BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Indeks Masa Tubuh
Indeks massa tubuh IMT adalah nilai yang diambil dari perhitungan antara berat badan BB dan tinggi badan TB seseorang. IMT dipercayai dapat
menjadi indikator atau mengambarkan kadar adipositas dalam tubuh seseorang. IMT tidak mengukur lemak tubuh secara langsung, tetapi penelitian
menunjukkan bahwa IMT berkorelasi dengan pengukuran secara langsung lemak tubuh seperti underwater weighing dan dual energi x - ray absorbtiometry
Grummer- Strawn LM et a l. , 2002. Indeks massa tubuh IMT atau Body Mass Index BMI merupakan
cara yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa, khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan obesitas. Berat
badan kurang dapat meningkatkan risiko terhadap penyakit infeksi, sedangkan berat badan lebih akan meningkatkan risiko terhadap penyakit degeneratif.
Oleh karena itu, mempertahankan berat badan normal memungkinkan seseorang dapat mencapai usia harapan hidup yang lebih panjang CDC, 2007.
Secara umum, IMT 25 ke atas membawa arti pada obes. Standar baru untuk IMT telah dipublikasikan pada tahun 1998 mengklasifikasikan BMI di,5
sebagai sangat kurus atau underweight, IMT melebihi 23 sebagai berat badan lebih atau overweight, dan IMT melebihi 25 sebagai obesitas. IMT yang ideal
bagi orang dewasa adalah diantara 18,5 sehingga 22,9 . Obesitas dikategorikan pada tiga tingkat: tingkat I 25- 29,9, tingkat II 30 - 40, dan tingkat III 40
CDC, 2002. Untuk kepentingan Indonesia, batas ambang dimodifikasi lagi berdasarkan
pengalaman klinis dan hasil penelitian di beberapa negara berkembang. Pada akhirnya diambil kesimpulan, batas ambang IMT untuk Indonesia adalah sebagai
berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1: Kategori Indeks Massa Tubuh IMT Centre for Obesity Research and Education
, 2007 IMT
KATEGORI 18,5
Berat badan kurang 18,5
– 22,9 Berat badan normal
≥23 Kelebihan berat badan
23 – 24,9
Beresiko menjadi obes 25
– 29,1 Obes tingkat I
≥30 Obes tingkat II
Untuk anak - anak dan remaja, intrepretasi IMT adalah spesifik mengikut usia dan jenis kelamin CDC, 2009. Jenis kelamin dan umur pada anak dan
remaja dipertimbangkan karena jumlah lemak tubuh yang berubah sesuai dengan umur dan jumlah lemak tubuh yang berbeda antara perempuan dan laki- laki
CDC, 2011. Setelah dilakukan pengukuran pada tinggi dan berat badan anak, maka kita dapat melakukan plot hasil IMT pada kurva CDC BMI- for- age
growth chart yang dibedakan berdasarkan jenis kelamin Gambar 2.1; Gambar
2.2 CDC, 2000 . Tabel 2.2 Kategori Status Berat dengan Jangkauan Persentil CDC,2011.
KATAGORI STATUS BERAT
Underweight persentil ke
– 5 Healthy weight
Persentil ke – 5 - persentil ke – 85
Overweight Persentil ke
– 85 - persentil ke – 95 Obesitas
≥ persentil ke – 95
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1 individual growth chart for boys CDC, 2000
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1 individual growth chart for girls CDC, 2000
Universitas Sumatera Utara
2.2 Obesitas