19
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam penelitian survei deskriptif yang bersifat cross-sectional, yaitu rancangan penelitian dengan melakukan pengukuran atau
pengamatan dalam waktu yang bersamaan antara variabel bebas dan terikat Hidayat, 2010.
3.2 Populasi dan Sampel Data Penelitian 3.2.1 Populasi
Pemilihan puskesmas sebagai tempat penelitian, yaitu secara purposive sampling yang didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh
peneliti sendiri berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui
sebelumnya Notoatmodjo, 2012. Didapat puskesmas padang bulan dan polonia
sebagai tempat penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah responden yang datang ke puskesmas. Jumlah populasi dari kedua puskesmas tersebut adalah 2600
orang.
3.2.2 Sampel
Jumlah sampel dihitung menggunakan metode Raosoft Sample Test Calculator Raosoft, 2004 dengan margin kesalahan 5, tingkat kepercayaan
95 dan respon distribusi 50, maka didapat jumlah sampel sebesar 340 orang. Dari hasil perhitungan tersebut, maka dapat diketahui bahwa jumlah responden
yang harus diambil masing-masing puskesmas sebanyak 170 orang. Sampel yang
Universitas Sumatera Utara
20 menjadi responden penelitian yaitu pasien yang mendapat pelayanan obat melalui
resep di puskesmas dan pasien yang bersedia diwawancarai sukarela.
3.3 Waktu dan Tempat Pengambilan Data Penelitian
Pengambilan data penelitian dilaksanakan di puskesmas Padang Bulan dan Polonia kota Medan pada bulan September 2015.
3.4 Teknik Pengambilan Data 3.4.1 Data Penerapan Standar Pelayanan Kefarmasian
Pengambilan data untuk nilai penerapan standar pelayanan kefarmasian di puskesmas dilakukan secara observasi dan wawancara kepada petugas apotek di
puskesmas dengan mengisi daftar tilik pelayanan kefarmasian yang diisi oleh peneliti secara langsung di puskesmas tersebut. Daftar tilik dibuat berdasarkan
Permenkes nomor 30 tahun 2014 tentang standar pelayanan kefarmasian di puskesmas, berisi 57 pertanyaan yang terdiri dari 4 butir data dasar puskesmas,
dan 53 butir pertanyaan termasuk didalamnya sumber daya manusia, sarana, pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai, pelayanan dan pengendalian mutu
pelayanan. Daftar tilik lengkap dapat dilihat pada Lampiran 3. Nilai standar pelayanan kefarmasian di puskesmas diukur sesuai dengan
Modul Training of Trainer TOT pelayanan kefarmasian di puskesmas. Dimana untuk setiap pertanyaan pada masing-masing variabel diberi nilai sebagai berikut:
a. Sumber daya manusia
i. Jika terdapat apoteker diberi nilai 2
ii. Jika terdapat tenaga teknis kefarmasian diberi nilai 1
iii. Jika terdapat apoteker dan tenaga teknis kefarmasian diberi nilai 3
Universitas Sumatera Utara
21 iv.
Jika petugas apotek pernah mengikuti pelatihan diberi nilai 2 v.
Jika petugas apotek tidak pernah mengikuti pelatihan diberi nilai 0 b.
Sarana dan prasarana i.
Jika tersedia diberi nilai 2 ii.
Jika tidak tersedia diberi nilai 0 c.
Pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai i.
Jawaban iya diberi nilai 2 ii.
Jawaban tidak diberi nilai 0 d.
Pelayanan farmasi klinik i.
Jika dilakukan oleh apoteker diberi nilai 2 ii.
Jika dilakukan oleh tenaga teknis kefarmasian diberi nilai 1 iii.
Jika tidak dilakukan diberi nilai 0 e.
Pengendalian mutu pelayanan kefarmasian i.
Jawaban iya diberi nilai 2 ii.
Jawaban tidak diberi nilai 0 Kemudian nilai tersebut dijumlahkan dan hasil yang diperoleh dibagi atas
tiga kategori dengan range yang susuai. a.
Kategori I dengan total nilai 86 dikatakan baik b.
Kategori II dengan total nilai 65-85 dikatakan sedang c.
Kategori III dengan total nilai 65 dikatakan kurang Ditjen Binfar dan Alkes, 2008.
3.4.2 Data Kepuasan Pasien
Pengambilan data untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien dilakukan dengan cara mewawancarai setiap pasien yang mendapat pelayanan obat melalui
Universitas Sumatera Utara
22 resep di puskesmas dan pasien yang bersedia diwawancarai sukarela. Kuesioner
berisi 23 pertanyaan yang terdiri dari 5 pertanyaan untuk karakteristik pasien, dan 18 pertanyaan mengenai kepuasan pasien terhadap pelayanan kefarmasian di
puskesmas. Kuesioner lengkap dapat dilihat pada Lampiran 5. Penilaian tingkat kepuasan dilakukan terhadap variabel-variabel berikut:
a. Kehandalan, yaitu kemampuan memberikan pelayanan dengan segera,
tepat akurat, dan memuaskan. Dalam hal ini adalah melayani secara benar.
b. Ketanggapan, yaitu keinginan para karyawanstaf membantu semua
pelanggan serta berkeinginan dan melaksanankan pemberian pelayanan dengan tanggap. Dalam hal ini adalah sikap dari penyedia jasa yang penuh
perhatian, cepat dan tepat dalam menghadapi permintaan. c.
Keyakinan, yaitu karyawanstaf memiliki kompetensi, kesopanan dan dapat dipercaya, bebas dari bahaya, serta bebas dari risiko dan keragu-
raguan. Dalam hal ini adalah pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan jasa.
d. Empati, yaitu karyawanstaf mampu menempatkan dirinya pada
pelanggan, dapat berupa kemudahan dalam menjalin hubungan dan komunikasi termasuk perhatiannya terhadap para pelanggannya, serta
dapat memahami kebutuhan dari pelanggan. Dalam hal ini adalah perhatian yang diberikan kepada pelanggan.
e. Fasilitas berwujud, dapat berupa ketersediaan sarana dan prasarana
termasuk alat yang siap pakai serta penampilan karyawanstaf yang menyenangkan Bustami, 2011.
Universitas Sumatera Utara
23 Cara penilaian untuk tiap pertanyaan dengan memberikan nilai pada
masing-masing pilihan jawaban berdasarkan Permenkes No.30 tahun 2014. Kategori
Nilai Sangat puas
3 Puas
2 Tidak puas
1 Penilaian total skor dari setiap pasien yaitu dilakukan dengan
menjumlahkan nilai dari variable-variabel pertanyaan. Total skor kepuasan pasien
Kategori 1
– 18 Tidak puas
19 – 36
Puas 37 - 54
Sangat puas
3.5 Uji Validitas
Sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat.
Sebelum kuesioner disebarkan kepada responden, kuesioner harus di uji validitas dan reliabilitasnya terlebih dahulu, agar instrument atau variabel yang digunakan
terbukti baik dan handal. Uji validitas digunakan untuk mengetahui apakah isi dari butir pertanyaan
dalam suatu kuesioner sudah valid. Uji validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Suatu pertanyaan dikatakan
valid atau bermakna sebagai alat pengumpul data bila korelasi hasil hitung lebih besar dari angka kritis r hitung r table Singarimbun, 2008.
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini sudah dilakukan uji validitasnya oleh Fadli 2015. Hasil uji validitas dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Universitas Sumatera Utara
24
Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas
Kepuasan Pasien Variabel
Butir pertanyaan
r Hitung r Tabel
Status
Kehandalan A1
0,735
0,43 Valid
A2 0,913
A3 0,830
A4 0,781
Ketanggapan B 1
0,791 B2
0,886 B3
0,853 B4
0,754 Keyakinan
C1 0,890
C2 0,773
C3 0,920
Empati D1
0,879 D2
0,801 D3
0,868 Fasilitas
Berwujud E1
0,799 E2
0,896 E3
0,750 E4
0,930
3.6 Uji Reliabilitas