Dalam BUMN, baik Perum dan Persero yang telah diatur dalam Undang-Undang No. 19 tahun 2003 tentang BUMN, tetap pula terikat dan
tunduk pada peraturan perundangan lain yang mengatur mengenai Badan Usaha dan Perseroan Terbatas. Dalam Hal ini, Undang-Undang No. 40
tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas tetap menjadi pedoman bagi Persero dan Persero Terbuka BUMN sebagaimana layaknya badan usaha
dan perseroan pada umumnya. Undang
–Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas menggantikan berlakunya :
1 Buku I Bab II Bagian III pasal 36 sampai dengan pasal 56 Kitab
Undang –Undang
Hukum Dagang
Wetboek van
Koophandel,Staatsblad 1847:23. 2
Ordonansi Maskapai Andil Indonesia Ordonontie op de Indonesia Maatschappij op Aandelen. Stb 1939-569 jo. 717.
3 UU Nomor 1 Tahun 1995 Tentang Perseroan Terbatas.
c. Jenis BUMN
Selain berdasarkan bentuknya, BUMN juga dapat dikelompokan berdasarkan bidang usahanya, yaitu:
1 Public Utilities, adalah BUMN yang bergerak dibidang usaha
menguasai hajat hidup orang banyak. Contohnya, P.T. Telkom, PLN, KAI.
2 Industry Vital Strategies, adalah BUMN yang bergerak dalam sektor-
sektor industri yang bersifat penting, vital dan strategis. Contoh ; Pertamina, Aneka Tambang, Batubara Bukit Asam.
3 Business, adalah BUMN yang bergerak di sektor-sektor bisnis secara
umum. Contoh ; BNI, Bank Mandiri, BRI.
Undang-Undang No. 19 Tahun 2003, memisahkan secara tegas antara regulator pemerintah melalui departemen teknisnya dengan
operator kementeriaan BUMN. Disini terdapat teori principal agent dalam pemetaan hubungan antara pemerintah dengan BUMN, yakni Agent
perusahaan, yakni BUMN bertanggung jawab kepada Principal pemilik yang dalam hal ini adalah pemerintah.
Undang-Undang Nomor 19 tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara disusun untuk menciptakan sistem pengelolaan dan pengawasan
berlandaskan pada prinsip efisiensi dan produktivitas guna meningkatkan kinerja dan nilai value BUMN, serta menghindarkan BUMN dari
tindakan-tindakan pengeksploitasian di luar asas tata kelola perusahaan yang baik good corporate governance. Undang-undang ini juga
dirancang untuk menata dan mempertegas peran lembaga dan posisi wakil pemerintah sebagai pemegang sahampemilik modal BUMN, serta
memperjelas hubungan BUMN selaku operator usaha dengan lembaga pemerintah sebagai regulator.
Di samping itu, Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 mengatur ketentuan mengenai restrukturisasi dan privatisasi sebagai alat dan cara
pembenahan BUMN untuk mencapai cita-citanya serta hal-hal penting lainnya yang mendukung dan dapat menjadi landasan bagi upaya
penyehatan BUMN. Adapun prinsip yang diterapkan dalam BUMN adalah prinsip Good
Corporate Governance, sebagai berikut : a.
Transparansi Transparency. b.
Akuntabilitas Accountability. c.
Responsibilitas Responsibility. d.
Independensi Independency. e.
Kesetaraan dan Kewajaran Fairness.
7. Tinjauan tentang Privatisasi