23
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Jenis dan Desain Penelitian 4.1.1 Jenis Penelitian
Eksperimental laboratorium
4.1.2 Desain Penelitian
Postest Only Control Group Design 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
4.2.1 Lokasi Penelitian
1. Departemen Konservasi Gigi FKG USU
2. Laboratorium LIDA USU
3. Laboratorium Uji Mekanis Fakultas MIPA USU
4.2.2 Waktu Penelitian
Agustus 2015 – April 2016
4.3 Populasi dan Sampel 4.3.1 Populasi
Gigi premolar atas dengan apikal yang sudah tertutup sempurna yang telah diekstraksi untuk keperluan orthodonti ataupun yang sudah diekstraksi karena
mobiliti.
4.3.2 Sampel
Gigi premolar maksila yang telah diekstraksi dan diperoleh dari praktek dokter gigi dengan kriteria inklusi sebagai berikut :
a. Gigi premolar satu dan dua rahang atas.
Universitas Sumatera Utara
24 b.
Tidak ada fraktur mahkota dan belum pernah direstorasi. c.
Mahkota masih utuh dan tidak karies. d.
Memiliki apikal yang sudah tertutup.
Besar Sampel
Jumlah sampel dihitung dengan menggunakan rumus rancangan eksperimental murni federer sebagai berikut :
n-1 r-1 ≥ 15
r = ∑ perlakuan = 4
n-1 4-1 ≥ 15
3n –3 ≥ 15
3n ≥ 18
n ≥ 6
n = 10 pembulatan keatas Keterangan :
r = jumlah perlakuan dalam penelitian n = jumlah sampel
Besar sampel untuk masing-masing kelompok menurut perhitungan di atas adalah 10. Jumlah keseluruhan gigi premolar rahang atas adalah 40 sampel yang
dibagi secara acak ke dalam empat kelompok perlakuan yaitu :
Kelompok 1 : Restorasi kavitas klas II dengan resin komposit Tetric N Ceram bulk-
fill Ivoclar-Vivadent. Resin Komposit A
Kelompok 2 : Restorasi kavitas klas II dengan resin komposit Filtek bulk-fill 3M.
Resin Komposit B
Kelompok 3 : Restorasi kavitas klas II dengan resin komposit SDR bulk-fill
Dentsply dan packable. Resin Komposit C
Universitas Sumatera Utara
25
Kelompok 4 : Restorasi kavitas klas II dengan resin komposit packable 3M. Resin
Komposit D
4.4 Variabel dan Definisi Operasional 4.4.1 Variabel Penelitian
4.4.1.1 Variabel Bebas
Restorasi klas II resin komposit bulk-fill.
4.4.1.2 Variabel Tergantung
Ketahanan fraktur gigi yang telah direstorasi
4.4.1.3 Variabel Terkendali
• Perendaman gigi dalam saline
• Desain dan ukuran preparasi kavitas klas II premolar panjang 4 mm,
lebar 4 mm dan kedalaman 4 mm •
Aplikasi sistem adhesif total etch two step •
Teknik insersi bulk sistem •
Jenis dan bentuk mata bur : diamond bur : pear shape bur yang mempunnyai cutting diamond sebesar 5 mm 1 bur untuk 3 gigi
• Ketajaman mata bur 1 bur untuk 3 gigi
• Sumber sinar LED
• Waktu penyinaran light cured 20 detik
• Jarak penyinaran dengan bahan restorasi 1 mm
• Arah penyinaran light cured tegak lurus terhadap permukaan bahan
restorasi •
Intensitas sinar 1000 – 1200 mwcm
2
• Panjang gelombang 450-470 nm
• Suhu dan proses thermocycling 200 putaran pada suhu 5
˚C dan 55˚C •
Metode penyinaran continous
Universitas Sumatera Utara
26
4.4.1.4 Variabel Tidak Terkendali
• Masa jangka waktu pencabutan gigi premolar sampai perlakuan
• Ketrampilan operator
• Keberadaan smear layer
• Keberadaan micro crack
• Pembentukan hybrid layer
• Variasi bentuk penampang mahkota
• Usia pasien pada waktu gigi diekstraksi
4.4.1.5 Identifikasi Variabel Peneliti Variabel Bebas
• Restorasi klas II dengan mengunakan
resin komposit bulk-fill.
Variabel Terkendali
• Perendaman gigi dalam saline
• Desain dan ukuran kavitas klas II
panjang 4 mm, lebar 4 mm dan kedalaman 4 mm
• Aplikasi sistem adhesif total etch two step
• Teknik insersi bulk system
• Jenis dan bentuk mata bur : diamond bur
berbentuk pear shape •
Ketajaman mata bur 1 bur untuk 3 gigi •
Sumber sinar led •
Waktu penyinaran light cured 20 detik •
Jarak penyinaran dengan bahan restorasi 1 mm •
Intensitas sinar 1000-1200mwcm
2
• Panjang gelombang 450-470 nm
• Suhu dan proses thermocycling 200 putaran
pada suhu 5 ˚c dan 55˚c
• Metode peyinaran : continous polymerization
Variabel tidak terkendali
• Masa jangka waktu
pencabutan gigi premolar atas sampai perlakuan.
• Ketrampilan operator
• Variasi bentuk penampang
mahkota •
Pembentukan hybrid layer •
Keberadaan smear layer •
Keberadaan micro crack
sebelum preparasi •
Usia pasien pada waktu gigi diekstraksi
Variabel tergantung
Ketahanan fraktur gigi yang telah direstorasi
Universitas Sumatera Utara
27
4.4.2 Definisi Operasional
Tabel 1. Definisi operasional VARIABEL
DEFINISI OPERASIONAL
CARA UKUR ALAT
UKUR SKALA
UKUR VARIABEL
BEBAS
Restorasi klas II
menggunakan resin komposit
Tetric N Ceram bulk-fill
Restorasi yang menggantikan kehilangan
struktur gigi pada sebagian proksimal yang
meluas ke arah oklusal dengan ukuran kavitas
mesiodistal 4 mm, bukopalatal 4 mm, dan
kedalaman 4 mm Memberikan tanda
pada bagian oklusal gigi premolar atas
yang telah dipreparasi dengan menggunakan
kaliper dan aplikasi resin komposit
dengan mengikuti ketentuan pabrik
Kaliper, Probe
Nominal
Restorasi klas II
menggunakan resin komposit
Filtek bulk-fill Restorasi yang
menggantikan kehilangan struktur gigi pada
sebagian proksimal yang meluas ke arah oklusal
dengan ukuran kavitas mesiodistal 4 mm,
bukopalatal 4 mm, dan kedalaman 4 mm
Memberikan tanda pada bagian oklusal
gigi premolar atas yang telah dipreparasi
dengan menggunakan kaliper dan aplikasi
resin komposit dengan mengikuti
ketentuan pabrik Kaliper,
Probe Nominal
Restorasi klas II
menggunakan resin komposit
SDR +
Restorasi yang menggantikan kehilangan
struktur gigi pada sebagian proksimal yang
meluas ke arah oklusal Memberikan tanda
pada bagian oklusal gigi premolar atas
yang telah dipreparasi dengan menggunakan
Kaliper, Probe
Nominal
Universitas Sumatera Utara
28 packable
dengan ukuran kavitas mesiodistal 4 mm,
bukopalatal 4 mm, dan kedalaman 4 mm
probe dan aplikasi resin komposit
dengan mengikuti ketentuan pabrik
Restorasi klas II
menggunakan resin komposit
packable Restorasi yang
menggantikan kehilangan struktur gigi pada
sebagian proksimal yang meluas ke arah oklusal
dengan ukuran kavitas mesiodistal 4 mm,
bukopalatal 4 mm, dan kedalaman 4 mm
Memberikan tanda pada bagian oklusal
gigi premolar atas yang telah dipreparasi
dengan menggunakan kaliper dan aplikasi
resin komposit dengan mengikuti
ketentuan pabrik Kaliper,
Probe Nominal
VARIABEL TERGANTUNG
DEFINISI OPERASIONAL
CARA UKUR HASIL
UKUR ALAT
UKUR SKALA
UKUR
Ketahanan fraktur
Ketahanan gigi yang telah
direstorasi dengan resin komposit
bulk-fill dan resin komposit packable
terhadap load yang diberikan dalam
kecepatan 1 mmmenit hingga
terjadi fraktur. Kemudian dicatat
Sampel diletakkan pada
balok basis akrilik sehingga
sampel dapat berdiri 13,5
˚ terhadap poros
gigi dan diberi load melalui zig
load pada alat uji.
Newton Torse’s Electronic
System Universal
Testing Machine
Ratio
Universitas Sumatera Utara
29
4.5 Metode Pengumpulan Data 4.5.1 Alat Penelitian
•
Masker multisafe mask
•
Sarung tangan handseal
•
Kaliper untuk pengukuran outline form
•
LED light curing unit Delma PM LED-02
•
Wadah plastik
•
High speed dental handpiece MK Dent, Germany
•
Pot akrilik
•
Spuit 10 ml untuk irigasi
•
Mikromotor strong 207b, korea
•
Diamond pear shape bur Dia bur
• Pinset, spatula semen, instrumen plastis, probe, sonde lurus, semen stopper
Dentica
•
Mata bur polish Dia bur
•
Matriks band Fendermate Directa AB
•
Bonding aplikator Microdon
• Alat uji ketahanan fraktur Torsee’s Electronic System Universal Testing
Machine Japan
•
Beaker glass Pyreex, Germany
•
Termometer Fisher, Germany
•
Busur Fiber castel
•
Water bath Memmert, Germany
•
Stopwatch Diamond, Germany
•
Penggaris
•
Jangka
nilai tertinggi yang muncul pada layar.
Universitas Sumatera Utara
30
Gambar 12. a. Kaliper, b. Bur, c. Light cure d. Spuit, e. Waterbath, f. Bonding aplicator, g. Mikromotor, h. Gun, i. Resin Akrilik
Gambar 13. Torsee’s Electronic System Universal ...
Testing Machine Japan
i b
Universitas Sumatera Utara
31
4.5.2 Bahan Penelitian
•
40 gigi premolar rahang atas yang telah dicabut untuk perawatan ortodonti
•
Saline untuk penyimpanan sampel penelitian
•
Resin komposit Stress Decreasing Resin Dentsply
•
Resin komposit Tetric N Ceram bulk-fill Ivoclar Vivadent
•
Resin komposit Filtek bulk-fill 3M
•
Resin komposit packable P60 3M
• Bahan adhesif total-etch two step C-Bond
wp-dental
•
Self curing acrylic Vertex
•
Vaselin
•
Aquadest
• Gips untuk penanaman gigi
4.5.3 Prosedur Penelitian
a. Persiapan sampel Sampel yang digunakan sebanyak 40 buah gigi premolar rahang atas yang
telah diekstraksi untuk keperluan ortodonti yang dibersihkan dengan scaler kemudian direndam dalam larutan saline. Kemudian sampel dikelompokkan menjadi empat
Gambar 14. A. Resin komposit Tetric N Ceram bulk-fill, B. Resin Komposit Filtek Bulk-fill, C. ....................
Resin Komposit SDR, D. Resin Komposit Packable
a b
d c
Universitas Sumatera Utara
32 kelompok secara acak, masing-masing kelompok berjumlah 10 sampel dan ditanam
dalam balok gips untuk memudahkan dilakukan preparasi dan restorasi.
b. Perlakuan Sampel 1. Preparasi Sampel
Bentuk Outline Form desain kavitas II mesio oklusal gigi premolar menggunakan pensil kayu dengan bantuan kaliper untuk mendapat ukuran yang
akurat dengan ukuran lebar buko-lingual 4 mm, mesio-distal 4 mm kedalaman 4 mm. Preparasi kavitas menggunakan high speed handpiece dan akses ke jaringan enamel
dan dentin menggunakan pear shape bur dan preparasi dimulai pada enamel permukaan oklusal. Selanjutnya kavitas diperdalam dengan memasukkan bur
perlahan-lahan sehingga mencapai kedalaman 4 mm. Gambar 15. Penanaman sampel pada balok gips
I II
III IV
Universitas Sumatera Utara
33
2. Restorasi Sampel Desain preparasi kavitas dilakukan menurut penelitian Thuydung et al 2014.
Kelompok I : Pasang matriks pada bagian proksimal, lalu aplikasi etsa dengan
menggunakan bonding aplikator selama 15 detik, kemudian bilas dengan air dan struktur gigi dijaga dan pertahankan tetap lembab moist. Selanjutnya aplikasikan
bonding pada gigi yang sudah dipreparasi sehingga akan berpenetrasi ke dalam struktur yang ireguler dan sinari selama 20 detik untuk proses polimerisasi.
Aplikasikan Tetric N Ceram bulk-fill sebagai restorasi dengan teknik bulk dan sinari selama 20 detik.
Kelompok II Gambar 16. Desain preparasi klas II lebar 4 mm, panjang 4 mm dan dalam
... ............... 4 mm. a arah mesial, b arah oklusal.
29 4 mm
4 m
4 mm 4
m m
Universitas Sumatera Utara
34 Pasang matriks pada bagian proksimal, lalu aplikasi etsa dengan
menggunakan bonding aplikator selama 15 detik, kemudian bilas dengan air dan struktur gigi dijaga dan pertahankan tetap lembab moist. Selanjutnya aplikasikan
bonding pada gigi yang sudah dipreparasi sehingga akan berpenetrasi ke dalam struktur yang ireguler dan sinari selama 20 detik untuk proses polimerisasi.
Aplikasikan Filtek bulk-fill sebagai restorasi dengan teknik bulk dan sinari selama 20 detik.
Kelompok III : Pasang matriks pada bagian proksimal, lalu aplikasi etsa dengan
menggunakan bonding aplikator selama 15 detik, kemudian bilas dengan air dan struktur gigi dijaga dan pertahankan tetap lembab moist. Selanjutnya aplikasikan
bonding pada gigi yang sudah dipreparasi sehingga akan berpenetrasi ke dalam struktur yang ireguler dan sinari selama 20 detik untuk proses polimerisasi.
Aplikasikan Stress Decreasing Resin SDR sebagai intermediate layer dengan teknik bulk setebal 3 mm, diukur menggunakan probe dan sinari selama 20 detik.
Selanjutnya, untuk tahap akhir aplikasikan resin komposit packable setebal 1 mm dan kemudian sinari selama 20 detik.
Kelompok IV Pasang matriks pada bagian proksimal, lalu aplikasi etsa dengan
menggunakan bonding aplikator selama 15 detik, kemudian bilas dengan air dan struktur gigi dijaga dan pertahankan tetap lembab moist. Selanjutnya aplikasikan
bonding pada gigi yang sudah dipreparasi sehingga akan berpenetrasi ke dalam struktur yang ireguler dan sinari selama 20 detik untuk proses polimerisasi.
Aplikasikan resin komposit packable sebagai restorasi dengan teknik inkremental dan sinari selama 20 detik.
:
a
d e
f a
b c
1
Universitas Sumatera Utara
35
3. Finishing Polishing Pemolishan restorasi dilakukan menggunakan fine finishing bur untuk
membuang restorasi resin komposit yang berlebihan kemudian lakukan pemolishan dengan menggunakan bur silicone pada permukaan restorasi.
4. Water Storage Termocycling Seluruh sampel yang telah direstorasi dimasukkan kedalam wadah dengan
larutan saline dan direndam selama 24 jam. Selanjutnya lakukan proses termocycling dengan memasukkan sampel ke dalam baker glass yang berisi air es selama 30 detik
dengan temperatur 5 ˚C lalu pindahkan dengan jeda waktu 10 detik ke waterbath
dengan temperatur 55 ˚C lalu diamkan selama 30 detik dan lakukan berulang
sebanyak 200 kali.
Gambar 17. A. Aplikasi etsa 15 detik, B. Aplikasi bonding, C. Penyinaran 20 detik, D.Aplikasi resin komposit, E. Penyinaran 20 detik, F.
Tahap Finishing.
Gambar 18. Proses thermocyling
f e
4
Universitas Sumatera Utara
36
5. Penanaman Sampel ke Dalam Cetakan Akrilik Gigi ditanam pada balok akrilik self curing yang dicetak dengan
menggunakan spuit 10 ml yang telah diolesi dengan vaselin sebelumnya. Gigi ditanam 2 mm di bawah cemento enamel junction untuk menyerupai kedudukan gigi
pada tulang alveolar. Setelah akilik hampir mengeras, akrilik dikeluarkan dari spuit. setelah itu dibuat balok basis akrilik dengan cetakan yang terbuat dari kaca dengan
bantuan busur sebagai dataran penuntun kemiringan 13,5 ˚ terhadap aksis panjang gigi
Desain balok akrilik dilakukan menurut penelitian Ozgunaltay et al 2015.
13,5 ˚
Gambar 19. Gambar balok basis akrilik
Gambar 20. a. Balok akrilik, b. Sampel yang telah ditanam di akrilik.
a
b
a b
Universitas Sumatera Utara
37
Gambar 21. ilustrasi aplikasi load pada uji fraktur dengan kemi- ringan 13,5
˚ untuk mensimulasikan keadaan eksentrik. 6. Proses Uji Ketahanan Fraktur
Proses uji tekan dilakukan di laboratorium Uji Mekanis Fakultas MIPA USU untuk mengetahui kekuatan ketahanan fraktur dari sampel. Sampel diletakkan pada
balok basis akrilik kemudian dilakukan uji tekan pada marginal ridge dengan kemiringan 13,5
˚menggunakan Torsee’s Universal Testing Machine. Sampel ditekan dari arah oklusal dengan kecepatan 1 mmmenit sampai terjadi fraktur. Data yang
diperoleh berupa load dalam satuan Kgf dan kemudian satuan diubah ke Newton N.
4.6 Pengolahan dan Analisis Data
Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan menggunakan uji One Way Anova dengan tingkat kemaknaan α = 0,05 untuk melihat perbedaan diantara
kelompok I, II, III dan IV pada restorasi klas II premolar atas.
13,5 ˚
13,5 ˚
Universitas Sumatera Utara
38
BAB 5 HASIL PENELITIAN
5.1 Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan terhadap 40 buah sampel yaitu gigi premolar satu dan dua rahang atas yang dibagi secara random ke dalam 4 kelompok dengan perbedaan
perlakuan. Setiap kelompok dilakukan preparasi kavitas klas II dan aplikasi sistem adhesif total etch two step dengan resin komposit yang berbeda. Kelompok I dan
kelompok II menggunakan resin komposit bulk-fill high viscous, kelompok III menggunakan intermediate layer bulk-fill low viscous dan resin komposit packable,
kelompok IV menggunakan resin komposit packable tanpa intermediate layer. Uji ketahanan fraktur dilakukan dengan menggunakan alat Torsee’s Universal
Testing Machine dan data yang diperoleh berupa load dalam satuan kilogramforce Kgf dan kemudian dikonversikan kedalam satuan Newton.
5.2 Analisis Hasil Penelitian
Untuk mengetahui perbedaan ketahanan fraktur pada kelompok perlakuan digunakan uji one way ANOVA
dengan derajat kemaknaan α = 0,05. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data telah terdistribusi normal atau tidak dan
diperoleh hasil p0,05. Selanjutnya dilakukan uji homogenitas varian terhadap data dan diperoleh hasil p0,05 yang menunjukkan varian data keempat kelompok
tersebut homogen. Dengan demikian data yang diperoleh telah memenuhi syarat dan dapat dilakukan uji ANOVA.
Data deskriptif uji ANOVA dengan perhitungan derajat kemaknaan α = 0,05
menunjukkan nilai rerata setiap kelompok. Tabel 2 memperlihatkan nilai rerata dari nilai ketahanan fraktur dan standar deviasi dari masin-masing kelompok. Terlihat
bahwa kelompok II memiliki nilai rerata kekuatan fraktur tertinggi yaitu 785,71 N
Universitas Sumatera Utara