Bahan Pengisi Kompatibilitas Kandungan kimia dalam kulit pisang

Posfor mg Zat besi mg Vitamin B mg Vitamin C mg 117 1,60 0,12 17,50 Sumber: Balai penelitian dan penegembangan Industri, Jatim, Surabaya 1982 Karbohidrat atau Hidrat Arang yang dikandung oleh kulit pisang adalah amilum. Amilum atau pati ialah jenis polisakarida karbohidrat karbohidrat kompleks. Amilum pati tidak larut dalam air, berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau. Pati merupakan bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk menyimpan kelebihan glukosa sebagai produk fotosintesis dalam jangka panjang. Hewan dan manusia juga menjadikan pati sebagai sumber energi yang penting. Amilum merupakan sumber energi utama bagi orang dewasa di seluruh penduduk dunia, terutama di negara berkembang oleh karena di konsumsi sebagai bahan makanan pokok. Disamping bahan pangan kaya akan amilum juga mengandung protein, vitamin, serat dan beberapa zat gizi penting lainnya Johari, 2006.

2.5. Bahan Pengisi

Bahan pengisi digunakan secara luas sebagai bahan tambahan pada komposisi polimer. Bahan pengisi inert ditambahkan pada komposisi polimer untuk memperbaiki sifat dan untuk mengurangi biaya atau harga. Ada tiga jenis pengisi yaitu : 1. Pengisi yang memperkuat Akan memperkuat polimer dengan adanya tarikan yang tinggi dari serat yang dikenal dengan serat plastik yang memperkuat fibre reinforced plastic FRP. FRP memiliki modulus elastisitas yang tinggi, kekuatan yang tinggi, tahan terhadap korosi dan mudah untuk dibentuk. Serat penguat yang utamanya adalah kaca, grafit, alummina, carbon, boron. 2. Pengisi aktif Serat yang mempunyai kekuatan mekanik disebut serat aktif dan yang tidak mempunyai kekuatan mekanik disebut serat tidak aktif. Serat aktif carbon black, silika gel lebih kuat 10 hingga 20 kali dibandingkan karet sintetik. 3. Pengisi tidak aktif Serat ini digunakan untuk menekan harga lebih rendah sebaik mungkin seperti hasil pencampurannya yang baik. Serat ini terdiri dari kayu dan material yang hampir sama dengan bentuk dan ukuran yang berbeda. Serat ini juga mengisi volume lebih besar lagi. Oleh karena itu perbandingan serat dengan matriksnya sangatlah penting agar tidak terjadinya kesalahan metode Bhatnaghar, 2004. Umumnya proses pengolahan polimer dilakukan dengan menambahkan bahan pengisi untuk memodifikasinya dengan partikel-partikel ataupun padatan berpori. Resin, amino, tepung kayu, selulosa, kalsium karbonat. Material-material ini dapat meningkatkan kekuatan stabilitas bentuk struktur polimer, tahan terhadap abrasi dan material yang stabil terhadap panas. Secara prinsip pengisi yang dipakai dalam polimer dapat dibedakan menjdi dua jenis yaitu partikulat dan fibrus Ningsih, 1999.

2.6. Kompatibilitas

Kompatibilitas pemlastis dengan bahan polimer merupakan hal yang penting, dimana kompatibilitas yang baik menunjukkan campuran pemlastis dan polimer yang stabil dan homogen. Kompatibilitas campuran dipengaruhi oleh interaksi molekul polimer– pemlastis, bahan aditif, tekanan, suhu, kelembaban dan cahaya. Kemudian kompatibilitas tersebut ditentukan melalui panas reaksi campuran, suhu transisi gelas, morfologi, sifat mekanikal dinamis dan secara viskometrik Chattopadhyay, 2000. Pemlastis bisa saja kompatibel pada suhu proses namun dapat keluar kembali dari polimer blooming pada suhu kamar. Polimer-pemlastis selalu berada dalam kesetimbangan dinamis pada suhu tertentu; begitu suhu berubah efektifitas gaya-gaya juga berubah. Pada kondisi normal; difusi selalu terjadi yaitu sejumlah tertentu pemlastis berada dipermukaan polimer karena kesetimbangan adsorpsidesorpsi antara polimer dan pemlastis terganggu Zhong, et.al, 1998. 2.7. Kar akter isasi PVC Karakterisasi dilakukan untuk mengetahui dan menganalisa sifat-sifat PVC baik sebelum maupun sesudah perlakuan. Karakterisasi yang dilakukan dalam penelitian ini diantarnya uji sifat mekanis polimer, Fourier Transform Infra Red Spectroscopy FT- IR dan Thermogravimetry Analysis TGA serta Differential scanning calorimetry DSC. 2.7.1 Pengujian Sifat Mekanik PVC Pengujian sifat mekanik bahan polimer penting karena penggunaan bahan polimer sebagai bahan industri sangat bergantung pada sifat mekanisnya, yaitu gabungan anatara kekuatan yang tinggi dan elastisitas yang baik. Sifat mekanik ini disebabkan oleh adanya dua jenis ikatan dalam bahan polimer, yakni ikatan kimia yang kuat anatar atom dan interaksi antara rantai polimer yang lebih lemah. Sifat mekanis biasanya dipelajari dengan mengamati sifat kekuatan tarik �, yaitu beban maksimum F max yang dibutuhkan untuk memutuskan spesimen bahan, dibagi dengan luas penampang bahan. � = A F max ...............................2.1 Ket: � : kekutan tarik bahan Mpa F max : Tegangan maksimum N A : Luas penampang bahan mm 2 Sedangkan kemuluran ε adalah nisbah pertambahan panjang terhadap spesimen semula. ε = 100 x L L L − ...............................2.2 Ket: ε : Kemularan L : Panjang spesimen mula-mula mm L : Panjang spesimen setelah diberi beban hingga putus. Hasil pengamatan sifat kekuatan tarik dinyatakan dalam bentuk kurva tegangan, yakni nisbah beban dengan luas penampang terhadap perpanjangan bahan regangan, yang disebut kurva tegangan – regangan. Adapun bentuk kurva tegangan-regangan bahan polimer ditunjukkan pada gambar 2.4 dibawah ini. Gambar 2.4. Kur va tegangan – r egangan bahan polimer Jika bahan polimer dikenakan gaya tarikan dengan kecepatan tetap, mula-mula kenaikan tegangan yang diterima bahan berbanding lurus dengan perpanjangan spesimen, sampai dengan titik elastisitas. Bila tegangan dilepas spesimen akan kembali kebentuk semula, tetapi jika tegangan dinaikan sedikit saja maka akan terjadi perpanjangan yang besar. kemiringan kurva pada keadaan ini disebut modulus ε atau kekauan. 2.7.2 F ourier Transform Infra-Red Spectroscopy FT-IR Spektroskopi Infra merah merupakan salah satu teknik identifikasi struktur baik untuk senyawa organik maupun senyawa anorganik. Analisa ini merupakan satu metode semi empirik, dimana kombinasi pita serapan yang khas dapat diperoleh untuk menentukan struktur senyawa yang terdapat dalam suatu bahan. Energi dari kebanyakan vibrasi molekul dapat dideteksi dan diukur pada spektrum infra merah, bila vibarasinya menghasilkan perubahan momendipol. Radiasi infra merah yang terpenting dalam penentuan struktur atau analisis gugus fungsi terletak pada daerah dengan bilangan gelombang antara 200 – 4000 cm -1 Wirjosentono, et.al, 1995. Pada temeperatur kamar, molekul senyawa organik berada dalam keadaan vibrasi tetap. Setiap ikatan mempunyai frekwensi ulur dan tekuk yang khas dan dapat menyerap sinar frekwensi tersebut. Untuk mengukur intensitas serapan dalam spektra infra merah cukup mengetahui bahwa intensitas serapan adalah kuat, sedang, lemah atau tak menentu. Absorbansi suatu cuplikan pada frekwensi tertentu didefenisikan sebagai: A = Log L L0 ...............................2.3 Ket: A : Absorbansi Cuplikan L : Intensitas cahaya sebelum mengadakan interaksi dengan cuplikan L : intensitas cahaya sesudah mengadakan interaksi dengan cuplikan Hubungan antara absorbansi dengan transmitan dinyatakan dengan A = Log T 1 ...............................2.4 Biasanya untuk menganalisa, sampel dapat berupa padat, cair dan gas. Sedangkan metode penyiapan analisa untuk bahan polimer dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya melarutkan bahan polimer kedalam suatu pelarut seperti karbon disulfida, karbon tetraklorida, kloroform dan tetrahidrofuran atau dengan pembuatan film transparan dengan metode pelet KBr.

2.7.3 Diferential Scanning Calorimetry DSC

Dokumen yang terkait

Pemanfaatan Kulit Pisang Raja (Musa textilia )Menjadi Selai Sebagai Isian Roti Serta Daya Terima dan Kandungan Zat Gizinya

14 146 98

Pengaruh Penambahan Tepung Kulit Pisang Raja (Musa paradisiaca) Terhadap Daya Terima Kue Donat

29 178 110

Studi Pemakaian Tepung Pisang Ambon (Musa acuminata AAA) sebagai Anti-aging Dalam Sediaan Masker

6 108 86

PERBANDINGAN PENAMBAHAN ASAM STEARAT SEBAGAI STABILISATOR PADA FORMULASI MASKER ANTIOKSIDAN EKSTRAK KULIT PISANG RAJA (Musa paradisiaca L.) DAN PENGUJIAN TERHADAP SIFAT FISIK DAN KIMIANYA.

0 0 14

Pengaruh Penambahan Asam Laurat Sebagai Pendispersi Pada Matriks Polivinil Klorida(Pvc) Dengan Bahan Pengisi Serbuk Kulit Pisang Raja (Musa PARADISIACA L) Terhadap Sifat Mekanik Dan Termal

0 0 13

Pengaruh Penambahan Asam Laurat Sebagai Pendispersi Pada Matriks Polivinil Klorida(Pvc) Dengan Bahan Pengisi Serbuk Kulit Pisang Raja (Musa PARADISIACA L) Terhadap Sifat Mekanik Dan Termal

0 0 2

Pengaruh Penambahan Asam Laurat Sebagai Pendispersi Pada Matriks Polivinil Klorida(Pvc) Dengan Bahan Pengisi Serbuk Kulit Pisang Raja (Musa PARADISIACA L) Terhadap Sifat Mekanik Dan Termal

0 0 5

Pengaruh Penambahan Asam Laurat Sebagai Pendispersi Pada Matriks Polivinil Klorida(Pvc) Dengan Bahan Pengisi Serbuk Kulit Pisang Raja (Musa PARADISIACA L) Terhadap Sifat Mekanik Dan Termal

0 0 18

Pengaruh Penambahan Asam Laurat Sebagai Pendispersi Pada Matriks Polivinil Klorida(Pvc) Dengan Bahan Pengisi Serbuk Kulit Pisang Raja (Musa PARADISIACA L) Terhadap Sifat Mekanik Dan Termal

1 1 3

Pengaruh Penambahan Asam Laurat Sebagai Pendispersi Pada Matriks Polivinil Klorida(Pvc) Dengan Bahan Pengisi Serbuk Kulit Pisang Raja (Musa PARADISIACA L) Terhadap Sifat Mekanik Dan Termal

0 0 6