Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel

35 elemen dari hal perusahaan mekanisme corporate governance yang akan diteliti adalah komisaris independen dan adanya variabel independen tambahan yaitu Profitabilitas, Tingkat Hutang, Intensitas Aset Tetap dan Intensitas Persediaan.

3.3 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Dalam penelitian ini, telah dirumuskan beberapa hipotesis, untuk mendukung hipotesis yang dibuat, maka diperlukan tujuh variabel. Yaitu lima variabel independen dan satu variabel dependen. Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lain baik secara positif maupun negatif Sekaran, 2007. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Komisaris Independen X1, Tingkat Hutang X2, Profitabilitas X3, Intensitas Aset Tetap X4, dan Intensitas Persediaan X5. Variabel dependen dijelaskan oleh Sekaran 2007 merupakan variabel yang menjadi perhatian utama peneliti. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Effective Tax Rate ETR. Definisi operasional dari masing-masing variabel tersebut akan dijelaskan sebagai berikut: 1.Effective Tax Rate ETR Effective tax rate semakin baik apabila nilai effective tax rate semakin rendah. Deviani [12]dalam penelitiannya membedakan beban pajak perusahaan atas beban pajak kini dan beban pajak tangguhan. Beban pajak tangguhan mencerminkan besarnya beda waktu yang dikalikan dengan suatu tarif pajak marginal. Beban pajak tangguhan ini muncul karena adanya perbedaan waktu 36 pengakuan penghasilan menurut akuntansi dan pajak. Beban pajak kini mencerminkan adanya perbedaan waktu dan perbedaan tetap sebagai akibat adanya perbedaan aturan perpajakan dengan standar akuntansi. Price waterhouse CooperPWC merumuskan tarif pajak efektif sebagai total pajak terutang dibagi dengan penghasilan sebelum pajak. Total pajak penghasilan terutang merupakan beban pajak yang dibayarkan pada tahun berjalan. Menurut Rodriguez dan Arias 2012 effective tax rate dapat dihitung dari beban pajak kini dibagi dengan laba sebelum pajak. Digunakan beban pajak kini karena dengan beban pajak kini dimungkinkan untuk melakukan pemilihan kebijakan-kebiajakan yang terkait dengan perpajakan akuntansi sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut: Beban Pajak Penghasilan Tarif Pajak Efektif = Laba Sebelum Pajak

2. Komisaris Independen

Komisaris independen merupakan komisaris yang berasal dari luar perusahaan yang tidak mempunyai saham dalam perusahaan, dan tidak mempunyai hubungan baik langsung maupun tidak langsung berkaitan dengan kegiatan perusahaan. Variabel ini diukur dengan membagi jumlah komisaris independen dengan jumlah jumlah dewan komisaris Bakri, 2008 Jumlah Komisaris Independen KOMISARIS INDEPENDEN = Jumlah Dewan Komisaris 37

3. Tingkat Hutang Perusahaan

Definisi hutang adalah salah satu sumber pendanaan yang dapat digunakan perusahaan untuk membiayai pengeluarannya. Rasio hutang digunakan untuk menggambarkan total aset perusahaan yang dibiayai oleh hutang. Hutang dalam penelitian ini di proxy dengan rasio hutang perusahaan. Rasio hutang dapat dihitung dengan cara membandingkan nilai buku seluruh hutang debt = D dibagi dengan total aktiva. Berdasarkan penjelasan diatas, maka pengukuran tingkat hutang perusahaan dapat diukur dengan cara: Total Hutang RASIO HUTANG = Total Aset Total hutang yang digunakan untuk menghitung rasio hutang adalah total hutang perusahaan yang tertera dalam neraca baik hutang jangka pendek dan jangka panjang. Total aset yang digunakan adalah total aset perusahaan baik aset lancar maupun aset tidak lancar sesuai dengan yang tertera dalam neraca keuangan perusahaan.

4. Profitabilitas

Definisi profitabilitas adalah ukuran untuk menilai efisiensi penggunaan modal dalam suatu perusahaan dengan membandingkan antara modal yang digunakan dengan laba operasi yang dicapai. Penelitian ini menggunakan proxy rasio return on aset ROA untuk mengukur profitabilitas perusahaan. Profitabilitas perusahaan dapat dihitung dengan cara: 38 Laba Sebelum Pajak ROA = Total Aset Laba sebelum pajak yang digunakan dalam penghitungan rasio ROA adalah laba sebelum pajak yang tercantum dalam laporan labarugi perusahaan. Untuk total aset, digunakan total aset baik aset lancar maupun aset tidak lancar yang tercantum dalam neraca. Dasar penggunaan laba sebelum pajak yang digunakan untuk menghitung ROA adalah karena dengan menggunakan laba sebelum pajak, dapat diketahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang berasal dari aktivitas operasi tanpa terpengaruh keputusan investasi dan pajak.

5. Intensitas Aset Tetap

Definisi intensitas aset tetap adalah gambaran besarnya aset tetap yang dimiliki oleh perusahaan. Penelitian ini menggunakan proxy intensitas aset tetap untuk menggambarkan intensitas aset tetap perusahaan. Intensitas aset tetap perusahaan dalam penelitian ini dapat dihitung dengan cara total aset tetap yang dimiliki perusahaan dibandingkan dengan total aset perusahaan, atau dapat dirumuskan sebagai berikut: Total Aset Tetap INTENSITAS ASET TETAP = Total Aset Total aset tetap adalah jumlah aset tetap yang dimiliki oleh perusahaan yang tercantum dalam neraca mencakup tanah, bangunan dan peralatan. Total aset dalam penghitungan intensitas aset tetap menggunakan nilai total aset perusahaan 39 yang tercantum dalam neraca perusahaan.

6. Intensitas Persediaan

Intensitas persediaan merupakan cerminan dari seberapa besar perusahaan berinvestasi terhadap persediaan yang ada dalam perusahaan. Variabel intensitas aset tetap menggunakan proxy rasio intensitas persediaan. Rasio Intensitas persediaan dapat dihitung dengan cara nilai persediaan yang ada dalam perusahaan dibandingkan dengan total aset perusahaan. Melalui penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa intensitas persediaan dapat diukur dengan cara: Persediaan INTENSITAS PERSEDIAAN = Total Aset Total aset dalam penghitungan intensitas persediaan menggunakan nilai total aset perusahaan yang tercantum dalam neraca perusahaan. Persediaan yang digunakan dalam penghitungan adalah persediaan yang tercantum dalam neraca.

3.4 Populasi Dan Sampel

Dokumen yang terkait

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE, PROFITABILITAS, INTENSITAS ASET TETAP, INTENSITAS PERSEDIAAN DAN KOMISARIS INDEPENDEN TERHADAP EFFECTIVE TAX RATE (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014)

12 65 144

PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY, PROFITABILITAS, KOMISARIS INDEPENDEN, DAN RASIO TOBIN Q TERHADAP TAX AVOIDANCE PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 4 37

ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE, INTENSITAS MODAL, INTENSITAS PERSEDIAAN, DAN REFORMASI PERPAJAKAN TERHADAP EFFECTIVE TAX RATE DI PERUSAHAAN INDUSTRI DAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2006 – 2011.

0 0 19

ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE, INTENSITAS MODAL, INTENSITAS PERSEDIAAN, DAN REFORMASI PERPAJAKAN TERHADAP EFFECTIVE TAX RATE DI PERUSAHAAN INDUSTRI DAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2006 – 2011.

0 1 26

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian - PENGARUH UKURAN PERUSAHAN, LEVERAGE, INTENSITAS MODAL, INTENSITAS PERSEDIAAN, DAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN TERHADAP EFFECTIVE TAX RATE PERUSAHAAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDO

0 1 16

PENGARUH INTENSITAS ASET TETAP DAN TINGKAT HUTANG PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN PAJAK PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 2 13

Pengaruh Profitabilitas Terhadap Effective Tax Rate Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia - Ubharajaya Repository

0 0 15

BAB I - Pengaruh Profitabilitas Terhadap Effective Tax Rate Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia - Ubharajaya Repository

0 0 7

PENGARUH LEVERAGE, PROFITABILITAS, INTENSITAS ASET TETAP, INTENSITAS PERSEDIAAN TERHADAP TAX AVOIDANCE (Studi Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI Periode 2011-2015)

0 0 14

HALAMAN JUDUL - PENGARUH LEVERAGE, INTENSITAS ASET TETAP, UKURAN PERUSAHAAN, KONEKSI POLITIK DAN PROFITABILITAS TERHADAP TAX AVOIDANCE PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA - Eprints UPN "Veteran" Yogyakarta

0 0 17