yang dibimbing.
9. Inteligensi yang tinggi memungkinkan pembimbing untuk menalar
dengan baik. 10.
Pembimbing yang dapat menalar dengan baik akan dapat memunculkan gagasan yang lebih baik.
Senada dengan Prayitno, Carleghuff Sutrinah, 2004 menyebutkan juga bahwa ada sembilan sifat kepribadian diri guru pembimbing yang dapat
mengembangkan orang lain, yaitu: 1.
Empati, yaitu kemampuan seseorang untuk merasakan secara tepat apa yang dirasakan dan dialami orang lain dan mengkomunikasikan persep-
sinya. 2.
Respek, yaitu menunjukkan secara tidak langsung bahwa guru pembim- bing menghargai martabat dan nilai konseli sebagai manusia. Artinya
guru pembimbing menerima bahwa setiap konseli memiliki hak memilih, memiliki kebiasaan kemauan dan mampu membuat keputusan sendiri.
3. Keaslian genuinness, yaitu kemampuan guru pembimbing menyatakan
dirinya secara bebas dan mendalam, tanpa ragu-ragu, tidak memainkan peran ganda, tidak mempertahankan diri dan tidak ada pertentangan
antara apa yang dikatakan dan apa yang dilakukan.
4. Konkret Concretness, yaitu pernyataan ekspresi khusus mengenai
perasaan dan pengalaman orang lain. Guru pembimbing akan selalu me- melihara keserasian dalam hubungan dengan orang lain dan mencegah
konseli untuk melarikan diri dari masalah yang dihadapi.
5. Konfrontasi confrontation, yaitu dapat dilakukan guru pembimbing
jika terdapat kesenjangan antara apa yang dikatakan dengan apa yang dialami oleh konseli, atau antara apa yang dikatakan pada suatu saat
dengan apa yang dikatakan sebelumnya.
16 6.
Membuka diri, adalah penampilan perasaan, sikap, pendapat dan peng- alaman pribadi guru pembimbing untuk kebaikan konseli. Pembukaan
diri hendaknya dilaksanakan dalam waktu yang tepat dan pantas. 7.
Kesanggupan potency, merupakan suatu kharisma, suatu kekuatan yang dinamis dan magnetis dari kekuatan pribadi guru pembimbing.
Guru pembimbing yang memiliki potensi ini selalu menampakkan kekuatannya dalam penampilan pribadi, mampu menguasai diri dan
mampu menyalurkan potensinya dan memberi rasa aman pada konseli.
8. Kesiapan immediacy, adalah suatu hubungan perasaan antara konseli
dan guru pembimbing pada waktu ini dan saat ini. Tingkat immediacy yang tinggi terjadi pada saat diskusi dan analisis yang terbuka mengenai
hubungan antara konseli dan guru pembimbing dalam situasi konseling.
9. Aktualisasi diri self actualization, memiliki korelasi yang tinggi dengan
keberhasilan konseling. Aktualisasi diri menunjukkan secara tidak lang- sung bahwa orang dapat hidup dan memenuhi kebutuhannya secara
langsung, karena dipunyainya kekuatan untuk mencapai tujuan hidupnya.
Belkin Winkel, 2006 juga mengungkapkan pendapatnya menge- nai ciri-ciri kepribadian yang hendaknya dimiliki oleh guru pembimbing,
yaitu: 1.
Guru pembimbing mampu mengenali diri sendiri, yang ditandai dengan:
a. Merasa aman dengan diri sendiri, artinya mempunyai rasa
percaya diri, harga diri, tidak merasa cemas dan gelisah dengan dirinya sendiri
b. Percaya pada orang lain, artinya mampu memberikan sesuatu
dari diri sendiri dan menerima sesuatu dari kepribadian orang lain.
c. Memiliki keteguhan hati, artinya berani memberi layanan
bimbingan dan berani mengambil resiko bahwa tidak selalu mendapat tanggapan yang positif atau mendapatkan balas jasa
dalam bentuk dikagumi serta dihargai.
2. Guru pembimbing mampu memahami orang lain, yang ditandai
dengan: a.
Terbuka hatinya, berarti mampu mengikuti beraneka pandangan dan perasaan konseli. Terbuka juga berarti tidak mengambil
sikap mengadili orang lain menurut norma-norma yang ada. Keterbukaan hati dan pikiran memungkinkan guru pembimbing
menjadi peka terhadap pikiran dan perasaan orang lain.
b. Kemampuann untuk berempati, yaitu mampu mendalami
pikiran dan menghayati perasaan orang lain seolah-olah guru pembimbing pada saat ini menjadi orang lain tersebut, tanpa
17 terbawa-bawa sendiri oleh semua itu dan kehilangan kesadaran
akan pikiran serta perasaan pada diri sendiri. 3.
Kemampuan berkomunikasi dengan orang lain, yang ditandai dengan: Guru pembimbing bertindak sejati dan berhati tulus,
artinya berkata-kata dan berbuat tanpa memakai topeng atau bersandiwara, sungguh terlibat tanpa berpura
– pura. a.
Bebas dari kecenderungan untuk menguasai orang lain, artinya guru
pembimbing secara
sadar tidak
memaksakan kehendaknya sendiri atas orang lain dan memaksakan orang
lain cara bertindak tertentu. b.
Mampu mendengarkan dengan baik, artinya berusaha menangkap apa yang diungkapkan oleh orang lain, menggali
makna yang terkandung dalam ungkapan orang lain. c.
Mampu menghargai orang lain, artinya guru pembimbing mampu mendekati orang lain dan mau didekati oleh orang lain
dengan sikap positif dan kerelaan menerima orang lain apa adanya.
Ciri –ciri kepribadian di atas didukung oleh pernyataan Sukardi
1983 yang menyatakan seorang guru pembimbing harus memiliki kepri- badian tertentu, diantaranya:
1. Memiliki pemahaman terhadap orang lain secara objektif dan simpatik.
2. Memiliki kemampuan untuk bekerjasama dengan orang lain secara
baik dan lancar. 3.
Memahami batas-batas kemampuan yang ada pada dirinya sendiri. 4.
Memiliki minat yang mendalam mengenai siswa dan berkeinginan sungguh-sungguh untuk memberi bantuan kepada siswa.
5. Memiliki kedewasaan pribadi, spiritual, mental, sosial dan fisik.
Hal senada juga diungkapkan oleh Hamrin dan Paulson Sukardi, 1983 mengenai karakter atau sifat yang harus dimiliki oleh seorang guru
pembimbing, yaitu penuh pemahaman, sikap bersimpati, ramah-tamah, memiliki rasa humor sense of humor, stabil, sabar, objektif, tulus ikhlas,
18 bijaksana, jujur, berpandangan luas, baik hati, menyenangkan, tanggap
terhadap situasi sosial dan bersikap tenang. Dalam tautan makna yang sama ABKIN Tahun 2007 menyebutkan
kompetensi guru pembimbing sebagai berikut:
Tabel 2.1. KOMPETENSI INTI KONSELOR INDONESIA KOMPETENSI SUB KOMPETENSI INDIKATOR
1. Menguasai
konsep dan praksis
pendidikan 1.1.
Memahami landasan
keilmuan pendidikan
filsafat, psikologi,
sosologi, antropologi
a. Memahami hakikat kebenaran
dan sistem nilai yang mendasari proses-proses pendidikan
b. Memahami proses pembentukan
perilaku individu dalam proses pendidikan
c. Memahami karakteristik
individu berdasar usia, gender, ras, etnisitas, status sosial, dan
ekonomi yang dapat mempengaruhi individu dan
kelompok
1. Menguasai
landasan budaya a.
Memahami ragam budaya yang dapat mempengaruhi perilaku
individu dan kelompok b.
Memahami dan menunjukkan sikap penerimaan terhadap
perbedaan sudut pandang subyektif antara konselor dengan
konseli
c. Peka, toleran, dan responsif
terhadap perbedaan budaya konseli
2. Menguasai
konsep dasar dan mengimplementas
ikan prinsip- prinsip
pendidikan a.
Memahami hubungan antar unsur-unsur pendidikan
pendidik, peserta didik, tujuan pendidikan, dan lingkungan
pendidikan
b. Mampu memilih dan
menggunakan alat-alat pendidikan kewibawaan, kasih
sayang, kelembutan, keteladanan, hadiah, dan
hukuman yang mendidik
19 2.
Memiliki kesadaran
dan komitmen
etika professional
2.1. Menampilkan keutuhan pribadi
konselor a.
Berperilaku membantu berdasarkan keimanan dan
ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
b. Mengkomunikasikan secara
verbal dan nonverbal minat yang tulus dalam membantu orang
lain
c. Bersikap hangat dan penuh
perhatian terhadap konseli d.
Secara verbal dan nonverbal mampu mengkomunikasikan
rasa hormat konselor terhadap konseli sebagai pribadi yang
berguna dan bertanggungjawab
e. Mengkomunikasikan harapan,
mengekspresikan keyakinan bahwa konseli memiliki
kapasitas untuk memecahkan problem, menata, dan mengatur
hidupnya dan berkembang
f. Bersikap empati dan atribusi
secara tepat g.
Menunjukkan intregitas dan stabilitas kepribadian serta
kontrol diri yang baik h.
Toleran terhadap stres dan frustasi
i. Berfikir positif terhadap orang
lain dan lingkungannya 2.2 Berperilaku etik
dan professional a.
Menyadari bahwa nilai-nilai pribadi konselor dapat
mempengaruhi respon-respon konselor terhadap konseli
b. Menghindari sikap-sikap
prasangka dan stereotipe terhadap konseli
c. Menghargai nilai-nilai pribadi
konseli d.
Memahami kekuatan dan keterbatasan personal dan
profesional e.
Mengelola diri secara efektif f.
Bekerja sama secara produktif dengan teman sejawat dan
anggota profesi lain Lanjutan
KOMPETENSI INTI KONSELOR INDONESIA KOMPETENSI SUB KOMPETENSI
INDIKATOR
20 g.
Secara konsisten menampilkan perilaku sesuai dengan kode etik
profesi 2.3 Memiliki
komitmen untuk meningkatkan
kemampuan profesional
a. Menyelenggarakan layanan
bimbingan dan konseling yeng dapat dipertanggungjawabkan
secara etik
b. Berperilaku obyektif terhadap
pandangan, nilai-nilai dan reaksi emosional konseli yang berbeda
dengan konselor
c. Berinisiatif dan terlibat dalam
pengembangan profesi dan pendidikan lanjut untuk
meningkatkan keahlian dan keterampilan profesianal
d. Aktif dalam kegiatan organisasi
profesi bimbingan dan konseling 3.
Menguasai konsep
perilaku dan perkembang
an individu 3.1 Memahami
kaidah-kaidah perilaku individu
dan kelompok a.
Menjelaskan mekanisme perilaku menurut berbagai
pendekatan b.
Menjelaskan dinamika perilaku individu dan kelompok
c. Menjelaskan hubungan antara
motivasi dan emosi d.
Menjelaskan mekanisme pertahanan diri
3.2 Memahami konsep kepribadian
a. Menjelaskan proses
pembentukan kepribadian b.
Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian
c. Menjelaskan ciri-ciri kepribadian
yang sehat d.
Menjelaskan bentuk-bentuk gangguan kepribadian
3.3. Memahami
konsep dan prinsip-prinsip
perkembangan individu
a. Menjelaskan prinsip-prinsip
perkembangan b.
Menjelaskan proses perkembangan individu
c. Menjelaskan aspek-aspek
perkembangan d.
Menjelaskan fase dan tugas perkembangan
e. Menjelaskan faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan Lanjutan
KOMPETENSI INTI KONSELOR INDONESIA KOMPETENSI SUB KOMPETENSI
INDIKATOR
21 3.4. Mampu
memfasilitasi perkembangan
individu a.
Memilih strategi intervensi perkembangan individu sesuai
dengan kebutuhan dan karakteristik individu dan
kelompok
b. Menciptakan lingkungan yang
kondusif bagi perkembangan individu
4. Menguasai
konsep dan praksis
assessment 4.1. Memahami
hakikat dan makna asesmen
a. Menjelaskan perspektif historis
asesmen sebagai awal layanan b.
Menunjukkan alasan dan pentingnya penggunaan asesmen
c. Menunjukkan bukti kebenaran,
jenis kebenaran, dan hubungan antar kebenaran secara obyektif
d. Menjelaskan konsep validitas,
reabilitas, dan daya beda dalam pengembangan instrumen
e. Menjelaskan konsep statistika
dalam asesmen meliputi timbangan pengukuran, ukuran
kecondongan terpusat, indeks variabilitas, bentuk dan jenis
distribusi, serta korelasi
f. Menjelaskan teori kesalahan
pengukuran, model dan penggunaan informasi
keterandalan, serta hubungan antara kebenaran dengan
keterladanan
4.2 Memilih strategi dan teknik
assesment yang tepat
a. Mengenali kelebihan dan
kekurangan teknik b.
Mengenali kelebihan dan kekurangan teknik asesmen non
tes c.
Menentukan teknik-teknik asesmen sesuai dengan
pertimbangan usia, gender, orientasi seksual, ethnik, bahasa
kultur, agama dan faktor lain dalam asesmen individual,
kelompok, dan populasi spesifik
4.3 Mengadministrasi kan asesmen dan
menafsirkan hasilnya
a. Menggunakan tes psikologis dan
menginterpretasikan hasilnya b.
Menggunakan instrumen nontes dalam asesmen psikologis dan
Lanjutan
KOMPETENSI INTI KONSELOR INDONESIA KOMPETENSI SUB KOMPETENSI
INDIKATOR
22 meninterpretasikan hasilnya
c. Menggunakan komputer dan
teknologi informasi sebagai alat bantu asesmen
d. Mendokumentasikan hasil
asesmen secara sistematis dan mudah diakses
4.4 Memanfaatkan hasil asesmen
untuk kepentingan bimbingan dan
konseling a.
Memilih hasil asesmen untuk kepentingan layanan bimbingan
dan konseling b.
Memprediksikan perkembangan individu dan atau kelompok
dalam menghadapi perubahan c.
Mengelola konferensi kasus dalam alur asesmen
4.5 Mengembangkan instrumen
asesmen a.
Mengembangkan instrumen tes b.
Mengembangkan instrumen non- tes
5. Menguasai
konsep dan praksis
bimbingan dan
konseling 5.1 Memahami konsep
dasar, landasan, azas, fungsi,
tujuan, dan prinsip-prinsip
bimbingan dan konseling
a. Menjelaskan konsep dasar
bimbingan dan konseling b.
Menjelaskan landasan fisiologis, religius, psikologis, sosial
budaya, ilmiah dan teknologis, serta landasan pedagogis
c. Menjelaskan azas-azas
bimbingan dan konseling d.
Menjelaskan fungsi bimbingan dan konseling
e. Menjelaskan tujuan bimbingan
dan konseling f.
Menjelaskan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling
5.2 Memahami bidang-bidang
garapan dan konseling
a. Terampil memberikan pelayanan
bimbingan dan konseling dan konseling pribadi-sosial
b. Terampil memberikan pelayanan
bimbingan dan konseling belajar c.
Terampil memberikan pelayanan bimbingan dan konseling karir
5.3 Menguasai pendekatan-
pendekatan dan teknik-teknik
bimbingan dan konseling
a. Menjelaskan berbagai macam
pendekatan dalam bimbingan dan konseling
b. Memilih pendekatan bimbingan
dan konseling secara tepat c.
Terampil menggunakan teknik- teknik bimbingan dan konseling
Lanjutan
KOMPETENSI INTI KONSELOR INDONESIA KOMPETENSI SUB KOMPETENSI
INDIKATOR
23 individual dan kelompok
5.4 Mampu menggunakan dan
mengembangkan media bimbingan
dan konseling a.
Mengenali berbagai media dalam bimbingan dan konseling
b. Mengembangkan alat media
bimbingan dan konseling c.
Menggunakan media dalam layanan bimbingan dan
konseling 6.
Memiliki kemampuan
mengelola program
bimbingan dan
konseling 6.1 Memiliki
pengetahuan dan keterampilan
perencanaan program
bimbingan dan konseling
a. Menerapkan prinsip-prinsip
perencanaan b.
Melakukan penilaian kebutuhan layanan bimbingan dan
konseling c.
Merumuskan tujuan dan menentukan prioritas program
bimbingan dan konseling d.
Menyusun program bimbingan dan konseling
6.2 Mampu mengorganisasika
n dan mengimplementasi
kan program bimbingan dan
konseling a. Mengidentifikasi personalia dan
sasaran program bimbingan dan konseling
b. Mengkoordinasikan dan mengorganisasikan sumber daya
yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan program
bimbingan dan konseling
c. Melaksanakan program bimbingan dan konseling dengan
melibatkan partisipasi aktif seluruh komponen yang terkait
6.3 Mampu mengevaluasi
program bimbingan dan
konseling a.
Mengkaji program bimbingan dan konseling berdasarkan
standart penyelenggaraan program
b. Menggunakan pendekatan
evaluasi program bimbingan dan konseling
c. Mengkoordinasi kegiatan
evaluasi program bimbingan dan konseling
d. Membuat rekomendasi yang
tepat untuk perbaikan dan pengembangan program
bimbingan dan konseling
e. Melaporkan hasil dan temuan-
Lanjutan
KOMPETENSI INTI KONSELOR INDONESIA KOMPETENSI SUB KOMPETENSI
INDIKATOR
24 temuan evaluasi
penyelenggaraan program bimbingan dan konseling kepada
pihak yang berkepentingan
f. Mengontrol implementasi
program bimbingan dan konseling agar senantiasa
berjalan sesuai desain perencanaan program
6.4 Mampu mendesain perbaikan dan
pengembangan program
bimbingan dan konseling
a. Memanfaatkan hasil evaluasi
untuk perbaikan dan pengembangan program
bimbingan dan konseling
b. Menerapkan prinsip-prinsip
keberlanjutan program bimbingan dan konseling
7. Menguasai
konsep dan praksis riset
dalam bimbingan
dan konseling
7.1 Memahami berbagai jenis dan
metode riset a.
Menjelaskan konsep, prinsip- prinsip, dan metode riset
b. Menjelaskan desain riset
7.2 Mampu merancang riset
bimbingan dan konseling
a. Mengidentifikasi masalah
b. Merumuskan masalah
c. Merumuskan tujuan dan manfaat
hasil riset d.
Menentukan kerangka fikir riset e.
Menentukan pendekatan riset f.
Menentukan subyek riset g.
Menentukan prosedur dan mengembangkan teknik
pengumpulan data h.
Menentukan teknik analisis data 7.3 Melaksanakan
riset bimbingan dan konseling
a. Mengumpulkan data riset
b. Mengolah dan menganalisis data
c. Melaporkan hasil riset
7.4 Memanfaatkan hasil riset dalam
bimbingan dan konseling
a. Membaca dan menafsirkan hasil
riset b.
Memanfaatkan hasil riset untuk pengembangan bimbingan dan
konseling Lanjutan
KOMPETENSI INTI KONSELOR INDONESIA KOMPETENSI SUB KOMPETENSI
INDIKATOR
25 Dalam kaitan dengan hal tersebut di atas, Permendiknas No.
272008 menyebutkan kompetensi Konselor sebagai berikut:
Tabel 2.2. KOMPETENSI KONSELOR KOMPETENSI INTI
KOMPETENSI A.
KOMPETENSI PEDAGOGIK
1. Menguasai teori dan praktik
1.1 Menguasai ilmu pendidikan dan
landasan keilmuan 1.2
Mengimplementasikan prinsip- prinsip pendidikan dan proses
pembelajaran 1.3
Menguasai landasan budaya dalam praksis pendidikan
2. Mengaplikasikan
perkembangan fisiologis dan psikologis serta perilaku
konseli 2.1
Mengaplikasikan kaidah-kaidah perilaku manusia, perkembangan
fisik dan psikologis individu terhadap sasaran pelayanan
bimbingan dan konseling dalam upaya pendidikan
2.2 Mengaplikasikan kaidah-kaidah
kepribadian, individualitas dan perbedaan konseli terhadap sasaran
pelayanan dan konseling dalam upaya pendidikan
2.3 Mengaplikasikan kaidah-kaidah
belajar terhadap sasaran pelayanan bimbingan dan konseling dalam
upaya pendididkan
2.4 Mengaplikasikan kaidah-kaidah
keberbakatan terhadap sasaran pelayanan bimbingan dan
konseling dalam upaya pendidikan
2.5 Mengaplikasikan kaidah-kaidah
kesehatan mental terhadap sasaran pelayanan bembingan dan
konseling dalam upaya pendidikan
3. Menguasai esensi pelayanan
bimbingan dan konseling dalam jalur, jenis, dan jenjang
satuan pendidikan 3.1
Menguaai esensi bimbingan dan konseling pada satuan jalur
pendidikan formal, nonformal dan informal
3.2 Menguasai esensi bimbingan dan
26 konseling pada satuan jenis
pendidikan umum, kejuruan, keagamaan, dan khusus
3.3 Menguasai esensi bembingan dan
konseling pada satuan jenjang pendidikan usia dini, dasar dan
menengah, serta tinggi
B. KOMPETENSI KEPRIBADIAN
4. Beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa 4.1
Menampilkan kepribadian yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa 4.2
Konsisten dalam menjalankan kehidupan beragama dan toleran
terhadap pemeluk agama lain 4.3
Berakhlak mulia dan berbudi pekerti luhur
5. Menghargai dan menjunjung
tinggi nilai-nilai kemanusiaan, individualitas dam kebebasan
memilih 5.1
Mengaplikasikan pendangan positif dan dinamis tentang manusia
sebagai makhluk spiritual, bermoral, sosial, individual, dan
berpotensi
5.2 Menghargai dan mengembangkan
potensi positif individu pada umumnya dan konseli pada
khususnya
5.3 Peduli terhadap kemaslahatan
manusia pada umumnya dan konseli pada khususnya
5.4 Menjunjung tinggi harkat dan
martabat manusia sesuai dengan hak asasinya
5.5 Toleran terhadap permasalahan
konseli 5.6
Bersikap demokratis 6.
Menunjukkan integritas dan stabilitas kepribadian yang
kuat 6.1
Menampilkan kepribadian dan perilaku yang terpuji seperti jujur,
sabar, ramah, dan konsisten 6.2
Menampilkan emosi yang stabil 6.3
Peka, bersikap empati, serta menghormati keragaman dan
perubahan 6.4
Menampilkan toleransi tinggi terhadap konseli yang mengahdapi
stres dan frustasi
27 7.
Menampilkan kinerja berkualitas tinggi
7.1 Menampilkan tindakan yang
cerdas, kreatif, inovatif, dan produktif
7.2 Bersemangat, berdisiplin, dan
mandiri 7.3
Berpenampilan menarik dan menyenangkan
7.4 Berkomunikasi secara efektif
C. KOMPETENSI SOSIAL
8. Mengimplementasikan
kolaborasi intern di tempat bekerja
8.1 Memahami dasar, tujuan,
organisasi, dan peran pihak-pihak lain guru, wali kelas, pimpinan
sekolahmadrasah, komite sekolahmadrasah di tempat
bekerja
8.2 Mengkomunikasikan dasar, tujuan,
dan kegiatan pelayana bimbingan dan konseling kepada pihak-pihak
lain di tempat bekerja
8.3 Bekerja sama dengan pihak-pihak
terkait di dalam tempat bekerja seperti guru, orang tua, tenaga
administrasi
9. Berperan dalam organisasi
dan kegiatan profesi bimbing dan konseling
9.1 Memahami dasar tujuan dan
ADART organisasi profesi bimbingan dan konseling untuk
pengembangan diri dan profesi
9.2 Menaati kode etik profesi
bimbingan dan konseling 9.3
Aktif dalam organisasi profesi bimbingan dan konseling untuk
pengembangan diri dan profesi 10.
Mengimplementasikan kolaborasi antar profesi
10.1 Mengkomunikasikan aspek-aspek
profesional bimbinga dan konseling kepada organisasi profesi lain
10.2 Memahami peran organisasi profsi
lain dan memanfaatkan nya untuk suksesnya pelayanan bimbinga dan
konseling
10.3 Bekerja dalam tim bersama tenaga
para profesional dan profesional profesi lain
10.4 Melaksanakan referal kepada ahli
profesi lain sesuai denagn keprluan
28
D. KOMPETENSI PROFESIONAL
11. Menguasai konsep dan praksis
asesmen untuk memahami kondisi, kebutuhan, dan
masalah konseli 11.1
Menguasai hakikat asesmen 11.2
Memilih teknik asesmen, sesuai dengan kebutuhan pelayanan
bimbingan dan konseling 11.3
Menyususn dan mengembangkan instrumen asesmen untuk keperluan
bimbingan dan konseling 11.4
Mengadministrasikan asesmen untuk mengungkapkan masalah-
masalah konseli 11.5
Memilih dan mengadministrasikan teknik asesmen pengungkapan
kemampuan dasar dan kecenderungan pribadi konseli
11.6 Memilih dan mengadministrasikan
instumen untuk mengungkapkan kondisi aktual konseli berkaitan
dengan lingkungan
11.7 Mengakses data dokumentasi
tentang konseli dalam pelayanan bimbingan dan konseling
11.8 Menggunakan hasil asesmen dalam
pelayanan bimbingan dan konseling dengan tepat
11.9 Menampilkan tanggung jawab
profesional dalam praktik asesmen 12.
Menguasai kerangka teoretik dan praksisi bimbingan dan
konseling 12.1
Mengaplikasikan hakikat pelayanan bimbingan dan konseling
12.2 Mengaplikasikan arah profesi
bimbingan dan konseling 12.3
Mengaplikasikan dasar-dasar pelayanan bimbingan dan
konseling 12.4
Mengaplikasikan pelayanana bimbingan dan konseling sesuia
kondisi dan tuntutyan wilayah kerja 12.5
Mengaplikasikan pendekatan modeljenis pelayanan dan kegiatan
pendukung bimbingan dan konseling
12.6 Mengaplikasikan dalam praktik
format pelayanan bimbingan dan konseling
29 13.
Merancang program bimbingan dan konseling
13.1 Menganalisis kebutuhan konseli
13.2 Menyusun program bimbingan dan
konseling yang berkelanjutan berdasarkan kebtuhan peserta didik
secara komprehensif dengan pendekatan perkembangna
13.3 Menyusun rencana pelaksanaan
program bimbingan dan konseling 13.4
Merencanakan sarana dan biaya penyelenggaraan program
bimbingan dan konseling 14.
Mengimplementasikan program bimbingan dan
konseling yang komprehensif 14.1
Melaksanakan program bimbingan dan konseliong
14.2 Melaksanakan pendekatan
kolaboratif dalam pelayanaan bimbingan dan konseling
14.3 Memfasilitasi perkembangan
akademik, karier, personal, dan sosial konseli
14.4 Mengelola sarana dan biaya
program bimbingan dan konseling 15.
Menilai proses dan hasil kegiatan bimbinga dan
konseling 15.1
Melakukan evaluasi hasil, proses, dan program bimbingan dan
konseling 15.2
Melakukan penyesuaian proses pelayanan bimbingan dan
konseling 15.3
Menginformasikan hasil pelaksaan evaluasi pelayanan bimbingan dan
konseling kepad pihak terkait 15.4
Menggunakan hasil pelaksanaan evaluasi untuk merevisi dan
mengembangkan program bimbingan dan konseling
16. Memiliki kesadaran dan
komitmen terhadap etika profesi
16.1 Memahami dan mengelola
kekuatan dan keterbatasan pribadi dan profesional
16.2 Menyelenggarakan pelayanana
sesuia dengan kewenangan dan kode etik profesional konselor
16.3 Mempertahankan objektifitas dan
menjaga agar tidak larut denagn masalah konseli
16.4 Melaksanakan referal sesuai
dengan keperluan 16.5
Peduli terhadap identitas
30 profesional dan pengembangan
profesi 16.6
Mendahulukan kepentingan konseli dari pada kepentingan pribadi
konselor 16.7
Menjaga kerahasiaan konseli 17.
Menguasai konsep dan praksisi penelitian dalam
bimbingan dan konseling 17.1
Memahami berbagai jenis dan metode penelitian
17.2 Mampu merancang penelitian
bimbingan dan konseling 17.3
Melaksanakan penelitian bimbingan dan konseling
17.4 Memanfaatkan hasil penelitian
dalam bimbingan dan konseling dengan mengakses jurnal
pendididkan dan bimbingan dan konseling
Mengacu uraian para ahli dan pandangan ABKIN serta Permendiknas No.272008 di atas, jelas bahwa guru pembimbing dituntut
untuk memiliki persyaratan tertentu yang berupa sifat, sikap dan keterampilan tertentu yang sesuai dengan tugasnya sebagai seorang guru
pembimbing. Guru pembimbing hendaknya memiliki sifat supel, ramah dan terbuka. Selanjutnya guru pembimbing hendaknya memiliki sikap
mau menerima konseli apa adanya, penuh pengertian dan pemahaman terhadap apa yang dihadapi oleh konseli serta kesungguhan dalam
memberikan layanan. Jadi pelayanan bimbingan akan lebih efektif bila guru pembimbing
memiliki kemampuan yang sesuai dengan bidangnya. Kemampuan yang sesuai tersebut perlu juga ditunjang dengan ciri-ciri kepribadian baik per-
sonal maupun sosial yang sesuai, seperti yang telah diuraikan diatas.
31 Dengan demikian diharapkan layanan yang diberikan guru pembimbing
benar-benar sesuai.
2.1.5. Kemampuan Guru sebagai Pembimbing
Dalam bahasan di atas sudah dibicarakan tentang karakteristik yang perlu dimiliki guru sebagai sebagai seorang pembimbing, dalam
bagian ini akan kita bicarakan tentang kemampuan-kemampuan apa yang perlu dikuasai guru dalam upaya melakukan bimbingan.
Layanan bimbingan merupakan suatu upaya yang dapat dilakukan guru dalam membantu anak didik mencapai perkembangan yang optimal.
Dalam proses perkembangannya seperti yang diungkapkan dalam pembahasan sebelumnya, mungkin ditemukan berbagai hambatan
perkembangan baik dalam aspek fisik, intelektual, sosial, emosi maupun bahasa yang bila tidak segera ditangani maka kecenderungan masalah ini
akan semakin besar dan menjadi hambatan yang sulit untuk diperbaiki. Guru bertugas membantu mengurangi hambatan atau kesulitan
yang mungkin dihadapi remaja dan memfasilitasi perkembangan remaja semaksimal mungkin.
Bila diramu dari uraian-uraian yang sudah dikemukakan maka ada beberapa kemampuan yang perlu dikuasai guru yaitu :
1. Guru mampu menemukan atau menandai berbagai permasalahan atau
kecenderungan adanya masalah yang dihadapi remaja. Selama proses pembelajaran, guru senantiasa berinteraksi dengan anak didik, mulai
dari awal belajar sampai berakhirnya aktivitas belajar pada satu waktu
32 tertentu. Permasalahan yang dihadapi remaja cenderung akan
tampak dari perilakunya karena remaja masih bersifat labil, apa yang dialami remaja akan tampak dari perubahan prilakunya. Umumnya
remaja tidak pernah menyampaikan apa yang dirasakan, tetapi melalui pengamatan yang terus menerus guru dapat melihat adanya perubahan
perilaku yang ditunjukkan oleh remaja tersebut. Guru perlu memperhatikan berbagai perubahan sikap yang ditunjukkan oleh
remaja sehingga guru dapat membantu memperbaiki permasalahan yang dihadapi nya.
2. Guru mampu menemukan berbagai faktor atau latar belakang yang
mungkin menjadi penyebab terjadinya hambatan atau masalah yang dialami oleh remaja.
Untuk membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi maka guru perlu mengetahui berbagai faktor yang mungkin menjadi
penyebabnya, faktor tersebut bisa bersumber dari diri remaja itu sendiri atau dari lingkungannya. Kemampuan guru untuk menemukan
berbagai faktor yang mempengaruhi munculnya masalah yang dialami remaja merupakan salah satu kemampuan yang perlu dimiliki guru.
3. Guru mampu memilih cara penyelesaian masalah atau hambatan yang
dihadapi oleh remaja. Menyelesaikan masalah yang dihadapi remaja tidak sama dengan
menyelesaikan masalah
yang dihadapi
orang dewasa,
dan permasalahan yang dihadapi anak remaja pun berbeda. Adanya
33 kelainan atau perubahan perilaku yang ditunjukkan anak remaja dapat
dimaknai bahwa anak sedang mengalami masalah tertentu. Guru perlu memahami adanya perubahan itu karena guru beranggapan bahwa bila
masalah tersebut dibiarkan maka khawatir akan terus berkembang menjadi masalah yang lebih kompleks di kemudian hari.
Oleh karenanya intervensi bantuan sejak dini merupakan langkah yang perlu dilakukan guru. Memilih cara penyelesaian masalah yang
dihadapi anak remaja merupakan salah satu kemampuan yang perlu dikuasai guru. Cara penyelesaian mana yang harus dipilih guru dan
bagaimana langkah-langkah
yang harus ditempuhnya sangat
tergantung dari kemampuan guru itu sendiri. 4.
Guru mampu menciptakan lingkungan yang kondusif bagi tumbuh kembang anak remaja.
Penciptaan lingkungan yang kondusif bagi anak merupakan salah satu aspek penting yang harus diperhatikan dan dilakukan guru selaku
pembimbing anak remaja, karena anak sangat mudah dipengaruhi oleh lingkungannya.
Guru harus mampu menciptakan lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan anak sehingga anak dapat mengurangi masalah yang
dihadapinya dan dapat berkembang secara wajar sebagai seorang anak remaja.
5. Guru mampu berinteraksi dan bekerja sama dengan orang tua dalam
upaya membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi anak remaja.
34 Masalah yang dihadapi anak seperti yang disampaikan pada uraian
sebelumnya tidak hanya bersumber dari diri anak itu sendiri tapi masalah anak bisa bersumber dari lingkungan terutama orang tuanya.
Guru di sekolah merupakan orang tua kedua, tapi guru memiliki keterbatasan
waktu sehingga
guru tidak
dapat secara
utuh berperan sebagai orang tua. Masalah yang dihadapi anak perlu penyelesaian kerjasama antara guru dan orang tua. Kemampuan guru
berinteraksi dan bekerjasama dengan orang tua merupakan salah satu kemampuan lain yang perlu dikuasai guru pembimbing. Dengan
adanya kerjasama yang baik antara guru dan orang tua maka anak dapat guru dan orang tua maka anak dapat dibimbing ke arah
perkembangan yang lebih baik. 6.
Guru mampu menjalin kerjasama dengan komunitas lain dalam lingkungan remaja, seperti dengan dokter atau psikolog dan dengan
masyarakat sekitar remaja. Komunitas lain yang terkait erat dengan remaja yaitu dokter,
psikolog dan masyarakat sekitar anak merupakan pihak-pihak yang harus diperhatikan guru. Keterbatasan kemampuan guru untuk
menangani anak yang bermasalah dapat diatasi melalui kerjasama yang baik dengan pihak yang lebih berkompeten yaitu dokter dan psikolog.
Penanganan ahli terhadap masalah anak merupakan langkah yang benar agar anak ditangani oleh ahlinya. Agar permasalahan anak tidak
35 berkembang pada arah yang lebih buruk maka guru perlu memiliki
kemampuan untuk menjalin kerjasama tersebut. Masyarakat sekitar anak juga perlu menjadi perhatian guru karena anak
berinteraksi juga dengan masyakarat sekitarnya. Guru perlu memiliki kemampuan untuk dapat menjalin kerjasama dengan masyarakat
sekitar anak agar anak memiliki lingkungan yang baik untuk proses tumbuh kembang remaja.
2.2. Keinginan Siswa Tentang Ciri-Ciri Kepribadian Guru Pembimbing
Setiap siswa tentu memiliki keinginan yang berbeda-beda mengenai ciri kepribadian yang dimiliki oleh guru pembimbing dalam tugasnya mem-
beri layanan bimbingan di sekolah. Perbedaan keinginan orang lain muncul ketika siswa berhadapan dengan guru pembimbing.
Belkin Pujosuwarno, 1992 berpendapat bahwa ciri kepribadian guru pembimbing sangat menentukan berhasil atau tidaknya proses konseling,
disamping pengetahuan dan keterampilan –keterampilan profesional. Ciri
kepribadian seperti apa yang dimaksud? Masih menurut Belkin Pujosuwarno, 1992 ada sembilan karakteristik atau ciri kepribadian yang
diharapkan dimiliki oleh guru pembimbing dalam hal ini ciri kepribadian yang diharapkan siswa agar dimiliki oleh guru pembimbing. Kesembilan
ciri tersebut yaitu: 1.
Konfrontasi, berarti menghadapkan persoalan pada konseli, dengan demikian konseli akan mengerti jelas persoalan yang saat ini
dihadapinya.