Efisiensi Kepuasan Kerja Konsep Efektivitas Organisasi

yang selalu berpandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari kemarin. Dengan demikian maka indikator dari sub variabel produktivitas adalah: 1. Program Pembangunan yang dilaksanakan 2. Kualitas pelayanan yang diberikan 3. Mampu memperbaiki hasil kerjanya

2.3.3. Efisiensi

Menurut Steers dalam Yamin 1985:156 bahwa “Efektivitas organisasi dapat diukur dengan efisiensi dan efektivitas, baik internal maupun eksternal. Dengan demikian salah satu indikator untuk mengukur efektivitas organisasi pemerintah daerah adalah efisiensi.” Umar 2003:10 menyatakan bahwa “Efisiensi merupakan suatu ukuran dalam membandingkan input yang direncanakan dengan input yang sebenarnya. Apabila input yang sebenarnya digunakan semakin besar penghematannya, maka tingkat efisiensi semakin tinggi. Tetapi semakin kecil input yang dapat dihemat akan semakin rendah tingkat efisiensinya.” Etzioni dalam Suryatin 1982:55 mengemukakan bahwa “Efisiensi menunjukkan banyaknya input atau sumber yang diperlukan oleh organisasi untuk menghasilkan satu satuan output”. Dapat dikatakan organisasi pemerintah daerah yang efisien, cpabila suatu organisasi pemerintah daerah mampu menghasilkan satu- satuan out put dengan menggunakan sumber yang jumlahnya lebih sedikit dari yang digunakan oleh organisasi lainnya. Sri Imbang Jaya Putra: Analisis Pemberdayaan Dan Kualitas Sumberdaya Aparatur Serta Pengaruhnya Terhadap Efektivitas Organisasi Di Kecamatan Tebing Tinggi Kota, 2008. USU e-Repository © 2008 Bertolak dari beberapa pendapat di atas, maka yag dimaksud dengan Efisiensi adalah melaksanakan suatu pekerjaan dengan menggunakan gerakan, usaha, sumber daya, dana, waktu, sarana dan prasarana yang sedikit mungkin yang digunakan dalam menghasilkan barang atau jasa tertentu. Dengan demikian indikator dari sub variabel efisiensi adalah : 1. Menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktunya. 2. Jumlah aparatur Pemda dan biaya yang dibutuhkan. 3. Berusaha menggunakan sarana dan prasarana sebaik mungkin.

2.3.4. Kepuasan Kerja

Pembahasan mengenai kepuasan kerja perlu didahului oleh penegasan bahwa masalah kepuasan kerja bukanlah hal yang sederhana, baik dalam arti konsepnya maupun dalam arti analisisnya, karena kepuasan mempunyai konotasi yang beraneka ragam. Hasibuan 1997: 295 mengemukakan bahwa “Pemahaman kepuasan kerja dapat terwujud apabila analisis tentang kepuasan kerja dikaitkan dengan prestasi kerja, tingkat kemangkiran, keinginan pindah, usia pekerjaan, tingkat jabatan dan besar kecilnya organisasi”. Menurut Handoko dan As’ad dalam Umar 2003: 36 bahwa “kepuasan kerja merupakan penilaian atau cerminan dari perasaan pekerja terhadap pekerjaannya dan segala sesuatu yang dihadapi lingkungan kerjanya”. Faktor-faktor yang dapat menimbulkan kepuasan kerja seseorang menurut Rivai 2003:248 adalah: 1. Kedudukan Sri Imbang Jaya Putra: Analisis Pemberdayaan Dan Kualitas Sumberdaya Aparatur Serta Pengaruhnya Terhadap Efektivitas Organisasi Di Kecamatan Tebing Tinggi Kota, 2008. USU e-Repository © 2008 2. Pangkat dan jabatan 3. Masalah umur 4. Jaminan finansial dan jaminan sosial 5. Mutu pengawasan Bertolak dari beberapa pendapat di atas, maka yang dimaksud dengan kepuasan kerja adalah sikap emosional yang ditandai dengan penilaian atau cerminan dari perasaan pekerja terhadap seberapa jauh pekerjaanya secara keseluruhan memuaskan kebutuhannya. Dengan demikian indikator dari sub variabel kepuasan kerja adalah: 1. Prestasi kerja yang dicapai 2. Balas jasa yang adil dan layak 3. Suasana dan lingkungan kerja yang kondusif. Sri Imbang Jaya Putra: Analisis Pemberdayaan Dan Kualitas Sumberdaya Aparatur Serta Pengaruhnya Terhadap Efektivitas Organisasi Di Kecamatan Tebing Tinggi Kota, 2008. USU e-Repository © 2008

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif, yakni dengan memusatkan perhatian pada masalah-masalah atau fenomena-fenomena yang ada pada saat penelitian dilakukan serta menggambarkan fakta-fakta tentang masalah-masalah yang diselidiki sebagaimana adanya, diiringi dengan interpretasi rasional yang kuat Hadari, 1990:64. Dengan demikian penelitian ini menggambarkan dan menjelaskan keadaan dari objek penelitian berdasarkan data dan fakta sebagaimana adanya. Hasil penelitian ini akan diklasifikasikan dan dibuat dalam bentuk tabel frekuensi kuantitatif dan dibantu dengan data kualitatif kemudian diinterpretasikan dan dianalisis.

3.2. Variabel Penelitian, Operasionalisasi Variabel.

Berdasarkan permasalahan dan kerangka pemikiran penelitian yang telah dikemukakan tadi, maka penulis menentukan variabel penelitian sebagai berikut :

1. Pemberdayaan Aparatur.

Pemberdayaan aparatur adalah pemberian tanggung jawab dan wewenang kepada aparatur dalam pengambilan keputusan untuk mencapai tujuan organisasi.

2. Kualitas Sumber Daya Aparatur.

Kualitas Sumber Daya Aparatur adalah tingkat pendidikan dan pelatihan, pengalaman, kinerja yang dimiliki oleh aparatur dalam melaksanakan aktivitas- 36 Sri Imbang Jaya Putra: Analisis Pemberdayaan Dan Kualitas Sumberdaya Aparatur Serta Pengaruhnya Terhadap Efektivitas Organisasi Di Kecamatan Tebing Tinggi Kota, 2008. USU e-Repository © 2008