Dalam pandangan Arief Gosita dalam Justin, 2005: 76, kejahatan sebenarnya bukan hanya kriminalitas biasa, sebagaimana yang seringkali tumbuh
didalam masyarakat marginal. Kejahatan bisa pula mencakup bentuk-bentuk halus yang biasa dikenal dengan istilah kejahatan kerah putih White collar crime. Jenis
kejahatan ini dilakukan oleh warga masyrakat yang tingkat pendidikan maupun kehidupan ekonominya lebih baik dibandingkan warga masyarakat marginal.
2. Gelandangan
Munculnya gelandangan secara struktural dipengaruhi oleh sistem ekonomi yang menimbulkan dampak berupa tersingkirnya sebagian kelompok
masyarakat dari sistem kehidupan ekonomi. Kaum gelandangan membentuk sendiri sistem kehidupan baru yang kelihatanya berbeda dari sistem kehidupan
kapitalistis. Munculnya kaum gelandagan inni diakibatkan oleh pesatnya perkembangan kota yang terjadi secara paralel dengan tingginya laju urbanisasi.
Pada umumnya kaum gelandangan tersebut mencari sumber kehidupan di jalanan, baik sebagai pengumpul barang bekas pemulung, pengemis, pelacuran,
pengamen maupun penyemir sepatu. Justin, 2005: 79
2.4. Masyarakat Kota dan Desa sebagai Kelompok Sosial
Masyarakat perkotaan sering disebut urban community. Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat kehidupannya serta ciri-ciri
kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan. Ada beberap ciri yang menonjol pada masyarakat kota yaitu :
1. Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan
keagamaan di desa.
Universitas Sumatera Utara
2. Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus
bergantung padaorang lain. Yang penting disini adalah manusia perorangan atau individu.
3. Pembagian kerja di antara warga-warga kota juga lebih tegas dan
mempunyai batas-batas yang nyata. 4.
Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota dari pada warga desa.
5. Interaksi yang terjadi lebih banyak terjadi berdasarkan pada faktor
kepentingan dari pada faktor pribadi. 6.
Pembagian waktu yang lebih teliti dan sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan individu.
7. Perubahan-perubahan sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota
biasanya terbuka dalam menerima pengaruh dari luar. Dalam masyarakat modern, sering dibedakan antara masyarakat pedesaan
rural community dan masyarakat perkotaan urban community. Menurut Soekanto 2003, perbedaan tersebut sebenarnya tidak mempunyai hubungan
dengan pengertian masyarakat sederhana, karena dalam masyarakat modern, betapa pun kecilnya suatu desa, pasti ada pengaruh-pengaruh dari kota. Perbedaan
masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan, pada hakekatnya bersifat gradual.
Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komunitas yang terpisah sama sekali satu sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar diantara
Universitas Sumatera Utara
keduanya terdapat hubungan yang erat. Bersifat ketergantungan, karena diantara mereka saling membutuhkan. Kota tergantung pada dalam memenuhi kebutuhan
warganya akan bahan bahan pangan seperti beras sayur mayur , daging dan ikan. Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi bagi jenis jenis pekerjaan
tertentu dikota. Misalnya saja buruh bangunan dalam proyek proyek perumahan. Proyek pembangunan atau perbaikan jalan raya atau jembatan dan tukang becak.
Mereka ini biasanya adalah pekerja pekerja musiman. Pada saat musim tanam mereka, sibuk bekerja di sawah. Bila pekerjaan dibidang pertanian mulai
menyurut, sementara menunggu masa panen mereka merantau ke kota terdekat untuk melakukan pekerjaan apa saja yang tersedia. “Interface”, dapat diartikan
adanya kawasan perkotaan yang tumpang-tindih dengan kawasan perdesaan, nampaknya persoalan tersebut sederhana, bukankah telah ada alat transportasi,
pelayanan kesehatan, fasilitas pendidikan, pasar, dan rumah makan dan lain sebagainya, yang mempertemukan kebutuhan serta sifat kedesaan dan kekotaan.
Hubungan kota-desa cenderung terjadi secara alami yaitu yang kuat akan menang, karena itu dalam hubungan desa-kota, makin besar suatu kota makin
berpengaruh dan makin menentukan kehidupan perdesaan. Secara teoristik, kota merubah atau paling mempengaruhi desa melalui beberapa cara, seperti:
1. Ekspansi kota ke desa, atau boleh dibilang perluasan kawasan perkotaan
dengan merubah atau mengambil kawasan perdesaan. Ini terjadi di semua kawasan perkotaan dengan besaran dan kecepatan yang beraneka ragam;
Universitas Sumatera Utara
2. Invasi kota, pembangunan kota baru seperti misalnya Batam dan banyak
kota baru sekitar Jakarta merubah perdesaan menjadi perkotaan. Sifat kedesaan lenyap atau hilang dan sepenuhnya diganti dengan perkotaan;
3. Penetrasi kota ke desa, masuknya produk, prilaku dan nilai kekotaan ke
desa. Proses ini yang sesungguhnya banyak terjadi; 4.
Ko-operasi kota-desa, pada umumnya berupa pengangkatan produk yang bersifat kedesaan ke kota.
Dari keempat hubungan desa-kota tersebut kesemuanya diprakarsai pihak dan orang kota. Proses sebaliknya hampir tidak pernah terjadi, oleh karena itulah
berbagai permasalahan dan gagasan yang dikembangkan pada umumnya dikaitkan dalam kehidupan dunia yang memang akan mengkota. Soekanto, 2003:123 .
Ferdinand Tonnies berpendapat bahwa masyarakat adalah karya ciptaan manusia itu sendiri. Hal ini ditegaskan oleh Tonnies dalam kata pembukaan
bukunya. Masyarakat bukan organisme yang dihasilkan oleh proses-proses biologis. Juga bukan mekanisme yang terdiri dari bagian-bagian individual yang
masing-masing berdiri sendiri, sedang mereka didorong oleh naluri-naluri spontan yang bersifat menentukan bagi manusia. Masyarakat adalah usaha manusia untuk
memelihara relasi-relasi timbal balik yang mantap. Kemauan manusia mendasari masyarakat, Ferdinand Tonnies dua tipe masyarakat. Pertama Gemeinschaft atau
paguyuban adalah bentuk hidup bersama yang lebih bersesuaian dengan Triebwille. Kerjasama dan kebersamaan tidak diadakan untuk mencapai tujuan
diluar melainkan dihayati sebagai tujuan dalam dirinya. Orangnya merasa dekat satu sama lain dan memperoleh kepuasan karenanya. Suasanalah yang dianggap
Universitas Sumatera Utara
lebih penting daripada tujuan. Spontanitas diutamakan di atas undang-undang atau keteraturan. Tonnies menyebut sebagai contoh keluarga, lingkungan tetangga,
sahabat-sahabat, serikat pertukangan dalam abad pertengahan, gereja, desa dll. Para anggota disemangati dan dipersatukan dalam perilaku sosial mereka
oleh ikatan persaudaraan, simpati dan perasaan lainnya, sehingga mereka terlibat secara psikis dalam suka duka hidup bersama. kita boleh mengatakan bahwa
mereka sehati dan sejiwa. Menurut pandangan Tonnies, prototipe semua persekutuan hidup dinamakan “Gemeinschaft “ itu keluarga. Orang memasuki
jaringan relasi-relasi kekeluargaan karena lahir. Walaupun kemauan bebas dan pertimbangan rasional dapat menentukan apakah orangnya akan tetap tinggal
dalam keluarganya atau tidak, namun relasi itu sendiri tidak tergantung seluruhnya dari kemauan dan pertimbangan itu. Ketiga soko guru yang
menyokong Gemeinschaft ialah: darah, tempat tinggal atau tanah dan jiwa atau rasa kekerabatan, ketetanggaan dan persahabatan. Ketiga unsur ini diliputi oleh
keluarga. Tonnies membedakan Gemeinschaft menjadi 3 jenis, yaitu:
a. Gemeinschaft by Blood ikatan darah yaitu gemeinschaft yang mendasar-
kan diri pada ikatan darah atau keturunan. Contohnya: kekerabatan, masyarakat-masyarakat daerah.
b. Gemeinschaft of Place tempat, yaitu gemeinschaft yang mendasarkan
diri pada tempat tinggal yang saling berdekatan sehingga dimungkinkan untuk dapat saling tolong menolong. Contoh : RT, RW, arisan.
Universitas Sumatera Utara
c. Gemeinschaft of Mind jiwa-pikiran yaitu gemeinschaft yang mendasar-
kan diri pada ideology atau pikiran yang sama. Contoh :rasa kekerabatan, ketetanggaan dan persahabatan. Soekanto, Soerjono, 2009: 116-120
Gesellschaft atau patembayan itu tipe asosiasi dimana relasi-relasi kebersamaan dan kebersatuan anatara orang berasal dari faktor-faktor lahiriah
seperti persetujuan, peraturan dan undang-undang. Tonnies mengatakan teori Gesselshcaft berhubungan dengan penjumlahan atau kumpulan orang yang
dibentuk atas cara buatan. Kalau dilihat sepintas lalu saja, kumpulan itu mirip dengan Gemeinschaft, yaitu sejauh para anggota individual hidup bersama dan
tinggal bersama secara damai. Tetapi dalam Gemeinschaft mereka pada dasarnya terus bersatu sekalipun ada faktor-faktor yang memisahkan, sedang Gesellschaft
pada dasarnya mereka tetap berpisah satu dengan yang lain meskipun ada faktor- faktor lain yang menyatukan.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN