Metode Pengumpulan Data Teknik Analisis Data .1 Regresi Linear Berganda Gambaran Umum Kerajinan Rotan Di Kota Medan Kopinkra

penelitian ini adalah dengan menyebarkan Kuisioner dan interview langsung yang ditujukan kepada pengrajin rotan yang menjadi anggota Koperasi Koprinka di Kotamadya Medan, dengan cara mengajukan daftar pertanyaan untuk dijawab dengan memberikan angket. Isinya berupa identitas responden, dan butir butir pertanyaan variabel penelitian. 2. Data Sekunder Dara sekunder merupakan data primer yang diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak ngumpul data primer atau oleh pihak lain Umar, 2008 : 42. Data sekunder ini diperoleh melalui studi dokumentasi dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal, dan internet untuk mendukung penelitian ini.

3.8 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data penelitian yang digunakan yaitu: metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Angket Kuesioner Angket kuesioner merupakan suatu pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaanpernyataan kepada responden dengan harapan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut Umar 2008 : 49 2. Studi Dokumentasi Metode pengumpulan data dengan membaca dan mempelajari berbagai macam tulisan di berbagai buku, jurnal, dan informasi dari internet yang berhubungan dengan penelitian ini. 3.9 Teknik Analisis Data 3.9.1 Regresi Linear Berganda Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis statistik deskriptif dengan menggunakan softwareSPSS for windows sebagai pengolahan data statistik. Teknik analisis data yang digunakan, yaitu regresi linear berganda dan model yang digunakan, yaitu : Universitas Sumatera Utara Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X 4 + e Dimana : Y = Daya saing usaha X 1 = sumber daya manusia X 2 = modal X 3 = pemasaran produk X 4 = dukungan pemerintah daerah a = konstanta b 1 ,b 2, b 3, b 4 = Koefisien Regresi e = Standard error

3.10 Uji Validitas dan Reliabitas

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan terhadap alat penelitian yaitu kuesioner. Penyebaran kuesioner khusus uji validitas dan reliabilitas diberikan kepada pengusaha pengrajin rotan sebagai responden diluar dari pada sampel. Yaitu pada pengusaha - pengusaha pengrajin rotanjalan Yos Sudarso Kecamatan Rumai – Pekanbaru. 3.10.1Uji Validitas Validitas menunjukan seberapa nyata suatu pengujian mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas berhubungan dengan ketepatan alat ukur untuk melakukan tugasnya mencapai sasarannya Jogiyanto, 2004 : 120. Pada penelitian ini untuk nilai r hitung pada Corrected Item-Total Correlation dibandingkan dengan table r 0,361, jika nilai Corrected Item-Total Correlation lebih besar dari 0,361, maka butri dinyatakan Valid. Begitu juga sebaliknya Situmorang dan Lufti, 2014 : 89. Universitas Sumatera Utara Penelitian ini menggunakan alat kuesioner dengan pengujian validitas menggunakan program Statistical Product and Service Solution SPSS versi 21.0 for Windows. Kriteria dalam menentukan validitas suatu kueisioner adalah sebagai berikut: 1. Jika r hitung r tabel maka pertanyaan tersebut valid. 2. Jika r hitung r tabel maka pertanyaan tersebut tidak valid. Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan pada 30 pengusaha pengrajin rotan sebagai responden diluar dari pada sampel. Yaitu pada pengusaha pengusaha pengrajin rotan jalan Yos Sudarso Kecamatan Rumai – Pekanbaru. Hasil pengolahan dari uji validitas dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.3 Uji Validitas Pertanyaan-Pertanyaan pada Kuesioner Item-Total Statistics Pernyataan r_hitung r _tabel Keterangan P1 .723 0, 361 Valid P2 .918 0, 361 Valid P3 .798 0, 361 Valid P4 .918 0, 361 Valid P5 .785 0, 361 Valid 6P .654 0, 361 Valid P7 .948 0, 361 Valid P8 .948 0, 361 Valid P9 .738 0, 361 Valid P10 .948 0, 361 Valid P11 .638 0, 361 Valid P12 .692 0, 361 Valid P13 .890 0, 361 Valid P14 .878 0, 361 Valid P15 .750 0, 361 Valid P16 .866 0, 361 Valid P17 .778 0, 361 Valid Universitas Sumatera Utara P18 .705 0, 361 Valid P19 .778 0, 361 Valid P20 .587 0, 361 Valid P21 .911 0, 361 Valid P22 .866 0, 361 Valid P23 .926 0, 361 Valid P24 .854 0, 361 Valid P25 .911 0, 361 Valid P26 .760 0, 361 Valid P27 .828 0, 361 Valid P28 .760 0, 361 Valid P29 .959 0, 361 Valid P30 .729 0, 361 Valid P31 .674 0, 361 Valid P32 .821 0, 361 Valid P33 .959 0, 361 Valid P34 .395 0, 361 Valid P35 .662 0, 361 Valid P36 .601 0,361 Valid Nilai patokan untuk uji validitas adalah koefisien korelasi Corrected Item-Total Correlation yang mendapat nilai lebih besar dari 0,3 Sekarang dalam Augustine dan Kristaung, 2013:70. Berdasarkan hasil uji validitas pada Tabel 3.3 diketahui seluruh pertanyaan bersifat valid. 3.10.2Uji Reliabilitas Uji reliabilitas harus dilakukan hanya pada pertanyaan yang telah memiliki atau memenuhi uji validitas, jadi jika tidak memenuhi syarat uji validitas maka tidak perlu diteruskan untuk uji reliabilitas Noor, 2011:130. Berikut hasil dari uji reliabilitas terhadap butir-butir pertanyaan yang valid. Universitas Sumatera Utara Tabel 3.4 Uji Reliabilitas pada Kuesioner Variabel Sumber Daya Manusia, Modal, Pemasaran Produk, Dukungan Pemerintah, dan Daya Saing Variabel Nilai Alpha Cronbach Sumber Daya Manusia Modal Pemasaran Produk Dukungan Pemerintahan Daya Saing 0,927 0,926 0,973 0,961 0,902 Jika nilai Alpha Cronbach lebih besar dari 0,6, maka kuesioner penelitian bersifat reliabel Augustine dan Kristaung, 2013:73, Noor, 2011:165. Diketahui bahwa kuesioner bersifat reliabel, karena nilai Alpha Cronbach lebih besar dari 0,6. 3.11Teknis Analisis 3.11.1Metode Analisis Deskriptif Analisis deskriptif adalah statistik yang menggambarkan fenomena atau karakteristik data. Dalam suatu penelitian, analisis deskriptif perlu dilakukan karena karakteristik dari suatu data akan menggambarkan fenomena dari data. 3.11.2Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Pengujian ini diperlukan karena untuk melakukan uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar atau tidak dipenuhi maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil Erlina, 2011 : 100. 2. Uji Multikolinieritas Universitas Sumatera Utara Uji multikolinieritas untuk mengetahui apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antarvariabel independen. Jika terjadi korelasi, terdapat masalah multikolinieritas yang harus diatasi Umar, 2008 : 177-178. Ketentuan untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas menurut Lubis dkk, 2007 : 32 yaitu: 1. Jika nilai Variance Inflation Factor VIF tidak lebih dari 10 dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1, maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinieritas. VIF = 1Tolerance, jika VIF = 0 maka Tolerance = 110 = 0,1. Semakin tinggi VIF maka semakin rendah Tolerance. 2. Jika nilai koefisien korelasi antar masing-masing variabel independen kurang dari 0,70, maka model dapat dinyatakan bebas dari asumsi klasik multikolinieritas. Jika lebih dari 0,7 maka diasumsikan terjadi korelasi yang sangat kuat antar variabel independen sehingga terjadi multikolinieritas. 3.Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, disebut homoskedastisitas, sementara itu, untuk varians yang berbeda disebut heteroskedastisitas Umar, 2008 : 179.Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas diuji dengan menggunakan uji Glejser dengan pengambilan keputusan jika variabel independen signifikan secara statistic mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadi heterokedastisitas. Jika probabilitas signifikannya diatas tingkat kepercayaan 5 dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heterokedastisitas Situmorang et al, 2008:63. Universitas Sumatera Utara Cara memprediksinya menurut Lubis dkk 2007 : 34 adalah jika pola gambar Scatterplot model tersebut sebagai berikut: 1. Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0. 2. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja. 3. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali. 4. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola. 3.12Metode Regresi Linear Berganda Metode analisis Linear Berganda berfungsi untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas Sumber Daya Manusia, Modal, Pemasaran Produk dan Dukungan pemerintah Daerah terhadap variabel terikat Daya saing usaha. Persamaan regresi berganda yang digunakan adalah: Dimana : Y = Daya saing a = Konstanta � 1 , � 2 , � 3 = Koefisien regresi berganda � 1 = Sumber Daya Manusia � 2 = Modal � 3 = Pemasaran Produk X 4 = Dukungan Pemerintah Daerah � = � + � 1 � 1 + � 2 � 2 + � 3 � 3 + b 3 X 4 + e Universitas Sumatera Utara e = Standar Error Tabel 3.5 Hubungan antar Variabel Nilai Interprestasi 0.0 - 0.19 Sangat Tidak Erat 0.2 - 0.39 Tidak Erat 0.4 - 0.59 Cukup Erat

0.6 – 0.79 Erat

0.8 – 0.99 Sangat Erat Sumber : Situmorang Muslich 2014

3.12.1 Uji- t Uji Parsial

Pada Uji t digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh secara parsial variabel sumber daya manusia, modal, pemasaran produk, desain produk, dan pelatihan usaha dan dukungan dari pemerintah daerah terhadap peningkatan daya saing usaha mikro rotan di Kota Medan. Kriteria pengujian hipotesis secara parsial adalah: H : b 1, b 2, b 3, b 4, = 0 artinya tidak ada pengaruh secara parsial variabel sumber daya manusia, modal, pemasaran produk, dan Dukungan dari pemerintah daerah terhadap peningkatan daya saing usaha pelaku usaha mikro rotan di Kota Medan. H a :b 1, b 2, b 3, b 4 ≠ 0 artinya adanya pengaruh secara parsial variabel sumber daya manusia, modal, pemasaran produk, dan Dukungan dari pemerintah daerah terhadap peningkatan daya saing usaha pelaku usaha mikro rotan di Kota Medan. Nilai t hitung dibandingkan dengan t tabel . Kriteria pengambilan keputusan, sebagai berikut: H diterima, bila t hitung t tabel pada tingkat signifikan α = 5. H ditolak H 1 diterima , bila t hitung t tabel pada tingkat signifikan α = 5.

3.12.2 Uji F Uji Simultan

Pada Uji F digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh secara bersama-sama variabel sumber daya manusia, modal, pemasaran produk dan Dukungan dari pemerintah Universitas Sumatera Utara daerah terhadap peningkatan daya saing usaha mikro rotan di Kota Medan. Kriteria pengujian hipotesis secara simultan adalah: H : b 1, b 2, b 3, b 4 = 0 artinya tidak ada pengaruh secara simultan variabel sumber daya manusia, modal, pemasaran produk, dan Dukungan dari pemerintah daerah terhadap peningkatan daya saing usaha pelaku usaha mikro rotan di Kota Medan. H a : b 1, b 2, b 3, b 4 ≠ 0 artinya adanya pengaruh secara simultan atas variabel sumber daya manusia, modal, pemasaran produk, dan Dukungan dari pemerintah daerah terhadap peningkatan daya saing usaha pelaku usaha mikro rotan di Kota Medan. Pengujian simultan dilakukan dengan cara membandingkan nilai F hitung dan F tabel pada tingkat kepercayaan 95 0,95. Kriteria pengujian yang digunakan,yaitu: Bila F hitung F tabel , maka Ho ditolak pada signifikan 0,05 Berarti secara statistik data yang digunakan untuk menunjukkan bahwa variabel independen sumber daya manusia, modal, pemasaran produk, dan Dukungan dari pemerintah daerah berpengaruh pada variabel dependen daya saing usaha. Bila F hitung F tabel , maka Ho diterima pada signifikan 0,05. Berarti secara statistik data yang digunakan untuk menunjukkan bahwa variabel independen sumber daya manusia, modal, pemasaran produk, dan Dukungan dari pemerintah daerah tidak berpengaruh pada nilai variabel dependen daya saing usaha. 3.12.3Uji R 2 Koefisien Determinasi Koefisien determinasi R 2 menurut Lubis dkk 2007 : 48 bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Pada penelitian ini koefisien determinasi menunjukkan besar kecilnya kontribusi variabel bebas sumber daya manusia, modal, pemasaran produk, dan Dukungan dari pemerintah Universitas Sumatera Utara daerah terhadap variabel terikat daya saing usaha, dimana 0 R 2 1.Bila nilai R 2 semakin mendekati nilai 1 maka menunjukkan semakin kuatnya hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat. Universitas Sumatera Utara

BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Kerajinan Rotan Di Kota Medan Kopinkra

Koperasi Industri dan Kerajinan Rotan Kopinkra dengan Badan Hukum : No. 173BHPADKWK.297 yang berlokasi pada jalan Titi Papan Gg Pertama No 15 K Medan. Berdiri sejak tahun ± 1970, pada saat itu anggota Koperasi Industri dan Kerajinan Rotan sekitar 15-20 orang, pertengahan tahun 1980 anggota meningkat hingga mencapai 80 orang, dan pada tahun 2000 hingga sekarang anggota berkurang menjadi 37 orang dan yang aktif hanya sekitar 30 orang pengrajin. a. Visi dari Koperasi Industri dan Kerajinan Rotan Medan Kopinkra Mari kita bangun atau jaga koperasi industri dan kerajinan rotan untuk kemajuan kita bersama, jadikanlah koperasi industri dan kerajinan rotan sebagai wadah menyatukan visi dan misi anggota pengrajin untuk mencapai tujuan kehidupan yang lebih sejahtera. Menurut Undang-Undang No 25 tahun 1992 pasal 3 tujuan koperasi Indonesia adalah Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang dasar 1945. 4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Analisis Deskriptif