C. Kerangka Berpikir
1. Hubungan Pengalaman Mengajar dengan Kompetensi Guru Menurut Masnur Muslich 2007:12 kompetensi merupakan kebulatan
penguasaan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang ditampilkan melalui unjuk kerja. Kepmendiknas No 045U2002 menyebutkan bahwa kompetensi sebagai
seperangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugas- tugas sesuai dengan pekerjaan tertentu. Jadi kompetensi guru dapat dipahami sebagai
tindakan kebulatan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang berwujud tindakan cerdas dan penuh tanggungjawab dalam melaksanakan tugas sebagai agen
pembelajaran. Pengalaman mengajar adalah masa kerja guru dalam melaksanakan tugas
sebagai pendidik dalam hal-hal yang dialami dalam mengajar dan berkaitan dengan nilai-nilai kompetensi guru yang diharapkan dengan semakin berpengalaman guru
mengajar maka kompetensi guru dalam mengajar juga baik. Logika yang dibangun dari hubungan variabel pengalaman mengajar dan indikator pengetahuan,
ketrampilan, dan nilai-nilai yang menyatu pada dirinya, uji kompetensi dalam bentuk penilaian portofolio yang merupakan pengakuan atas pengalaman profesional guru
dalam bentuk penilaian terhadap kumpulan dokumen yang mencerminkan kompetensi guru.
2. Hubungan Motivasi Mengajar dengan Kompetensi Guru Dalam teori Maslow dikuti oleh Hamzah Uno 2007: 7 yang dikenal sebagai
teori kebutuhan needs yang diterapkan dalam dunia pendidikan, teori ini dilakukan
dengan cara memenuhi kebutuhan peserta didik, agar dapat mencapai hasil belajar yang maksimal dan sebaik mungkin. Contohnya, profesionalisasi guru dan
kematangan dalam melaksanakan tugas guru. Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah
laku. Sedangkan motivasi mengajar adalah dorongan dari dalam dan dari luar diri seorang guru dalam mengajar. Motivasi yang terkait dengan pemaknaan dan peranan
kognisi lebih merupakan motivasi intrinsik, yaitu motivasi yang muncul dari dalam, seperti minat atau keingintahuan, sehingga seseorang tidak lagi termotivasi oleh
bentuk-bentuk insentif atau hukuman. Sedangkan motivasi ekstrinsik ialah motivasi yang disebabkan oleh keinginan untuk menerima ganjaran atau menghindari
hukuman, motivasi yang terbentuk oleh faktor-faktor eksternal berupa ganjaran dan atau hukuman. Logika yang dibangun dari hubungan variabel motivasi mengajar dan
indikatornya diatas motivasi internal dan eksternal menurut Glickman dengan teori kuadrannya yang dikutip oleh Ibrahim Bafadal 2003: 5 menegaskan bahwa
seseorang akan bekerja secara profesional bilamana orang tersebut memiliki kemampuan ability dan motivasi motivation. Maksudnya adalah seseorang akan
bekerja secara profesional bilamana memiliki kemampuan kerja yang tinggi dan kesungguhan hati untuk mengerjakan dengan sebaik-baiknya. Sebaliknya, seseorang
tidak akan bekerja secara profesional bilamana hanya memenuhi salah satu di antara dua persyaratan di atas.
3. Hubungan Pengalaman Mengajar dan Motivasi Mengajar dengan Kompetensi Guru Guru yang memiliki pengalaman memanfaatkan sumber belajar secara
terencana dan terprogram cenderung memiliki kemampuan mengelola pembelajaran dengan baik. Keterbatasan yang dimiliki dapat dibantu dengan memanfaatkan sumber
belajar yang tersedia. Guru tersebut akan terdorong untuk melakukan inovasi dan motivasi berprestasi dalam pembelajaran. Rasa tanggung jawab, komitmen, loyalitas
pada profesinya selaku pendidikan mendorong dirinya untuk selalu berkembang sebagai tuntutan peningkatan kualitas pembelajaran.
Kemampuan guru pembelajaran tentunya memberi dampak terhadap aspek kualitas kegiatan pembelajaran. Logika yang dibangun dari hubungan variabel
tersebut adalah jika seorang memiliki pengalaman belajar yang memadai, sering memanfaatkan sumber belajar serta memiliki motivasi berprestasi yang tinggi, maka
guru tersebut cenderung memiliki kinerja lebih baik. Situasi psikologi semacam ini memungkinkan untuk menciptakan proses pembelajaran yang baik. Demikian juga
guru yang sering memanfaatkan sumber belajar dengan baik cenderung memiliki pengalaman dan kemampuan yang relatif lebih baik dalam pembelajaran. Dengan
demikian dapat dikatakan pengalaman mengajar dan motivasi mengajar mempunyai sumbangan yang relarif besar terhadap kompetensi guru. Oleh karena itu diduga ada
hubungan atau korelasi positif antara pengalaman mengajar dan motivasi mengajar dengan kompetensi guru. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat dalam skema dibawah
ini. Kerangka pemikiran tersebut dapat penulis gambarkan sebagai berikut:
Gambar 1: Skema Kerangka Berfikir Keterangan: Garis hubungan
D. Hipotesis