Preferensi Pelanggan Terhadap Website alsofwah.or.id

(1)

PREFERENSI PELANGGAN TERHADAP WEBSITE ALSOFWAH.OR.ID

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I.)

Oleh : TRI SUSWATI NIM. 103051028639

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2008 M. /1429 H.


(2)

PREFERENSI PELANGGAN TERHADAP WEBSITE ALSOFWAH.OR.ID

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I.)

Oleh : Tri Suswati NIM. 103051028639

Di bawah Bimbingan

Dr. Arief Subhan, M.A NIP. 150 262 442

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2008 M. /1429 H.


(3)

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul “Preferensi Pelanggan Terhadap Website alsofwah.or.id”, telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari Kamis, tanggal 31 Juli 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.

Jakarta, 31 Juli 2008

Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota

Dr. Murodi, MA Umi Musyarofah, MA

NIP. 150 254 102 NIP. 150 281 980

Anggota,

Penguji I Penguji II

Drs. Study Rizal LK, MA Drs. Wahidin Saputra, MA

NIP. 150 262 876 NIP. 150 276 299

Pembimbing,

Dr. Arief Subhan, MA


(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 2 Juli 2008


(5)

ABSTRAK

TRI SUSWATI, Preferensi Pelanggan Terhadap Website alsofwah.or.id. Skripsi, Jakarta: Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Juli, 2008.

Dakwah tidak dapat dipisahkan dengan informasi, karena dakwah merupakan proses penyampaian informasi (pesan dakwah) kepada manusia agar mengikuti perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Dakwah dapat dilakukan dengan berbagai metode dan media, dari yang tradisional hingga modern. Dakwah secara tradisional dilakukan dengan bertatap muka antara da’i dengan mad’u di suatu tempat. Namun, dakwah pada saat ini telah memanfaatkan berbagai media, baik media cetak maupun media elektronik. Salah satu media elektronik yang memiliki peluang besar dalam berdakwah adalah dakwah melalui internet.

Internet mampu menjadi media komunikasi massa efektif yang dapat menjangkau hampir seluruh kalangan hingga seluruh dunia. Berdakwah melalui media internet akan menghapus adanya keterbatasan ruang dan waktu tanpa mengurangi makna dan tujuan dari dakwah tersebut. Menurut Onno W. Purbo, internet mungkin bisa menjadi tempat yang paling baik untuk mempererat Ukhuwah Islamiyah. Seiring dengan munculnya era kebebasan informasi, media internet (website) Islam tumbuh subur. Banyaknya website Islam yang bermunculan menunjukkan adanya kesadaran umat Islam untuk berdakwah melalui media sangat tinggi. Pelanggan (mad’u) mempunyai kekuasaan yang mutlak dalam mengkonsumsi media. Hal ini merupakan tantangan bagi penyedia jasa internet (website) untuk selalu meningkatkan mutu dalam pelayanan sehingga kepuasan pelanggan (mad’u) dapat diwujudkan. Salah satu website Islam yang selalu berusaha untuk menyajikan hal-hal yang menarik sesuai dengan kecenderungan pelanggan (mad’u) adalah website alsofwah.or.id.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui preferensi pelanggan (mad’u) terhadap website alsofwah.or.id. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif yaitu memberikan gambaran secara sistematis dan faktual mengenai preferensi pelanggan (mad’u) terhadap website alsofwah.or.id dalam bentuk persentase. Metode yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan metode survey, yaitu mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data.

Temuan di lapangan menunjukkan bahwa pelanggan (mad’u) merasa puas dengan informasi yang disajikan oleh redaksi website alsofwah.or.id. Preferensi pelanggan (mad’u) terhadap website alsofwah.or.id sesuai tingkat kecenderungannya dipengaruhi oleh faktor-faktor isi pesan dakwah, sumber dapat dipercaya, bahasa yang komunikatif, variasi rubrik (lengkap), informasi yang up to date, kecepatan akses (loading), materi yang selalu di up date, respon terhadap masukan, design tampilan yang menarik dan pelayanan redaksi yang memuaskan.


(6)

KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillahhi rabbil’alamin, Seluruh ungkapan penuh kesyukuran hanyalah bagi Allah SWT Rabb seru sekalian alam. Dengan rahman-Nya, manusia yang lemah diberi nafas untuk menikmati udara, panca indera yang sempurna untuk mensyukuri segala yang ada di dunia yang fana, dan akal untuk berfikir akan segala keagungan-Nya. Dengan rahim-Nya, diberikan hati untuk mengimani segala sesuatu hanyalah milik-Nya dan akan kembali pada-Nya. Ya Allah yang menggenggam setiap persoalan hamba-hamba-Nya, pelindung orang-orang yang bertakwa, hanya kepada-Mu ya Allah tujuan hidup kami, kepada-Mu kami menyembah dan kepada-Mu tempat kami memohon. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada kekasih-Nya, insan utama yang sempurna baginda Rasulullah SAW, sebagai suri tauladan kita menuju jalan yang diridhoi-Nya.

Tidak lupa pula penulis haturkan ucapan terima kasih kepada orang-orang tercinta yang telah memberikan warna dalam kehidupan penulis, yang banyak melahirkan goresan warna yang indah di kanvas yang terbingkai dalam kehidupan penulis. Yang pertama dan utama kepada kedua orang tua ayahanda Sartono dan ibunda Sadinem, semoga Allah SWT senantiasa meridhoi kalian berdua dan memberikan tempat yang terbaik dan terindah di sisi-Nya, jasa-jasa kalian akan nanda kenang hingga akhir hayat. Dan tidak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada kakak-kakakku Susanto, Susanti, Suparno, adikku Sujianto dan


(7)

kedua keponakanku nan lucu Rana Laily (Nana) dan Nashifa (Shifa) yang selalu menghibur penulis di saat rutinitas yang melelahkan menghimpit diri.

Ucapan terima kasih yang tiada terhingga juga penulis persembahkan kepada orang-orang bijak yang ikut andil menggoreskan tinta dalam lembaran-lembaran kertas kehidupan penulis. Terima kasih kepada yang terhormat Dr. Murodi, MA selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Drs. Wahidin Saputra, MA selaku Ketua jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Umi Musyarrofah, MA selaku Sekretaris Jurusan, Dr. Arief Subhan, MA selaku pembimbing skripsi penulis, ucapan terima kasih penulis haturkan pula kepada Dr. Umaimah Wahid selaku Dosen Penasehat Akademik Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam angkatan 2003.

Tak lupa ucapan terima kasih ini penulis sampaikan kepada Ustadz Abu Bakar, Ustadz Achmad, Ustadz Iwan dan seluruh redaksi website alsofwah.or.id. Untuk teman-teman jurusan angkatan 2003 terutama team KKN Cipeuteuy 2006. Terima kasih buat tim sukses dalam penyelesaian skripsi ini, mas Agung yang telah membuatkan web page untuk penyebaran kuesioner, om Topo, Johan dan mas Arif yang senantiasa memotivasi penulis dan telah mewarnai hati penulis, temen-temen Manajemen Pendidikan UNJ angkatan 2004 dan pegawai Dinas Dikmenti Subdis Darbangdik (Bapak Ujang, Ibu Indra, Ibu Sri, Bapak Mastyan, Bapak Hollander, Bapak Arwin) serta kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu

. Jakarta, 02 Juli 2008 Penulis


(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

D. Tinjauan Pustaka ... 8

E. Metodologi Penelitian ... 9

F. Sistematika Penulisan ... 13

BAB II TINJAUAN KONSEPTUAL A. Preferensi dan Perilaku Pelanggan ... 15

1....Pengert ian Preferensi Pelanggan ... 15

2.... Faktor-Faktor Preferensi Pelanggan ... 18

3...Pengert ian Perilaku Pelanggan ... 19

4.... Faktor-Faktor Perilaku Pelanggan ... 21

B. Internet Sebagai Media Dakwah ... 23

1. Pengertian Internet ... 23

2. Sejarah Internet di Indonesia ... 27

3. Website Sebagai Media Dakwah ... 32

BAB III GAMBARAN UMUM WEBSITE ALSOFWAH.OR.ID A. Sejarah dan Perkembangan Website ... 39

B. Visi, Misi dan Tujuan ... 42

C. Struktur Organisasi ... 44

D. Menu Website ... 45

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Karakteristik Pelanggan ... 48

B. Faktor-Faktor Preferensi Pelanggan ... 58

C. Preferensi Pelanggan Terhadap Rubrik Website ... 62

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 72


(9)

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1 Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin ... 48

2. Tabel 2 Karakteristik Responden Menurut Usia ... 48

3. Tabel 3 Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan ... 49

4. Tabel 4 Karakteristik Responden Menurut Pekerjaan ... 50

5. Tabel 5 Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendapatan ... 51

6. Tabel 6 Waktu Responden Mengenal Website alsofwah.or.id ... 52

7. Tabel 7 Frekuensi Responden Mengakses Website alsofwah.or.id .... 53

8. Tabel 8 Frekuensi Akses Menu Website alsofwah.or.id ... 54

9. Tabel 9 Alternatif Mengakses Website ... 55

10.Tabel 10 Afiliasi Responden Terhadap Ormas ... 56

11.Tabel 11 Domisili Responden ... 57

12.Tabel 12 Tanggapan Responden Terhadap Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Preferensi Pelanggan Terhadap Website alsofwah.or.id ... 58

13.Tabel 13 Preferensi Pelanggan Terhadap Rubrik Yang Terdapat Pada Website alsofwah.or.id ... 62


(11)

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Dunia sekarang ini sedang dihempasi oleh gelombang ketiga era informasi. Ketika penderasan kemajuan teknologi di bidang komunikasi sedang berlangsung dan melibatkan satelit, aplikasi angkasa luar, energi alternatif, ilmu genetik, bio teknologi, mikro elektronik, serta komputer sebagai intinya seyogianya disambut oleh generasi muda Islam untuk ikut bermain dan berperan di dalamnya. Sesuai dengan ayat-ayat yang terkandung dalam Alquran, cukup banyak isyarat yang menantang tentang penimbaan dan pemekaran ilmu yang kini seolah-olah direbut oleh golongan non-Islam.1

Informasi dan dakwah tidak bisa dipisahkan. Dakwah merupakan proses menyeru kepada kebaikan dengan menyampaikan informasi (pesan dakwah) kepada manusia agar mengikuti perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Dakwah tidak hanya mengajak manusia kepada kebaikan akan tetapi juga akan berhadapan dengan ajaran-ajaran yang berseberangan, baik dalam pertarungan informasi ataupun dalam hal lainnya.

Gelombang ketiga era informasi yang ditandai dengan era keterbukaan memang tidak selalu membawa kepada kebaikan. Ibarat pisau bermata dua, ia mambawa dampak ganda. Di satu sisi, keterbukaan dapat mencerdaskan masyarakat dengan alternatif pemikiran yang membawa kepada kemaslahatan. 1

Djamalul Abidin Ass, Komunikasi dan Bahasa Dakwah, (Jakarta: Gema Insani Press, 1996), hal. 131.


(12)

Namun di sisi lain, keterbukaan membawa manusia larut dalam kesenangan yang bersifat keduniawian.2

Kita dapat melihat dua sisi manusia itu dalam dunia media. Sejak kran informasi tak lagi dimonopoli oleh kekuatan pemerintah yang menyetel media dengan sangat ketat, kita menyaksikan bermunculannya media-media yang beragam. Mulai dari brosur, koran, tabloit, majalah, buku, dan internet. Mulai dari yang bermanfaat untuk menambah fungsi kehambaan kepada Allah dengan mensyukuri ilmu sampai kepada yang menghancurkan generasi.3

Aplikasinya dalam dakwah ialah tantangan bagi para da’i untuk tampil sebagai da’i yang siap berjuang fisabilillah. Karenanya, para da’i seyogianya menggali khasiat-khasiat yang terkandung dalam berbagai media komunikasi yang ada, baik media tatap muka, media cetak maupun media elektronik sebagai suatu media yang mampu menjadi pembawa risalah agama kita amar ma’ruf nahi munkar, menegakkan keadilan dan kebenaran.4

Dakwah tidak hanya dilakukan secara sederhana tapi mulai memanfaatkan berbagai macam media. Makna dan tujuan dakwah sedikitpun tidak akan berkurang jika disosialisasikan melalui berbagai macam media. Salah satu media yang mempunyai peluang besar berdakwah di era informasi ini dengan kelebihan yang media tersebut miliki adalah dakwah melalui internet.

2

Nasrullah, dkk, Geliat Da’wah di Era Baru: Kumpulan Wawancara Da’wah, (Ciputat: Izzah Press, 2001), hal v.

3

Ibid, hal. v.

4


(13)

Munculnya jenis-jenis media baru (internet) yang sifatnya semakin canggih, volume pesan-pesannya semakin besar dan kecepatannya semakin tinggi, menyebabkan sifat aktualitas dan kedekatan pesannya dengan pihak penerima (mad’u) di seluruh dunia (proximity) juga kian tinggi. Pengertian tersebut menyatukan antara kedekatan geografis, sosiologis, kultural, dan psikologis disatu pihak (da’i) dan khalayak (mad’u) di lain pihak.5

Sementara itu ciri periodesitas (keteraturan waktu terbit) yang selama ini dimiliki komunikasi massa pers (publisistik pers) sebagai salah satu ciri khasnya kini tidak lagi berlaku ketika manusia kedatangan jurnalistik baru yang bernama jurnalistik internet (DotCom Journalism) yang dalam arti umum sama dengan media on line, web-site, atau situs dalam cyberspace.6

Internet adalah sebuah dunia yang tidak mengenal batas, etika yang dikenal-pun ethical zero atau tiada etika. Kebajikan dan kebatilan berjalan secara beriringan di dunia maya. Situs-situs keagaamaan betebaran, berdampingan dengan mal-mal pornografi yang lebih tua dan lebih besar. Untuk berpindah medium, cukup dengan sebuah sentuhan: Klik.7

Internet merupakan salah satu media komunikasi massa yang relatif baru. Karena media massa pada awalnya hanyalah berupa surat kabar, kemudian berkembang radio, lalu televisi dan sekarang internet. Dengan memanfaatkan jalur komunikasi, internet mampu menjadi media komunikasi massa efektif yang dapat menjangkau hampir seluruh kalangan hingga seluruh 5

Abdul Muis, Indonesia di Era Dunia Maya: Teknologi Informasi dalam Dunia Tanpa Batas, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001), hal. 4.

6

Ibid, hal. 4.

7

Anonimus, Situs Islam: Dakwah dan Jihad, artikel diakses pada 8 April 2007 dari


(14)

dunia. Bentuk pengaksesannya pun juga beragam, ada yang menggunakan komputer, adapula yang menggunakan pesawat televisi dengan menambahkan peralatan tertentu, bahkan kini internet sudah dapat diakses menggunakan telepon seluler (handphone). Penetrasi pesan yang disampaikan melalui internet bisa menjangkau penerima yang cukup luas segmennya.8

Internet merupakan salah satu teknologi yang berkembang sangat cepat. Saat ini, internet tidak hanya menampilkan teks saja, tetapi juga gambar, suara dan bahkan video. Sehingga tidak heran bila di abad 21 ini, hampir semua bidang kehidupan telah memanfaatkan teknologi internet ini.

Menurut Onno W. Purbo, internet mungkin bisa menjadi tempat yang paling baik untuk mempererat Ukhuwah Islamiyah. Berbagai forum dan komunitas menjamur secara aktif mengajak umat untuk bersilaturahim. Teknologi informasi dan internet telah memudahkan dan memungkinkan banyak hal, batasan ruang-waktu menjadi nihil. Silaturahim dapat dilakukan kapan saja. Ukhuwah Islamiyah menjadi lebih berkualitas seiring frekuensi interaksi bebas hambatan yang dilakukan.9

Fenomena dakwah digital berkembang seiring dengan berkembangnya teknologi informasi di dunia. Meskipun jumlahnya masih sangat sedikit, kalangan umat Islam di Indonesia yang menggunakan internet sebagai media dakwah jumlahnya kian hari kian bertambah.

Teknologi internet akan menimbulkan suatu pola dakwah yang universal, yaitu integrasi media yang sangat memungkinkan dakwah dapat 8

Zulfikar S. Dharmawan, Islam Virtual: Kebebasan Dunia Islam di Internet, (Ciputat: Mifta, 2004), hal. 63.

9


(15)

disebarkan tanpa adanya batasan wilayah, ruang, dan waktu. Cakupan dakwah akan semakin luas dan pola dakwah dapat berkembang secara dinamis karena tuntutan manusia modern akan informasi yang selalu up to date.

Seiring dengan munculnya era kebebasan informasi, media internet (website) Islam tumbuh subur. Karena salah satu faktor keberhasilan dakwah adalah pemanfaatan media yang sesuai dengan karakteristik masyarakat yang dihadapinya. Dakwah harus mengubah pola strategi komunikasinya dari yang konvensional menjadi pola komunikasi yang dibutuhkan oleh masyarakat informasi saat ini. Bisa jadi bila dakwah tidak mengikuti “selera” dan “irama” perkembangan dan tuntutan teknologi komunikasi untuk masyarakat informasi, suatu saat nanti dakwah akan ditinggalkan oleh mad’unya. Pada dasarnya masyarakat (mad’u) mempunyai kekuasaan yang mutlak dalam mengkonsumsi media, dalam arti setiap manusia mempunyai kebebasan dalam memilih media mana yang akan dikonsumsi.10

Banyaknya website Islam yang bermunculan menunjukkan adanya kesadaran umat Islam untuk berdakwah melalui media sangat tinggi. Masyarakat (mad’u) dipersilakan untuk memilih website mana yang paling menarik dan dapat menghilangkan dahaga terhadap pengetahuan keislaman. Website Islam yang dapat diakses oleh masyarakat (mad’u) kapan saja dan dimana saja, antara lain: eramuslim.com, myquran.com, alsofwah.or.id, ukhuwah.or.id, MoslemWorld.co.id, IndoHalal.com, kafemuslimah.com, dudung.net, infopalestina.com, hidayatullah.com.

10

Karl Erik Rosergren, Media Gratifications Research Curent Perspectives, (Beverly Hill: Sage Publication, 1985), hal. 11.


(16)

Website Islam yang telah banyak bermunculan bagai jamur di musim hujan menganggap bahwa kepuasan yang didapatkan oleh pelanggan (mad’u) merupakan hal yang penting dalam perkembangan dakwahnya. Hal tersebut merupakan suatu tuntutan bagi penyedia jasa internet (website) untuk mengutamakan mutu dan kualitas sajian kepada pelanggan (mad’u). Sehingga website ini selalu berusaha untuk menyajikan hal-hal yang menarik sesuai dengan kecenderungan pelanggan (mad’u).

Salah satu yayasan dakwah yang memiliki website sebagai media dakwahnya adalah yayasan Al Sofwa dengan alamat www.alsofwah.or.id. Redaksi website senantiasa berusaha untuk menarik perhatian pelanggan (mad’u) dengan memberikan pelayanan yang terbaik bagi pelanggan (mad’u). Selain untuk menarik perhatian dan memberikan kepuasan kepada pelanggan, mereka bertujuan agar pesan dakwah yang disampaikan melalui internet dapat diterima oleh pelanggan (mad’u) dengan baik.

Usaha yang dilakukan oleh redaksi alsofwah.or.id salah satunya melalui variasi rubrik yang ditawarkan pada website. Rubrik tersebut antara lain: buletin, doa, fatwa, quran, hadits, kisah, tarikh, konsultasi, materi KIT. Salah satu rubrik yang memberikan ruang bagi pelanggan untuk berkonsultasi tentang ilmu dan hukum Islam adalah rubrik Konsultasi, sedang rubrik materi Kajian Islam Terpadu (KIT) merupakan materi dalam program KIT yang diselenggarakan oleh yayasan Al Sofwa dalam menyebarkan ilmu Islam ke seluruh lapisan masyarakat baik di perkotaan maupun di pedesaan. Peserta


(17)

dari program KIT tersebut tidak hanya yang berdomisili di Indonesia saja akan tetapi juga ada yang berdomisili di Singapura, Afrika, Malaysia.

Sesuai dengan latar belakang permasalahan di atas, skripsi ini mengangkat judul: “Preferensi Pelanggan Terhadap Website alsofwah.or.id”.

Pembatasan dan Perumusan Masalah Pembatasan Masalah

Untuk memberikan gambaran yang lebih terarah dalam penelitian ini, karena mengingat luasnya pembahasan tentang website Islam maka penulis membatasi permasalahan yang akan diteliti. Subjek penelitian ini adalah website alsofwah.or.id, sedang objek penelitian ini adalah preferensi pelanggan website alsofwah.or.id.

Perumusan Masalah

Dengan batasan masalah tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan yang akan diteliti, yaitu:

Bagaimana karakteristik pelanggan website alsofwah.or.id?

Faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi pelanggan terhadap website alsofwah.or.id?

Bagaimana preferensi pelanggan terhadap rubrik website alsofwah.or.id?

Tujuan dan Manfaat Penelitian


(18)

Berdasarkan pada perumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah:

Mengetahui karakteristik pelanggan website alsofwah.or.id.

Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi preferensi pelanggan terhadap website alsofwah.or.id.

Mengetahui preferensi pelanggan terhadap rubrik website alsofwah.or.id.

Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademis

Dapat memberikan kontribusi dan memperkaya khazanah keilmuan komunikasi di Fakultas Dakwah dan Komunikasi tentang dakwah melalui situs Islam serta menambah kajian dakwah tentang media.

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini memberikan informasi bagi peneliti selanjutnya dalam upaya penambahan wacana dan wawasan tentang media dakwah dengan memanfaatkan website Islam. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan peluang bagi pengemban dan pengembang dakwah tentang dakwah melalui website Islam serta memberikan motivasi bagi praktisi dakwah dalam mengembangkan dakwah melalui media khususnya media internet.


(19)

D. Tinjauan Pustaka

Setelah melakukan tinjauan pustaka ke perpustakaan utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terdapat beberapa skripsi yang berkaitan dengan topik pembahasan dalam skripsi ini, yaitu:

1. “Aplikasi Perencanaan pada Website alsofwah.or.id” hasil penelitian Cici Widiawati – 101053022680 Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang meneliti tentang aplikasi perencanaan menu pada website alsofwah.or.id dan manajemen dalam pengelolaan website.

2. “Analisis Preferensi Konsumen Terhadap Restoran McDonald’s Indonesia” hasil penelitian Abdul Husyein – 101092123382 Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian/Agribisnis Fakultas Sains dan Teknologi yang meneliti tentang karakteristik dan preferensi konsumen terhadap restoran McDonald’s serta implikasi bauran pemasaran restoran McDonald’s Cabang Mampang.

3. “Preferensi dan Perilaku Nasabah Terhadap Pegadaian Syariah (Studi Kasus Pegadaian Syariah Cabang Dewi Sartika)” hasil penelitian Tuti Alawiyah – 101046122323 Jurusan Muamalat (Ekonomi Islam) Fakultas Syariah dan Hukum yang meneliti tentang hubungan antara preferensi dan perilaku nasabah terhadap pelayanan sistem operasional.

Yang membedakan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya adalah objek penelitiannya yaitu pelanggan suatu website. Penulis merujuk pada sebuah website yaitu alsofwah.or.id karena website tersebut di


(20)

bawah suatu yayasan dakwah yaitu Yayasan Al-Sofwa yang memiliki program-program dakwah secara kontinue melalui pendidikan, kegiatan sosial serta website ini.

E. Metodologi Penelitian

1. Metode

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey terhadap pelanggan website alsofwah.or.id dengan menggunakan pendekatan deskriptif yaitu menggambarkan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, serta sifat-sifat, karena peneliti bertujuan untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan pada saat penelitian dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu.11 2. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pelanggan (mailing list) yang secara rutin mengakses website alsofwah.or.id selama penelitian berlangsung yang berjumlah 627 pelanggan, sedangkan sampel pada penelitian ini berjumlah 64 pelanggan.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Simple Random Sampling yaitu cara pengambilan sampel dari anggota populasi dengan menggunakan acak tanpa memperhatikan strata (tingkatan) dalam anggota populasi tersebut.12 Sesuai buku metodologi penelitian karangan Suharsimi Arikunto bahwa apabila subjek penelitian kurang dari 100 lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian 11

Alimuddin Tuwu (Pen), Pengantar Metode Penelitian, (Jakarta: UI Press, 1993), hal. 71.

12


(21)

populasi. Sedangkan, jika jumlah subjeknya lebih dari 100 maka dapat diambil antara 10-15% dan 20-25%.13 Hal ini juga telah dipertimbangkan dengan keterbatasan penulis akan waktu, tenaga, dan dana.

3. Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data primer maupun data sekunder.

a. Sumber data primer adalah data yang didapatkan langsung dari responden (pelanggan) website alsofwah.or.id yang dipilih dengan penyebaran angket (kuesioner) melalui web page (halaman web). Data juga diperoleh melalui wawancara. Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan cara tanya jawab antara dua orang atau lebih secara langsung.14 Metode ini dilakukan untuk mendapatkan data dan informasi yang objektif. Wawancara dilakukan terhadap pengurus yang terkait dengan subjek penelitian.

b. Sumber data sekunder adalah data yang didapatkan dari dokumen-dokumen lembaga dan literatur-literatur yang relevan dengan penelitian ini.

4. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di kantor website alsofwah.or.id yang beralamat di Jalan Raya Lenteng Agung Barat No. 35 Jakarta Selatan 12810. Adapun pelaksanan penelitian dilakukan selama Juli 2007 s.d. Januari 2008. 5. Teknik Pengumpulan Data

13

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), h. 112.

14


(22)

Teknik pengumpulan data untuk memperoleh informasi yang mendukung dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden yang berhubungan dengan masalah penelitian.15 Adapun jenis pertanyaan yang diajukan adalah pertanyaan tertutup yaitu tidak memberikan kesempatan kepada responden untuk memberikan jawaban selain jawaban yang telah ditentukan.

6. Analisis Data

Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema seperti yang disarankan oleh data.16

Teknik pengukuran menggunakan skala Likert.17 Skala ini disebut juga sebagai method of summated ratings karena nilai peringkat setiap jawaban atau tanggapan dijumlahkan sehingga menjadi nilai total. Skala ini terdiri atas sejumlah pertanyaan yang semuanya menunjukkan sikap terhadap suatu objek tertentu atau menunjukkan ciri tertentu yang akan diukur. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolok untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.

15

Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial, (Bandung: PT Remaja RosdaKarya, 2004), hal. 65.

16

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000), hal. 103.

17


(23)

Jawaban setiap instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, dalam penelitian ini berupa kata-kata:

a. Sangat setuju a. Sangat sering

b. Setuju b. Sering

c. Ragu-ragu c. Kadang-kadang

d. Tidak setuju d. Hampir tidak pernah e. Sangat tidak setuju e. Tidak pernah18

Untuk mengurangi kecenderungan responden menjawab pilihan ragu-ragu atau kadang-kadang, maka pada penelitian ini pilihan jawaban ragu-ragu-ragu-ragu atau kadang-kadang sengaja tidak diberikan sebagai alternatif jawaban bagi responden.

Data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini akan diklasifikasikan berdasarkan kategori tertentu sesuai dengan sub-bab permasalahan yang telah dibuat berdasarkan analisis variabel serta dianalisa untuk mengungkapkan pokok-pokok masalah yang telah diteliti sehingga dapat diperoleh suatu kesimpulan. Dari hasil penelitian dibuat tabel frekuensi relatif untuk setiap kategori dengan langsung dibuat persentase, sehingga akan langsung diketahui jumlahnya (sesuai proporsi jawaban dan jumlah sampel) dengan rumus:19

F

P = X 100% N

18

Sugiono, Metode Penelitian Administrasi, (Bandung: Alfabeta, 2003), hal. 107.

19


(24)

Dimana: P = Persentase F = Frekuensi N = Jumlah Sampel

F. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan skripsi ini berdasarkan pada buku pedoman penulisan karya ilmiah yang diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality Development and Assurance) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, adalah:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN KONSEPTUAL

Bab ini menjelaskan tentang perilaku dan preferensi pelanggan, dan konsep internet sebagai media dakwah.

BAB III : GAMBARAN UMUM WEBSITE ALSOFWAH.OR.ID Bab ini menggambarkan tentang sejarah dan perkembangan website, visi, misi dan tujuan, struktur organisasi, dan menu website alsofwah.or.id.


(25)

Bab ini menjelaskan tentang karakteristik pelanggan website alsofwah.or.id, faktor-faktor preferensi pelanggan, dan preferensi pelanggan terhadap rubrik website alsofwah.or.id. BAB V : PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran dalam hasil penelitian.


(26)

BAB II

TINJAUAN KONSEPTUAL

A. Preferensi dan Perilaku Konsumen (Pelanggan)

1. Pengertian Preferensi Pelanggan

Perkembangan dalam dunia usaha memaksa perusahaan-perusahaan untuk mengerahkan kemampuannya dalam memasarkan produk maupun jasanya. Dengan banyaknya barang dan jasa yang berada di pasar mengakibatkan persaingan yang ketat diantara perusahaan. Setiap perusahaan dituntut harus dapat memiliki keunggulan kompetitif (competitive advantage) yaitu keunggulan yang dimiliki suatu perusahaan dibandingkan dengan pesaing yang bersumber dari dua hal pokok, yaitu diferensiasi dan kepemimpinan biaya (cost leadership).20

Untuk dapat bersaing perlu pemasaran yang baik. Pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu dan organisasi.21 Para pemasar menggunakan sejumlah alat untuk mendapatkan tanggapan yang diinginkan dari pasar sasaran mereka. Alat-alat itu membentuk suatu bauran pemasaran

20

Michael E. Porter, Keunggulan Bersaing, Menciptakan dan Mempertahankan Kinerja Unggul, (Jakarta: Erlangga, 1998), hal. 3.

21

Philip Kotler, Manajemen Pemasaran di Indonesia: Analisa Perencanaan Implementasi dan Pengendalian, (Jakarta: Salemba Empat, 2000), hal. 9.


(27)

(marketing mix) atau “4P”, yaitu : produk (product), harga (price), tempat atau distribusi (place) dan promosi (promotion).22

Produk atau jasa merupakan variabel pemasaran yang paling mendasar dari bauran pemasaran karena produk atau jasa merupakan penawaran nyata oleh perusahaan kepada pasar. Keputusan yang berkaitan dengan variabel produk (jasa) dapat dijadikan instrumen oleh perusahaan dalam kegiatan pemasaran produk atau jasanya untuk mengkomunikasikan variabel produk yang sesuai di mata konsumen, sehingga akan menimbulkan persepsi tertentu pada konsumen yang mengkonsumsi produk atau jasa tersebut. Salah satu keputusan variabel produk (jasa) yang penting adalah keputusan mengenai atribut produk (jasa), yaitu kualitas produk (product quality), fitur produk (product features), dan desain (design).23

Dalam melaksanakan suatu proses pengambilan keputusan pembelian, biasanya konsumen akan melalui beberapa tahapan, yaitu :

1. Pengenalan Masalah

Proses membeli atau mengkonsumsi dimulai dengan pengenalan masalah atau kebutuhan. Konsumen menyadari suatu perbedaan antara keadaan sebenarnya dengan keadaan yang diinginkannya. Kebutuhan itu dapat digerakkan oleh rangsangan dari dalam maupun dari luar dirinya. Para pemasar perlu mengenal faktor-faktor yang dapat menggerakkan kebutuhan atau minat konsumen.

2. Pencarian

22

Ibid, hal. 448.

23


(28)

Setelah mengenal kebutuhan yang dihadapinya, konsumen akan mencari informasi lebih lanjut atau mungkin tidak. Jika dorongan konsumen adalah kuat dan objek yang dapat memuaskan kebutuhan itu tersedia, konsumen akan mencari objek itu.

3. Evaluasi Alternatif

Setelah melalui tahap pencarian informasi, konsumen akan menghadapi sejumlah merk yang dapat di pilih. Pemilihan alternatif ini mulai dari suatu proses evaluasi alternatif tertentu.

4. Keputusan Pembelian

Tahap penilaian keputusan menyebabkan konsumen membentuk pilihan mereka diantara merk yang tergabung dalam perangkat pilihan. Konsumen mungkin juga membentuk suatu pilihan untuk membeli dan cenderung membeli merk yang disukainya.

5. Perilaku Pasca Pembelian

Setelah membeli suatu produk atau menggunakan suatu jasa, konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Tugas pemasar belum selesai setelah produk dibeli atau jasa digunakan oleh konsumen, namun akan terus berlangsung hingga periode waktu pasca pembelian.24

Setelah melakukan pembelian (penggunaan) pertamanya konsumen akan menilai apakah produk (jasa) yang telah dibeli memuaskan atau tidak. Penilaian ini akan mempengaruhi perilaku pasca pembeliannya. Jika 24

Kotler, Pemasaran di Indonesia: Analisa Perencanaan Implementasi dan Pengendalian, hal. 204.


(29)

konsumen merasa puas atas produk (jasa) yang dibelinya, maka kemungkinan besar mereka akan melakukan pembelian ulang (repeat buying) atas produk (jasa) yang sama. Suatu repeat buying yang selalu memuaskan dan dianggap mempunyai nilai tambah oleh konsumen akan membuat konsumen semakin menggemari dan mempunyai preferensi terhadap produk (jasa) tersebut.

Persepsi yang sudah mengendap dan melekat dalam pikiran akan menjadi preferensi. Preferensi konsumen adalah sikap konsumen memilih suatu produk (jasa) dari merk tertentu dan bukan merk yang lainnya sebagai akibat dari adanya kepuasan menggunakan merk tersebut di masa lalu atau suatu proses seseorang dalam memilih suatu informasi yang lebih disukainya. Preferensi pelanggan dapat diartikan derajat kesukaan (kecenderungan) seseorang terhadap suatu objek tertentu. Preferensi pelanggan dalam kaitannya dengan penelitian ini adalah kesukaan seseorang terhadap website alsofwah.or.id.

2. Faktor-Faktor Preferensi Pelanggan

Atribut produk (jasa) atau faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen (pelanggan) merupakan unsur-unsur produk yang di pandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian (penggunaan). Atribut produk sangat berpengaruh terhadap reaksi pelanggan terhadap suatu produk (jasa). Atribut produk merupakan salah satu faktor produk yang menentukan tinggi rendahnya nilai dari suatu produk (jasa) yang di rancang oleh perusahaan.25

25


(30)

Sementara itu Stores menyatakan bahwa “product attributes for its consumer value propositions : price, fashion, and quality,” yang artinya atribut produk dapat mengidentifikasikan tiga tujuan sebagai atribut utama untuk proposisi nilai pelanggan, yaitu harga, model (desain) dan mutu (kualitas). Atribut produk (jasa) antara satu jenis produk (jasa) dengan jenis produk (jasa) lainnya mungkin berbeda, karena atribut produk juga dapat memberikan suatu ciri tertentu dari suatu produk (jasa).26

Atribut produk meliputi merk, kemasan, jaminan (garansi), pelayanan dan sebagainya, jika atribut tersebut dijadikan faktor yang mempengaruhi konsumen (pelanggan) dalam mengakses suatu website maka atribut merk meliputi : kecepatan akses (loading), isi pesan dakwah, bahasa yang komunikatif. Atribut jaminan (garansi) terdiri dari : sumber dapat dipercaya, informasi yang up to date. Atribut pelayanan meliputi : variasi rubrik yang lengkap, pelayanan redaksi yang memuaskan, respon terhadap masukan, materi yang selalu di up date, sedangkan atribut kemasan adalah desain tampilan yang menarik.

3. Pengertian Perilaku Pelanggan

Istilah perilaku pelanggan banyak digunakan dalam ilmu-ilmu sosial, karena ia berkaitan erat dengan manusia sebagai objek studi. Pengertian perilaku pelanggan sering disamakan dengan pengertian perilaku pembeli. Perilaku pelanggan mengarah kepada perilaku orang yang akan menggunakan

26


(31)

suatu produk melalui proses pertukaran. Sedangkan perilaku pembeli adalah perilaku orang yang membeli suatu produk melalui proses pertukaran.27

Menurut Engel dan kawan-kawan perilaku konsumen (pelanggan) adalah suatu tindakan yang langsung dalam mendapatkan, mengkonsumsi serta menghabiskan produk dan jasa termasuk proses kepuasan yang mendahului dan menyusuli tindakan tersebut.28 Dalam perkembangannya, para ahli telah menetapkan bahwa perilaku konsumen (pelanggan) adalah suatu proses yang terjadi tidak hanya pada saat proses pertukaran antara uang di tangan dengan barang atau jasa, tetapi juga termasuk hal-hal yang mempengaruhi konsumen sebelum, saat, dan sesudah proses pembelian.29

American Marketing Association mendefinisikan perilaku konsumen (pelanggan) sebagai interaksi dinamis antara afektif dan kognitif, perilaku dan lingkungan saat manusia melakukan aspek-aspek dalam pertukaran dalam hidup mereka. Menurut Kotler, bidang ilmu perilaku konsumen mempelajari bagaimana individu, kelompok, dan orang memilih, membeli, memakai, serta memanfaatkan barang, jasa, ide, atau pengalaman yang bertujuan memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka.30

Untuk memahami pelanggan (konsumen) dan mengembangkan strategi pemasaran yang tepat harus memahami apa yang mereka pikirkan (kognisi), mereka rasakan (afektif), apa yang mereka lakukan (perilaku), dan apa serta 27

Solomon dalam Ferrinadewi E dan Darmawan D, Perilaku Konsumen: Analisis dan Model Keputusan, (Yogyakarta: Universitas Atma Jaya, 2004), hal. 53.

28

Husein Umar, Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2000), hal. 49.

29

Solomon, Perilaku Konsumen: Analisis dan Model Keputusan, hal. 53.

30

J. Paul Peter dan Jerry C. Olson, Consumer Behavior: Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran, (Jakarta: Erlangga, 2000), hal. 6.


(32)

dimana (kejadian sekitar) yang mempengaruhi serta dipengaruhi oleh apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan pelanggan (konsumen).31

4. Faktor-Faktor Perilaku Pelanggan

Seorang pelanggan (konsumen) di dalam memperoleh jasa atau barang, tidak hanya ingin memiliki barang atau jasa, tetapi ada faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seorang pelanggan (konsumen), yaitu:32

a. Kebudayaan

Pengaruh kebudayaan merupakan faktor penentu yang paling mendasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Faktor ini dipengaruhi oleh kelompok, keagamaan, nasionalisme, ras, letak geografis.

b. Kelas sosial

Ada empat hal yang mendasar timbulnya kelas sosial di masyarakat, yaitu:

1) Kekayaan 2) Kekuasaan 3) Kehormatan

4) Tingkat penguasaan ilmu pengetahuan

31

Nugroho J. Setiadi, Perilaku Konsumen: Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran, (Jakarta: Prenada Media, 2003), hal. 3.

32

Philip Kotler, Manajemen Pemasaran di Indonesia: Analisa Perencanaan Implementasi dan Pengendalian, (Jakarta: Salemba Empat, 2000), hal. 221.


(33)

c. Kelompok referensi33

Kelompok referensi bagi seseorang akan memberikan pengaruh baik langsung maupun tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang. Kelompok yang memberikan pengaruh langsung terdiri dari dua yaitu primer dan sekunder.

Kelompok primer adalah kelompok yang didalamnya terjalin interaksi yang berkesinambungan dan cenderung bersifat informal. Contohnya: keluarga, kawan, tetangga, dan rekan kerja. Kelompok sekunder adalah kelompok yang didalamnya kurang terjalin interaksi yang berkesinambungan dan cenderung formal, seperti: organisasi keagamaan, himpunan profesi. d. Faktor pribadi

Yang mempengaruhi faktor ini adalah: 1) Umur dan tahapan dalam siklus hidup

Perilaku seseorang dibentuk oleh tahapan siklus hidup keluarga. Orang dewasa biasanya mengalami perubahan tertentu ketika mereka menjalani hidupnya.

2) Pekerjaan 3) Ekonomi

Yang dimaksud dengan keadaan ekonomi seseorang terdiri dari pendapatan yang dapat dibelanjakan, tabungan, dan hartanya.

4) Gaya hidup

33

Philip Kotler, Manajemen Pemasaran: Analisa Perencanaan dan Pengendalian, (Jakarta: Erlangga, 1996), hal. 181.


(34)

Gaya hidup seseorang secara keseluruhan yang berinteraksi dengan lingkungan, juga mencerminkan sesuatu di balik kelas sosial seseorang. 5) Kepribadian

Kepribadian merupakan karakteristik psikologis yang berbeda dari setiap orang yang memandang responnya terhadap lingkungan yang relatif konsisten.

Selain faktor-faktor tersebut, perilaku yang terbentuk dari seseorang dipengaruhi juga oleh persepsi. Persepsi merupakan proses pengenalan, pemilihan, pengorganisasian, dan penginterpretasian berbagai stimulus ke dalam aspek psikologis. Dalam manajemen pemasaran, persepsi adalah proses seseorang dalam melihat, mengorganisasi, dan menginterpretasikan informasi untuk mendapat gambaran yang berarti mengenai stimulus berupa bentuk produk, kemasan, harga, pelayanan, kemudahan yang diperolehnya, serta berbagai usaha bauran pemasaran lainnya.34

B. Internet Sebagai Media Dakwah

1. Pengertian Internet

Internet menjadi sumber informasi alternatif di samping media-media konvensional yang ada. Sebelum internet lahir, berita aktual tercepat yang bisa kita akses adalah televisi atau radio. Internet merupakan akronim dari international connection networking. International berarti seluruh dunia; connection berarti hubungan komunikasi; dan networking adalah jaringan. Jadi

34


(35)

dapat dikatakan bahwa internet adalah sistem jaringan komunikasi yang terhubung di seluruh dunia.35

Senada dengan pengertian di atas, M. R. Wijela mengungkapkan bahwa internet berasal dari kata interconnection networking. Inter akronim dari kata international berarti seluruh dunia, connection berarti hubungan dan networking adalah jaringan komputer pribadi.36 Begitu pula yang diungkapkan oleh Daryanto yang menjelaskan bahwa :

Internet dari segi bahasa merupakan akronim dari dua kata dalam bahasa Inggris yaitu international network. Kata international berarti international dan kata network berarti jaringan, sehingga international network dapat diartikan jaringan internasional.37

Internet dapat diakses oleh siapapun, dimanapun dan kapanpun. Jika dulu internet hanya dapat diakses melalui komputer yang terkoneksi dengan jaringan, namun sekarang ini internet dapat diakses melalui handphone. Dalam hal ini komputer yang dahulunya stand alone dapat berhubungan langsung dengan host-host atau komputer-komputer lainnya.38 Seperti yang diungkapkan oleh Mac Bridge tentang internet :

“The internet is an open world-wide communications network, linking countless thousands of computer networks, through a mixture of private and public telephone line”. Jadi internet adalah jaringan komunikasi global yang terbuka dan menghubungkan ribuan jaringan 35

Brosur Internet, Serba-Serbi Internet, (Jakarta: PT Bitnet Komunikasindo, 1999), hal.1.

36

Michael R. Wijela, Kursus Kilat 24 Jurus Internet Eksplorer 3, (Jakarta: PT Dinastindo, 1997), hal. 2.

37

Daryanto, Memahami Kerja Internet, (Bandung: Yrama Widya, 2004), hal. 22.

38


(36)

komputer melalui sambungan telepon umum maupun pribadi (pemerintah maupun swasta).39

Internet adalah kumpulan komputer antar wilayah dan wilayah lainnya yang terkait dan saling berkomunikasi, dimana keterkaitan dan komunikasi ini diatur oleh protokol. Internet adalah media komunikasi yang menggunakan sambungan seperti halnya telepon, yang tentunya disambungkan dengan komputer serta modem. Namun, berbeda dengan telepon yang komunikasinya harus dilakukan dengan oral dan dilaksanakan secara bersamaan atau simultan, maka pada internet komunikasi yang dilakukan umumnya tertulis tanpa perlu dilakukan secara bersamaan antara pengirim dan penerima pesan.40

Internet bagaikan sebuah kota elektronik yang sangat besar di mana setiap penduduk memiliki alamat (internet address) yang dapat untuk berkirim surat atau informasi. Jika penduduk ingin berkeliling kota, cukup dengan menggunakan komputer sebagai kendaraan. Jaringan jalannya bertumpu di atas sarana atau media telekomunikasi, jalur lambatnya menggunakan line telepon, dan jalur cepatnya bisa menggunakan leased line (talian sewaan) atau ISDN (pasopati). Inilah yang disebut sebagai “global village” atau perkampungan sejagat.41

Internet merupakan jaringan komputer yang sangat besar, terdiri atas jaringan-jaringan kecil yang terkoneksi hingga dapat menjangkau ke seluruh 39

Mac Bridge, The Internet, (United Kingdom, 1996), hal. 1.

40

Gatot Subroto, Internet Sebagai Sumber Belajar Anak dan Keluarga, artikel diakses pada 8 April 2007 dari http://www.pustekkom.go.id/teknodik/t7/7-11.htm.

41

Harry Surjadi, Konsep Situs Web: Belajarlah dari Kebutuhan!, artikel diakses pada 8 April 2007 dari http://www.rad.co.id/homes/edward/intbasic/1.htm.


(37)

dunia. Para pemakai yang berpengalaman di internet disebut net surfer (penjelajah internet) – berkelana di jaringan, mencari luapan informasi secara gratis. Penjelajah ini merupakan generasi pertama di abad digital yang telah kita saksikan di televisi dan video games, komputer, dan bulletin board.42

Dengan menggunakan internet, manusia dapat mengakses informasi dari seluruh dunia dalam waktu yang cukup singkat. Sesuai yang dikatakan oleh Lani Sidharta bahwa internet adalah sumber daya informasi yang menjangkau seluruh dunia. Sumber daya informasi tersebut sangat luas dan sangat besar sehingga tidak ada satu orang, satu organisasi, atau satu negara yang dapat menanganinya sendiri. Kenyataannya, tidak ada satu orang yang mampu memahami seluruh seluk-beluk internet.43

Internet merupakan kesamaan yang paling dekat dengan konsep “information superhighway”. Internet adalah network of network yang menghubungkan komputer yang sekaligus mempunyai kesempatan untuk melakukan perubahan besar dengan pihak lain.44

Dari beberapa pengertian tentang internet di atas dapat disimpulkan pengertian internet adalah kumpulan jaringan dari jaringan komputer di seluruh dunia yang saling berkomunikasi. Namun demikian, tidak tepat jika hanya membayangkan internet sebagai sekedar jaringan komputer. Jaringan komputer hanyalah medium yang membawa informasi. Daya guna internet terletak pada informasi itu sendiri bukan pada jaringan komputer.

42

Steve Brown, Internet Lewat Mosaic dan WWW, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 1995), hal. 1.

43

Lani Sidharta, Internet: Informasi Bebas Hambatan 2, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 1996), hal. xiii.

44


(38)

Internet sebagai sumber daya informasi yang berorientasi ke manusia. Internet memberi kesempatan pada pemakai di seluruh dunia untuk berkomunikasi dan memakai bersama sumber daya informasi. Anda dapat berkomunikasi dengan pemakai lain di seluruh dunia dengan mengirim dan menerima electronic mail (e-mail) atau dengan membentuk hubungan dengan komputer lain dan memasukkan pesan-pesan dari dan ke komputer tersebut. Anda dapat memakai bersama sumber daya informasi dengan berpartisipasi dalam kelompok diskusi atau dengan menggunakan program-program dan sumber daya informasi yang tersedia secara gratis.

2. Sejarah Internet di Indonesia

Internet berawal dari ide bagaimana bisa memindahkan data melalui perangkat komputer. Salah satu ide yang cukup terkenal sekitar tahun 1940-an adalah dari Vannevar Bush, seorang doktor dari Massachusetts Institute of Technology. Beliau mencetuskan alat yang diberi nama memex, yaitu alat yang bisa digunakan oleh setiap orang dengan kemampuan untuk menyimpan buku, kumpulan berkas, dan dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan sesama alat itu. Memex, seperti layaknya suatu perangkat rumah lainnya, ia dapat ditempatkan di mana saja dengan adanya perangkat tambahan untuk membaca dan mengaturnya.45

45

Zulfikar S. Dharmawan, Islam Virtual: Keberadaan Dunia Islam di Internet, (Ciputat: Mifta, 2004), hal 11.


(39)

Keberadaan internet tersebut diawali dengan kebutuhan peningkatan kecepatan arus informasi antara staf militer Amerika Serikat pada masa Perang Dingin. Dalam suasana Perang Dingin, DARPA (Department of Defense Advanced Research Projects Agency) atau yang lebih dikenal Pentagon berpendapat bagaimana menghadapi bahaya bilamana sebuah unit terputus hubungan dengan unit induk.46 Mereka mengembangkan perangkat komunikasi dengan kemampuan mengirim dan menerima berbagai data dan informasi secara terpadu dan terintegrasi. Ini diwujudkan dalam bentuk jaringan komputer dengan jangkauan area yang luas.47

Salah satu yang dilahirkan dari ARPA (Advanced Research Projects Agency) adalah ARPANET (“ibu internet”). ARPANET merupakan jaringan yang menghubungkan beberapa komputer dari tempat yang berbeda sebagai bentuk realisasi jaringan komunikasi antarkomputer secara luas atau disebut wide area network.48

Menurut Onno W. Purbo, perkembangan internet di Indonesia dimulai dengan diskusi yang dilakukan oleh mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang berada di luar negeri pada tahun 1989-1990-an. Salah satu tempat diskusi yang terkenal adalah [email protected].49

Berawal dari mailing list pertama di janus diskusi-diskusi antar teman-teman mahasiswa Indonesia diluar negeri pemikiran alternatif beserta

46

Sulistyo Basuki, Dasar-Dasar Teknologi Informasi, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1998), hal. 6.28.

47

Rijan Tosin dan Catur Meiwanto, e-Commerce di Internet, (Jakarta: Dinastindo, 2000), hal. 12.

48

Sidharta, Internet: Informasi Bebas Hambatan 2, hal. 5.

49


(40)

kesadaran masyarakat ditumbuhkan. Pola mailing list ini ternyata terus berkembang dari sebuah mailing list legendaris di janus, akhirnya menjadi sangat banyak sekali mailing list Indonesia terutama di host oleh server di ITB & egroups.com. Mailing list ini akhirnya menjadi salah satu sarana yang sangat strategis dalam pembangunan komunitas di internet Indonesia.50

Berawal dari implementasi menggunakan jaringan packet radio sederhana 1200bps bahkan sebagian menggunakan walkie talkie antar universitas khususnya di Bandung & Jakarta pada tahun 1992 yang awalnya dimotori oleh BPPT (IPTEK-NET), UI, LAPAN & ITB. Saat ini (hanya beberapa tahun kemudian) telah berkembang menjadi jaringan yang lebih profesional yang melibatkan peralatan satelit, fiber optic pada kecepatan 2Mbps.51

Berbagai terobosan teknologi telekomunikasi terus dikembangkan khususnya oleh ITB dan LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional). Terobosan tersebut antara lain menghasilkan, jaringan komunikasi data melalui satelit berkecepatan 2Mbps tingkat Asia Pasifik, jaringan komunikasi data tanpa kabel menggunakan teknologi Code Division Multiple Access (CDMA) 2Mbps yang merupakan teknologi Metropolitan Area Network (MAN) murah untuk aplikasi dalam kota (radius 15 km). Belum lagi terobosan teknologi satelit Low Earth Orbit (LEO) Microsat yang

50

Anonimus, Sejarah Internet Indonesia, artikel diakses pada 10 April 2007 dari

www.wikipedia.org.

51

Onno W. Purbo, Sejarah Internet di Indonesia, artikel diakses pada 10 April 2007 dari


(41)

memungkinkan untuk memberikan akses data bagi daerah-daerah terpencil menggunakan stasiun bumi.52

Terobosan yang mendasar dibangun di ITB dengan di instalasinya sebuah stasiun bumi Ku-Band di ITB untuk akses langsung ke Internet berkecepatan 2Mbps. Aktifitas ini merupakan bagian dari percobaan Asia Internet Interconnection Initiatives (AI3) bagian dari Asia Pacific Information Infrastructure (APII). Akses internet pada kecepatan tinggi ini memungkinkan untuk melakukan berbagai percobaan untuk internet generasi mendatang yang memungkinkan transmisi video conference & berbagai aplikasi multimedia secara murah.53

Indonesia secara resmi bergabung ke internet sejak tahun 1993, dengan mendapat ccTDL (Country Code Top Level Domain) ID. Kode ccTDL ini adalah pengenal situs di internet, di mana Indonesia mendapat kode ID. Saat itu yang menjadi pemegang utamanya adalah RMS Ibrahim. Kemudian, administrasi penamaan di Indonesia diurus oleh lembaga yang dikenal sebagai IDNIC (http://www.idnic.net.id). Lembaga ini bertanggung jawab terhadap pendaftaraan semua nama domain yang berakhiran ID, seperti net.id, co.id, web.id.54

Sebelumnya, untuk mengunjungi situs-situs yang berada di Indonesia, jalur data yang ditempuh harus memutar ke luar negeri terlebih dahulu, kemudian kembali ke dalam negeri. Untuk mengantisipasi masalah tersebut, dilakukan pembuatan IIX (Indonesia Internet Exchange), yaitu jaringan antar 52

Ibid.

53

Ibid.

54


(42)

ISP (Internet Service Provider) di Indonesia. Hal ini meningkatkan kecepatan akses situs-situs di Indonesia secara cukup signifikan.55

Tulisan-tulisan tentang keberadaan jaringan internet di Indonesia dapat di lihat di beberapa artikel di media cetak. Inspirasi tulisan-tulisan awal Internet Indonesia datangnya dari kegiatan di amatir radio khususnya di Amatir Radio Club (ARC) ITB di tahun 1986. Bermodal pesawat Transceiver HF SSB Kenwood TS430 milik Harya Sudirapratama dengan komputer Apple II milik Onno W. Purbo. Belasan anak muda ITB seperti Harya Sudirapratama, J. Tjandra Pramudito, Suryono Adisoemarta, serta Onno W. Purbo, berguru pada para senior amatir radio seperti Robby Soebiakto, Achmad Zaini, Yos, di band 40m. Robby Soebiakto merupakan pakar diantara para amatir radio di Indonesia khususnya untuk komunikasi data packet radio yang kemudian di dorong ke arah TCP/IP. Teknologi packet radio TCP/IP yang kemudian di adopsi oleh BPPT, LAPAN, UI, dan ITB yang kemudian menjadi tumpuan PaguyubanNet di tahun 1992-1994. Robby Soebiakto menjadi koordinator IP pertama dari AMPR.ORG (Amatir Packet Radio Network) yang di internet dikenal dengan domain AMPR.ORG dan IP 44.132. Sejak tahun 2000, AMPR.net Indonesia di koordinir oleh Onno W. Purbo. Koordinasi dan aktifitas-nya mengharuskan seseorang untuk menjadi anggota ORARI dan di koordinasi melalui mailing list ORARI, seperti, [email protected].56

55

Ibid, hal. 19.

56


(43)

RMS Ibrahim (biasa dipanggil Ibam) motor dibalik operasional-nya Internet di UI. RMS Ibrahim pernah menjadi operator yang menjalankan gateway ke internet dari UI yang merupakan bagian dari jaringan universitas di Indonesia UNINET. Protokol UUCP yang lebih sederhana daripada TCP/IP digunakan untuk mentransfer e-mail & newsgroup.57

Pada tahun 1995-an, ITB memperoleh sambungan leased line 14.4Kbps ke RISTI Telkom sebagai bagian dari IPTEKNET serta akses internet tetap diberikan secara cuma-cuma kepada rekan-rekan yang lain. September 1996 merupakan tahun peralihan bagi ITB, karena keterkaitan ITB dengan jaringan penelitian Asia Internet Interconnection Initiatives (AI3) sehingga memperoleh bandwidth 1.5Mbps ke Jepang yang terus ditambah dengan sambungan ke TelkomNet & IIX sebesar 2Mbps. ITB akhirnya menjadi salah satu bagian terpenting dalam jaringan pendidikan di Indonesia yang menamakan dirinya AI3 Indonesia yang mengaitkan lebih dari 25 lembaga pendidikan di Indonesia.58

Pada tahun 1994-an mulai beroperasi IndoNet yang dipimpin oleh Sanjaya. IndoNet merupakan ISP komersial pertama Indonesia pada waktu itu pihak POSTEL belum mengetahui tentang celah-celah bisnis internet & masih sedikit sekali pengguna internet di Indonesia. Sambungan awal ke internet dilakukan menggunakan dial-up oleh IndoNet. Akses awal di IndoNet

57

Ibid.

58


(44)

mula memakai mode teks dengan shell account, browser lynx and email client pine pada server AIX.59

Mulai 1995 beberapa BBS di Indonesia seperti Clarissa menyediakan jasa akses Telnet ke luar negeri. Dengan memakai remote browser Lynx di AS, maka pemakai internet di Indonesia bisa akses internet (HTTP).60

5. Internet Sebagai Media Dakwah

Dakwah adalah proses penyebaran ajaran Islam. “Sampaikanlah walau hanya satu ayat,” demikian ditegaskan oleh Nabi Muhammad SAW kepada umatnya suatu ketika. Sabda Rasul yang sangat terkenal tersebut berintikan ajakan kepada umat Islam untuk senantiasa menyempatkan diri untuk berdakwah dan berbagi pengetahuan kepada sesama, kapanpun dan dimanapun.61

Bila diartikan sebagai suatu bentuk komunikasi, maka dakwah pada waktu itu dilakukan oleh Rasulullah secara tatap muka. Model komunikasi (dakwah) seperti ini terus bertahan dan dilanjutkan oleh para sahabat. Dengan berinteraksi secara langsung, berdakwah dengan model tersebut menjadi relatif efektif. Dampak yang ditimbulkan dari komunikasi (dakwah) yang dilakukan dapat dipantau, sejauh mana pesan dakwah memberikan pengaruh terhadap umat.62

59

Ibid.

60

Ibid.

61

Donny B. U., Internet Sebagai Media Dakwah Islami, artikel diakses pada 10 April 2007 dari http://ictwatch.com/paper/paper020.htm.

62


(45)

Semangat dakwah tersebut merupakan suatu bentuk tanggung jawab moral yang sangat mengakar di kalangan umat Islam. Segala daya dan upaya untuk melakukan dakwah terus dilakukan hingga kini.

Seiring dengan kemajuan teknologi, cara berdakwah pun mengalami perkembangan. Dakwah tidak lagi dilakukan secara sederhana, tapi mulai memanfaatkan kemajuan teknologi. Setelah beratus tahun berselang sejak dakwah lisan dikumandangkan oleh Rasulullah, pada masa kini dakwah telah menggunakan medium bit, binary dan digital. Dakwah dalam bentuk tulisan di buku mendapatkan komplementernya berupa teks dan hypertext di internet.63 Hal ini dilakukan agar segmen dakwah menjadi lebih meluas dan agar dakwah dapat dilakukan lebih intensif.

Dengan ditopang oleh ICT (Information and Communication Technology) yang semakin maju dan bersifat saling menunjang (convergence), khususnya telepon, komputer, dan satelit yang membentuk jaringan komunikasi di alam maya (cyber), kini informasi sudah mengejawantah dalam segala bentuk (omniform), berada dimana-mana (omniplace) dan untuk berbagai keperluan (omnipurpose). Dengan bantuan internet, pertukaran informasi sekarang bisa dilakukan kapan saja tanpa mengenal batasan waktu, wilayah, dan budaya.64

Internet mengalami perkembangan yang begitu pesat. Awal mulanya digunakan oleh kalangan peneliti terbatas, kemudian kalangan akademisi, dan akhirnya kini dapat digunakan untuk umum. Dari yang awalnya sebagai media 63

Donny, Internet Sebagai Media Dakwah Islami.

64


(46)

riset menjadi media komersial. Dari yang awalnya untuk kepentingan satu negara saja berubah menjadi milik publik.65

Tatkala membicarakan dunia cyber selalu disertai dengan pembicaraan mengenai manfaat dan mudharat jaringan internet untuk individu dan masyarakat. Banyak manfaat yang bisa diperoleh oleh umat Islam dari internet, mulai sebagai ajang silaturahmi dengan saudara seiman dari berbagai belahan dunia, saluran membuka dan mendapatkan peluang bisnis, tempat mengakses informasi dan ilmu pengetahuan, sebagai sarana dakwah, wahana pembentukan jamaah Islamiyah atau komunitas Islam virtual, hingga alat mengimbangi ghazwul fikri yang bersifat mendiskreditkan Islam dan umat Islam dari pihak-pihak tertentu.66

Sesuai dengan makna yang terkandung dalam firman Allah SWT dalam Q.S. Al Hujurat ayat 6 yang menerangkan bahwa:67

!"

#$%&

'(

)* + ,

-./0 + 1'(

2

3#4%567

8 9 '

# '

!: :;<

='

+

531'(

>?@7

3A(B!6'(

C

D

E

F

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.”68

65

Ibid, hal. 53.

66

Ibid, hal. ix.

67

Ibid, hal. vii.

68


(47)

Terdapat enam hikmah yang dapat kita ambil dari ayat tersebut. Pertama, komunitas muslim sudah berabad-abad diperkenalkan dengan makna informasi. Dengan menggunakan terminology berita (news) dalam terjemahan ayat tersebut, kaum muslimin generasi awal (610-632 SM) sudah memahami perilaku informasi.

Kedua, mengingat keberlakuan firman Allah tersebut sepanjang kehidupan alam raya ini, maka umat Islam akan selalu berhubungan dengan persoalan informasi. Kaum muslimin akan selalu berurusan dengan masalah-masalah yang ditimbulkan oleh informasi. Informasi akan senantiasa mewarnai kehidupan umat Islam.

Ketiga, surat Al Hujurat termasuk surat madaniyah, surat yang diturunkan ketika Nabi Muhammad SAW telah hijrah ke Madinah dan membangun masyarakat muslim di sana. Itu artinya peranan informasi menjadi sangat penting dalam pembinaan masyarakat muslim.

Keempat, berita atau informasi itu memiliki klasifikasi ada yang dapat dipercaya dan ada yang perlu diragukan. Hal ini terutama disebabkan oleh sumber beritanya. Jika berita itu datang dari orang fasik maka beritanya tidak bisa dipercaya, paling tidak harus diragukan kebenarannya dan tidak dijadikan sebagai bahan rujukan untuk mengambil keputusan.

Kelima, berita yang hadir dihadapan kita tidaklah lahir begitu saja melainkan hasil bentukan si pembuatnya. Padahal si pembuat berita itu boleh jadi memiliki kepentingan-kepentingan tertentu, baik maksud positif (produktif) maupun negatif (destruktif).


(48)

Keenam, dalam menerima suatu kabar kaum muslimin hendaknya bersikap kritis. Kaum muslim harus senantiasa melakukan check and recheck dengan informasi yang kita peroleh supaya kita tidak salah dalam bertindak dengan informasi yang kita terima. Hanya orang-orang yang mau dan mampu menggunakan akalnya (ilmunya) yang dapat melakukan sikap kritis tersebut.

Meskipun dakwah melalui internet jumlahnya masih sedikit, kalangan umat Islam di Indonesia yang menggunakan internet sebagai media dakwah jumlahnya kian hari kian bertambah. Total jumlah pengguna internet di Indonesia saja terhitung baru sekitar 2% saja dari total penduduk Indonesia. Tetapi semangat berdakwah tersebut tidak mengurungkan niat para pelaku dakwah digital. Fenomena dakwah digital tersebut memang berkembang seiring dengan berkembangnya teknologi informasi (TI) di dunia.69

Internet merupakan media yang efektif bagi dakwah dan penyebaran informasi. Meskipun demikian Internet tidak akan bisa menggantikan peran ulama, kiai dan ustadz. Menurut Onno W. Purbo, internet hanyalah sebuah media komunikasi, justru seorang pendakwah (da’i) dapat dengan mudah memiliki jutaan umat saat mereka menggunakan internet. Sedangkan Ahmad Najib Burhani, menyatakan bahwa internet memungkinkan setiap orang untuk bertanggung jawab secara individu, termasuk soal agama. Tetapi apakah internet bisa menjadi tempat yang tepat untuk suatu proses penjelajahan kehidupan beragama yang penuh makna. Menurut Najib, mengutip Steven Walman pendiri BeliefNet, internet bisa menjadi alternatif media ketika

69


(49)

seseorang sangat disibukkan dengan aktifitas kesehariannya sehinga tidak dapat mengikuti acara keagamaan yang memerlukan kehadiran fisik.70

Internet memberikan beberapa keuntungan sebagai media dakwah. Beberapa keuntungan yang didapat dengan dakwah melalui internet ditinjau dari sifatnya adalah:71

1. Tidak tergantung waktu dan tempat

Dakwah bukan lagi kegiatan yang dilakukan dalam periode waktu tertentu yang terbatas. Informasi mengenai Islam dapat didapatkan kapan saja dan di mana saja. Informasi tersebar di internet, jika membutuhkannya cukup mengaksesnya. Kegiatan dakwah bisa terus dilakukan selama 24 jam.

2. Cakupan yang luas

Jika tidak diberi pembatasan hak akses, maka informasi yang kita sebarkan di internet dapat diakses oleh banyak orang. Cakupan dari internet adalah seluruh dunia. Dakwah tidak lagi terbatas untuk kalangan tertentu saja, informasi yang kita sampaikan akan bersifat universal karena semua orang akan membacanya.

3. Pendistribusian yang cepat

Seseorang memuat artikelnya di suatu situs internet, beberapa hari kemudian ia mendapati artikelnya sudah dimuat di situs yang lain. Internet menjadi media penyebaran informasi yang tercepat saat ini. Hanya dalam hitungan detik, informasi yang baru kita tuliskan sudah bisa tersebar ke mana-mana.

70

Ibid.

71


(50)

4. Keragaman cara penyampaian

Dengan bentuk keragaman yang ditawarkan oleh internet, mulai dari menampilkan bentuk tulisan sampai bentuk audio visual yang menarik, maka cara dakwah yang ditempuh bisa beragam. Keragaman ini jugalah yang membuat dakwah melalui internet bisa menjangkau banyak segmen.

Dengan berbagai keuntungan yang di atas, internet bisa menjadi media dakwah yang efektif. Efektivitas dakwah juga dikarenakan semakin banyaknya da’i yang menggunakan media internet sebagai media dakwah.


(51)

BAB III

GAMBARAN UMUM WEBSITE ALSOFWAH.OR.ID

Sejarah dan Perkembangan

Saat ini Islam merupakan agama dengan jumlah penganut terbesar kedua di dunia. Dengan sekitar 26% dari seluruh penduduk dunia, masyarakat Islam bisa dikatakan besar dan beragam latar belakangnya.72

Dengan semakin meningkatnya penduduk muslim di dunia yang memiliki latar belakang yang berbeda, baik kultur negara maupun pendidikannya dan juga luas wilayah geografis yang harus dijangkau, akan semakin sulit untuk membentuk masyarakat Islam secara global. Jika tidak dibangun, masyarakat yang mengaku Islam itu hanya akan menjadi buih yang terombang-ambing di lautan.73

Seperti kita lihat keadaan kaum muslimin di Indonesia yang masih banyak terpuruk ke dalam kesyirikan, bid’ah, khurafat, dan amalan lain yang menyelisihi ajaran Islam serta terpuruk ke dalam kemiskinan.74 Hal ini disebabkan kurangnya perhatian dari umat Islam di Indonesia dalam menyebarkan ajaran yang paling asasi dalam Islam seperti aqidah, tauhid dan akhlak.

Teknologi dapat digunakan untuk membantu kita membangun masyarakat Islam secara global. Teknologi informasi, khususnya internet

72

Zulfikar S. Dharmawan, Islam Virtual: Keberadaan Dunia Islam di Internet, (Ciputat: Mifta, 2004), hal. 54.

73

Ibid, hal. 55.

74

Yayasan Al-Sofwa, Tentang Kami, artikel diakses pada 11 Juli 2007 dari


(52)

merupakan alternatif agar kita dapat selalu terhubung dengan masyarakat Islam secara global. Kemudahan yang diberikan oleh internet agar pesan yang disampaikan dapat menjangkau seluruh dunia.75

Internet telah digunakan oleh kaum kafir untuk menghancurkan dan melemahkan Islam dengan menyajikan isu-isu yang mendiskreditkan Islam seperti tuduhan Islam teroris, fundamentalis dan kekerasan lainnya. Selain itu internet telah digunakan sebagai media kaum kafir untuk menghancurkan akhlak kaum muslim. Sudah menjadi rahasia umum bahwa internet telah dijadikan media yang menampilkan pornografi. Saat ini, internet dapat dijadikan referensi dalam mencari materi yang berbau pornografi.

Serangan opini publik yang telah dilakukan oleh kaum kafir harus ditangkal dengan opini publik juga. Maka, dalam rangka menyebarkan dan mengembangkan dakwah Islam ahlussunnah wal jama’ah maka timbullah pemikiran untuk mendirikan website yang berada di bawah naungan Yayasan Al-Sofwa.76

Yayasan Al-Sofwa berusaha menggunakan segala sarana modern yang memungkinkan untuk memperluas dakwah atau penyebaran ajaran Islam kepada seluruh kaum muslim baik yang di Indonesia maupun yang di luar Indonesia dengan menggunakan bahasa Indonesia.77 Sebagai bagian dari bangsa Indonesia, Yayasan Al-Sofwa turut bertanggung jawab untuk

75

Dharmawan, Islam Virtual, hal. 55.

76

Wawancara Pribadi dengan Ust. Achmad Farhan. Jakarta, 16 Juli 2007.

77


(53)

membantu mencerdaskan bangsa, memperbaiki aqidah dan akhlak masyarakat serta berusaha mengentaskan mereka dari keterpurukan yang dialami.78

Website alsofwah.or.id pertama kali online pada 1 Oktober 2000 dengan para pendiri Abu Muadz, Abu Wafa Lc, Abu Muthi’ah S. Kom. Website alsofwah.or.id merupakan website yang memberikan pencerahan umat, khususnya dalam bidang tauhid, akidah, dan akhlak dalam mewujudkan masyarakat Islami dengan menyajikan rubrik keislaman serta berita dunia Islam secara berimbang, akurat, faktual, aktual dan continue.79

Makna dari nama alsofwah adalah yang terpilih, yang bersih, yang murni. Website ini bermaksud untuk membersihkan dan memurnikan tauhid umat Islam dari amalan-amalan yang menyalahi aturan-aturan Allah dan Rasul-Nya dan mengajak umat Islam untuk kembali kepada ajaran Islam yang sebenarnya.80

Perkembangan website alsofwah.or.id dari sejak online hingga sekarang cukup menggembirakan bagi pihak redaksi. Perkembangan ini dapat dilihat dari bertambahnya jumlah anggota mailing list, sambutan dan komentar user/pengunjung dalam buku tamu website, dan user online yang dulu hanya 30-50 user namun sekarang mencapai 100 user bahkan lebih perhari.81

Website alsofwah dalam penyajiannya memberikan ilmu-ilmu keislaman serta berusaha menampilkan hal-hal yang dibutuhkan masyarakat seperti: fatwa, buletin online, berita-berita dunia Islam. Hal inilah yang 78

Al-Sofwa, Tentang Kami.

79

Cici Widiawati, Aplikasi Perencanaan pada Websitealsofwah.or.id, (Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2005), hal. 31.

80

Ibid, hal. 32.

81


(54)

merupakan daya tarik bagi pelanggan dalam mengakses website ini. Materi website merujuk pada kitab-kitab para ulama besar ahlussunnah wal jama’ah dan buku dalam teks berbahasa Indonesia maupun berbahasa Arab serta membuka website-website tertentu yang menyediakan atau mendukung materi pada website alsofwah. Sumber tersebut dapat memudahkan redaksi dalam menjawab pertanyaan maupun menyiapkan materi-materi website.82

Visi, Misi dan Tujuan

Motto website alsofwah.or.id yang ada pada tampilan website setiap kali kita mengakses website ini adalah “Situs Dakwah dan Informasi Islam”. Motto ini mengandung arti bahwa website alsofwah.or.id berusaha mengajak manusia untuk senantiasa menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya serta menyediakan kegiatan-kegiatan ataupun informasi-informasi tentang dakwah Islamiyyah yaitu keislaman yang dibutuhkan oleh masyarakat. Website alsofwah.or.id lebih terfokus pada penyajian informasi Islam yang meliputi dunia Islam dan ilmu-ilmu keislaman.83

Visi dari website alsofwah.or.id adalah media dakwah dan informasi Islam. Website ini menyajikan informasi yang faktual, aktual, terpercaya, akurat, dan interaktif yang dibutuhkan oleh umat Islam serta dapat menjembatani informasi yang berkembang secara cepat di seluruh belahan dunia.84

82

Ibid.

83

Ibid.

84


(1)

mengabarkan kepadanya tentang mereka yang akan membuat mereka musnah.” Maka kawannya yang lebih sabar dan lebih murah hati berkata, “Janganlah engkau lakukan itu wahai 'Amr. Sesungguhnya mereka adalah saudara kita meskipun mereka telah menyelisihi kita.”

Akan tetapi 'Amr tetap bersikeras dan berkata kepada kawannya, “Demi Allah, aku akan katakan kepada raja bahwasanya mereka telah mengatakan sesuatu tentang Isa bin Maryam dan menyembunyikan sesuatu yang lain, bahwasanya mereka menganggap Isa adalah seorang hamba.”

Tatkala datang waktu pagi, 'Amr masuk menghadap Najasyi dan berkata, “Wahai raja, sungguh mereka telah mengatakan sesuatu di depanmu, akan tetapi mereka menyembunyikan sesuatu darimu. Sesungguhnya mereka beranggapan

bahwasanya Isa bin Maryam hanyalah seorang hamba.”

Maka Najasyi memanggil mereka dan bertanya, “Apa yang kalian katakan tentang Isa bin Maryam?”

Ja'far bin Abi Thalib menjawab, “Kita mengatakan seperti apa yang telah datang dari nabi kita SAW”

Raja bertanya lagi, “Apakah yang ia katakan?”

Ja'far menjawab, “Sesungguhnya Isa adalah hamba Allah, utusan-Nya dan kalimat-Nya yang disampaikan kepada Maryam yang masih suci.”

Najasyi kemudian berkata, “Demi Allah, Isa tidaklah keluar dari apa yang kalian katakan sedikitpun.”

Maka setelah mendengar perkataan Najasyi yang terakhir, para pendeta dan yang hadir saling berpandangan dan berbisik antara yang satu dengan yang lain, mereka mengingkari apa yang telah dikatakan oleh Najasyi.

Maka Najasyi memandangi mereka seraya berkata, “Walaupun kalian mengingkarinya.”

Kemudian ia berkata kepada Ja'far bin Abi Thalib dan yang bersamanya,

“Pergilah, sesungguhnya kalian aman di negeriku ini. Barangsiapa yang menyakiti kalian maka ia akan merugi, barangsiapa yang menyakiti kalian maka ia akan merugi. Sekalipun aku diberi gunung emas, aku tidak akan menyakiti salah seorang di antara kalian.”

Dan kemudian berkata kepada para pelayannya, “Kembalikan semua hadiah itu kepada 'Amr dan kawannya karena kita tidaklah membutuhkannya, dan


(2)

mengembalikan kerajaan ini kepadaku, sehingga aku perlu mengambil uang sogokan setelah mendapatkan kekuasaan ini. Dan orang-orang tidak perlu patuh karena aku, sehingga akupun harus patuh karenanya.”

Setelah kejadian itu, para pendeta kemudian mengumumkan kepada semua orang bahwasanya sang raja telah meninggalkan agamanya dan masuk agama lain. Mereka mengajak masyarakat agar menurunkan sang raja dari tahta, sehingga mereka mendirikan perkumpulan kemudian memutuskan untuk menurunkan Najasyi dari tahta kerajaan. Setelah raja mendengar demikian, ia menulis surat kepada Ja'far dan para sahabatnya menghabarkan tentang hal ini, kemudian menyiapkan sebuah perahu bagi mereka dan berkata, “Naiklah kalian dan

bersiaplah terhadap apa yang akan terjadi, jika aku kalah maka pergilah ke tempat yang kalian inginkan dan jika aku menang maka tetaplah di tempat kalian berada.” Kemudian ia mengambil sehelai kertas dari kulit rusa dan menuliskan di atasnya, “Aku bersaksi bahwasanya tiada Ilah yang patut disembah selain Allah, dan aku bersaksi pula bahwasanya Muhammad adalah hamba dan Rasul terakhir-Nya. Aku juga bersaksi bahwasanya Isa adalah hamba dan rasul-Nya, ruh dan kalimat-Nya yang ia tiupkan kepada Maryam.”

Kemudian ia menggantungkan sehelai kertas tersebut di atas dadanya dan memakai Qiba-nya*** kemudian pergi menemui rakyatnya. Tatkala sampai di depan mereka ia menyeru dan berkata, “Wahai rakyat Habasyah, apa yang kalian lihat pada diriku?”

Mereka menjawab, “Engkau adalah raja yang bijaksana.”

Raja bertanya lagi, “Maka apakah yang kalian tidak suka dariku.?” Mereka menjawab, “Sungguh engkau telah meninggalkan agama kami dan mengatakan bahwasanya Isa adalah seorang hamba.”

Najasyi berkata, “Apa yang kalian katakan tentang Isa?” Mereka menjawab, “Ia adalah anak Allah.”

Maka kemudian Najasyi meletakkan tangannya di atas sehelai kertas yang

tergantung di dadanya seraya berkata, “Dan aku bersaksi bahwasanya Isa tidaklah lebih dari sesuatu ini.” (Yang dia maksud adalah apa yang tertulis di kertas tersebut). Maka mereka gembira dan pergi meninggalkan raja dalam keadaan ridha.

Nabi SAW mendengar apa yang terjadi antara Najasyi dan rakyatnya, dan tentang perlindungannya terhadap orang-orang Islam yang berhijrah ke negerinya

sehingga mereka merasa aman dan tentram. Beliau merasa gembira terhadap kabar tentang kecondonganya kepada Islam dan keyakinannya terhadap kebenaran al-Qur'an. Kemudian hubungan antara Najasyi dan Nabi SAW semakin baik dan erat.


(3)

Pada bulan pertama tahun ke-7 H, Rasulullah SAW berkeinginan keras untuk mendakwahi enam raja terbesar di dunia agar masuk ke dalam agama Islam. Maka beliau menulis surat kepada mereka. Melalui surat tersebut, beliau mengajak mereka masuk Islam dan beriman kepada Allah serta memperingatkan mereka dari kekufuran dan kesyirikan. Dan untuk menyampaikan maksudnya ini, beliau telah menyiapkan enam sahabat pilihan, maka setiap dari mereka mempelajari bahasa Negara yang akan ia datangi, kemudian mereka keluar untuk menunaikan amanat ini pada hari yang sama. Dan 'Amr bin Umayyah adh-Dhumari adalah sahabat yang diutus ke raja Habasyah.

'Amr bin Umayyah masuk menghadap raja Najasyi dan memberikan salam penghormatan Islam, maka Najasyi menjawab salamnya dengan yang lebih baik dan menyambutnya dengan sebaik-baik sambutan. Kemudian 'Amr memberikan surat kepada Najasyi yang dititipkan oleh Rasulullah SAW. Ia langsung membuka surat tersebut dan didapatinya bahwasanya Rasulullah mengajaknya masuk Islam, dan menuliskannya sesuatu dari al-Qur'an. Maka kemudian Najasyi menempelkan surat tersebut pada keningnya untuk mengagungkannya, dan ia turun dari

singgasananya sebagai bentuk ketundukannya terhadap apa yang datang padanya. Kemudian ia mengumumkan keislamannya di depan para hadirin yang datang pada hari itu, dan ia mengucapkan dua kalimat syahadat kemudian berkata, “Andai saja bisa, sungguh aku akan pergi menemui Muhammad SAW dan duduk di depannya, kemudian mencium kakinya.” Kemudian ia menulis surat kepada Nabi SAW sebagai jawaban atas ajakannya.

Setelah itu 'Amr bin Umayyah mengeluarkan surat yang ke dua dari Rasulullah SAW yang berisikan agar sang raja sudi menikahkan beliau dengan Ramlah binti Abi Sufyan bin Harb. Ramlah adalah seorang perempuan yang mempunyai kisah sedih pada awalnya, akan tetapi berakhir dengan kegembiraan yang tiada tara. Ia dipanggil Ummu Habibah.

Berikut petikan kisahnya:

Ramlah telah kufur terhadap tuhan-tuhan nenek moyangnya. Ia bersama suaminya, Ubaidillah bin Jahsy masuk Islam dan beriman kepada Allah Yang Maha Esa Yang tiada sekutu bagi-Nya. Ia telah membenarkan risalah yang dibawa nabi Muhammad SAW. Maka kemudian orang-orang Quraisy memaksa mereka berdua agar kembali kepada agama nenek moyang dan menyiksa mereka dengan siksaan yang pedih sampai kemudian tidak mampu lagi tinggal di Makkah. Mereka berdua adalah termasuk orang-orang yang berhijrah ke negeri tempat Najasyi tinggal. Maka mereka mendapatkan perlakuan yang baik dari Najasyi seperti para muhajirin lainnya. Sampai pada suatu saat Allah menguji Ummu Habibah dengan ujian yang sangat berat baginya. Ujian tersebut adalah, bahwasanya suaminya yang bernama Ubaidillah bin Jahsy telah murtad, keluar dari Islam dan kemudian masuk agama nashrani. Kemudian ia hidup bersama para pemuja khamr dan bermabuk-mabukan setiap hari. Dan ia memberi pilihan kepada istrinya antara dua hal yang sama-sama pahit, yaitu antara diceraikan atau


(4)

masuk nashrani.

Ummu Habibah mendapati dirinya ada pada tiga pilihan: Pertama, ia mengikuti suaminya dan murtad, yang artinya ia memilih kesenangan dunia untuk

mendapatkan kepedihan adzab di akhirat. Kedua, ia kembali ke rumah

ayahandanya di Makkah yang masih dalam kubangan kesyirikan. Ketiga, ia tetap tinggal di Habasyah bersama anak perempuannya yang masih kecil bernama Habibah tanpa suami di sampingnya. Akan tetapi ia mengutamakan keridhaaan Allah atas segala sesuatunya dan bertekad untuk tetap tinggal di Habasyah sampai Allah memberinya jalan keluar.

Kesedihan Ummu Habibah tidaklah berlangsung lama. Suaminya meninggal dalam keadaan mabuk karena khamr. Kemudian belum juga masa iddahnya selesai, sampai datanglah jalan keluar yang dijanjikan oleh Allah.

Pada suatu pagi hari, ia mendengar pintu rumahnya diketuk, tatkala pintu dibuka ia dikagetkan dengan kedatangan pelayan Najasyi yang bernama Abrahah. Ia mengucapkan salam kepadanya seraya berkata, “Sesungguhnya sang raja

menghadiahkan salam untukmu dan berkata, bahwasanya Muhammad Rasulullah melamarmu dan meminta raja untuk mengakadkanmu, maka carilah seseorang yang akan mewakilimu.”

Demi mendengar kabar tersebut, ia diselimuti kegembiraan yang tiada tara kemudian berkata, “Semoga Allah memberimu kabar gembira…semoga Allah memberimu kabar gembira.” Lalu berkata, “Aku menunjuk Khalid bin Sa'id bin al-'Ash sebagai wakilku, karena ia adalah kerabat yang paling dekat denganku di negeri ini.”

Di kerajaan Najasyi telah berkumpul para sahabat yang menetap di Habasyah untuk menghadiri acara akad nikah Ummu Habibah bagi Rasulullah SAW. Maka tatkala para tamu undangan telah hadir semua, raja Najasyi memuji Allah

kemudian berkata, “Amma Ba'du, Sesungguhnya Rasulullah SAW telah memintaku untuk menikahkannya dengan Ramlah binti Abi Sufyan, maka aku kabulkan apa yang ia minta. Dan aku sebagai wakil dari Rasulullah menentukan mahar bagi Ramlah sebesar 400 dinar emas sesuai dengan sunnah Allah dan Rasul-Nya.”

Kemudian Kholid bin Sa'id bin 'Ash berdiri, memuji Allah dan memohon pertolongannya lalu berkata, “Amma ba'du, Aku memenuhi permintaan

Rasulullah SAW, maka aku nikahkan beliau dengan orang yang mewakilkanku yaitu Ramlah binti Abi Sufyan. Semoga Allah memberkati Rasul-Nya pada istrinya dan berbahagialah bagi Ramlah dengan apa yang telah Allah anugerahkan kepadanya.”


(5)

Ummu Habibah, Ramlah binti Abi Sufyan bersama anaknya Habibah beserta para sahabat yang masih tinggal di negerinya. Sebagaimana ia juga mengirim beberapa orang Habasyah yang telah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan merindukan bertemu dengan beliau SAW untuk hidup bersama beliau dan shalat di

belakangnya. Rombongan tersebut diketuai oleh Ja'far bin Abi Thalib -semoga Allah meridhainya-. Kemudian raja juga menghadiahkan kepada Ramlah Ummil Mu'minin minyak wangi yang paling istimewa yang dimiliki oleh para istrinya. Ia juga mengirimkan hadiah untuk baginda Rasul SAW. Di antaranya, tiga tongkat terbaik kepunyaan Habasyah. Rasulullah SAW mengambil satu, sedangkan dua yang lainnya, beliau hadiahkan kepada Umar bin Khaththab RA dan Ali bin Abi Thalib RA. Dan adalah Bilal RA berjalan di depan Rasulullah dengan tongkat yang ada padanya, dan ia tancapkan di depan beliau jika akan mendirikan shalat. Hal itu ia lakukan jika shalat didirikan di tempat-tempat yang tidak ada bangunan masjidnya yang menunjukkan arah kiblat, begitu juga pada saat safar, shalat 'Ied dan Istisqa’.

Bilal memegang tongkat tersebut sampai pada masa pemerintahan Abi Bakar ash-Shidiq. Dan tatkala kekhilafahan sampai di tangan Umar bin Khaththab dan Utsman bin 'Affan, tongkat tersebut dipegang oleh Sa'ad al-Qurazhi. Setelah itu berpindah dari tangan khalifah ke tangan yang lain beberapa waktu lamanya. Najasyi juga menghadiahkan kepada Nabi SAW sebuah cincin emas. Beliau tetap menerimanya walaupun pada hakikatnya menolak hal itu, kemudian cincin tersebut ia berikan kepada Umamah, cucu perempuannya dari Zainab, beliau berkata kepadanya, “Pakailah cincin ini wahai putriku.”

Menjelang Fathu Makkah, raja Najasyi dipanggil oleh Allah SWT, maka Rasulullah SAW mengajak para sahabat untuk menshalatinya (secara ghaib). Beliau berkata, “Sesungguhnya saudara kalian Ash-hamah telah meninggal dunia, maka shalatlah kalian atasnya.”

Kemudian Rasulullah SAW mengimami shalat ghaib untuknya, padahal beliau tidak pernah shaat ghaib sebelum ataupun sesudah meninggalnya raja Najasyi. Semoga Allah meridhai Ash-hamah an-Najasyi, dan semoga ia ridha kepada-Nya. Dan semoga Allah menjadikan surga yang kekal sebagai balasannya.

Sungguh ia telah menguatkan orang-orang Islam dahulu dari kelemahan dan memberikan keamanan dari rasa takut, dan semuanya itu ia lakukan karena mengharap keridhaan Allah dan Rasul-Nya.

CATATAN KAKI:

* Ash-hamah adalah namanya, sedangkan an-Najasyi adalah julukan baginya dan bagi raja-raja Habasyah, seperti halnya Kisra julukan bagi raja Persia dan Kaisar


(6)

julukan bagi raja Romawi

** Abu Sufyan adalah salah seorang pembesar quraisy pada masa jahiiyah dan setelah masuk Islam