Peramalan Produksi dan Konsumsi Ubi Jalar

5.3.2 Peramalan Produksi dan Konsumsi Ubi Jalar

Dari data-data Total Produksi dan Konsumsi Ubi Jalar di Sumatera Utara sepanjang tahun 1996-2010 yang telah tersaji sebelumnya, maka dapat diperoleh model trend linier untuk masing-masing item produksi dan konsumsi tersebut. Persamaanya yaitu sebagai berikut Lampiran 13. Untuk Total Produksi Ubi Jalar di Sumatera Utara. Persamaan tersebut berarti bahwa setiap pertambahan satu tahun menyebabkan produksi ubi jalar Sumatera Utara akan meningkat sebesar 1758,84 Ton. Dimana Y1 adalah produksi ubi jalar dan X adalah tahun dalam notasi 1,2..dst. Untuk Konsumsi Ubi Jalar di Sumatera Utara. Persamaan tersebut berarti bahwa setiap pertambahan satu tahun menyebabkan konsumsi ubi jalar Sumatera Utara akan menurun sebesar 1.604,02 Ton. Dimana Y2 adalah konsumsi ubi jalar dan X adalah tahun dalam notasi 1,2..dst. Tabel 15. Angka Ramalan Produksi dan Konsumsi Ubi Jalar Sumatera Utara 2015-2025 Tahun Produksi Ton Konsumsi Ton 2015 144.894,58 9.974,24 2016 146.653,42 8.370,22 2017 148.412,27 6.766,19 2018 150.171,11 5.162,12 2019 151.929,95 3.558,16 2020 153.688,79 1.954,14 Y1 = 123.788,47 + 1.758,84X Y2 = 29.222,48 – 1.604,02 X Universitas Sumatera Utara 2021 155.447,64 350,12 2022 157.206,48 -1.253,90 2023 158.965,32 -2.857.92 2024 160.724,17 -4.461,94 2025 162.483,01 -6.065,96 Sumber : Lampiran 13 Dari Tabel 15 tampak bahwa produksi ubi jalar Sumatera Utara hingga tahun 2025 akan terus mengalami peningkatan. Namun hal tersebut berbanding terbalik dengan konsumsi ubi jalar Sumatera Utara akan menurun hingga tahun 2025 dan mungkin dapat berlanjut hingga tahun- tahun selanjutnya bila dominasi konsumsi atas beras dan tepung terigu tetap bertahan di Sumatera Utara. Padahal sebenarnya, Indonesia memiliki berbagai jenis sumber bahan pangan karbohidrat dimana ubi jalar merupakan salah satu komoditi pangan yang dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan dan olahan setengah jadi berupa tepung. Gambar 12. Ramalan Forecasting Produksi dan Konsumsi Ubi Jalar di Sumatera Utara 2015-2025 -50000 50000 100000 150000 200000 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 T on Tahun Ramalan Produksi dan Konsumsi Ubi Jalar Ton Produks i Ubi Jalar Ton Universitas Sumatera Utara Pada Gambar 12 tampak untuk produksi dan konsumsi ubi jalar di Sumatera Utara hingga tahun 2025 menunjukkan bahwa produksi ubi jalar akan berada diatas konsumsi penduduk Sumatera Utara. Hal ini disebabkan bahwa sedikit masyarakat yang mengkonsumsi ubi jalar secara langsung, dikarenakan ubi jalar lebih banyak digunakan sebagai bahan pakan dan bahan baku industri-industri pengolahan. Sampai dengan tahun 2025, peningkatan proporsi penggunaan ubi jalar sebagai bahan baku pangan diperkirakan masih banyak dipengaruhi oleh peningkatan penduduk. Hal ini berimplikasi bahwa peluang diversifikasi menggunakan bahan baku ubi jalar masih memungkinkan untuk ditingkatkan, karena tingkat konsumsi per kapita masih rendah. Program diversifikasi pangan berbahan baku ubi jalar akan sangat bermanfaat untuk mengimbangi produksi ubi jalar yang diproyeksikan akan terus meningkat. Sejalan dengan program diversifikasi pangan lokal berbahan ubi jalar, pengembangan industri hilir berbahan baku ubi jalar yang mampu menciptakan nilai tambah domestik dan mengangkat citra ubi jalar menjadi produk olahan berprestise menjadi sangat penting, untuk mempersiapkan daya saing produk ubi jalar di pasar internasional. Sekitar 89 produksi ubi jalar di Indonesia digunakan untuk bahan pangan, namun masih terbatas pada jenis-jenis makanan tradisional yang Universitas Sumatera Utara citranya seringkali dianggap rendah. Diversifikasi ubi jalar bertujuan untuk memperluas pemanfaatannya, baik dari bahan segar maupun bahan antara, memperbaiki citra produknya, memberi nilai tambah sekaligus memacu pengembangan agroindustri. Penanganan pasca panen penentuan dan cara panen, penyimpanan segar yang tepat diperlukan untuk mendukung ketersediaan bahan baku ubi jalar yang mutu dan jumlahnya memadai. Dari hasil analisis yang telah dilakukan maka hipotesis 1 dapat diterima karena produksi dan konsumsi ubi kayu di Sumatera Utara 2015-2025 akan mengalami trend yang menaik. Hal tersebut dikarenakan semakin bertambahnya penduduk Sumatera Utara sehingga perlu diversifikasi pangan dengan bahan pangan ubi kayu yang dapat diolah menjadi beraneka ragam makanan dan semakin meningkatnya industri berbahan baku ubi kayu. Produksi masih dapat ditingkatkan sehingga selain dapat dikonsumsi dalam negeri juga dapat meningkatkan jumlah ekspor ke luar negeri yang lebih banyak dalam bentuk tapioka. Sedangkan hipotesis 2 tidak dapat diterima karena walapun produksi ubi jalar di Sumatera Utara 2015-2025 akan mengalami trend yang meningkat, namun tidak sama halnya untuk konsumsi ubi jalar karena konsumsi terhadap ubi jalar malah diproyeksikan menurun. Hal ini Universitas Sumatera Utara dikarenakan ubi jalar hanya dijadikan makanan tambahan sehingga perlunya pengolahan lebih lanjut terhadap komoditi ubi jalar serta kualitas ubi juga harus di perhatikan. Produksi yang tinggi saja tidak menjamin bahwa kebutuhan terhadap ubi jalar terpenuhi. Untuk industri, diperlukan ubi jalar dengan kualitas tertentu. K merupakan salah satu unsur hara yang juga dapat mempengaruhi kualitas ubi jalar. Kadar bahan kering digunakan sebagai salah satu indikasi mutu ubi jalar. Kadar bahan kering berkorelasi positif dengan kadar pati pada umur tertentu. Rasa enak umbi merupakan indikator bahwa kadar bahan kering dan pati pada umbi adalah tinggi. Konsumsi ubi jalar yang diproyeksikan semakin menurun tidak sebanding dengan manfaat yang terkandung dalam ubi jalar. Sebagian besar serat ubi jalar merah merupakan serat laut, yang menyerap kelebihan lemak atau kolesterol darah, sehingga kadar lemak atau kolesterol dalam darah tetap aman terkendali. Serat alami oligosakarida yang tersimpan dalam ubi jalar ini sekarang menjadi komoditas bernilai dalam pemerkayaan produk pangan olahan, seperti susu. Selain mencegah sembelit, oligosakarida memudahkan buang angin. Hanya pada orang yang sangat sensitif oligosakarida mengakibatkan kembung. Kandungan serat berfungsi sebagai komponen non gizi ini, juga bermanfaat bagi keseimbangan flora Universitas Sumatera Utara usus dan prebiotik, merangsang pertumbuhan bakteri yang baik bagi usus sehingga penyerapan zat gizi menjadi lebih baik dan usus lebih bersih. Selain itu, ubi jalar merupakan umbi-umbian yang mudah ditemui di tanah air, tanpa mengenal musim. Ubi jalar sebaiknya diberikan pada anak terutama balita, karena ubi jalar dapat mengurangi resiko kebutaan pada anak. Dan semakin baik bila ubi jalar dikukus, disantap dengan kulitnya karena asupan seratnya lebih banyak. Dari hasil proyeksi tersebut juga dapat dilihat bahwa untuk tahun-tahun mendatang, besar pertambahan produksi ubi kayu akan lebih tinggi dari pada ubi jalar yang dapat dilihat dari koefisien regresi X untuk produksi ubi kayu lebih besar dibandingkan dengan produksi ubi jalar dengan selisih sebesar 25.805,39 Ton per tahun. Begitu juga dengan pertambahan konsumsi ubi kayu akan tetap lebih tinggi dari pada konsumsi ubi jalar yang dapat dilihat dari koefisien regresi X untuk konsumsi ubi kayu yang lebih besar dibandingkan dengan ubi jalar yakni dengan selisih sebesar 5.952,31 Ton per tahun.

5.4 Alternatif Kebijakan Untuk Meningkatkan Diversifikasi Pangan