Suma’mur  P.K,  1996.  Apabila  jam  kerja  melebihi  dari  ketentuan  akan ditemukan hal-hal seperti penurunan kecepatan kerja, gangguan kesehatan, angka
absensi  karena  sakit  meningkat  yang  dapat  mengakibatkan  rendahnya  tingkat produktivitas kerja Tarwaka, 2004.
5.2 Analisis Posisi Duduk menggunakan REBA
Berdasarkan  hasil  observasi  pada  pengemudi  angkutan  yang  menjadi responden  penelitian  rata-rata  pengemudi  bekerja  dengan  posisi  statis.
Berdasarkan  perhitungan  tabel  REBA  pada  15  orang  pengemudi  diperoleh  hasil dengan kategori sebagai berikut :
1.   Posisi Duduk Ergonomis
Skor  1  masih  dapat  diterima posisi  duduk  ergonomis  sebanyak  2  orang pengemudi 13,3 dengan hasil analisis sebagai berikut contoh pada pengemudi
nomor 5. Posisi punggung pengemudi berada dalam kondisi normal, pergerakan leher  membentuk  sudut  20
dan  terdapat  beberapa  kali  gerakan  leher  berputar selama  mengemudi  dan  posisi  kaki  bengkok  selama  mengemudi  membentuk
sudut 45 . Skor total untuk bagian punggung, leher dan kaki Tabel A = 2.
Lengan  atas  sebelah  kiri  bergerak  sejauh  20 ,  lengan  atas  sebelah  kanan
bergerak membentuk sudut 45 dan pada lengan atas sebelah kanan posisi lengan
miring  menyangga berat  lengan. Lengan bawah  sebelah kiri  bergerak sejauh 70 dan lengan bawah kanan bergerak 100
. Bagian pergelangan tangan kiri dan kanan bengkok  membentuk  sudut  10
.  Skor  total  untuk  bagian  lengan  atas  kiri kanan,  lengan  bawah    kiri    kanan  dan  pergelangan  tangan  kiri    kanan
Universitas Sumatera Utara
Tabel B yakni = 1 kiri  kanan. Skor tabel C = 1 kiri  kanan. Berdasarkan skor  maka  pengemudi  dikategorikan  tidak  berisiko  mengalami  CTDs  posisi
duduk ergonomis sehingga tidak diperlukan tindakan lebih lanjut.
Gambar 5.1 Pengemudi no. 5
Universitas Sumatera Utara
2.   Posisi Duduk Tidak Ergonomis
Risiko  CTDs ringan-sangat  tinggi  skor 2-15 dikategorikan posisi  duduk tidak  ergonomis  dialami  sebanyak  13  orang  pengemudi  86,7  dengan  hasil
analisis sebagai berikut contoh pada pengemudi nomor 9. Posisi  punggung  pengemudi  berada  dalam  kondisi  condong  ke  depan
sejauh  30 ,  pergerakan  leher  membentuk  sudut  20
dan  terdapat  beberapa  kali gerakan  leher  berputar  selama  mengemudi  dan  posisi  kaki  bengkok  selama
mengemudi  membentuk  sudut  45 . Skor  total  untuk  bagian  punggung,  leher  dan
kaki Tabel A = 5. Lengan  atas  sebelah  kiri  bergerak  sejauh  170
dan  lengan  atas  sebelah kanan  bergerak  sejauh  140
.  Selain  itu  pada  bagian  lengan  atas  kiri  dan  kanan bahu naik serta lengan berputar. Lengan bawah sebelah kiri bergerak sejauh 150
dan lengan bawah kanan bergerak 110 . Bagian pergelangan tangan kiri bengkok
membentuk sudut 10 dan kanan bengkok membentuk sudut 20
serta pergelangan tangan kanan berputar. Skor total untuk bagian lengan atas kiri  kanan, lengan
bawah  kiri  kanan dan pergelangan tangan kiri  kanan Tabel B yakni = 7 kiri dan 9 kanan. Skor tabel C = 8 kiri dan 9 kanan. Berdasarkan skor maka
pengemudi  dikategorikan  berisiko  mengalami  CTDs  tinggi    posisi  duduk  tidak ergonomis  sehingga  diperlukan  tindakan  secepatnya  untuk  mencegah  dan
mengurangi kemungkinan pengemudi mengalami CTDs.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.3 Pengemudi no. 9
Menurut  Kurniawidjaja  2010  yang  dikutip  oleh  Utomo  2012  postur kerja  fisik  dengan  posisi  yang  sama  dan  pergerakan  otot  yang  sangat  minimal
akan menimbulkan peningkatan beban otot dan tendon, menyebabkan aliran darah pada otot terhalang dan menimbulkan kelelahan serta rasa kebas dan nyeri. Pada
kondisi  ini  pekerja  akan  merasa  seperti  kesemutan  awalnya  kemudian  akan disusul  rasa  kebas  sehingga  akan  mengganggu  proses  kerja,  anggota  gerak
cenderung  menjadi  kaku  sehingga  bisa  terjadi  kekakuan  sendi  apabila  terus berlanjut dan bisa menimbulkan deformitas postur akibat pada saat bekerja selalu
dalam  posisi  yang  sama  dan  otot  akan  berkontraksi  lebih  lama  sehingga  bisa
Universitas Sumatera Utara
menimbulkan kondisi otot yang tidak elastis sehingga kekakuan otot bisa berlanjut menjadi kekakuan sendi.
Posisi  kaki  saat  mengemudi  juga  dapat  mempengaruhi  keluhan  nyeri punggung  bawah.  Semakin  jauh  anggota  tubuh  bergerak  menjauhi  otot  rangka
terlebih  jika  melakukan  gerakan  dengan  teknik  yang  tidak  benar  maka  risiko terjadinya  cedera  otot  akan  semakin  besar.  Ukuran  tubuh  yang  penting  dalam
posisi  kerja  duduk  adalah  tinggi  duduk,  panjang  lengan  atas,  panjang  lengan bawah  dan  tangan,  jarak  lekuk  lutut  dan  garis  punggung,  serta  jarak  lekuk  lutut
dan telapak kaki Santoso, 2004.
5.3 Keluhan Nyeri Punggung Bawah Low Back Pain