5.2 Pembahasan
Dari hasil penelitian, sebanyak 331 orang responden merupakan penderita karsinoma payudara pada tahun 2013. Dan dari angka tertebut diketahui bahwa usia
45-49 tahun merupakan penderita yang paling terbanyak dengan persentase 19.6 seperti dalam [table 5.1]. Menurut penelitian Harisson PA persentase tertinggi untuk
usia 45-54 tahun sebanyak 46 Harisson PA, et al, 2010. Menurut penelitian, penderita karsinoma adalah rata-rata berusia sekitar 45 tahun sekian,
Penelitian dari segi hormonal juga bisa dilihat pada usia menarche pasien karsinoma payudara. usia menarche yang tertinggi 8.2 yaitu adalah 12 tahun
manakala 62.2 data pasien tidak diketahui karena tidak tertulis di rekam medis, Pada panelitian ini menunjukkan bahawa anamnesa yang dilakukan tidak lengkap
[table 5.2]. Melihat pada usia menopause pasien karsinoma payudara yang dimana usia menopause dengan persentase tertinggi adalah yang belum menopause sebanyak
37.8 dan 45.9 adalah data tidak tersedia didalam rekam medis [Tabel 5.3]. Menurut Meshram II usia menarche persentase tertinggi adalah 13-15 sebanyak
73.3 dan usia menopause tertinggi adalah 45-49 sebanyak 45.6 Meshram II, 2009. Pada penelitian ini, pasien menarche biasanya berusia 12-13 tahun dan usia
menopause pada penelitian ini adalah benar karena pasien yang belum menopause terpapar pada hormon estrogen adalah lebih banyak tetapi oleh karena data tidak
mencukupi maka hasil yang didapati kurang memuaskan. Pada pemakaian KB hormonal oleh pasien karsinoma payudara, nilai tertinggi adalah pasien mengunakan
KB hormonal sebanyak 19.6 dan yang tidak dijumpai di rekam medis adalah 67.7 [Tabel 5.4]. Manakala menurut penelitian Meshram II adalah tidak mengunakan
sebanyak 95.8 Meshram II, 2009. Penurut penelitian peneliti pemakaian KB bisa menjadi faktor resiko adalah merkemungkinan karekan KB hormonal bisa
mengakibatkan gangguan hormonal dan menyebabkan peningkatan hormone estrogen.
Universitas Sumatera Utara
Seterusnya, pembahasan dari gaya hidup pasien yang bisa mengakibatkan karsinoma payudara adalah pasien yang overweight dilihat melalui BMI pasien
karsinoma payudara. Dapat dilihat nilai tertinggi adalah pasien yang BMI normal sebanyak 28.7 dan nilai obesitas hanyalah 4.8 [tabel5.5] dan menurut Meshram II
juga nilai BMI normal adalah persentase tertinggi yaitu sebanyak 78.1 Meshram II, 2009. Pada kedua penelian menunjukkan bahawa berat badan tidak memainkan
peranan sebagai faktor resiko ada pasien karsinoma payudara. Riwayat merokok dan minum alkohol turut diteliti dalam penelitian ini dan mendapat sebanyak 14.8
pasien yang tercatat bahawa ia tidak menkonsumsi alkohol maupun merokok dan 83.7 datanya tidak tersedia didalam rekam medis. Pasien mungkin tidak merokok
tetapi berkemungkinan pasien adalah perokok sekunder dimana resikonya adalah lebih tinggi. [Tabel 5.6]. Menurut Lakshmi R,persentase pasien yang mengkonsumsi
alkohol sebanyak 10 dan pasien premenopause yang tidak merokok tetapi menjadi perokok sekunder mempunyai persentase sebanyak 70 menderita kanker payudara
Lakhsmi R, et al, 2013. Kedua-dua penelitian ini menunjukkan bahawa pasien wanita kebanyakkan tidak mempunyai riwayat merokok atau menkonsumsi alkohol
tetapi ada kemungkinan wanita sebagai perokok pasif menjadi faktor resiko wanita terkena karsinoma payudara.
Selanjutnya faktor genetik yang diteliti dalam penelitian ini melalui riwayat keluarga yang menderita kanker di rekam medis menunjukkan hasil 14.8
menyatakan bahawa pasien tidak mempunyai riwayat keluarga yang menderita kanker [Tabel 5.7]. Menurut Kouame JN, nilai yang didapat pasien karsinoma
payudara yang mempunyai riwayat keluarga menderita kanker adalah sebanyak 8.78 Kouame JN, 2012. Menurut penelitian peneliti pasien berkemungkinan
terdapat riwayat keluarga yang menderita kanker tetapi data tidak tersedia karena bisa diturunkn gen abnormal dari orang tua ke anaknya.
Penelitian ini turut meneliti riwayat pasien karsinoma menyusukan anak dimana didapati terdapat 3 yaitu 10 orang pasien yang menyusui anak [Tabel 5.8]
dan menurut Kouame JN bahawa persentase pasien yang menyusui anaknya adalah
Universitas Sumatera Utara
sebanyak 10.47 Kouame JN.et.al, 2012. Seterusnya jumlah anak pasien karsinoma payudara data tertinggi adalah 10 sebanyak 33 orang pasien setiap satu mempunyai
3 anak dan 59.5 datanya tidak tersedia di rekam medis [Tabel 5.9]. Menurut Lakshmi R, peningkatan setiap anak memperi penurunan resiko terkena kanker
payudara adalah sebanyak 7 Lakshmi R, et al, 2013. Wanita yang jumlah anaknya kurang dan wanita yang tidak menyusui anaknya mempunyai resiko yang lebih
rendah karena lebih banyak terpapar pada hormon estrogen. Dari penelitian ini jenis karsinoma pada pasien karsinoma payudara mencatat
nilai tertinggi adalah pasien yang menderita Invasive Ductal Carcinoma IDC sebanyak 49.2 dan nilai kedua tertinggi sebanyak 45 adalah data tidak tersedia di
rekam medis [Tabel 5.10]. Menurut penelitian Maher AS, dari 267 kasusnya terdapat sebanyak 89.9 adalah menderita IDC Maher AS,2006. Jenis karsinoma payudara
seringnya diikuti dengan biopsy grade, pada penelitian ini hasil dari biopsy grade yang tertinggi adalah 16.6 yaitu biopsy grade : II namun 59.8 datanya tidak
tercatat di dalam rekam medis [Tabel 5.11]. Menurut penelitian Webster LR , penelitiannya mendapati grade 1 adalah persentase tertinggi sebanyak 39.9 manakala
grade II adalah 39 Webster LR.et al, 2005. Menurut kedua-dua penelitian ini,
menunjukkan bahawa jenis karsinoma IDC yang rering dirawat adalah menunjukkan karsinoma yang muncul dari bahagian duktal adalah lebih tinggi dari lobular dan
bagian lain dari payudara. Manakala pada grading di penelitian peneliti adalah grade II dimana kebanyakkan pasien datang dengan kondisi sel-sel didiferensiasi secara
sedang. Pada penelitian ini turut diteliti pemeriksaan reseptor hormon estrogen ER,
progestron PR dan HER-2. Pemeriksaan reseptor estrogen tertinggi adalah negatif sebanyak 6.6 [Tabel 5.12], persentase tertinggi progeston adalah negatif sebanyak
8.5 [Table 5.13] dan persentase HER-2 tertinggi adalah positif 1 sebanyak 5.4 [Tabel 5.14]. Gambaran ini menunjukkan bahawa pemeriksaan reseptor hormon
dilakukan ketiga-tiganya bersamaan dan juga pemeriksaan ini masih kurang digunakan karena mahal. Menurut penelitian Maher AS, penelitiannya memberi nilai
Universitas Sumatera Utara
ER positif sebanyak 50.8, PR positif sebanyak 57.5 dan HER-2 sebanyak 17.5 Maher AS, 2006. Pada penelitian ini menunjukkan bahawa hasil pemerikasaan
immunohistokimia masih rendah dilakukan sehingga menganggu prevasensi hasil IHC pada pasien karsinoma payudara.
Penelitian bagi penatalaksanaan pasien karsinoma payudara menunjukkan 64 pasien menggunakan kemoterapi sebagai penatalaksanaan, dan 26 dari
penelitian penatalaksanaan ini adalah data tidak tersedia di rekam medis [ Tabel 5.15]. Menurut Desantis CE, Pasien yang grade I dan II melakukan kemoterapi
adalah sebanyak 37 dan terapi radiasi adalah sebanyak 65, dan pasien grade III dan IV yang melakukan kemoterapi adalah sebanyak 74 dan yang melakukan terapi
radiasi adalah sebanyak 65 Desantis CE, et al, 2014. Pada kedua-dua penelitian ini menunjukkan bahawa pasien karsinoma payudara kebanyakkan melakukan
kemoterapi sebagai penatalaksanaan karena ia adalah untuk membunuh sel-sel yang membelah.
Penelitian ini turut meneliti pasien yang melakukan pembedahan yg dimana 26.9 adalah pasien yang melakukan pembedahan mastektomi dan 71 adalah
pasien yang datanya tidak tertulis di rekam medis dimana kemungkinan pasien tidak melakukan pembedahan [Tabel 5.16]. Menurut penelitian Mortimer PS, pembedahan
yang dilakukan pada pasien 29 adalah mastektomi, 19 adalah lumpektomi dan 52 tidak dilakukan pembedahan Mortimer PS, 2011.Menurut Desantis CE, pasien
dengan grade I dan II yang melakukan lumpektomi adalah sebanyak 59 dan yang melakukan mastektomi adalah sebanyak 39. Manakala pasien yang grade III dan
IV yang melakukan lumpektomi adalah 13 dan yang melakukan mastektomi adalah sebanyak 59 Desantis CE, et al, 2014. Pada ketiga-tiga penelitian ini
menunjukkan bahawa kebanyakkan pasien melakukan mastektomi dibandingkan dengan lumpektomi atau quadrantomi, ini adalah karena risiko muncul kembali
adalah lebih rendah.
Universitas Sumatera Utara
Pada penelitian saya ini menunjukkan kekurangan dimana data-data untuk variable saya tidak ditemukan di dalam rekam medis. Hampir pada semua variable
persentase melebihi 47 yang tiada data tersedia. Data yang tidak lengkap ini membuatkan hasil penelitian terganggu dan hasil menjadi tidak tepat sesuai teori.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN