Variabel Komitmen Pemimpin Variabel Motivasi Kerja yang Tidak Berpengaruh Terhadap Kinerja

5.2.2. Variabel Komitmen Pemimpin

Analisis statistik regresi linier berganda menunjukkan bahwa komitmen pemimpin tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja perawat pelaksana di instalasi rawat inap rumah sakit ρ=0,556 α =0,05. Berdasarkan analisis Bivariat bahwa hubungan variabel komitmen pemimpin dengan kinerja perawat pelaksana di instalasi rawat inap rumah sakit menunjukkan hubungan yang kuat r= 0,526 dan berpola positif +, artinya semakin baik komitmen pemimpin maka semakin baik kinerja perawat pelaksana di instalasi rawat inap rumah sakit. Hasil berbeda diperlihatkan oleh penelitian Sitorus 2007, di RSU H.Adam Malik Medan, menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara komitmen pemimpin terhadap kinerja perawat di instalasi rawat inap. Hal ini juga berbeda dengan teori yang dikemukakan oleh Maslow dalam Ilyas 2001, yang memandang motivasi seseorang individu sebagai suatu urutan kebutuhan, khususnya komitmen pemimpin sesuai dengan kebutuhan sosial. Dalam bukunya Motivation and Personality dijelaskan tenaga kerja ingin diterima atasannya sense of belonging, dihargai sense of importance, diikutsertakan dalam kegiatan sense of participation dan berprestasi sense of achievement. Menurut Robbins 2003, mengatakan komitmen organisasi adalah suatu keadaan dimana seorang karyawan memihak pada kebijakan suatu organisasi yang tujuannya untuk memelihara produktifitas kerja anggota organisasi tersebut. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar komitmen pemimpin terhadap kinerja perawat pelaksana di instalasi rawat Inap rumah sakit termasuk dalam kategori sedang 73,5. Komitmen kepemimpinan merupakan faktor penting yang meneguhkan pemimpin dan orang yang dipimpin dalam suatu organisasi menjalani tanggung jawab kepemimpinan yang diembannya. Berdasarkan pengamatan dilapangan menunjukkan kurang adanya komitmen pemimpin terhadap perawat. Pimpinan kurang peduli dan perhatian terhadap keberadaan dan kepentingan perawat dimana diketahui bahwasanya perawat kurang memperoleh penjelasan tentang pekerjaan yang dilakukannya, perawat terkesan bekerja tanpa koordinir yang baik dari pimpinannya, tidak adanya kerjasama yang baik antara pimpinan dengan bawahan dimana sering terjadinya kesalahan komunikasi dalam melaksanakan pekerjaan serta kurang adanya penyelesaian yang baik atas masalah-masalah yang di hadapi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien. Kenyataannya tidaklah demikian, komitmen pemimpin bukanlah satu-satunya faktor yang dapat memengaruhi tingkat kinerja perawat. Tingkat keterampilan perawat dan teknologi yang digunakan adalah dua faktor penting lainnya yang memengaruhi kinerja perawat. Ditambah dengan jumlah perawat harus sesuai dengan standar ketenagaan yang ada dengan kondisi di lapangan sesungguhnya. Dengan demikian meskipun komitmen pemimpin kurang baik namun kenyataannya tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja perawat. Universitas Sumatera Utara Perawat sebagai sumber daya manusia dalam pemberian asuhan keperawatan merupakan unsur yang terpenting sehingga pemeliharaan hubungan yang kontinu dan serasi juga di instalasi rawat inap RSU IPI Medan menjadi sangat penting. Untuk itu pihak pimpinan perlu tetap mempertahankan dan meningkatkan komitmennya terhadap bawahannya. Pemeliharan hubungan dan komunikasi yang efektif sehingga berbagai hal yang menyangkut pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik dan akan menjadi lebih baik lagi di masa akan datang.

5.3. Kinerja Perawat Pelaksana di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit