Kode Etik dalam Prilaku Pustakawan

pemustakapengguna atas informasi, pustakawan tidak bertanggung jawab atas konsekuensi penggunapemustaka atas informasi yang diperoleh dari perpustakaan, pustakawan berkewajiban melingungi hak privasi penggunapemustaka dan kerahasiaan menyangkut informasi yang dicari dan pustakawan mengakui dan menghormati hak milik intelektual.

2.4.4 Kode Etik dalam Prilaku Pustakawan

Untuk mewujudkan tujuan kode etik pustakawan, kode etik telah menetapkan kewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pustakawan dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari, karena kode etik merupakan kaidah umum, maka kode etik tersebut perlu dijabarkan dan diterapkan ke dalam prilaku pustakawan, sehingga dapat dengan mudah dilaksanakan dalam pelaksanaan tugasnya. Hermawan dan Zen 2006:123 menjabarkan kode etik perlu diterapkan dalam berbagai kegiatan berikut: 1. Pergaulan di Masyarakat Di dalam masyarakat, pustakawan harus bersikap luwes dan tidak kaku. Ia harus memiliki perilaku yang baik antara lain sopan santum, sabar dan tidak murah marah, suka menolong, menghormati orang lain, penuh perhatian, tidak egois, memiliki sikap tenggang rasa, percaya diri dan komunikatif. 2. Pelayanan kepada Masyarakat Untuk dapat memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat, pustakawan harus mengenal masyarakat pengguna, luwes dalam melayani, mengetahui kemauan pengguna, mempromosikan produk layanan, melayani sampai tuntas, tidak memaksakan kehendak, melayani dengan wajah ceria, menjamin kerahasiaan, mau mendengarkan keluhan, tidak berprasangka negatif, dan suka mengucapkan terimakasih. 3. Hubungan Dengan Rekan Sejawat Selain berhubungan baik dengan masyarakat, pustakawan juga hendaknya menjaga dan memelihara hubungan baik dengan rekan sejawat sehingga akan tercipta suasana yang harmonis diantara pustakawan. Oleh karena itu, pustakawan perlu memperhatikan sikap mereka, antara lain tidak sombong atau rendah diri, tidak suka menyakiti, serta mampu menempatkan diri. 4. Hubungan Dengan Atasan Pustakawan hendaknya menciptakan hubungan yang baik juga dengan atasan. Untuk dapat bekerja sama yang baik dengan atasan, pustakawan seharusnya loyal terhadap pekerjaannya dan lebih suka memberi solusi daripada masalah.

5. Penampilan Pribadi

Dalam melayani masyarakat, pustakawan juga perlu memperhatikan penampilan pribadinya. Penampilan pustakawan yang diharapkan yaitu bersikap wajar atau tidak berlebih-lebihan, jujur, berpakaian sopan, tampil tenang, murah senyum, bertutur kata yang baik, pandai bergaul, tidak materialistis dan tidak pendendam. Universitas Sumatera Utara Dari uraian di atas dapat dikemukakan bahwa kode etik pustakawan harus diterapkan dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari yaitu dalam pergaulan di masyarakat, dalam pelayanan kepada masyarakat, membina hubungan baik dengan atasan dan rekan sejawat, dan dalam penampilan saat bekerja. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perpustakaan merupakan salah satu alat media untuk mendapatkan informasi. Dan tentu saja sebuah perpustakaan tidak akan berjalan sebagaimana mestinya tanpa adanya media dan sumber daya manusia, yaitu pustakawan. Melimpahnya informasi dalam berbagai jenis maupun bentuk media, mengharuskan pustakawan untuk melakukan perubahan terhadap perpustakaan. Kondisi tersebut merupakan tantangan bagi pustakawan dalam memberikan kontribusi kinerja yang memuaskan sesuai dengan harapan pengguna. Pustakawan yang mempunyai kinerja yang baik, tentunya akan menunjang kemajuan suatu perpustakaan, karena pada hakikatnya prinsip kinerja merupakan suatu hasil yang dicapai oleh seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi sesuai etika dan moral serta tidak melanggar hukum. Pelayanan pustakawan yang seharusnya mencerminkan kode etik pustakawan yaitu yang pertama adalah harus bersikap sopan, ramah, melayani dengan wajah ceria dan komunikatif kepada pengguna; yang kedua adalah pustakawan dalam memberikan pelayanan kepada penggunaa harus mampu bersikap luwes, kemudian berusaha mengetahui kemauan dari pengguna; yang ketiga adalah memberikan pelayanan sampai tuntas, kemudian menjamin kerahasiaan informasi yang dicari oleh pengguna. Kegiatan di atas juga merupakan usaha pustakawan dalam meningkatkan kualitas kinerjanya dalam pelayanan pustakawan, sehingga upaya tersebut akan benar-benar terwujud dan pustakawan diharapkan menerapkan kode etik pustakawan dalam memberikan pelayanan. Kode etik pustakawan di Indonesia lahir setelah melalui berbagai perkembangan selama dua puluh tahun melalui kongres yang diadakan di berbagai kota. Ikatan Pustakawan Indoesia IPI menyadari perlu adanya kode etik yang dapat dijadikan sebagai pedoman perilaku bagi para anggotanya dalam melaksanakan tugas melayani masyarakat. Universitas Sumatera Utara