realisasi bea balik nama kendaraan bermotor provinsi Sumateera Utara tahun 2011-2013, dan realisasi pendapatan asli daerah Provinsi Sumatera Utara tahun
2011-2013.
3.5.2. Sumber Data
Sumber data sekunder yang digunakan dalam penelitian diperoleh dari sumber yaitu instansi pemerintah terkait Dinas Pendapatan Daerah Provinsi
Sumatera Utara.
3.6. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif dan merupakan data sekunder yang informasinya diperoleh secara tidak langsung
dari perusahaan. Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumentasi, yaitu metode mengumpulkan data sekunder yang berasal dari
laporan keuangan perusahaan dan informasi lain yang berkaitan dengan penelitian. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah metode studi pustaka, dimana studi pustaka merupaka metode pengumpulan data dengan membaca literatur, jurnal-jurnal, maupun sumber lain
yang terkait baik bersumber dari perpustakaan dan instansi yang terkait dengan penelitian.
3.7. Metode Analisis 3.7.1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif merupakan analisis yang paling mendasar untuk menggambarkan keadaan data secara umum. Statistik deskriptif ini meliputi
Universitas Sumatera Utara
beberapa hal sub menu deskriptif statistik seperti frekuensi, deskriptif, eksplorasi data, tabulasi silang dan analisis rasio yang menggunakan Minimum,
Maksimum, Mean, Median, Mode, Standard Deviasi.
3.7.1.1 Pengujian Asumsi Klasik
Model regresi yang digunakan dalam menguji hipotesis haruslah menghindari kemungkinan terjadinya penyimpangan asumsi klasik. Asumsi
klasik regresi meliputi
3.7.1.1.1 Uji Normalitas Data
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau
tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Metode yang dapat dipakai untuk normalitas antara lain:
Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan Kolmogrov- Smirnov dengan taraf signifikansi 0,05 5. Apabila signifikansinya lebih dari
0,05 maka dapat dismpulkan bahwa data terdistribusi secara normal.
3.7.1.1.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabel independen Erlina, 2008:105. Jika
terjadi korelasi, berarti terjadi masalah multikolinieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk
melihat ada atau tidaknya multikolinieritas dalam model regresi dilihat dari nilai tolerance dan nilai Variance Inflation Factor VIF. Batasan yang umum dipakai
untuk menunjukkan adanya mutikolineritas adalah nilai tolerance 0,10 dan
Universitas Sumatera Utara
nilai VIF10. Apabila nilai tolerance 0,10 atau nilai VIF 10 maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas.
3.7.1.1.3 Uji Autokorelasi
Adapun uji yang dapat digunakan untuk mendeteksi adanya penyimpangan asumsi klasik ini adalah uji Durbin Watson D-W stat dengan
ketentuan sebagai berikut : a.
1,65 DW 2,35 maka tidak ada autokorelasi. b.
1,21 DW 1,65 atau 2,35 DW 2,79 maka tidak dapat disimpulkan.
c. DW 1,21 atau DW 2,79 maka terjadi auto korelasi.
3.7.1.1.4 Uji Heteroskedastisitas
Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk mendeteksi gejala heteroskedasitas dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat
ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedasitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik
scatterplot antara ZPRED dan SRESID dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual Y prediksi – Y sesungguhnya yang
terletak di Studentized ketentuan tersebut adalah sebagai berikut: a
Jika ada titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur maka mengidentifikasikan telah terjadi heterokedasitas.
b Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan
dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedasitas.
Universitas Sumatera Utara
3.7.2. Regresi Linier Berganda
Penelitian ini bertujuan melihat pengaruh hubungan antara variabel- variabel independen terhadap variabel dependen dengan menggunakan analisis
regresi linear berganda. Statistik untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan metode regresi linier berganda dengan rumus:
Y= a + b
1
x
1
+ b
2
x
2
+e Dalam hal ini,
Y = Pendapatan asli daerah PAD
a = konstanta persamaan regresi
b
1
,b
2,
= koefisien regresi x
1
= Pajak Kendaraan Bermotor PKB x
2
= Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor BBNKB e
= Eror
3.7.3 Pengujian Hipotesis 3.7.3.1 Analisis Determinasi
Analisis determinasi dalam regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui persentase sumbgan pengaruh variabel independen secara serentak
terhadap variabel dependen. Analisis regresi linier berganda adalah hubungan secara linear antara dua atau lebih variabel independen dengan satu variabel
dependen Priyatno, 2013:53. Dalam hal ini peneliti ingin melihat seberapa besar pengaruh kontribusi PKB dan BBNKB terhadap peningkatan PAD provinsi
Sumatera Utara.
3.7.3.2 Uji F
Uji F dilakukan untuk melihat pengaruh variabel bebas secara bersama- sama berpengaruh terhadap variabel tidak bebas. Tahapan uji F sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
a. Merumuskan hipotesis
H0 : PKB, BBNKB, berpengaruh signifikan secara simultan Pendapatan Asli Daerah Provinsi Sumatera Utara
H1 : PKB, BBNKB tidak berpengaruh signifikan secara simultan terhadap Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara
b. Membandingkan hasil F
hitung
dengan F
tabel
dengan kriteria sebagai berikut:
Jika F
hitung
F
tabel
berarti α = 5, Ho diterima
Jika F
hitung
≤ F
tabel
berarti α = 5, H
1
diterima.
3.7.3.3 Uji t
Uji t dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen yang terdiri atas Pajak Kendaraan bermotor PKB dan Bea Balik
Nama Kendaraan Bermotor BBNKB terhadap Pendapatan Asli Daerah PAD. Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan dalam uji ini adalah sebagai
berikut a. Merumuskan hipotesis
H0 : PKB dan BBNKB berpengaruh signifikan secara partial Pendapatan Asli Daerah Sumatera Utara
H1 : PKB dan BBNKB tidak berpengaruh signifikan secara partial Pendapatan Asli Daerah Provinsi Sumatera Utara.
Jika t
hitung
t
tabel
berarti α = 5, Ho diterima H
diterima. Jika t
hitung
≤ t
tabel
berarti α = 5, Ho diterima H
1
diterima.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Provinsi Sumatera Utara
Provinsi Sumatera Utara terletak pada 1° - 4° Lintang Utara dan 98° - 100° Bujur Timur, Luas daratan Provinsi Sumatera Utara 72.981,23 km².
Sumatera Utara pada dasarnya dapat dibagi atas:
•
Pesisir Timur
•
Pegunungan Bukit Barisan
•
Pesisir Barat
•
Kepulauan Nias
Pesisir timur merupakan wilayah di dalam provinsi yang paling pesat perkembangannya karena persyaratan infrastruktur yang relatif lebih lengkap
daripada wilayah lainnya. Wilayah pesisir timur juga merupakan wilayah yang relatif padat konsentrasi penduduknya dibandingkan wilayah lainnya. Pada masa
kolonial Hindia-Belanda, wilayah ini termasuk residentie Sumatras Oostkust bersama provinsi Riau.
Di wilayah tengah provinsi berjajar Pegunungan Bukit Barisan. Di pegunungan ini terdapat beberapa wilayah yang menjadi kantong-kantong
konsentrasi penduduk. Daerah di sekitar Danau Toba dan Pulau Samosir, merupakan daerah padat penduduk yang menggantungkan hidupnya kepada danau
ini.
Universitas Sumatera Utara
Pesisir barat merupakan wilayah yang cukup sempit, dengan komposisi penduduk yang terdiri dari masyarakat Batak, Minangkabau, dan Aceh. Namun secara kultur
dan etnolinguistik, wilayah ini masuk ke dalam budaya dan Bahasa Minangkabau.
Batas Wilayah
Utara Provinsi Aceh dan Selat Malaka
Selatan Provinsi Riau, Provinsi Sumatera
Barat, dan Samudera Indonesia
Barat Provinsi Aceh dan Samudera
Indonesia Timur
Selat Malaka Terdapat 419 pulau di propisi Sumatera Utara. Pulau-pulau terluar
adalah pulau Simuk kepulauan Nias, dan pulau Berhala di selat Sumatera Malaka.
Kepulauan Nias terdiri dari pulau Nias sebagai pulau utama dan pulau- pulau kecil lain di sekitarnya. Kepulauan Nias terletak di lepas pantai pesisir barat
di Samudera Hindia. Pusat pemerintahan terletak di Gunung Sitoli. Kepulauan Batu terdiri dari 51 pulau dengan 4 pulau besar: Sibuasi,
Pini, Tanahbala, Tanahmasa. Pusat pemerintahan di Pulautelo di pulau Sibuasi. Kepulauan Batu terletak di tenggara kepulauan Nias. Pulau-pulau lain di Sumatera
Utara: Imanna, Pasu, Bawa, Hamutaia, Batumakalele, Lego, Masa, Bau, Simaleh, Makole, Jake, dan Sigata, Wunga.
Di Sumatera Utara saat ini terdapat dua taman nasional, yakni Taman Nasional Gunung Leuser dan Taman Nasional Batang Gadis. Menurut Keputusan
Menteri Kehutanan, Nomor 44 Tahun 2005, luas hutan di Sumatera Utara saat ini 3.742.120 hektare ha. Yang terdiri dari Kawasan Suaka AlamKawasan
Pelestarian Alam seluas 477.070 ha, Hutan Lindung 1.297.330 ha, Hutan Produksi
Universitas Sumatera Utara
Terbatas 879.270 ha, Hutan Produksi Tetap 1.035.690 ha dan Hutan Produksi yang dapat dikonversi seluas 52.760 ha.
Namun angka ini sifatnya secara de jure saja. Sebab secara de facto, hutan yang ada tidak seluas itu lagi. Terjadi banyak kerusakan akibat perambahan
dan pembalakan liar. Sejauh ini, sudah 206.000 ha lebih hutan di Sumut telah mengalami perubahan fungsi. Telah berubah menjadi lahan perkebunan,
transmigrasi. Dari luas tersebut, sebanyak 163.000 ha untuk areal perkebunan dan 42.900 ha untuk areal transmigrasi.
Pusat pemerintahan Sumatera Utara terletak di kota Medan. Sebelumnya, Sumatera Utara termasuk ke dalam Provinsi Sumatra sesaat
Indonesia merdeka pada tahun 1945. Tahun 1950, Provinsi Sumatera Utara dibentuk yang meliputi eks karesidenan Sumatera Timur, Tapanuli, dan Aceh.
Tahun 1956, Aceh memisahkan diri menjadi Daerah Istimewa Aceh. Sumatera Utara dibagi kepada 25 kabupaten, 8 kota dahulu kotamadya, 325 kecamatan,
dan 5.456 kelurahandesa. Di Sumatera Utara terdapat 2.098,05 kilometer jalan negara, yang
tergolong mantap hanya 1.095,70 kilometer atau 52,22 persen dan 418,60 kilometer atau 19,95 persen dalam keadaan sedang, selebihnya dalam keadaan
rusak. Sementara dari 2.752,41 kilometer jalan provinsi, yang dalam keadaan mantap panjangnya 1.237,60 kilometer atau 44,96 persen, sementara yang dalam
keadaan sedang 558,46 kilometer atau 20,29 persen. Halnya jalan rusak panjangnya 410,40 kilometer atau 14,91 persen dan yang rusak berat panjangnya
545,95 kilometer atau 19,84 persen. Dari sisi kendaraan, terdapat lebih 1,38 juta
Universitas Sumatera Utara
kendaraan roda dua dan empat di Sumatera Utara. Dari jumlah itu, sebanyak 873 ribu lebih berada di Kota Medan.
4.2 Gambaran Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatera Utara